Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Anita
2. Annisa Fitri
3. Fajariatur Raudhah
4. Febi Marliza
5. Jamiatul Hasanah Hsb
6. Nadhifa Tulkhairat
7. Sri Windar Ningsih
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah
Aqidah Akhlak
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Matematika
Uin Suska Riau
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Akidah Akhlak dengan judul kebebasan dan tanggung
jawab dalam islam.
Pada kesempatan ini penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan karena adanya bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
izinkanlah penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Sariah, Dra., Hj.,M.Pd..
sebagai dosen pengampu mata kuliah Akidah Akhlak, serta kedua orang tua yang selalu
memberikan dukungan dan bimbingan dan teman-teman yang berpatisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………….. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………….. 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
A. Apa pengertian kebebasan dan tanggung jawab dalam islam?............................ 5
B. Apa bentuk dan konsep-konsep kebebasan dan tanggung jawab dalam islam?... 8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………….. 17
B. Saran………………………………………………………………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia yang lahir ke dunia ini memiliki tujuan dan fungsi. Alam yang indah dan
besar ini diciptakan oleh allah untuk dinikmati oleh manusia. Apa yang ada baik itu
hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Karena allah ingin menjadikan manusia
sebagai khilafah dan membawa amanah yang besar dari-Nya.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah ini tidak bisa dipungkiri akan
adanya kesalahan dan kelalaian yang itu semua sudah ketetapannya. Maka Allah swt
dengan keterangan dan aturannya yang diajarkan dan dibawakan oleh utusannya
memberitahukan akan balasan yang kita terima setelah kita melakukan sesuatu hal. Apa
itu baik dan buruk tergantung sampai mana petunjuk yang ia peroleh. Oleh sebab itu
Allah swt memberikan kepada kita kebebasan sekaligus tanggung jawab yang jelas
dalam menjalani hidup ini. Sebab apabila tanpa itu akan terjadi kekacauan dan
kerusuhan setiap saatnya. Dan dalam makalah ini akan dibahas sedikit mengenai
kebebasan dan kewajiban dalam konsep Islam.
B. Rumusan Masalah
2. Apa bentuk dan konsep-konsep dari kebebasan dan tanggung jawab dalamm Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kebebasan dan tanggung jawab dalam konsep
Islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Kebebasan dan Tanggung Jawab dalam Islam
1. Kebebasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kebebasan merupakan kata dasar dari
bebas yang artinya lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dsb sehingga dapat
bergerak, berbicara, berbuat, dsb dng leluasa): lepas dr (kewajiban, tuntutan,
perasaan takut, dsb): tidak dikenakan (pajak, hukuman, dsb): tidak terikat atau
terbatas oleh aturan dsb: merdeka (tidak dijajah, diperintah, atau tidak dipengaruhi
oleh negara lain atau kekuasaan asing): tidak terdapat (didapati) lagi. Dan kebebasan
adalah keadaan bebas: kemerdekaan.
Tidak dipaksa atau terikat untuk memuat sesuatu yang tidka akan dipilihnya
sendiri ataupun dicegah dari berbuatapa yang dipilihnya sendiri, oleh kehendak
orang lain, Negara atau kekuasaan apapun.
Meskipun demikian, intuisi ini hanya dapat berlangsung pada saat manusia
mengambil keputusan. kegiatan pengambil keputusan ini manusia “Aku” harus
memutuskannya, keputusan itu bukan karena intuisi agama menghendakinya, atau
rasionalitas yang menghendakinya, bahkan Tuhan sekalipun, melainkan aku yang
menghendakinya. Artinya kebebasan manusia dalam menentukan sikap manusia
secara pribadi itu mutlak.
5
Kebebasan manusia menurut Muhammad Iqbal, terkait dengan bertitik tolak
pada konsep ego. Bahwa manusia merupakan kesatuan jiwa dan tubuh yang sering
disebut dengan “diri”, sedang identitas manusia ada pada individualitas yang
mempunyai kesadaran dan kebebasan.
2. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas'uliyyah.
Tanggung jawab artinya ialah bahwa setiap manusia apapun statusnya pertama
harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam berperilaku,
bertutur kata, dan merencanakan sesuatu. Apakah perilaku itu berlandaskan akal
sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan diri, hawa nafsu, dan ambisi
pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hati nuraninya dan merespon panggilan
jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa bertanggungjawab kepada yang lain.
6
Allah SWT berfirman;
Mata, telinga, kalbu semua ini adalah sarana yang telah dianugerahkan Allah SWT
dan kelak akan diminta pertanggungjawabannya. Kita semua harus
bertanggungjawab atas apa yang telah kita lihat dengan mata kita; apakah kita
melihat? Apakah kita cermat? Apakah kita ingin untuk melihat? Apakah kita ingin
untuk mendengar? Apakah kita berniat mengambil keputusan dan
mengimplementasikannya? Semua ini adalah tanggung jawab.
Artinya:
Akan tetapi perbuatan individu itu merupakan suatu gerakan yang dilakukan
seorang pada waktu, tempat dan kondisi-kondisi tertentu yang mungkin bisa
meninggalkan bekas atau pengaruh pada orang lain.”
B. Konsep-Konsep Serta Bentuk Kebebasan dan Tanggung Jawab dalam Pemikiran Islam
7
1. Konsep Kebebasan dalam Pemikiran Islam
َ َارا أَ َح
اط ِب ِه ْم ُس َرا ِد ُق َها ً ِين ن َّ ِن َو َم ْن َشا َء َفلْ َي ْك ُف ْر إِنَّا أَ ْع َت ْدنَا ل
َ ِلظالِم ْ ِن َربِّ ُك ْم َف َم ْن َشا َء َفلْي
ْ ُؤم ْ َو ُق ِل الْ َح ُّق م
Artinya:
ير
ٌص َ َُما ِش ْئتُ ْم إِنَّ ُه ِب َما َت ْع َمل
ِ ون َب
Artinya:
Artinya:
“Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal
kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada
peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?"
Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu”.
Dalam soal kebebasan manusia, terdapat dua paham radikal yang saling
bertentangan, yakni Qodariyyah dan Jabariyyah. Istilah Qodariyyah berasal dari
8
kata Qodar yang berarti ketetapan, hukum, ketentuan, ukuran, dan kekuatan;
juga berarti apa yang dikehendaki Allah atas hamba-Nya dan ketergantungan
kepada sesuatu pada waktunya. Namun, istilah qodar juga berarti
ketergantungan perbuatan hamba pada kekuatannya sendiri. Karena itu,
Mu’tazilah dianggap berpaham Qodariyyah karena mereka berkeyakinan bahwa
setiap orang adalah pelaku bagi perbuatannya sendiri. Namun, al-Syahrastani
berpendapat bahwa Mu’tazilah sendiri menolak sebutan Qodariyyah yang
disandarkan kepada mereka. Mereka menganggap bahwa sebutan itu cocok bagi
mereka yang percaya pada qodar (takdir) Allah. Maka, kemungkinan besar
bahwa istilah qodariyyah itu diberikan oleh lawan-lawannya, misalnya al-Asy’ari
memakai istilah itu untuk menyebut kaum Mu’tazilah.
Di sisi lain, Jabariyyah adalah paham yang berpendapat bahwa manusia itu lemah
dan bahwa setiap yang terjadi pada diri manusia telah ditentukan oleh Allah
sejak zaman azali. Jadi, manusia tidak bebas untuk memilih untuk berbuat atau
menghindar dari suatu perbuatan. Paham Jabariyyah dibawa oleh Jahm ibn
Shafwan yang berpendapat bahwa manusia tidak punya daya dalam berikhtiar
dalam perbuatannya sendiri.
Kaum Asy’ariyyah dengan corak jabariyyah memandang manusia itu lemah dan
karena itu manusia bergantung sepenuhnya kepada kehendak Allah. Bagi
Asy’ariyyah, Allah adalah pencipta segala sesuatu, tak ada pencipta selain Dia.
Dengan demikian, al-Asy’ari berpendapat bahwa segenap perbuatan manusia
adalah ciptaan Allah.
9
mewujudkannya. Dalam melakukan perbuatannya manusia memiliki daya, dan
dengan daya itulah manusia bebas berikhtiar dalam berbuat.
Selain itu kebebasan itu meliputi segala macam kegiatan manusia, yaitu kegiatan
yang disadari, disengaja dan dilakukan demi suatu tujuan yang selanjutnya
disebut tindakan. Namun bersamaan dengan itu manusia juga memiliki
keterbatasan atau dipaksa menerima apa adanya. Misalnya keterbatasan dalam
menentukan jenis kelaminnya, keterbatasan kesukuan kita, keterbatasan asal
keturunan kita, bentuk tubuh kita, dan sebagainya. Namun keterbatasan yang
demikian itu sifatnya fisik, dan tidak membatasi kebebasan yang bersifatnya
rohaniah. Dengan demikaian keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak
mengurangi kebebasan kita.
Ada enam macam konsep kemerdekaan atau kebebasan dalam Islam, yaitu:
a. Kemerdekaan Beragama
Islam memberikan hak penuh kepada semua orang untuk kehidupan rumah
tangganya. Jangan sampai kebebasan itu diganggu orang lain. Al-Qur'an
memerintahkan, setiap orang yang mau masuk rumah orang lain, harus
meminta izin terlebih dahulu. Sebagaimana sabda Nabi: "Siapa yang melihat-
lihat ke dalam rumah orang lain tanpa minta izin, kemudian yang mempunyai
10
rumah marah dan melukai matanya, maka dia tidak dikenakan diyat
(hukuman ganti rugi)".
Firman Allah dalam al-Qur'an yang artinya: "Aktiflah dalam kegiatan dimana
saja di atas bumi, dan carilah rizki Tuhan (fadlollah)". Yang mana pada intinya,
manusia mempunyai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari
apa-apa yang ada di bumi. Hal tersebut juga pernah dilakukan oleh Nabi
dengan pernah mencarikan kapak dan tali untuk seorang yang inigin bekerja
mencari kayu bakar.
f. Kemerdekaan Berpolitik
Prinsip Islam menetapkan bahwa Kepala Negara adalah dipilih melalui baiat
para ahlul halli wal aqdi. Dan rakyat memperoleh hak mengemukakan
pendapat yang dirasa benar. Sebagaimana sebuah hadits yang artinya:
11
"Katakan yang benar, meskipun dihadapan penguasa yang zalim" dan
"Urusan mereka dimusyawarahkan antara mereka".
12
Ketiga, kebebasan moral dalam arti luas berarti tidak adanya macam-macam
ancaman, tekanan, larangan dan lain desakan yang tidak sampai berupa paksaan
fisik. Dan dalam arti sempit berarti tidak adanya kewajiban, yaitu kebebasan
berbuat apabila terdapat kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak.
ٌّ ان إِنَّ ُه لَ ُك ْم َعد َ الشي ِ ِما َر َز َق ُك ُم اهَّللُ َواَل َتتَّ ِب ُعوا ُخ ُط َو
َّ ات َّ ام َح ُمولَ ًة َو َف ْر ًشا ُكلُوا م َ َوم َ أْل
ٌ ُو ُم ِب
ين ِ ْط ِ ِن ا ْن َع
b. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
13
Makna dalil diatas, seseorang manusia harus mampu menjaga keluarganya
dari ancaman api neraka. Dengan begitu sungguh besar tanggung jawab dari
anggota keluarga itu.
Kehidupan seorang manusia akan terasa hampa jika tidak ada orang lain yang
dapat membantu, menolong dan menghibur. Antara individu dengna individu
lain hendaknya terjalin komunikasi dan hubungan kebutuhan.
ون
َ ِح َ وف َو َي ْن َه ْو َن َع ِن الْ ُم ْن َك ِر َوأُولَئ
ُ ِك ُه ُم الْ ُم ْفل َ ْر َو َي ْأ ُم ُر
ِ ون ِبالْ َم ْع ُر ِ ون إِلَى الْ َخي ُ َولْ َت ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّم ٌة َيد
َ ْع
Pada hakikatnya suatu lingkungan yang aman, tentram dan damai didukung
oleh keadaan masyarakat dan jiwa individu yang ada dalam masyarakat
tersebut. Setiap individu harus sadar bahwa lingkungan sekitar harus tetap
dijaga kestabilannya. Dengan demikian memelihara lingkungan sekitarnya
menunjukkan adanya rasa tanggung jawab seseorang pada lingkungannya..
Dalam hal ini pengertian lingkungan bukan hanya masyarakatnya saja tetepi
semua unsur-unsur yang mencakup didalam lingkungan itu. Dan Allah telah
memelihara dan merawat lingkungan dan alam ini, namun manusialah yang
membuat itu semua rusak. Hal ini dalam dicantumkan al Quran surat Ar
Ruum ayat 14
a. Setiap orang akan diadili sendiri-sendiri di Hari Kiamat kelak, dan bahkan ini
pun akan dialami oleh para nabi dan keluarga-keluarga yang paling mereka
cintai sekalipun. Tidak ada satu cara pun bagi seseorang untuk melenyapkan
perbuatan-perbuatan jahatnya kecuali dengan memohon ampunan Allah dan
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik (amal salih).
b. Sama sekali tidak ada konsep Dosa Warisan, (dan karena itu) tidak ada
seorang pun bertanggung jawab atas kesalahan-kesalahan orang lain, dan
tidak pembaptisan dan juga tidak ada bangsa pilihan (Tuhan).
15
e. Islam telah sempurna dengan berakhirnya wahyu yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW hingga saat wafatnya. Tidak ada seorang pun
dibenarkan menambah, mengurangi atau mengubahnya, walau hanya satu
pernyataan saja. Setiap pemahaman deduktif dari, penafsiran atau
penerapan suatu teks Al-Qur’an atau Sunnah hanyalah sekedar pemahaman
perorangan yang boleh jadi berbeda-beda, dan tidak ada seorang pun
diantara mereka berhak memaksakan berlakunya pemahamannya itu kepada
orang lain.
Tanggung jawab Muslim yang sempurna ini tentu saja didasarkan atas cakupan
kebebasan yang luas, yang dimulai dari kebebasan untuk memilih keyakinan dan
berakhir dengan keputusan yang paling tegas yang perlu diambilnya. Karena
kebebasan itu merupakan kembaran dari tanggung jawab, maka bila yang
disebut belakangan itu semakin ditekankan berarti pada saat yang sama yang
disebut pertama pun mesti mendapatkan tekanan lebih besar.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mengukirperadaban.com/2015/06/makalah-kebebasan-dan
tanggungjawab.html?m=1
18