Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AKUNTANSI SYARIAH

Mata Kuliah : Tafsir Ayat Ekonomi


Dosen Pengampu : Bpk.Burhanudin M.Pd

Kelompok 5
Melhana 2251030075
Nur Husna Salsabila 2251030085
Rendy Ilham Pangestu 2251030236

KEKAS C ANGKATAN 2022


JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga tugas penulisan makalah mata kuliah Tauhid/ Ilmu Kalam dapat

diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita

Nabi besar Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya di dunia dan di

yaumul qiyamah nanti.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Khoirunnisa selaku dosen pengampu

dalam mata kuliah Tauhid/ Ilmu Kalam yang telah membantu dalam penyusunan makalah.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid/ Ilmu Kalam. Selain itu, tugas

makalah ini bertujuan untuk menambahkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang materi

sejarah pertumbuhan ilmu tauhid dan semoga kami berharap pembaca maupun pendengar

mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian

isi. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun motivasi yang menjadikan evaluasi bagi

kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah

ini, kami memohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini

dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, 3 Maret 2023


Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….... iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………....1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...2

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………...3

A. prinsip dasar transaksi keuangan………………………………………………………..4


B. laporan akuntansi bernilai kebeneran…………………………………………………...4
C. pola laporan akuntansi terperinci dan teliti……………………………………………..5
D. publikasi laporan untuk horizontal dan vertical………………………………………...5
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………..12

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………12

B. Saran …………………………………………………………………………………..13

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………...14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Al-Hadis membantu
manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan dengan pengakuan,
pengukuran dan pencatatan transaksi dan pengungkapan hak-hak dan kewajiban-kewajiban
secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban itu timbul karena manusia ditugaskan oleh Allah
SWT untuk mengelola bumi secara amanah. Sehingga akuntansi sesungguhnya adalah alat
pertanggung jawaban kepada Sang Pencipta dan sesama makhluk, yang digunakan oleh manusia
untuk mencapai kodratnya sebagai khalifah. Dengan perkembangan lembaga keuangan Islam,
Pernyataan wacana Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) juga dikembangkan. benda Hal ini
relevan karena keberadaan institusi atau perusahaan tidak akan terpisah Proses pencatatan
akuntansi. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki kewajiban Mencatat aktivitas akuntansi
yang terjadi Perusahaan selanjutnya mengusulkan persiapan dan Perkenalkan laporan keuangan
kepada pengguna.
Fungsi bank syariah antara lain menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat, dimana penyaluran dana ini terdiri dari berbagai bentuk produk banksyariah di
antaranya adalah produk pendanaan, produk pembiayaan, produk jasaperbankan, dan produk
social. Dalam melaksanakan kegiatan penghimpunan dana, bank syariah menerima simpanan
dari masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud prinsip dasar transaksi keuangan syariah ?
b) Bagaimana laporan akuntansi bernilai kebeneran ?
c) Apa yang dimaksud pola laporan akuntansi terperinci dan teliti ?
d) Bagaimana publikasi laporan untuk horizontal dan vertikal ?

1.3 TUJUAN
a) Mengetahui prinsip dasar transaksi keuangan syariah
b) Mengetahui laporan akuntansi bernilai kebenaran
c) Mengetahui pola laporan akuntansi terperinci dan teliti
d) Mengetahui publikasi laporan untuk horizontal dan vertical
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prinsip Dasar Transaksi Keuangan Syariah


Keuangan syariah adalah salah satu sistem manajemen keuangan yang menggunakan
prinsip dan dasar hukum Islam sebagai pedomannya.Prinsip dan dasar hukum Islam tidak hanya
diaplikasikan pada sistem, tetapi juga berlaku pada lembaga penyelenggara keuangan, termasuk
produk-produk yang ditawarkannya.Sebagai sebuah sistem manajemen keuangan, tujuannya
adalah mengalihkan dana nasabah yang tersimpan di lembaga penyelenggara keuangan kepada
pengguna dana.Secara prinsip keuangan, hal ini tidak berbeda jauh dengan manajemen keuangan
konvensional. Namun, tentu saja dalam beberapa hal, keuangan berbasis syariat berbeda dengan
konvensional.Keuangan syariah semakin diminati masyarakat Indonesia. Hal itu terbukti dengan
data OJK yang mencatat aset keuangan berbasis syariat di Indonesia mencapai Rp1.836 triliun
per Februari 2021. Total aset tersebut meningkat dibandingkan Desember 2020 yang mencapai
Rp1.803 triliun.
Keuangan syariah adalah salah satu sistem manajemen keuangan yang menggunakan
prinsip dan dasar hukum Islam sebagai pedomannya.Prinsip dan dasar hukum Islam tidak hanya
diaplikasikan pada sistem, tetapi juga berlaku pada lembaga penyelenggara keuangan, termasuk
produk-produk yang ditawarkannya.Sebagai sebuah sistem manajemen keuangan, tujuannya
adalah mengalihkan dana nasabah yang tersimpan di lembaga penyelenggara keuangan kepada
pengguna dana.Secara prinsip keuangan, hal ini tidak berbeda jauh dengan manajemen keuangan
konvensional. Namun, tentu saja dalam beberapa hal, keuangan berbasis syariat berbeda dengan
konvensional.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah: 282
ٓ
ُ‫ ه‬D‫ا عَلَّ َم‬DD‫ب َك َم‬َ ُ‫اتِبٌ اَ ْن يَّ ْكت‬DD‫ب َك‬ َ ‫ْأ‬Dَ‫اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َدي ٍْن اِ ٰلى اَ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَا ْكتُبُوْ ۗهُ َو ْليَ ْكتُبْ بَّ ْينَ ُك ْم َكاتِ ۢبٌ بِ ْال َع ْد ۖ ِل َواَل ي‬
‫تَ ِط ْي ُع اَ ْن‬DD‫ض ِع ْيفًا اَوْ اَل يَ ْس‬ َ ْ‫ق َسفِ ْيهًا اَو‬ ُّ ‫ق هّٰللا َ َربَّهٗ َواَل يَ ْبخَسْ ِم ْنهُ َش ْيـ ًۗٔا فَا ِ ْن َكانَ الَّ ِذيْ َعلَ ْي ِه ْال َح‬ ُّ ‫هّٰللا ُ فَ ْليَ ْكتُ ۚبْ َو ْليُ ْملِ ِل الَّ ِذيْ َعلَ ْي ِه ْال َح‬
ِ َّ‫ق َو ْليَت‬
‫هَ ۤ َدا ِء اَ ْن‬D‫الش‬
ُّ َ‫وْ نَ ِمن‬D‫ض‬ َ ْ‫ َراَ ٰت ِن ِم َّم ْن تَر‬D‫ ٌل وَّا ْم‬D‫ا َر ُجلَ ْي ِن فَ َر ُج‬DDَ‫ا ِ ْن لَّ ْم يَ ُكوْ ن‬Dَ‫ْن ِم ْن ِّر َجالِ ُك ۚ ْم ف‬Dِ ‫يُّ ِم َّل ه َُو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّهٗ بِ ْال َع ْد ۗ ِل َوا ْستَ ْش ِه ُدوْ ا َش ِه ْي َدي‬
ُ‫ط‬D‫ه ٰذلِ ُك ْم اَ ْق َس‬Dۗ ٖ ِ‫رًا اِ ٰلٓى اَ َجل‬Dْ‫ص ِغ ْيرًا اَوْ َكبِي‬ َ ُ‫ب ال ُّشهَ ۤ َدا ُء اِ َذا َما ُد ُعوْ ا ۗ َواَل تَ ْسـَٔ ُم ْٓوا اَ ْن تَ ْكتُبُوْ ه‬ َ ‫ض َّل اِحْ ٰدىهُ َما فَتُ َذ ِّك َر اِحْ ٰدىهُ َما ااْل ُ ْخ ٰر ۗى َواَل يَْأ‬ ِ َ‫ت‬
َ‫ ِهد ُْٓوا اِذا‬D‫ا َواَ ْش‬Dۗ Dَ‫ا ٌح اَاَّل تَ ْكتُبُوْ ه‬DDَ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم جُ ن‬ ‫ٓاَّل‬ ‫اَّل‬ ٰ ْ ‫هّٰللا‬
َ َ ُ ُ ً
َ ‫ ِد ْيرُوْ نَهَا بَ ْينَك ْم فلي‬D ‫ َرة ت‬D‫اض‬ ِ ‫ِع ْن َد ِ َواق َو ُم لِلشهَا َد ِة َوادن ٓى ا تَرْ تَاب ُْوا اِ ان تَكوْ نَ تِ َجا َرة َح‬
ً ُ ْ َ ٓ َ ْ َ َّ َ
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ق بِ ُك ْم ۗ َواتَّقُوا َ ۗ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ُ ۗ َو ُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِ ْي ٌم‬ ۢ
ٌ ْ‫ض ۤا َّر َكاتِبٌ َّواَل َش ِه ْي ٌد ەۗ َواِ ْن تَ ْف َعلُوْ ا فَاِنَّهٗ فُسُو‬ َ ُ‫تَبَايَ ْعتُ ْم ۖ َواَل ي‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan
hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah,
Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang
yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka
hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki
dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar
jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu
menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya
baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat
menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu
merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi
kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan
janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan
pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Q.S. Al-Baqarah: 282)

Prinsip pengelolaan keuangan syariah


Pengelolaan keuangan berbasis syariat harus berpegang teguh pada prinsip, yaitu:
1. Mengharap rida dari Allah SWT.
2. Tujuan yang hendak dicapai haruslah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan hadits Nabi
Muhammad SAW.
3. Terbebas dari bunga/riba.
4. Menerapkan prinsip bagi hasil (sharing) antara bank dengan nasabah.
5. Sektor yang dibiayai bukan sektor yang dilarang dalam syariah Islam.
6. Investasi yang dilakukan harus terjamin kehalalannya.

Larangan dalam pengelolaan keuangan syariah


a) Riba, sesuai dengan surat Al Baqarah ayat 275-278 yang menyebutkan “Meninggalkan
riba atau sistem bunga dan kembali kepada sistem ekonomi syariah”.
b) Maisir adalah memperoleh sesuatu dengan mudah tanpa bekerja keras atau judi. Hal ini
diatur dalam surat Al Maidah ayat 90 tentang “Meninggalkan segala bentuk usaha yang
spekulatif atau perjudian”.
c) Gharar adalah segala sesuatu yang bersifat tidak jelas atau tidak pasti. Gharar juga bisa
dimaknai sebagai pertaruhan. Hal ini mencakup seluruh transaksi yang masih belum jelas
barangnya atau tidak berada dalam jangkauan. Misalnya, jual beli ikan yang masih
diternakkan dalam air dan belum terlihat hasilnya.
d) Boros yang diatur dalam surat Al Isra ayat 26-27 tentang “Meninggalkan segala bentuk
pemborosan harta”

2.2 Laporan Akuntansi Bernilai Kebenaran


Penyusunan laporan keuangan harus memerhatikan syarat-syarat yang sesuai dengan
standar akuntansi keuangan. secara umum terdiri dari 2 bagian, yaitu syarat umum (kuantitatif)
dan syarat khusus (kualitatif).
1. Syarat Umum (Kuantitatif)
Syarat umum sesuai standar akuntansi adalah informasi keuangan harus bisa dipercaya dan
lengkap yang mencakup harta, utang, modal, kewajiban, pendapatan, dan beban perusahaan.
Informasi yang disajikan tentang kebijakan akuntansi, harta, dan laba perusahaan yang sangat
berguna bagi perusahaan terutama untuk mengambil keputusan yang penting.
2. Syarat Khusus (Kualitatif)
Syarat khusus (kualitatif) terdiri dari beberapa poin yang harus disajikan secara terperinci;
a) Laporan keuangan yang disusun harus sesuai dan relevan dengan tujuan perusahaan.
Laporan ini harus bisa menggambarkan beberapa informasi penting yang sesuai dengan
fakta kegiatan perusahaan. Selain itu, informasi juga harus akurat tentang kondisi
perusahaan secara menyeluruh yang berhubungan dengan kegiatan memperoleh laba
sebagai tujuan akhir sebuah perusahaan.
b) Laporan keuangan yang disusun harus jelas dan mudah untuk dipahami oleh siapa saja
sesuai dengan siklus akuntansi yang jelas sehingga pihak yang membutuhkan informasi
keuangan dari laporan tersebut bisa memahami isinya dengan jelas.
c) Laporan keuangan yang disusun harus sesuai dengan ukuran dan daya uji kebenaran.
Dasar penetapan aturan tertentu harus dibuat agar pembuatan laporan keuangan dapat
menggunakan dasar yang akan dijadikan untuk mengukur kebenaran laporan keuangan.
d) Laporan keuangan yang disusun harus netral (tidak memihak siapapun) dan lengkap
sebagai informasi data akuntansi. Laporan keuangan harus sesuai kaidah akuntansi yang
ada (Standar Akuntansi Keuangan/SAK) dan tidak boleh dibuat dengan sebuah data
rekayasa tanpa dasar yang kuat seperti bukti transaksi dan sebagainya. Informasi
keuangan yang disajikan harus apa adanya tanpa menutup-nutupi informasi dari segi apa
saja.
e) Laporan keuangan harus disajikan secara tepat waktu karena kebutuhan akan laporan
keuangan itu vital bagi sebuah kegiatan usaha. Laporan keuangan akan dijadikan sebagai
dasar pengambilan keputusan bagi perusahaan untuk menentukan langkah berikutnya.
f) Laporan keuangan harus mempunyai daya banding. Maksudnya adalah laporan keuangan
harus bisa memberikan informasi sebagai perbandingan dengan laporan periode
sebelumnya sehingga perusahaan akan mudah untuk mengambil langkah selanjutnya
dalam pengambilan keputusan.
g) Laporan keuangan harus bersaldo normal sesuai dengan akun atau rekening perkiraan
sebagai suatu ketetapan yang pasti dalam ilmu akuntansi. Saldo normal artinya aktiva
pasti dari segi debit, sedangkan saldo normal kewajiban pasti kredit dan lain-lain.

2.3 Pola Laporan Akuntansi Adalah Terperinci Dan Teliti

Anda mungkin juga menyukai