Abstract:
In the Qur'an, the words taqwa and friendship are always strung together, which
means that friendship is one of the characteristics of believers. Silaturrahim has a very
universal meaning, namely all good deeds done by one person to another in the form of
material and moral, and knows no time limit and form, in accordance with the development
of existing situations and conditions. The formulation of the problem in this paper is related
to the understanding of friendship. As for the discussion in the paper using various references
ranging from articles to journals. So it can be concluded that this friendship is actually not just
coming to visit a neighbor's or relative's house to apologize. But silaturrahim is a high
communication based on faith in Allah. This paper was created to gain deeper knowledge
and understanding of friendship with the result in the form of an article containing discussion
of friendship, about the virtues to the benefits of friendship to how to etiquette to stay in
touch. In addition, we have written our paper so that it can help better understand friendship.
Abstrak:
Di dalam al-Qur’an kata taqwa dan silaturrahim selalu dirangkai, itu artinya silaturrahim
merupakan salah satu karakteristik bagi orang-orang yang beriman. Silaturrahim memiliki
makna yang sangat universal yaitu segala perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang
terhadap orang lain baik berbentuk material maupun moral, dan tidak mengenal batas waktu
dan bentuk, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Rumusan masalah
pada makalah ini terkait dengan pemahaman mengenai silahturrahim. Sedangkan untuk
pembahasan pada makalah menggunakan berbagai referensi mulai dari artikel hingga
jurnal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa silaturrahim ini sebenarnya tidak sekedar datang
untuk berkunjung ke rumah tetangga atau saudara untuk meminta maaf. Namun
silaturrahim adalah sebuah komunkasi tinggi yang dilandasi iman kepada Allah. Makalah
ini dibuat untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
silaturrahim dengan hasil berupa sebuah tulisan yang berisi mengenai pembahasan
silaturahim, tentang keutamaan hingga manfaat dari silaturrahim hingga bagaimana adab-
abab untuk bersilaturrahim. Selain itu, kami membuat tulisan makalah kami ini supaya dapat
membantu lebih memahami silaturrahim Kata Kunci: silaturrahim, komunikasi tinggi.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Pernyataan Masalah
Islam adalah agama yang indah dan paripurna yang mengajarkan seluruh aspek kehidupan
manusia. Islam mengajarkan adab dan akhlak yang tinggi, menghormati yang tua dan
menyayangi yang muda, menjaga keharmonisan hubungan keluarga dan menghilangkan hal-
hal yang dapat merusak hubungan persaudaraan. Allah swt. juga memerintahkan untuk
menyambung tali silaturrahim dan menyandingkannya dengan perintah bertakwa kepada-Nya.
Ini menunjukkan betapa besar dan pentingnya kedudukan silaturrahim dalam syariat Islam.
Akan tetapi dewasa ini tradisi silaturahim telah mengalami pengayaan, perubahan, pengikisan,
atau pergeseran bentuk apalagi dengan berkembangnya teknologi yang menawarkan beragam
alat yang memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Sehingga, setiap muslim harus
memahami dan memilki kewajiban untuk terus menyambung silaturahim apapun itu
kondisinya.
C. Pertanyaan Kajian
Berdasarkan latar belakang dan pernyataan masalah diatas, maka untuk mengkaji lebih
dalam bagaimana silaturrahim yang baik yang tidak mendatangkan mudarat bagi yang
melakukannya, kita perlu mengetahui:
1. Apa itu silaturrahim dan dalil-dalil silaturrahim? Apa larangan dan adab-adab
silaturrahim?
2. Bagaimana cara kita melaksanakan silahturrahim yang baik? Bagaimana perwujudan
atau bentuk silaturrahim itu sendiri? Bagaimana hubungannya dengan kekinian?
5. Untuk apa silaturrahim?
D. Tujuan Penulisan
Mengacu pada pernyataan kajian diatas tujuan dibuatnya makalah ini untuk mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai silaturrahim yang baik, yang
tidak mendatangkan mudarat bagi yang melakukannya.
E. Metodologi
Untuk menguraikan mengenai tulisan makalah yang terkait silaturrahim, kami membuat
pembahasan yang diperoleh dari kumpulan data Studi Literatur dari artikel jurnal, textbook.
Melalui metodelogi ini, diharapkan akan menghasilkan hasil yang maksimal.
F. Hasil
Kami ingin memuat sebuah makalah yang berisi mengenai pembahasan silahturrahim
secara meluas, tentang pentingnya silaturrahim. Selain itu, kami ingin makalah ini dapat
membuat orang yang tadinya hanya sekedar tahu tentang silaturrahim menjadi lebih paham
dengan silaturrahim yang mana sangat memberikan manfaat baik itu didunia dan akhirat
kelak.
BAB II
ISI / PEMBAHASAN
A. Pengertian Silahturrahim
Silaturrahim berasal dari kata هلص yang artinya hubungan atau menghubungkan.
Adapun kata ar-rahim atau ar-rahm, jamaknya arham yakni rahim atau kerabat. Asal
katanya dari ar- rahmah (kasih sayang). Kata ini digunakan untuk menyebut rahim atau
kerabat karena dengan adanya hubungan rahim atau kekerabatan itu, orang-orang berkasih
sayang.
Selain bermakna kasih sayang, kata al-rahim juga mempunyai arti sebagai peranakan
(rahim) atau kekerabatan yang masih ada pertalian darah (persaudaraan). Sehingga dengan
begitu kata silaturrahim dapat diartikan pula sebagai hubungan atau menghubungkan
kekerabatan atau persaudaraan. Dari sini, silaturrahim secara bahasa adalah menjalin
hubungan kasih sayang dengan saudara dan kerabat yang masih ada hubungan darah
(senasab) dengan kita.
Silaturrahim dengan silaturrahmi memiliki maksud pengertian yang sama namun dalam
penggunaan bahasa Indonesia istilah silaturrahmi memiliki pengertian yang lebih luas, karena
penggunaan istilah ini tidak hanya terbatas pada hubungan kasih sayang antara sesama karib
kerabat, akan tetapi juga mencakup pengertian masyarakat yang lebih luas. Kemudian
mengadakan silaturrahim dapat diaplikasikan dengan mendatangi keluarga atau teman dengan
memberikan kebaikan baik berupa ucapan maupun perbuatan
Inti atau pokok kata silaturrahim adalah rasa rahmat dan kasih sayang. Menyambung
kasih sayang dan menyambung persaudaraan, bisa juga diartikan sebagai menyambung tali
kekerabatan dan menyambung sanak. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama untuk keamanan
dan ketentraman dalam pergaulan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa silaturrahim berarti mendekatkan diri kepada
orang lain setelah selama ini jauh dan menyambung kembali komunikasi setelah selama ini
terputus dengan penuh kasih sayang diantara mereka.
Sebagaimana Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk saling menyambung kembali
silaturahim dalam kitab-Nya, begitu juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
banyak hadits, diantaranya ialah firman Allah yaitu:
ال ّل اوقتاو تا سانلا اهياـيiءاسنو اريثك لاجر امهنم ثبو اهجوز اهنم قلخو ةدحاو سفن نم مكقلخ ىذلا مكبر اوق
B. Cara Silaturrahim
"Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung tali silaturahim" (HR Bukhari-Muslim). Demikian sabda Nabi Muhammad
SAW. Beliau juga menasihati, "Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata, 'Barangsiapa
yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barangsiapa yang memutusku,
maka Allah akan memutus hubungan dengannya" (Muttafaqun ‘alaih). Ada beberapa cara
untuk dalam memelihara silaturrahim.
Pertama, saling mengunjungi dan berkomunikasi. Ini dilakukan kepada orang yang dikenal
maupun yang belum dikenal. Melalui kunjungan dan komunikasi, maka hubungan kasih
sayang kian terawat. Antara mereka yang telah saling kenal, ini dapat menimbulkan
kehangatan. Adapun bila belum saling mengenal, sapaan dapat menciptakan
hubungan silaturahim baru. Minimal, menyapa dengan senyuman.
Kedua, memberikan hadiah secara tulus. Islam mendorong tiap Muslim untuk memberikan
sesuatu yang terbaik dari miliknya kepada sesama. Ini sebagaimana hadis Nabi SAW, "Tidak
beriman seorang Mukmin hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri." Bukti cinta tersebut antara lain ialah memberikan sesuatu yang disayanginya kepada
orang lain.
Ketiga, saling memaafkan. Sikap ini dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Beliau pernah
diperlakukan kasar dan bahkan diusir dari kota kelahirannya oleh orang-orang
musyrikin. Namun, saat penaklukan Makkah, Rasul SAW memaafkan mereka yang pernah
menyakitinya.
Sikap memaafkan sangat dianjurkan dalam Islam. Ingatlah firman Allah SWT dalam surah
al-A'raf ayat 199. Artinya, "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang
makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh."
Memelihara silaturrahim diwujudkan pula dengan mendoakan sesama Muslim agar
diberikan Allah kebaikan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Inilah cara memelihara
silaturrahim yang diajarkan Islam kepada umatnya yang seyogianya kita praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Bentuk-bentuk Silaturrahim
Adapun bentuk-bentuk silatuahim, silaturahim ada beberapa tingkatan, diantaranya:
1. Silaturahim sesama saudara hubugan darah
Silaturahim antara ibu dengan ayah, dengan anak, dengan kakak, dengan adik, dengan
keponakan, itu adalah sesama hubungan darah, kita disuruh untuk menyambung silaturahim
yang sesama darah ini, kita disuruh berbuat baik kepada saudara kita.
Dalam prakteknya kita sebagai makhluk sosial, perlu bersilaturahim kepada orang
terdekat kita terlebih dahulu, dalam contoh kehidupan sehari-hari yaitu dengan membantu
orang tua dalam pekerjaan rumah, mengunjungi saudara yang tidak pernah berjumpa, dan
menengok sanak saudara yang sedang sakit.
2. Silaturahim atatu hubungan sesama kaum muslimin seiman
Hubungan silaturahmi sesama saudara kita seiman. Allah menyuruh kita agar menjaga
silaturahmi antara sesama muslimin yang seiman. Apabila ada perbedaan pendapat antara satu
dengan yang lainnya, atau antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, maka tidak perlu
adanya pertengkaran sehingga menyebabkan putusnya tali silaturahmi, melainkan apabila ada
masalah maka berusaha menyelesaikannya dengan baik-baik, yaitu dengan cara bertemu dan
membicarakan pokok permasalahan, sehingga dengan begitu tetap akan terjalin persaudaraan
yang sesuai dengan ketentuan Islam dan dapat terjaga pula silaturahmi antara sesama umat
muslim.
Dalam prakteknya sering kita jumpai perbedaan pendapat antara NU dan
Muhammadiyyah dalam menentukan puasa ataupun idul fitri, tetapi semua itu tidak menjadi
sebuah pembatas untuk kita bersilaturahim. Karna dengan adanya perbedaan itu kita bisa
semakin bersatu, bukan malah menghakimi satu sama lain dalam memperebutkan kebenaran.
3. Silaturahim dengan sesama manusia
Hubungan silaturahmi antara sesama manusia di muka bumi ini, baik itu kerabat,
saudara seiman, dan antara sesama manusia. Allah menyuruh sesama manusia agar saling
mengenal satu sama lain, karena setiap manusia sama dimata Allah, hanya kualitas iman dan
ketaqwaan seseorang yang membedakan derajatnya dimata Allah Swt.
Dalam prakteknya kita sering menjumpai manusia berlalu lalang diluar berbagai macam
suku, agama, dan bisa jadi berbeda kewarganegaraan, tapi disamping hal itu kita harus tetap
bersosialisasi tanpa harus memandang orang itu dari suku lain, agama lain, ataupun bangsa
lain. Selagi dia berada di tempat yang sama seperti kita, kita masih harus menjaga hubungan
erat kepada sesama manusia, karna di Indonesia pun memiliki beragam suku, budaya, dan
agama.
و ىثناو ركذ نم مكنقلخ انا سانلا اهياي ريبخ ميلع ال ّل ناiو ابوعش مكنلعجiراعتل لىابقiدنع مكمركا نا اوف
مكىقتا ال ّل
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha mengetahui, Maha teliti”.
Sayangnya, jalinan ikatan tersebut kian hari semakin memudar. Manusia yang mulai
disibukkan dengan berbagai impian dan cita-cita, sehingga waktu habis untuk diri sendiri. Hal
itu diperparah dengan berkembangnya teknologi yang menawarkan beragam alat yang
memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri, bagi penggunanya. Yang mulanya dapat
berinteraksi dengan sekelilingnya, akan tetapi dengan adanya teknologi misalnya handphone
manusia lupa dengan sekelilingnya, karna semakin tenggelam dengan kesibukannya didunia
maya atau sosmed. Oleh sebab itu, Allah swt., memberikan sebuah petunjuk dengan
menekankan kepada hamba-Nya agar selalu menyambung tali silaturrahim. Allah swt juga
berfirman dalam Qs. An-Nisa/4: 1
دحاو سفن نم مكقلخ يذلا مكبر اوقتا سانلا اهياي ءاسنو اريثكiامهنم ثبو اهجوز اهنم قلخو ة
لاجر
ر مكيلع ناك ال ّل نا ماحرلاو هب نولءاست يذلا ال ّل اوقتاوiبيق
Artinya: Wahai manusia! bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari
diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan-perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah)
hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu”.
Jalinan silaturrahim bukanlah hal yang sepele dalam Islam. Banyak syariat dalam
ajaranya mengedepankan pola hubungan yang mengacu pada persaudaraan antar manusia,
misalnya, jual beli tidak boleh ada yang dirugikan, utang piutang tidak boleh ada unsur riba,
dan banyak lagi bentuk perikatan yag diatur dengan begitu baiknya dalam Islam. Semunya
memiliki tujuan agar bentuk hubungaan antar manusia tidak berakhir dengan mudharat dan
permasalahan yang merusak perikatan, yang pada akhirnya bisa memutuskan hubungan
silaturrahim di antara sesama.
Adapun hukum tentang silaturrahim, yaitu dengan membaca ayat-ayat dan hadis-hadis
Nabi saw., kita akan mengetahui dan tidak akan ragu bahwasannya Allah telah mewajibkan
silaturrahim. Selain itu juga para ulama telah sepakat akan wajibnya hukum silaturrahim dan
orang yang memutuskannya berdosa. Rasulullah saw. bersabda:
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Zuhair bin Harb dan
lafaz ini milik Abu Bakr. Dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Mu'awiyah
bin Muzarrid dari Yazd bin Ruman dari 'Urwah dari 'Aisyah berkata; Rasulullah saw.,
bersabda: "Rahim (kasih sayang) itu tergantung di 'Arasy, seraya berkata; "Siapa yang
menyambungkanku, maka Allah pun akan menyambungkannya. Dan barangsiapa yang
memutuskanku, niscaya Allah pun akan memutuskannya pula.” (HR. Muslim).
مكماحرا اوعطقتو ضرلا ىف اودسفت نا متيلوت نا متيسع لهف٢٢ ىلواiلا كiال ّل مهنعل نيذ
او مه مصافiمهراصبا ىمع٢٣
Artinya: “Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi
dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah;
lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya.” (QS. Muhammad [47]: ayat
22-
23).
ا ءوسiم ال ٰ ّل دهع نوضقني نيذلاو رادلiاثيم دعب نiطقيو هقiىف نودسفيو لصوي نا هب ال ٰ ّل رما ام نوع
لا مهل كىلوا ضرْلاiمهلو ةنع
Artinya: “Dan orang-orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan dan berbuat kerusakan di
bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk (Jahanam).”
Dalam ajaran Islam, antar sesama khususnya antar anggota keluarga harus dijaga dengan
baik karena keretakan keluarga bisa berakibat sangat buruk. Walaupun ada hadis yang
menyebutkan larangan memutuskan hubungan itu sampai tiga hari, bukan berarti adanya
kebolehan untuk saling bermusuhan selama tiga hari. Namun, hal itu menunjukkan adanya
batas waktu maksimal yang harus dihindari. Jika terlanjur terjadi keretakan atau kerenggangan
hubungan dengan kerabat atau siapapun, maka segeralah rekatkan atau perbaiki.
2. Adab-Adab Silaturrahim
Mengingat sangat pentingnya menyambung silaturrahim antar sesama manusia, seorang
muslim harus mempelajari terlebih dahulu adab-adab yang berkaitan dengan silaturrahim,
diantaranya:
a. Niat yang Baik dan Ikhlas
Allah swt. tidak menerima amal kecuali apabila dilakukan dengan ikhlas. Oleh karena
itu, wajib bagi siapa saja untuk mengikhlaskan niat kepada Allah Swt. di dalam menyambung
tali silaturrahim. Janganlah ia bersilaturrahim karena tujuan riya’ dan sum’ah, atau untuk
menunjukkan di hadapan manusia, hingga dikatakan: “si fulan penyambung persaudaraan.”
b. Mengharap Pahala
Hendaknya seorang muslim bersilaturrahim untuk menantikan dan mengejar pahala
dari Allah swt. sebagaimana yang telah ia janjikan. Janganlah seorang yang bersilaturrahim
menunggu balasan yang setimpal dari manusia. Namun hendaklah ia semata-semata
mengharapkan pahala dari Allah swt. saja.
c. Memulai Bersilaturrahim dari yang Terdekat
Semakin dekat hubungan rahim maka semakin wajib menyambungnya. Dengan
demikian, wajib baginya untuk memulai silaturrahim dengannya. Tidak masuk akal jika orang
yang bersilaturrahim dengan anak-anak pamannya sementara ia memutus hubungan dengan
saudara-saudaranya. Nabi saw. Juga menjelaskan didalam sebuah hadis bahwa cara
bersilaturrahim yang benar dan pergaulan yang baik tergantung kepada kedekatan
kekerabatan. Semakin dekat hubungan kekerabatan maka semakin wajib pula untuk
disambung serta semakin besar pula haknya untuk dipergauli dengan baik.
d. Janganlah Seorang Bersilaturrahim untuk Mendapatkan Balasan
Mengharapkan balasan bukanlah hakikat silaturrahim. Hakikat silaturrahim adalah
seorang manusia menyambung rahimnya semata-mata mencari ridha Allah swt. dengan cara
bagaimanapun yang memungkinkan. Janganlah ia membatasi silaturrahim hanya kepada
orang yang menyambung silaturrahim dengannya. Sehingga ia memutusnya dari orang yang
memutus silaturrahim dengannya.
Kesimpulan
Silaturahmi merupakan aktivitas ibadah yang memiliki keutamaan yang sangat besar,
baik berupa karunia dunia maupun pahala di akhirat. Silaturrahim memiliki arti yang sangat
penting, khususnya dalam kehidupan seseorang dan umumnya bagi umat Islam secara
keseluruhan. Silaturrahim menjadi tonggak yang mengokohkan banyak hal, mulai dari
persatuan, perhatian, kasih sayang, mata pencaharian, sehingga memudahkan seseorang untuk
masuk ke dalam surga. Jika setiap individu mampu membangun silaturahim dengan baik,
maka akan banyak kemudahan. Oleh karena itu, silaturrahim harus terus selalu
dibangun dan dilestarikan.
Makna silaturrahim sangat universal yaitu segala perbuatan baik yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain baik berbentuk material maupun moral, dan tidak mengenal
batas waktu dan bentuk, sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang ada.
Silaturrahim adalah sebuah komunkasi tinggi yang dilandasi iman. Oleh karena itu,
menyambung kekerabatan (bersilaturrahim) merupakan kebutuhan mutlak yang harus
dilakukan oleh orang- orang yang beriman.
DAFTAR PUSTKA
Fatimah, Siti. (2017). Silaturrahim Menurut Hadis Nabi SAW. Universitas Islam Negeri
Alauddin. Makassar.
Istianah. (2016). Silaturragim Sebagai Upaya Menyambungkan Tali yang Terputus. Jurnal
Studi Hadis. Vol (2). No (2).