Anda di halaman 1dari 3

Silaturahmi Menjaga Tali Persaudaraan

Oleh
Dilla Pusparini
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka
Manusia selaku mahkluk sosial tidak dapat hidup sendirian, mereka silih memerlukan
satu sama lain. Manusia selaku makhluk sosial wajib memili rasa kasih sayang antar sesama.
Dengan adanya rasa kasih sayang maka terjalin ikatan yang harmonis sebagaimana sesuai
tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Menjaga tali persaudaraan bagi muslim merupakan salah satu aspek yang sangat
penting. Perintah melakukan silaturahmi disebutkan di dalam al- Qur’ an dan hadist Nabi.
Sebagaimana Rasullah SAW menjelaskan yang dimaksud dari silaturahmi, bahwasanya
beliau bersabda:
‫صلَهَا‬
َ ‫ت َر ِح ُمهُ َو‬ ِ ‫ َولَ ِك ِن ْال َو‬، ‫ص ُل بِ ْال ُم َكافِِئ‬
ْ ‫اص ُل الَّ ِذي ِإ َذا قَطَ َع‬ ِ ‫ْس ْال َوا‬
َ ‫لَي‬
Artinya: "Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan. Tetapi seorang yang
berusaha menjalin hubungan baik meski lingkungan terdekat (relatives) merusak hubungan
persaudaraan dengan dirinya." (Hr Bukhari).
Shilaturrahim adalah kata majemuk yang terambil dari kata bahasa Arab, shilah dan
rahim. Kata shilah berakar dari kata washl yang berarti “menyambung” dan “menghimpun”.
Ini berarti hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh shilah. Sedangkan kata ‘rahim”
pada mulanya berarti “kasih sayang”, kemudian berkembang yang berarti “tempat
mengandung janin” (Shihab, 1999, p. 317).
Silaturahmi adalah kegiatan ibadah yang mempunyai keutamaan yang sangat besar,
baik berbentuk karunia dunia ataupun pahala di akhirat. Silaturahmi mempunyai makna yang
sangat berarti, terkhusus dalam kehidupan seseorang dan pada umumnya bagi umat Islam
secara keseluruhan.
Silaturahmi menjadi tonggak yang menguatkan banyak hal, mulai dari persatuan,
perhatian, pengertian, pekerjaan, sehingga mempermudah seseorang untuk dapat masuk ke
dalam surga. Jika saja setiap orang mampu membangun silaturahmi dengan baik maka akan
banyak kemudahan yang didapatkan. Oleh sebab itu, silaturahmi wajib terus senantiasa
dibentuk serta dilestarikan.
Silaturahmi bisa menguatkan tali persahabatan serta persaudaraan. Dengan
silaturahmi, kesetiakawanan, keyakinan, serta rasa kekeluargaan bakal silih terbangun.
Sehingga apabila salah satu pihak tengah menghadapi kesusahan, maka keluarga, saudara,
ataupun teman yang kerap saling bersilaturahmi bakal dengan mudah silih menolong tanpa
diminta. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga memerintahkan umatnya untuk
menyambung silaturahim, dalam sabda beliau:
‫ ومن كان يؤمن باهلل‬،‫ ومن كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليصل رحمه‬،‫من كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليكرم ضيفه‬
‫واليوم اآلخر فليقل خيراً أو ليصمت‬
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahim.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau
diam” (HR. Bukhari).
Maka sangat penting sekali bagi umat muslim untuk mempererat tali persaudaraan
dengan silaturahmi yang merupakan sebagai salah satu tanda keimanan seseorang kepada
Allah SWT.
Mengingat begitu berartinya dalam menyambung silaturahmi antar sesama manusia,
sehingga seorang muslim sebaiknya menekuni terlebih dulu adab- adab yang berkaitan
dengan silaturahmi. Ada pula adab- adab yang berkaitan dengan silaturahmi antara lain:
A. Niat baik dan ikhlas
Allah SWT tidak menerima amal kecuali apabila dilakukan dengan ikhlas.
Oleh karena itu, wajib bagi siapa saja untuk mengikhlaskan niat kepada Allah
SWT di dalam menyambung tali silaturrahmi. Maka hindarilah tujuan silaturahmi
hanya untuk memperoleh pujian dari manusia.
B. Mengharap pahala
Sebaiknya seorang muslim mengadakan silaturahmi hanya untuk
mengharapkan serta mengejar pahala dan rahmat dari Allah SWT, sebagaimana
yang sudah Allah SWT janjikan. Oleh sebab itu ikatan silaturahmi yang dijalin
antara sesama manusia betul- betul sebagai wujud ketaatan kepada Allah serta
Rasul-Nya. Sehingga terwujud kedamaian serta kebahagian diantara sesama yang
merupakan salah satu inti ajaran Islam.
C. Memulai dari kerabat dekat
Semakin dekat ikatan rahim maka semakin penting mengadakan silaturahmi
dengannya. Dengan demikian, silaturahmi hendaknya dimulai serta dijaga dengan
baik dengan keluarga terdekat paling utama yang mempunyai nasab generasi.
Tidak masuk akal apabila seorang bisa mengadakan silaturahmi dengan orang lain
sedangkan dia memutus ikatan silaturahmi dengan saudara- saudaranya,
khususnya yang memiliki ikatan kekeluargaan dengannya.
D. Tidak mengharapkan balasan
Mengharapkan balasan bukan hakikat dari silaturahmi. Hakikat silaturahmi
yaitu apabila seseorang mengadakan silaturahmi hanya untuk semata- mata
mencari ridha Allah SWT dengan bermacam rupa cara yang bisa dicoba.
E. Sabar dalam menjalin silaturahmi
Dalam menjalin silaturahmi kita perlu sabar dalam menghadapi perbuatan
seseorang apabila ia memutus tali silaturahmi dan melakukan perilaku yang
buruk. Karena sesungguhnya pertolongan Allah SWT selalu bersama kita.
Dengan menjalankan silaturahmi dan adab dalam melakukannya inshaallah dapat
menyambung tali persaudaraan atau kekerabatan antar sesama terkhususnya bagi umat
muslim.

Referensi
Shihab, M. Q. (1999). Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan.
A. Darussalam. Wawasan Hadis Tentang Silaturahmi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makasar. (Tahdis) Volume 8 Nomor 2 Tahun. 2017.

Anda mungkin juga menyukai