Anda di halaman 1dari 6

Dilihat dari pengunaan arab, pergertian dasar kata (akhun) sebagaimana

disebutkan dalam hadis di atas “Al Muslimu akhul muslim” artinya adalah “saling
memperhatikan”. Maksudnya, orang yang merasa bersaudara, ia harus saling
memperhatikan antar sesama saudara. Kalau ada orang merasa bersaudara, tapi tidak
saling memperhatikan, malah justru saling bermusuhan, saling bertengkar, saling
menyekiti, ini adalah sikap dan tindakan yang justru menyalahi arti hakikat
persaudaraan.1

Hakekat persaudaraan
Dalam islam adalah saling memperhatikan, dalam artian saling memahami, saling
mengerti, saling membantu, dan membela terhadap sesame sebagaimana
ditegaskan dalam hadis Rasulullah Saw. Diatas yang disabdakan karena adanya
sahabat yang membantu dan membela saudaranya yang diserang atau dianiaya
oleh orang lain. Sailng memperhatikan boleh jadi karena didorong oleh adanya
persamaan antar satu dengan yang lainnya. Kalau kita mempunyai ayah dan ibu
yang sama itu berarti bersaudara, namanya saudara kandung atau seketurunan.
Dalam surat Al-A’raf ayat 65 juga disebut:
)٦٥( َ‫وَِإلَى عَا ٍد َأ َخاهُ ْم هُودًا قَا َل يَا قَوْ ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِم ْن ِإلَ ٍه َغ ْي ُرهُ َأفَال تَتَّقُون‬

Artinya: Dan (kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia
berkata: “ Hai kaumku, sembahlah Allah, skali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain diri-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
begitu juga sama akidah dan agama, berarti saudara seiman dan seagama, dalam
ayat lain juga menyebutkan surat Al-Hujurat 10 juga meyebutkan
)١٠( َ‫ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬
Artinya: orang-orang yang beriman itu sesungguhnya itu bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaiklah hubungan) antara kedua saudara mu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat..
Jadi, sebuah persaudaraan dalam islam adalah persamaan dan persamaan
inilah yang harus mendorong kita untuk saling memperhatikan, saling mencintai,
saling menolong dan membela antar satu dengan yang lain serta tidak menyakiti
dan menganiaya antar sesame. 2
Dalam ayat tersebut diperintahkan terhadap sesama saudara mukmin agar
selalu saling berbuat ishlah agar hubungan persaudaraan terus terjalin dan terbina
sehingga tetap utuh dan harmonis serta damai. Pengertian ishlah ini tidak hanya
sekedar dalam arti mendamaikan kedua belah pihak. Akan tetapi, mengandung arti
lebih dari itu. Dalam al-Qur’an kata ishlah diperlawankan dengan kata fasad yang
artinya kerusakan. Kata fasad (kerusakan) digunakan dalam berbagai konteks,
diantaranya dalam konteks membunuh, merampok, memprovokasi orang-orang
untuk saling bermusuhan dan merusak lingkungan. Kebalikan dari perbuatan
seperti ini adalah ishlah. Ada kaidah yang mengatakan, “larangan terhadap sesuatu
berarti perintah kebalikannya.” Misalnya, larangan menyekutukan Tuhan
(mengesakannya). Demikian juga halnya apa yang dilarang Allah dengan
menggunakan kata “fasad”, maka kebalikannya itulah yang disebut ishlah yang
seharusnya dilakukan terutama dalam kaitannya dengan upaya membina

1 Sayadi, Wajidi, Hadis Tarbawi Pesan-Pesan Nabi SAW Tentang Pendidikan. (Jakarta: Pustaka
Firdaus,2011)
2 Syafe’i, Rachmat, Al-Hadis Aqidah, Akhlaq, Sosial, dan Hukum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003)
hubungan persaudaraan. Tidak membunuh, tapi justru slaing menghidupkan, tidak
merampok, tapi justru saling menolong, tidak merusak lingkungan, tapi justru
memperbaiki dan menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif, aman, dan
damai. Paling tidak, menghindari perbuatan-perbuatan yang merusak sebagaimana
disebutkan di atas.

Memelihara Silatur Rahmi


Salah satu keutamaan silaturahmi, yakni dengan dipanjangkan umur
pelakunya dan dilapangkan rizkinya.
terdapat pertanyaan mengenai perpanjangan umur atau penundaan ajal. Bukanlah
hidup dan mati seseorang sudah ditentukan, sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-A’raf ayat 34 sebagai berikut ini:
)٣٤( َ‫َولِ ُك ِّل ُأ َّم ٍة َأ َج ٌل فَِإ َذا َجا َء َأ َجلُهُ ْم ال يَ ْستَْأ ِخرُونَ َسا َعةً َوال يَ ْستَ ْق ِد ُمون‬

Artinya:”Maka apabilah telah datang waktunya mereka tidak dapat


mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (QS
Al A’raf: 34).
1. Silaturahmi adalah secara bahasa berasal dari dua kata, yaitu silah (hubungan)
dan rahim (rahim perempuan) yang mempunyai arti hubungan nasab, kata al-
Aham (rahim) diartikan sebagai silaturahmi, namun pada hakikatnya silaturahmi
bukan hanya sekedar hubungan nasab, namun lebih jauh dari itu hubungan
sesama muslim, merupakan bagian dari silaturahmi.
Orang yang selalu bersilaturahmi tentunya akan memiliki banyak
teman dan relasi, sedangkan relasi merupakan salah satu factor yang akan
menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha. Selain dengan banyaknya
teman akan memperbanyak saudara dan berarti pula ialah meningkatkan
ketakwaan kepada Allah. Hal ini karena telah melaksanakan perintah-Nya,
yakni menghubungkan silaturahmi. Bagi mereka yang bertakwa Allah akan
memberikan kemudahan dalam setiap urusannya.3
Banyak sekali kegiatan yang dilakukan manusia dalam kehidupannya yang
mencerminkan silaturrahim. Sehingga silaturrahim dapat dilakukan dalam
berbagai ruang seperti berikut:
 Silaturrahim dalam Keluarga
Banyak kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, dalam rangka
menjaga tali silaturahim antar keluarga. Contohnya yaitu tasyakuran, haul
keluarga yang telah meninggal, tasyakuran.
 Silaturahim dalam bidang pendidikan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam dunia pendidikan yang
mencerminkan silaturahim di antaranya adalah proses belajar-mengajar, temu
wali murid, alumni.
 Silaturahim dalam bidang sosial
Ruang social kemasyarakatan merupakan ruang kehidupan yang majemuk dan
heterogen berdasarkan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
anatar individu dalam masyarakat tersebut dalam masyarakat tersebut dapat
disatukan dan dieratkan melalui berbagai kegiatan seperti bakti social,
peringatan hari pahlawan
a. Dampak Terputusnya Silatur Rahmi
Dampak yang ditimbulkan bila silaturahmi diantara kita putus sangatlah besar,
baik di dunia maupun di akhirat kelak. Diantaranya sebagai berikut:
3 Ahmad Fauzan, Kedahsyatan Silaturrahmi, (Yogyakarta: Madin Press, 2010), hlm. 79-80
1. Segala amalnya tidak berguna dan tidak berpahala. Walaupun kita telah
beribadah dengan penuh keikhlasan, siang dan malam, tetapi bila kita
masih memutus tali silaturahim dan menyakiti hati orang-orang Islam yang
lain, maka amalannya tidak ada artinya di sisi Allah SWT.
2. Amalan sholatnya tidak berpahala. Sabda Rasulullah SAW: “Terdapat 5
macam orang yang sholatnya tidak berpahala yaitu, istri yang di murkai
karena menjengkelkannya, budak yang melarikan diri. orang yang marah
sama saudaranya melebihi 3 kali, peminuman khamar dan imam sholat
yang tidak disenangi makmumnya.
3. Rumahnya tidak dimasuki malaikat rahmat. Sabda Rasulullah SAW:”
Sesungguhnya malaikat tidak akan turun kepada kaum yang didalamnya
ada orang yang memutuskan silaturahmi
4. Orang yang memutuskan tali silaturahmi diharamkan masuk surga.
Persatuan Umat Islam

Urgensi Persatuan Islam


Persatuan Islam termasuk dari maqoshid syar’iyyah (tujuan syari’at)
yang paling penting yang terkandung dalam agama ini. Al Qur`an dan
Rasulullah senantiasa menyerukannya. Persatuan dalam masalah aqidah,
ibadah, dan akhlak, semuanya diperhatikan dan diserukan oleh Islam.
Diharapkan akan terbentuk persatuan di atas petunjuk dan kebenaran. Bukan
persatuan semu, yang tidak ada kenyataan, karena tidak ada faidahnya.4
Allah Subhanahu wa Ta’ala satu, Nabi kita satu, kiblat dan aqidah kita
juga satu, ini semua termasuk dari salah satu sisi persatuan dalam berakidah.
Begitu juga persatuan dalam masalah ibadah. Kita dapat melihat, bagaimana
kaum Muslimin berkumpul setiap harinya sebanyak lima kali di masjid-masjid
mereka; ini adalan salah satu fonemena dari persatuan. Juga bagaimana
mereka berkumpul dengan jumlah yang lebih besar pada setiap hari Jum’at,
berpuasa secara serempak di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang sama,
atau mereka saling memanggil ke suatu tempat bagi orang yang mampu untuk
melaksanakan kewajiban haji, dengan menggabungkan usaha harta dan badan
di satu tempat dan waktu yang sama; ini semua adalah bagian dari fonemena
persatuan Islam di dalam mewujudkan hakekat akidah yang terbangun atas
dasar tauhid. Karena sesungguhnya persatuan kalimat tidaklah akan menjadi
benar, melainkan dengan kalimat tauhid, dengan fenomena persatuan akidah
dan ibadah seperti yang telah ditunjukkan di atas.
Sebenarnya telah ada fonemena persatuan di dalam perilaku kaum
Muslimin, antara satu dengan yang lainnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
‫َمثَ ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ فِي تَ َوا ِّد ِه ْم َوتَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َك َمثَ ِل ْال َج َس ِد ْال َوا ِح ِد ِإ َذا ا ْشتَ َكى ِم ْنهُ عُضْ ٌو تَدَاعَى لَهُ َساِئ ُر‬
Perumpamaan kaum Muslimin dalam saling mengasihi, saling menyayangi, dan
saling menolong di antara mereka seperti perumpamaan satu tubuh. Tatkala
salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya
akan merasakan pula dengan demam dan tidak bisa tidur”
‫ضهُ بَ ْعضًا‬ ُ ‫ْال ُمْؤ ِمنُ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْنيَا ِن يَ ُش ُّد بَ ْع‬
Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti satu bangunan, sebagiannya
menguatkan yang lainnya.

‫ْال ُمْؤ ِمنُ ِمرْ آةُ ْال ُمْؤ ِم ِن‬


4 Syafe’i, Rahmat, Alhadits,(Bandung: Pustaka Setia,2000).
“Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya”.

ُ‫ْال ُمْؤ ِمنُ َأ ُخو ْال ُمْؤ ِم ِن اَل يخذلهُ وال يحقره َواَل يُ ْسلِ ُمه‬
“Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya, dia tidak
membiarkannya (di dalam kesusahan), tidak merendahkannya, dan tidak
menyerahkannya (kepada musuh)”.

Cara dan Landasan Mewujudkan Persatuan


ِ َ‫َوا ْعت‬
ِ‫ص ُموا بِ َحب ِْل هللا‬
Berpegang teguh dengan Tali Allah
Yaitu dengan agama Allah, Kitab Allah, syariat Allah, dan Sunnah NabiNya.
Allah tidak menyerahkan perkara (persatuan ini) pada akal, sehingga bisa memilih
apa yang dikehendaki. Akan tetapi Allah menegaskan “berpegang teguhlah kalian
semua dengan tali Allah”.
Sesungguhnya firman Allah “berpegang teguhlah” telah mengandung makna,
berkumpul dan bersatu, akan tetapi Allah menekankannya lagi sebagai tambahan
penjelasan “berpegang teguhlah kamu semua dengan tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai- berai”.
Persatuan yang ada hendaknya atas dasar agama, akidah dan mengikuti
Sunnah Rasulullah. Makna ini telah dijelaskan dalam banyak nash. Di antaranya
firman Allah dalam kitabNya :
)١٥٣( َ‫ق بِ ُك ْم ع َْن َسبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َوصَّا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬َ ‫ص َرا ِطي ُم ْستَقِي ًما فَاتَّبِعُوهُ َوال تَتَّبِعُوا ال ُّسبُ َل فَتَفَ َّر‬ ِ ‫َوَأ َّن هَ َذا‬
Artinya: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus,
maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (al An’am :153)
Allah telah menjadikan jalanNya dibangun di atas Sunnah, yang mana ia
adalah jalan Islam atau ditafsirkan dengan al Qur`an dengan segala kandungan
hukum-hukumnya, yang di dalamnya terdapat argumen dan penjelasan. Allah
berfirman (artinya): Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanku yang
lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)
Kiat-kiat menumbuhkan kasih sayang
1. Mencontoh bagaimana Rasul menyayangi dan mencintai umatnya. Allah SWT
berfirman:
)١٢٨( ‫وف َر ِحي ٌم‬ ٌ ‫َزي ٌز َعلَ ْي ِه َما َعنِتُّ ْم َح ِريصٌ َعلَ ْي ُك ْم بِ ْال ُمْؤ ِمنِينَ َر ُء‬ ِ ‫لَقَ ْد َجا َء ُك ْم َرسُو ٌل ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم ع‬

Artinya:"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu


sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan
dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap
orang-orang mukmin." (Al-Taubah: 128)
Sifat yang tergambar dalam ayat itu adalah sebagai contoh kecil
tentang bagaimana kepedulian Rasulullah Saw terhadap umatnya. Beliau
sangat prihatin dan penuh belas kasih terhadap orang-orang yang beriman.
Dengan segala upaya, beliau menyelamatkan mereka 5 dari perangkap-
perangkap kemusyrikan, kekafiran, kefasikan, kemunafikan, dan kezhaliman.

5 Imam. Al-Mundziri,Ringkasan Shahih Muslim,(Jakarta:Pustaka Amani,2003).


Beliau terus menerus menjauhkan umatnya dari musuh, baik hawa nafsu
ataupun setan.6
2. Mencontoh kasih sayang Rasulullah Saw terhadap umatnya dalam bentuk lain,
terlihat jelas pada saat beliau menghadapi sakaratul maut. Layaknya seorang
yang akan meninggalkan dunia ini, Rasulullah Saw pun sangat
mengkhawatirkan umatnya yang akan ditinggalkannya.
Beliau terus menerus mengadu kepada Tuhannya,  "umatku… umatku …,
bagaimana nasib umatku sepeninggalanku?" Beliau sangat mengkhawatirkan
umatnya kembali kepada kemusyrikan, kekufuran, dan kesesatan.
Mencontoh bagaimana Umar Bin Khattab mencintai rakyatnya yang
luar biasa. Dari Anas bin Malik r.a. diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab r.a.
pada suatu malam sedang berkeliling melakukan ronda. Dia melewati
sekelompok orang yang mampir untuk menginap (di kota Madinah). Dia
sangat khawatir dan takut ada orang yang mencuri barang-barang mereka.
Kemudian Umar mendatangi Abdurrahman bin Auf r.a. dia kaget dan
bertanya, "Apa yang membuat Anda datang larut malam seperti ini, wahai
Amirul Mukminin? "Dia menjawab, "aku melewati sekelompok orang yang
mampir. Naluriku berkata, bila mereka bermalam dan tidur, aku takut mereka
akan kecurian. Maka ayolah bersamaku agar kita berjaga malam
ini." Keduanya pun bertolak. Keduanya duduk dekat orang-orang itu semalam
suntuk, menjaganya, ketika subuh tiba, Umar membangunkan mereka berkali
kali, "wahai Saudara-saudara, shalat subuh, shalat subuh … Setelah melihat
mereka terjaga, bergerak dan bangkit dari tidurnya, keduanya pun bangkit dan
menuju ke masjid.
4. Mencontoh bagaimana Umar r.a. menyayangi orang-orang beriman, orang
kafir dan makhluk lainnya. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab melihat
seorang  laki-laki tua dari ahli dzimmah (orang-orang non muslim yang
berlindung dalam pemerintahan Islam) yang meminta-meminta dari satu pintu
ke pintu  yang lain. Umar berkata kepadanya, "kami telah berbuat tidak adil
terhadap anda. Kami telah mengambil jizyah (upeti) dari Anda ketika Anda
masih muda, namun saat ini kami telah menyia-nyiakan Anda. Kemudian
Umar memerintahkan agar mencukupi makanannya dari baitul maal (gudang
perbendaharaan Negara) milik kaum muslimin".7
5. Mencontoh kasih sayang dan cinta yang menakjubkan yang terjalin antara
para sahabat Anshar dan Muhajirin.
"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka
(Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-
orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam
kesusahan. dan siapa yang terhindar dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung" (Al-Hasyr: 9)
6. Menutup aib dan menumbuhkembangkan berbagai bentuk kebaikan dan
pembelaan terhadap sesama mukmin dan muslim. Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: "Barangsiapa yang menutup aib saudaranya yang muslim di
dunia, maka Allah SWT akan menutup aibnya di dunia dan diakhirat. Dan
barangsiapa yang membantu menyelesaikan masalah yang menghimpit
6 Ahmad,Hadits I,(Bandung:Cipta Utama,2001).
7 Maulana Muhammad.Ali,Menuju Akhlak Nabi (Semarang: Pustaka Nuun,2006).
saudaranya (yang beriman) di dunia, maka Allah SWT akan menyelesaikan
masalah yang menghimpitnya pada hari kiamat. Dan Allah SWT pasti
menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya (yang
beriman). (HR. Muslim).

Anda mungkin juga menyukai