Anda di halaman 1dari 3

Secara umum remaja dapat dilihat dan diamati sebagai suatu fase dalam siklus

pembentukan kepribadian manusia. Fase remaja ini mempunyai ciri-ciri tersendiri yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Ciri-ciri yang menonjol dari fase remaja
yang tertuang dalam pola-pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan generasi Muda,
diantaranya kemurnian idealismenya, keberanian, dan keterbukaan dalam menyerap nilai-nilai
dan gagasan –gagasan baru, memiliki semangat pengabdian, spontanitas, dinamis, inovatif
serta kreatif. Umumnya para remaja menggunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya
dengan kegiatan-kegiatan yang positif yang berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat,
bangsa, dan negara. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada dari sebagian remaja yang
sikap dan perilakunya mengarah pada prilaku menyimpang. Perilaku menyimpang tersebut
biasa berwujud perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma hukum, sosial dan agama
seperti ; perkelahian antara pelajar (tawuran), penyalahgunaan obat-obatan terlarang,
membolos dari sekolah, penodongan, dan melakukan berbagai tindak pidana lainnya.
Perbuatan mereka yang demikian jelas menimbulkan masalah dan kerugian bagi dirinya sendiri,
keluarga, masnyarakat dan negara.

Jenis-jenis Tingkah Laku Menyimpang


Jenis-jenis perilaku menyimpang dibedakan menjadi dua,yaitu :
Penyimpangan menurut sifatnya,yaitu :
1. Penyimpangan Sosial Primer : Penyimpangan sosial yang bersifat sementara atau
temporer yaitu penyimpangan ini hanya terjadi beberapa kali saja dan tidak terus
berulang,pelaku dari penyimpangan ini biasanya masih diterima oleh lingkungan
sosialnya.
2. Penyimpangan Sosial Sekunder : Penyimpangan sosial ini bersifat terus-menerus atau
berulang,sehingga pelaku sulit untuk diterima atau bahkan akan ditolak oleh lingkungan
sosialnya.Pelaku penyimpangan ini disebabkan karena ia tidak bisa berlaku sesuai
dengan status dan perannya dalam lingkungan sosialnya.
Penyimpangan menurut remaja,yaitu :
1. Penyimpangan Individual :Penyimpangan ini dilakukan oleh individu atau seseorang
dan disebabkan karena ia tidak bisa atau belum bisa untuk mengendalikan dirinya.
Penggolongan sesuai dengan kadarnya : 1) Pembandel. 2) Pembangkang. 3) Pelanggar.
4) Perusuh/Penjahat. 5) Munafik.
2. Penyimpangan Kelompok : Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang,mereka
mematuhi norma-norma yang berlaku di kelompok mereka, tapi norma-norma tersebut
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan sosial.

3. Penyimpangan Campuran : Penyimpangan ini berasal dari perpaduan antara


penyimpangan individu dengan penyimpangan kelompok,pada awalnya penyimpangan
ini dilakukan oleh individu,kemudian orang tersebut menemukan sebuah kelompok yang
menurutnya memiliki norma tersendiri,namun pada dasarnya norma kelompok tersebut
bertentangan dengan norma yang berlaku di lingkungan sosial.

C.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi munculnya Tingkah Laku Menyimpang pada Remaja
Faktornya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Intern
adalah dalam diri individu, yang terdiri dari: a. Intelegensib. b. Bakat c. Minat, d. Motivasi, e.
Perasaan, usia dan sikap. Faktor eksternal, yaitu factor dari luar anak remaja, termasuk
kehidupan keluarga, lingkungan, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa.

HUBUNGAN ANTARA ILMU PENDIDIKAN ISLAM DENGAN


TINGKAH LAKU REMAJA
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan secara
sederhana berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya penga-jaran dan pelatihan.
Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju
terbentuknya keperibadian yang utama. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang
akan datang. Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau semua
usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan
mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah.
Pendidikan Islam menurut M. Al-Athiyah adalah pendidikan yang ideal di mana ilmu yang
diajarkan mengandung kelezatan-kelezatan rohani untuk dapat sampai kepada hakekat ilmiah
dan akhlak terpuji. Mencapai suatu akhlak yang sempurna bukan berarti bahwa kita tidak
mementingkan pendidikan jasmani, tetapi kita memperhatikan segi-segi akhlak seperti segi-segi
lainnya. Anak-anak membutuhkan kekuatan jasmani, akal, ilmu dan anak-anak juga
membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan, kemauan, cita rasa dan kepribadian.
Menurut konsepsi ilmu pendidikan Islam, manusia dengan aspek-aspek kepribadiannya
yang berkembang sejak dini dapat dipengaruhi oleh para pendidik (formal atau non-formal dan
informal) dengan corak dan bentuk idealitas yang diingin-kan mereka dalam batas-batas
fitrahnya. Konsepsi pendidikan model Islam, tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu sebagai
upaya "mencerdaskan" semata (pendidikan intelek, kecerdasan), melainkan sejalan dengan
konsep Islam tentang manusia dan hakekat eksistensinya. Pendidikan Islam sebagai suatu
pranata sosial, juga sangat terkait dengan pandangan Islam tentang hakekat keberadaan
(eksistensi) manusia. Oleh karena itu, pendidikan Islam juga berupaya untuk menumbuhkan
pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu sama di depan Allah, perbedaanya adalah kadar
ketaqwaan sebagai bentuk perbedaan secara kualitatif"

Anda mungkin juga menyukai