Anda di halaman 1dari 3

Ujian Tengah Semester

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Universitas Islam Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Nama : Muhammad Syaifuddin Zuhri


NIM : 1860201221041
Matakuliah : Hadis Tarbawi
Kredit : 2 Sks
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Kelas : PAI 1D
Dosen : Nurul Ihsannudin, Lc, M.Ag.

Pendidikan Moral dan Pembentukan Karakter Dalam Hadis

Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang lahir dalam keadaan belum
mengetahui apa-apa bagaikan kertas putih kosong tanpa coretan sedikitpun. Untuk
memberikan pengetahuan pada diri manusia diperlukannya pendidikan sebagai sebuah
landasan untuk menggali, membentuk, menumbuhkan potensi yang ada dalam diri
manusia baik melalui pendidikan formal, in formal, maupun non formal. Pendidikan
merupakan sebuah upaya yang ditempuh manusia agar dapat mengubah perilaku
sehingga menjadi pribadi yang baik dan mampu mengembangkan pengetahuan yang
dimiliki. Salah satu pendidikan yang diperlukan yaitu pendidikan moral.
Pada masa ini, perilaku moral dan kepribadian masyarakat sungguh
memprihatinkan karena maraknya kasus kejahatan dan asusila yang dilakukan orang
dewasa, remaja, bahkan anak-anak seperti pencurian, pemerkosaan, pembunuhan,
perundungan dan sebagainya. Melihat kondisi yang terjadi, maka pendidikan moral
merupakan kunci yang memebentuk kehidupan manusia ke arah yang lebih bermoral
dan berakhlak
Pendidikan moral dan pembentukan karakter sebenarnya sudah diajarkan sejak
zaman Nabi Muhammad SAW melalui hadis-hadis nya. Pendidikan moral dan
pembentukan karakter juga diajarkan dalam pendidikan formal maupun non-formal.
Namun pada kenyataanya masih juga marak penyelewangan masyarakat yang terjadi.
Adanya bukti-bukti tersebut bisa disumpulkan bahwa kurangnya pendidikan
moral dan pembentukan karakter pada masyarakat khsusus nya di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia menurut saya harus difokuskan ke pendidikan moral dan
karakter terlebih dahulu, Karena dalam hadis dijelaskan bahwa akhlak atau moral itu
lebih penting dari pada ilmu. Salah satu cara pembentukan karakter yang baik adalah
dengan membangun karakter berdasarkan konsep hadis sehingga menciptakan sikap
dan perilaku yang baik sesuai dengan agama Islam. Salah satu cara pembentukan
karakter yang baik adalah dengan membangun karakter berdasarkan konsep hadis
sehingga menciptakan sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan agama Islam.
Pendidikan merupakan suatu upaya yang nyata dan secara sadar dilakukan
dengan tujuan untuk mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memiliki
kemampuan spiritual, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia yang diperlukan olehnya.
Moral merupakan suatu hal yang tidak terwujud, namun kehadiranya sangat
penting dalam diri manusia. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup kooperatif dalam suatu kelompok masyarakat. Sebagai
standar hidup hidup yang mendasar pada kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan
untuk mencapai baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkunganya.
Kesimpulanya, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk
moralitas anak didik generasi bangsa yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur
dan bermoral. Pembentukan karakter dimulai dari pembiasaan terhadap suatu yang
kecil terlebih dahulu yaitu lingkup keluarga, misalnya dengan menanamkan pendidikan
agama sesuai dengan tingkatannya sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW.
Pembentukan karakter telah di jelaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa
pendidikan karakter tersebut diajarkan harus secara tahap demi tahap dimulai sejak
anak berusia dini. Pembentukan karakter anak dalam islam dibagi menjadi beberapa
tahapan yaitu:
Pertama usia 5-6 Tahun. Pada usia ini anak diajarkan tentang adab dan budi
pekerti. Diajarkan tentang mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar
mana yang salah, serta mengetahui hal” yang diperintahkan maupun yang dilarang,
serta pada fase ini anak diajarkan tentang kejujuran.
Kedua, usia 7-8 Tahun. Pada usia ini anak diajarkan untuk bertanggung jawab.
Usia ini diawali dengan perkenalan anak pada lingkungan baru yaitu lingkungan
sekolah. Sebelumnya anak hanya mengenal lingkungan rumah, maka pada fase ini anak
harus mampu bersosialisasi dengan lingkungan baru dan anak memiliki rasa tanggung
jawab terhadap tugas barunya yaitu belajar dan beradaptasi dengan lingkungan
barunya.
Ketiga, usia 9-10 Tahun. Setelah memiliki rasa tanggung jawab, maka akan
muncul sifat kepedulian bagi sesama maupun terhadap lingkungan. Sebagaimana hadis
Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud tentang tanggung jawab yang
artinya : “ Tangan bertanggung jawab atas apa yang ia ambil hingga ia menunaikannya-
kemudian Al hasan lupa lanjutannya-lantas ia menyebutkan,.....dia adalah orang yang
engkau percayai, tidak ada tanggung jawab atasnya”
Keempat, usia 11-12 Tahun. Pada usia ini anak telah memiliki kemandirian. Hal
tersebut ditandai dengan siap menerima segala macam resiko yang didapat apabila
tidak menaati peraturan.
Kelima, usia 13 Tahun. Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk
bermasyarakat dengan berbekal pada pengalaman-pengalaman yang didapat pada fase
sebelumnya. Kehidupan dalam masyarakat lingkupnya lebih luas dibanding kehidupan
keluarga, anak-anak mulai mengenal banyak karakter, yang ditemui dalam keluarganya.
Lima tahap pendidikan karakter ini menjadi pondasi dalam melahirkan,
mengasah serta mengembangkan kemampuan anak. Besarnya tanggung jawab
tingginya kepedulian kuatnya kemandirian dan sosialisasi kemasyarakatan yang luas
menjadi pegangan kuat untuk mencapai masa depan.
Penerapan pendidikan karakter moral menurut hadis dibagi menjadi 3 yaitu:
Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Pertama yaitu lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peran penting dalam
tercapainya pendidikan. Menurut saya, hal ini karena keluaraga adalah lingkungan asal
sekaligus lingkungan pertama dalam belajar. Orang tua merupakan guru pertama
kepada anak, maka dari itu mereka dianjurkan untuk menanamkan budi pekerti yang
baik dalam diri anak, karena hal itu penting dalam kehidupan.
Kedua yaitu lingkungan sekolah. Dalam proses pendikan pendidikan karakter
moral merupakan hal penting untuk diterapkan dalam kehidupan, maka seorang siswa
bukan hanya tahu tentang pendidikan karakter moral tapi juga mampu melaksankan
moral-moral yang baik dalam kehidupan sehari, jadi ada kesesuaian antara teori dan
prakteknya. Salah satu upaya untuk menerapkanya adalah dengan melakukan kegiatan
diluar mata pelajaran misalnya pengembangan diri dan pembiasaan posistif seperti
salat dhuha dan tadarus Al quran.
Ketiga yaitu lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter dan moral yang harus
kita terapkan sebagai umat muslim yaitu memiliki sifat kepedulian terhadap sesama,
sifat saling menghargai, mengutamakan kepentingan bersama, dan saling tolong
menolong tanpa pamrih. Sesuai dengan hadis yang artinya “Seorang muslim itu adalah
saudara bagi muslim yang lain” (HR. Ahmad, Bukhori, dan Muslim).

Anda mungkin juga menyukai