Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Syaifuddin Zuhri

NIM: 1860201221041

Kelas: PAI 1 D

Matakuliah: Pancasila

Dosen: Dr. Tika Mardiyah, M.Pd.I.

Sumber:https://bacamalang.com/pmii-inaifas-jember-galang-dana-peduli-korban-
banjir-di-malang/ (25 Oktober 2022)

PMII Inaifis Jember Galang Dana Korban Banjir di Malang

PROLOG

Musim hujan yang terjadi pada akhir-akhir ini dengan intensitas yang cukup tinggi. Hal
tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor
yang berdampak siginifikan pada masyarakat. Banyak daerah di Indonesia yang sudah
terkena banjir karena dampak dari curah hujan yang tinggi salah satunya terjadi di Malang
Selatan yang merendam delapan kecamatan di Kabupaten Malang, Jawa timur

Bencana banjir yang terjadi di Malang Selatan tersebut menggerakkan hati masyarakat
Indonesia untuk membantu. Seperti yang dilakukan oleh aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Komisariat Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyah Kencong, Kabupaten
Jember. Mereka bergerak melakukan aksi penggalangan dana yang merupakan bentuk
kepedulian terhadap para korban terdampak banjir di Malang Selatan.

ARTIKEL

Hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur di daerah Malang bagian selatan membuat
aliran air sungai di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang
meluap ke pemukiman warga, pada senin 17 Oktober 2022. Akibatnya terdapat delapan
kecamatan di wilayah tersebut yang terendam banjir.

Merespons hal tersebut sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan


Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Insitut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyah (Inaifis)
Kencong, Jember menggelar aksi penggalangan dana untuk korban terdampak banjir dan
tanah longsor di wilayah tersebut.

“Berangkat dari kesadaran kolektif, aksi ini merupakan bentuk kepedulian kami kepada
saudara-saudara kita yang ada di Malang,” kata Ketua Komisariat PMII Inaifis Jember,
Ahmad Fathu Fikron Musthofa baru-baru ini.

Fikron menegaskan sebagai makhluk sosial, manusia memiliki hubungan dengan manusia
lainya. Oleh karena itu, dirinya mengajak seluruh elemen masyarakat khusunya di Kapubaten
Jember untuk turut memberikan sumbangsih sebagai bentuk kepedulian sesama manusia
kepada mereka.

“Ini semua atas dasar kemanusiaan. Khairunnas Anfauhum Linnas, sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat untuk orang lain,” tegasnya.

Sementara Koordinator Aksi, Johan Effendik mengatakan aksi galang dana tersebut
dilakukan selama dua hari. Yaitu pada 24 hingga 25 Oktober 2022.

“Alhamdulillah, masyrakat dan pengguna jalan sangat antusias denagan adanya aksi galang
dana ini,” ungkapnya.

Pria yang menjabat Ketua Bidang Eksternal PMII Inaifis Jember ini menjelaskan, hasil dari
penggalangan dana tersebut akan diberikan dalam bentuk bahan-bahan logistik seperti
sembako, obat-obatan dan lain-lain.

“Untuk pendistribusian bantuan, kami masih melakukan koordinasi dengan lembaga PMII di
Kabupaten Malang,” tuturnya.

Untuk diketahui, aksi tersebut dilakukan di sepanjang ruas jalan provinsi dari perbatasan
Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember. Terdapat tiga titik lokasi, yaitu Kecamatan
Jombang, Kecamatan Kencong, dan Kecamatan Gumukmas.

ANALISIS NILAI PANCASILA

Berdasarkan aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh sahabat-sahabat PMII Institut
Agama Islam Al-falah As-sunniyah kencong, Kapubaten Jember bisa menjadi contoh kita
sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial dan sebagai warga negara Indonesia untuk
selalu tolong menolong dalam kebaikan antar sesama umat manusia dan antar warga negara
indonesia tanpa saling memandang Suku, Agama, Ras, dan Budaya yang berbeda dan
beragam.

Dari aksi tersebut mencerminkan nilai-nilai pancasila. Yang pertama adalah sila kedua yaitu
kemanusiaan yang adil dan beradab yang tercermin dalam sikap saling tolong menolong. Dan
aksi tersebut juga mewujudkan nilai pancasila dari sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, yang
terwujud ketika para mahasiswa PMII bersinergi dan bersatu dengan masyarakat dan
pengguna jalan untuk membantu korban banjir. Dan yang terakhir, aksi tersebut juga
mengimplementasikan sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia yang
berarti siapapun boleh membantu tidak memandang apa agamanya, asal daerahnya, sukunya
dan korban terdampak juga dibantu tanpa memandang apa agamnya, sukunya, budayanya
karena aksi tersebut berangkat dari kesadaran kolektif dengan niat membantu sesama.

Berdasarkan aksi tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa kita dalam tolong menolong
jangan memandang apa agamanya, apa sukunya, asal daerahnya. Meskipun mereka yang kita
tolong berbeda agama ataupun berbeda daerah, asalkan baik harus kita tolong semampu kita.

Anda mungkin juga menyukai