pruralitas
Dongkrak Ekonomi dan Pluralisme, Pemkot Bogor Gandeng
PNJ dan Panorama Group
Kompas.com - 08/05/2019, 15:24 WIB
1
2
2
3
3
4
Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) di Asrama Haji
Sudiang, Makassar, Kamis (10/10/2019).
Pentas PAI merupakan wahana kompetisi kesenian islami antar peserta didik dari
jenjang SD, SMP hingga SMA/SMK.
4
5
Islam yang rahmatan lilalamin," katanya. Dalam acara ini para guru dan pengawas
pendidikan agama Islam hadir untuk memastikan seluruh mata lomba mengarah
pada ide utama moderasi agama yang selama ini telah dikampanyekan
Kementerian Agama. Direktur Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam
Kemenag, Rohmat Mulyana, menandaskan, acara ini rutin digelar dua tahunan.
"Tahun ini 2000 peserta kita datangkan dari seluruh Indonesia," katanya. Sebagai
penanggungjawab teknis acara ini, Rohmat mengungkapkan, semua mata lomba
merupakan aktualisasi tumbuhkembangnya minat dan bakat siswa dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai agama Islam. "Kita berharap
acara seperti ini menjadi tradisi kegiatan keagamaan peserta didik yang relevan
dan kontekstual," pungkasnya.
5
6
"Saya pikir Indonesia bisa dijadikan model aktif dalam melihat keberagamaan.
Walaupun Indonesia (penduduknya) negara mayoritas muslim, tapi disini ada
Candi Borobudur dan Candi Prambanan sebagai tempat melaksanakan
ibadahnya," ungkap Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara Asian
Youth Day (AYD) ke-7 di Jogja Expo Center (JEC) di Jl Gedongkuning, Bantul, Rabu
(2/8/2017) malam.
Menurutnya program ini bisa menjadi program saling berkumpul, saling bagi
pengetahuan dan tentunya saling belajar keberagaman. Menurutnya
6
7
"Keragaman sesuatu yang niscaya di dunia ini, semua dari kita tidak bisa
mengingkarinya, sehingga kita harus menyikapinya dengan penuh kearifan.
Melalui acara seperti ini diharapkan anak muda belajar memahami keragaman,
agar bisa menyikapinya dengan penuh kearifan," paparnya.
"Di beberapa kota (di Indonesia), dapat dijumpai masjid dan gereja (berdiri)
berdampingan. Ini menjadi saksi kehidupan keberagaman yang ada di sini. Wasiat
agama memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik," pungkas Sultan.
7
8
Din menyatakan hal tersebut di hari kedua acara World Culture Forum 2016.
Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Menurutnya, penting untuk melihat kemajemukan
dalam pembangunan berkelanjutan karena menyangkut pada nilai kemanusiaan.
8
9
Forum yang merupakan kelanjutan dari Bali Promise tahun 2013 ini membahas
soal pembangunan berkelanjutan yang saat ini tengah dilakukan oleh negara-
negara di dunia.
Pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga hal, yakni ekonomi, sosial dan
lingkungan. Toleransi kehidupan beragama masuk dalam aspek sosial.
Ancaman keberagaman itu, kata Din, akan menjadi ancaman bagi peradaban
hidup manusia. Maka itu, perlu gerakan untuk memperkuat multikulturalisme
melalui dialog seperti dialog antaragama, dialog antarkebudayaan dan dialog
antarperadaban.
Meski demikian, menurut Din, dialog tidak bisa mengatasi hal itu secara
sempurna. Untuk bisa mengatasinya, harus dilakukan kemajemukan yang
berkemajuan, yakni wawasan keberagaman yang ditampilkan dengan
kebersamaan dan kerja sama dalam soal kemanusiaan.
9
10
Salah satu caranya melalui pendidikan nilai moral dan etika. Selama ini pendidikan
di Indonesia hanya menyangkut pada teori ilmu yang diberikan oleh para pengajar
kepada muridnya.
Meski demikian, menurut dia, pendidikan nilai moral tidak bisa hanya lewat
doktrin dan ceramah, namun harus ditunjukkan dengan keteladanan dan
kebiasaan. Selain itu, Din juga mengatakan, masyarakat harus kembali
menghayati Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang mulai ditinggalkan.
Dampak tidak dihayatinya Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika , kata Din, dapat
membuat gejala dan gelagat individualisme dan egoisme kelompok. Hal ini seperti
konflik yang telah terjadi di Ambon, Poso dan Kalimantan.
"Ini tugas kita merajut kemajemukan dan ini memang tidak ada jalan lain yang
strategis selain lewat pendidikan," tuturnya.
Hal ini menjadi penting, pasalnya tujuan dari pembangunan berkelanjutan supaya
masyarakat menikmati kesejahteraan yang sama dari waktu ke waktu dan dari
generasi ke generasi. (chs)
10
11
11
12
Ungkapan Marsudi itu berangkat dari kondisi toleransi antar warga Dukuh
Kalipuru yang tinggi. Dia mengakui, bukan kebijakannya sebagai Kades yang
membuat toleransi itu menguat. Sikap hormat-menghormati di antara warga di
dukuh itu memang sudah ada turun-temurun.
12
13
Di kalangan anak kecil, orangtua juga mendidik anak mereka untuk menjaga sikap
toleran tersebut. Sembari belajar di sekolah, anak-anak Dukuh Kalipuru
bercengkrama akrab antar penganut agama.
Lingkungan membentuk sang anak untuk belajar toleran. "Anak-anak kecil di sini
tidak dijajari soal agama apa yang benar. Mereka sudah faham dengan lingkungan
yang ada. Ketika ikut ke gereja atau pura, atau ada acara agama, mereka datang
dan makan seperti biasanya. Tidak ada kekawatiran bahwa makanan berasal dari
barang yang haram, atau tidak baik. Semua sudah faham, dan hal itu sudah
lewat," tambah dia.
Di atas semua itu, Marsudi ingin agar pola pengajaran anak-anak tetap berbasis
lingkungan yang ada. Ia tak ingin ada warga lain yang merusak dengan
mengajarkan kefanatikan pada agama tertentu. Baginya, kedamaian dan toleransi
antara warga lebih penting dibanding fanatisme atas suatu agama.
"Kunci beragama di Kalipuru ini menurut saya, mengajarkan warga untuk tidak
fanatik pada agama. Itu kuncinya," ujar Marsudi.
13
14
Konflik
Polemik Pemekaran Tanah Papua, dari Konflik Sosial hingga
Anggaran
Kompas.com - 01/11/2019, 18:18 WIB
14
15
Jauh sebelum wacana ini dimunculkan Tito Karnavian, sejumlah perwakilan tokoh
masyarakat Papua bertemu dengan Jokowi di Istana Negara pada 10 September.
Dalam pertemuan yang diikuti sekitar 60 tokoh itu, salah satu aspirasi yang
disampaikan ialah terkait rencana pemekaran wilayah Papua dan Papua Barat.
Awalnya, para tokoh Papua yang hadir meminta agar ada pemekaran sebanyak
lima wilayah di Papua dan Papua Barat. Jokowi pun menyetujui pemekaran itu.
Namun, ia hanya menyetujui dua atau tiga wilayah.
Hal yang sama disampaikan tokoh pemuda Papua, George Saa. Ia pun merujuk
data konflik yang dirilis Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang
menyebut setidaknya ada 37 korban jiwa akibat konflik yang terjadi di wilayah
Papua. Selain itu, ia khawatir pemekaran ini justru tidak akan dirasakan
dampaknya oleh masyarakat asli Papua. "(Jika) pemekaran wilayah masuk,
pembangunan masuk, ini akan mengundang siapa pun dengan segala bentuk
15
16
kapital yang ada masuk (ke Papua) dan ujung-ujungnya orang Papua dengan
tanah wilayahnya menjadi obyek pembangunan," ujar George.
Hal yang sama disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Mahfud MD. "Pemekaran akan dilakukan, tapi tentu dicari jalan-jalan
proseduralnya agar tidak terjadi apa yang disebut kecemburuan. Kalau Papua itu
kan memang nampaknya alternatifnya dimekarkan," kata dia. Sejauh ini, Kepala
Negara telah menerima 183 usulan pemekaran, baik untuk provinsi maupun
kabupaten/kota. Namun, hingga kini belum ada satu pun usulan yang disetujui.
Anggaran diatur Tidak hanya persoalan konflik dan kecemburuan sosial, wacana
pemekaran juga mendapat sorotan dalam hal anggaran. Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati menyatakan, pemerintah siap mengatur anggaran untuk
wacana pemekaran Provinsi Papua Selatan. Namun, sebelum anggaran
16
17
pemekaran wilayah dia siapkan, berbagai ketentuan termasuk dari sisi landasan
hukum juga sudah harus diselesaikan. "Dalam rangka pembentukan daerah
Provinsi baru, tentu ada langkah-langkah dari sisi legal, peraturan untuk
mendukungnya dan nanti implikasi anggarannya," ujar Sri Mulyani di Jakarta,
Selasa (29/10/2019).
Namun, pembentukan Provinsi Papua Selatan tersebut tidak bisa begitu saja
dianggarkan dalam APBN 2019 yang segera tutup buku dua bulan lagi. Sri Mulyani
pun belum bisa memberi gambaran bakal seberapa besar anggaran yang
dibutuhkan untuk membentuk Provinsi Papua Selatan meski dirinya menyatakan
alokasi anggaran pemekaran mungkin tidak begitu besar. Sebab, prosesnya bisa
berjalan secara bertahap dan infrastruktur provinsi pemekaran tidak melulu harus
selalu baru. "Karena dari gedung pemerintah dan lain-lain menggunakan yang ada
dulu. Bertahap bisa dipenuhi," ucapnya.
17
18
Dari strategi pertama ini, lanjut dia, Kementerian PPN sedang merumuskan
bagaimana langkah-langkah pemuihan sosial, membangun psikologi, memperkuat
18
19
peran tokoh-tokoh agama dan adat untuk penyelesaian masalah sosial dengan
juga memperhatikan aspek keamanan. Strategi kedua adalah merumuskan
langkah-langkah percepatan pembangunan di Kabupaten Nduga. Dari 29
kabupaten/kota yang ada di Papua, Nduga merupakan daerah yang relatif paling
tertinggal. "Jadi, kami menganggap membangun Nduga adalah menyelesaikan
masalah di Papua. Nduga adalah simbol percepatan pembangunan di Papua,
Nduga merupakan barometer percepatan pembangunan di Papua, sehingga kami
sedang identifikasi bagaimana strategi komperhensif pembangunan Nduga," kata
dia. Velix mengaku, Kementerian PPN sedang memetakan 32 distrik yang ada di
Nduga, di mana ada sekitar 12 distrik yang sekarang sedang bermasalah. Untuk
pelaksanaannya, Kementerian PPN telah membuat waktu kerja, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. "Untuk strategi pertama kami berharap enam
bulan ke depan ada langkah-langkah percepatan pemulihan sosialnya. Itu ada
aspek dari Bappenas, BNPD, karena ini kami anggap dalam konteks kebencanaan,"
tutur dia. "Strategi percepatan pembangunan kami petakan dalam lima tahun ke
depan sesuai dengan arah besar pembangunan nasional hingga 2024," sambung
Velix
19
20
20
21
21
22
melalui rangakaian kegiatan ini, akan mempererat kohesi sosial pada masyarakat
akar rumput untuk merawat dan terus berkomitmen pada kondisi perdamaian.
22
23
23
24
"Kedua kelompok sudah berdamai pada 18 April lalu," kata dia. Sementara itu, di
tahun 2018 sebanyak 12 kasus penembakan juga terjadi di area kerja PT Freeport
Indonesia. Akibatnya, 1 prajurit TNI gugur dan 3 orang sipil terluka. Selain itu,
kasus pemalangan sebanyak 13 kali yang dilatar belakangi masalah pendulangan
karena para pendulang tidak dapat menjual hasil dulangan di toko emas, terkait
PHK, laka lantas, dan pembayaran insentif guru honorer. Sedangkan aksi unjuk
rasa terjadi sebanyak 20 kali di tahun 2018. Seperti unjuk rasa masalah ijazah
yang digunakan Bupati Mimika Eltinus Omaleng saat mencalonkan diri kembali
sebagai bupati, masalah pendulangan, masalah hak ulayat PT Freeport Indonesia,
masalah insentif guru honorer, dan masalah beasiswa putra daerah yang
menempuh pendidikan di luar Mimika. "Semua itu kasus menonjol di tahun
2018," pungkas Agung.
24
25
26