Anda di halaman 1dari 4

MENEGUHKAN PELAJAR MODERAT MELALUI SAKATA IRAMA

(SAUNG KAJIAN TAFSIR AYAT MODERASI BERAGAMA)

DAN PERTAMA (PERSAUDARAAN PELAJAR LINTAS AGAMA)

OLEH : MUHAMAD RIZKY TAMAM

“ Tuhan tidak melarang perbedaan namun melarang adanya perpecahan ”


sebuah nasehat dari guru bangsa Kiyai Abdurrahman Wahid Presiden ke-4
Republik Indonesia menjadi pemicu dan pemacu semangat untuk hidup harmonis
di tengah perbedaan, perkenalkan nama saya Muhammad Rizky Tamam lahir dan
besar di tanah jawara di bumi geger Cilegon, lahir 17 Tahun yang lalu 06 Mei
Tahun 2006. Tumbuh dan berkembang dalam Lembaga Pendidikan Islami yaitu
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Cilegon Islamic Boarding School saat ini duduk
di kelas XI IPS. Berorganisasi sudah menjadi hobi dalam meningkatkan kapasitas
dan mentalitas diri hingga berbagai organisasi pernah menjadi pelabuhan seperti
Ketua OSIS MAN 2 Kota Cilegon, MPK MAN 2 Kota Cilegon, Sekjen Forum
GENRE Cilegon dan Forum OSIS Banten. Berbagai prestasi pernah saya raih
diantaranya juara 2 Lomba Pidato Bebasan Cilegon, Juara 2 Lomba Video Kreatif
Roadshow Bus KPK, Medali Emas ISC bidang Bahasa Indonesia, Duta Genre
Kota Cilegon dan kini menjadi Duta Pelajar Provinsi Banten mewakili Kota
Cilegon.

Guru Akidah Akhlak MAN 2 Kota Cilegon selalu mengingatkan bahwa


kita semua adalah bersaudara, ada tiga ukhuwah dalam Islam yaitu ukhuwah
islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah. Hal ini lah yang
menjadi motivasi saya untuk menebarkan nilai-nilai moderasi beragama karena
nilai nilai moderasi beragama sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan terlebih saat
ini di tengah arus globalisasi dan modernisasi telah terjadi degradasi moral
khususnya pada kalangan pelajar. Banyak pelajar terjebak dalam pola hidup
hedonis, matrealis dan pragmatis hingga melahirkan generasi yang konsumtif,
apatis bahkan berfikir radikalis dan ekstrimis akibat kurangnya wawasan
keagaaman dan kebangsaan. Padahal saat ini Indonesia sedang menghadapi
revolusi industri 4.0 dan juga bonus demografi yang membutuhkan sumber daya
manusia yang tangguh dan berwawasan global. Isu radikalisme yang berkembang
pada pelajar bukan isapan jempol belaka banyak oknum-oknum yang ingin
menghancurkan generasi Indonesia menjadikan generasi muda yang layu sebelum
berkembang dengan cara-cara yang kotor dan menyesatkan. Maka dengan
menginternalisasikan nilai-nilai moderasi beragama diharapkan mampu
meningkatkan optimisme kemajuan bangsa di masa depan sesuai cita-cita
pemerintah yaitu indonesia emas tahun 2045 atau satu abad kemerdekaan
Republik Indonesia.

Kota Cilegon sebagai salah satu kota di provinsi Banten yang memiliki
jumlah penduduk paling sedikit diantara kabupaten kota yang lainnya namun
memiliki daya tarik tersendiri hal itu dikarenakan Kota Cilegon sebagai kota
industri serta pintu gerbang antara pulau Jawa dan Sumatera sehingga banyak
penduduk dari kabupaten kota lain singgah bahkan menetap di Kota Cilegon. Hal
tersebut menyebabkan Cilegon menjadi kota yang beraneka ragam agama dan
kebudayaan, meskipun demikian Agama Islam tetap sebagai agama mayoritas.
Dampak dari peristiwa Geger Cilegon 1888 ternyata cukup membekas dalam
pikiran masyarakat Cilegon baik sebelum kemerdekaan maupun pasca-
kemerdekaan Republik Indonesia dalam hal kehidupan beragama, anti kafir
nampaknya cukup mempengaruhi pikiran dalam membina kerukunan umat
beragama. Secara kehidupan sosial masyarakat Cilegon sebenarnya tidak
mempermasalahkan latar belakang agama, mereka hidup berdampingan secara
rukun namun usaha mendirikan rumah ibadah selain masjid sangat sulit diterima
oleh masyarakat Cilegon yang beragam Islam.

Islam sebagai agama yang selalu mengedepankan keharmonisan


selayaknya merangkul dan bergandengan tangan dengan saudara-saudara kita
yang berbeda secara agama, pelajar-pelajar yang beragama non muslim butuh
eksistensi dan butuh diakui keberadaannya mereka butuh teman bermain, teman
diskusi bahkan teman berekspresi. Sejalan dengan nilai-nilai moderasi beragama
yaitu toleransi maka sudah sepantasnya pelajar lintas agama diberikan ruang tanpa
membeda-bedakan asal usulnya, rasa keadilan dan keselarasan harus di
kedepankan sebagai perwujudan pengamalan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Toleransi bukan berarti menggadaikan keimanan namun memberikan ruang
kepada saudara yang berbeda tanpa mencampur-adukkan agama karena jelas
dalam Islam “ lakum diinukum waliyadin”.

Berikut ini rencana aksi perubahan inisiator muda moderasi agama yang
akan dilaksanakan :

1. SAKATA IRAMA (Saung Kajian Tafsir Ayat Moderasi Beragama)


Kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan pelajar terhadap moderasi
beragama dengan cara kajian tafsir tentang ayat-ayat moderasi beragama
dengan cara berkolaborasi dengan guru tafsir atau Al-Qur’an Hadits serta
perwakilan setiap kelas sehingga diharapkan nanti setiap perwakilan kelas
akan menjadi agen moderasi beragama disetiap kelas kegiatan ini dapat
dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. Kegiatan ini bertujuan agar pelajar
lebih memahami konteks tafsir moderasi beragama bukan memahami secara
tekstual karena dapat menimbulkan pemahaman yang salah.
2. PERTAMA (Persaudaraan Pelajar Lintas Agama)
Cilegon sebagai kota metropolitan yang plural serta menjadi kota industri
yang mampu menarik minat pekerja yang berasal dari luar cilegon menjadikan
Cilegon menjadi kota yang memiliki bermacam agama, dan banyak dari anak-
anak mereka yang bersekolah juga di Kota Cilegon. Hingga detik ini belum
ada organisasi atau perkumpulan pelajar lintas agama di Kota Cilegon, maka
dengan menginisiasi terbentuknya organisasi PERTAMA (Persaudaraan
Pelajar Lintas Agama) diharapkan mampu meningkatkan toleransi antar
agama serta mampu meningkatkan kolaborasi dalam kreatifitas pelajar
Cilegon. Kegiatan dari PERTAMA (Persaudaraan Pelajar Lintas Agama)
seperti diskusi kebangsaan, bhakti sosial, kunjungan ke pemerintah daerah dan
sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai