Anda di halaman 1dari 3

Nama: Retno Mayasari

Kelas: IP 2

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia Dan Perwujudan Profil
Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad-21

Pancasila dikatakan entitas dan idnetitas bangsa Indonesia karena memiliki ciri khas yang
hanya dimiliki bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain, oleh karena itu
Pancasila harus dilestarikan.

Nilai-nilai kebudayaan khas Indonesia bertumbuh di dalam hati warga Negara Indonesia yang
hidup dalam kebhinekatunggalikaan yang kaya dengan nilai-nilai religius.

Untuk menjadi bangsa yang tetap bersatu dan berkembang, kebutuhan untuk selalu
melestarikan kemajemukkan, menjaga kesatuan, menumbuhkan persaudaraan, menguatkan
kesetiakawanan, dan menegaskan identitas bangsa yang majemuk.

Pendidikan Agama dalam masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai-nilai religius,
pendidikan agama dikeluarga, masyarakat yang memiliki peranan penting dan perlu
dijalankan secara sinergis.

Pendidikan agama memiliki peranan yang strategis untuk menegaskan identitas Indonesia
sebagai bangsa yang bersatu di dalam kebhinekaan budaya dan religiusitas.

Pendidikan agama disekolah juga cendrung memisahkan dan memasukkan peserta didik yang
memiliki agama berbeda ke dalam kotak yang berbeda.

Sehingga pada kenyataannya kebanyakan peserta didik hanya melihat dan merasakan
perlakuan dan perbedaan daripada pengalaman dan penyatuan.

Interaksi sosiokultural dalam pendidikan menjadi penting karena dapat mencegah disintegrasi
bangsa, baik yang disebabkan oleh cemburu sosial maupun kurangnya rasa toleransi terhadap
teman yang berbeda. Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana
manusia tertaut dengan tingkah laku, norma dan ajaran budaya.

Karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai
kebudayaan. Pendidikan dalam masyarakat Pancasila, Pancasila memuat lima sila sebagai
identitas bangsa Indonesia. Nilai-nilai kemanusian termuat dalam sila-sila Pancasila
merupakan fondasi filosofis pengembangan pendidikan di Indonesia.

Ada 5 elemen dalam profil pelajar pancasila yaitu :

1. Berakhlak Mulia
Sesuai dengan sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, maka
elemen pertama dalam proyek ini pun tentu saja akan berkenaan dengan bagaimana para
pelajar Indonesia berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai
Sang Pencipta. Tidak hanya itu saja, elemen ini juga berkaitan tentang bagaimana para
pelajar Indonesia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Nah, dalam elemen ini, ada 5
elemen yang terbagi lagi yakni berupa: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c)
akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan Global
Sesuai dengan semboyan negara Indonesia ini yakni Bhineka Tunggal Ika yang bermakna
“Berbeda-beda tetapi tetap satu”, maka dalam elemen ini para pelajar Indonesia harus
mempertahankan budaya leluhurnya sebagai identitas bangsa. Nah, berhubung saat ini kita
tengah mengalami gempuran globalisasi, maka tidak ada salahnya kok dengan tetap
memiliki pemikiran terbuka terutama dalam berinteraksi dengan budaya lain. Hal itu dapat
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang
positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Dalam elemen ini, kuncinya
adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap kebhinekaan.
3. Gotong Royong
Gotong royong itu menjadi identitas utama dari bangsa Indonesia dan hingga saat ini
masing sering ditemukan di beberapa lingkungan. Karakter tersebut harus juga dimiliki
oleh para pelajar Indonesia, yakni dengan berkemampuan untuk melakukan kegiatan
secara bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar,
mudah dan ringan. Dalam elemen gotong rotong ada kolabprasi, memiliki rasa kepedulian,
da berbagi.
4. Mandiri
Mandiri yang dimaksudkan adalah kita sebagai pelajar Indonesia haruslah bertanggung
jawab atas proses dan hasil belajarnya. Diantaranya harus memiliki kesadaran akan diri
dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri uakni dengan mampu mengatur pikiran,
perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya.
5. Bernalar Kritis
Elemen ini mengajarkan bahwa kita harus mampu secara objektif memproses informasi,
baik kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu, kita sebagai pelajar Indonesia juga harus
membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi
kemudian menyimpulkannya.
6. Kreatif
Kreatif menjadi bagian dari elemen Profil Pelajar Indonesia. Dalam konteks ini, kreatif
diartikan sebagai kemampuan untuk memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang
orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak bagi hal-hal yang bersangkutan.
profil pelajar pancasila maka akan terwujudnya pendidikan abad 21. Pendidikan merupakan
proses memanusiakan manusia. Dalam proses pembelajaran abad 21, kemajuan IPTEK dan
hadirnya era revolusi industri 4.0 membuat arus informasi dan globalisasi makin tidak
terbendung. Ketika generasi muda kita tidak cukup mampu untuk beradaptasi dan memiliki
karakter yang kuat tentu akan mudah terbawa arus negatif dari hadirnya era disrupsi ini.
Sehingga itu, penting adanya penguatan karakter dari akar rumput mengenai nilai-nilai yang
mencerminkan adab dan kultur bangsa Indonesia yaitu seperti tercermin dalam Pancasila.
Adapun, Pembekalan kepada siswa dalam pembelajaran meliputi ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif perlu menjadi satu kesatuan utuh yang perlu dibentuk.

Anda mungkin juga menyukai