Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Birrul Walidain Dalam Islam Serta Jihat Dan Ijtihat

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama : Awang Uganda saputra
Dosen Pengampu : Sudarto,S.Pd.I,.M.Pd
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
Kelas : A.1.1
Kelompok : 2 (dua)

Universitas Baturaja
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
2022/2023

ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi.................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Batasan Masalah..............................................................................2
1.4 Tujuan Masalah...............................................................................2
BAB II Pembahasan......................................................................................3
1. Pengertian birrul walidain.......................................................................3
A. Keutamaan Birrul walidain................................................................3
B. Bentuk-Bentuk Birrul walidain..........................................................4
C. Bentuk-Bentuk Durhaka Terhadap Orang Tua..................................5
D. Pahala Bagi Orang Yang Berbakti Kepada Orang Tua.....................5
2. Pengertian Jihad Dan Ijtihad...................................................................6
A. Tujuan Jihad dan Ijtihad....................................................................7
B. Macam-Macam Ijtihad.......................................................................7
BAB III Penutup Kesimpulan Dan Saran ..................................................9
Daftar Pustaka
Lampiran

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya,adapun tema
dari makalah ini “Biruwalidain Dalam Islam Serta Jihat Dan Ijtihat”. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Bpk.Sudarto,S.Pd.I,.M.Pd Selaku dosen pembimbing
mata kuliah pendidikan agama islam yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak demi terciptanya makalah yang sempurna.

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasulullah saw. adalah perantara hidayah dari Allah swt, yang dimana hidayah
tersebut disampaikan kepada umatnya, sehingga umatnya dapat melaksanakan
tugasnya dimuka bumi ini sebagai Khalifah.
Sama halnya dengan kedua orang tua, mereka merupakan perantara yang Allah swt.
ciptakan untuk melahirkan kita di dunia ini, dengan demikian sangatlah tinggi derajat
orang tua di sisi anak-anaknya. Maka dari itu merupakan suatu perbuatan dzolim apa
bila kita tidak menghargai, menghormati serta tidak berbuat baik kepadanya.
Birrulwalidain yang artinya berbakti, mematuhi, dan merawat kedua orang tua,
menjamin hak-hak mereka, memenuhi kebutuhan mereka adalah sudah merupakan hal
yang seharusnya dilakukan seseorang anak. Al-Qur’an dan sunnah menegaskan ini
sebagai kewajiban. Hal ini menjelaskan betapa besarnya perhatian Islam terhadap
kedua orang tua.
Allah SWT. Menurunkan aturan hidup dalam bentuk syari’at untuk mengatur
kehidupan manusia, baik selaku pribadi maupun selaku anggota masyarakat. Secara
umum, tujuan pencipta hukum dalam menetapkan hukum-hukumnya adalah untuk
kemaslahatan dan kepentingan serta kebahagiaan manusia seluruhnya, baik
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Tujuan hukum Islam yang berupa perwujudan
kemaslahatan tersebut pada dasarnya hendak memertahankan kesalehan yang
terangkum dalam lima aspek pokok dalam kehidupan manusia. Kelima aspek pokok
tersebut adalah pemeliharaan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kekayaan .
Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk bagi manusia dan sebagai rahmat bagi
alam semesta. Sebagai rujukan prinsip dasar masyarakat Islam, al-Qur’an
menunjukkan bahwa pada dasarnya seluruh umat manusia berada dalam kedudukan
yang sama di hadapan hukum Islam karena manusia diciptakan berkedudukan sama di
hadapan Allah SWT. Dan hanya ketakwaannyalah yang dapat membedakannya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini akan membahas tentang :
a. Bagaimana kedudukan jihad dengan berbakti kepada orang tua?
b. Bagaimana pandangan birrul walidain terhadap jihad dan ijtihad?
c. Bagaimana peran birrul walidain terhadap jihad dan ijtihad dizaman sekarang?
d. Apa saja bentuk-bentuk birrul walidain dan bentuk durhaka terhadap orang tua?
e. Bagaimana Makna Jihad Menurut Penafsiran Quraish Shihab dalam Tafsir al-
Misbah al-Qur’an surah al-Taubah.?

1.3 Batasan Masalah


Beberapa masalah terkait dengan birrul walidain :
a. Berbuat baik kepada orang tua
b. Sikap dan perilaku untuk menunjukkan rasa berbakti kepada orang tua
c. Apa konsep jihad dalam Al-Qur‟an menururt penafsiran Sayyid Quthb dan Ibnu
Katsir.
d. Apakah perbedaan dan persamaan antara kedua mufassir ini?

1.4 Tujuan rumusan


Setelah pembahasan makalah ini,maka akan diketahui tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu menjelaskan bagaimana pengertian dan konsep birrul walidain
b. Mampu menjelaskan keutamaan birrul walidain
c. Mampu menjelaskan bentuk-bentuk pelaksanaan birrul walidain
d. Mampu menjelaskan bagaimana konsep jihad dan ijtihad
e. Mampu menjelakan tujuan jihad dan ijtihad
f. Mampu menjelaskan macam-macam jihad dan ijtihad

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Birru Walidain
Islam memandang berbakti kepada kedua orang tua adalah ibadah yangs angat
besar pahalanya. Sebab merekalah yang mengasuh, besarkan, mendidik,dan
menghidupi anak-anaknya. Bahkan dalam salah satu riwayat Rasulullah SAW
menegaskan: “ Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua dan
kemurkaan Allah tergantun pada kemurkaan keduanya.”
Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Berkata kepada mereka berdua
dengan kutipan yang lemah lembut. Tawadlu (rendah diri). Tidak boleh Kibir
( sombong ) bila meraih sukses atau memiliki jabatan di dunia.

A. Keutamaan birrul walidain


• Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.

َِ :‫لم‬EE‫لى هللا وس‬EE‫و ُل هللا ص‬EE‫ال رس‬EE‫عليه ع َْن َع ْب ُد هللا بن َع ْم ٍرو رضي هللا عنهما قال ق‬
‫ هللاُ فى‬E‫ى‬E‫رض‬
َ ُ‫الوال َِد ْي ِن و َسخَ طُ هللا فى َسخَ ط‬
‫الوال َِديْ ِن‬ َ E‫ضى‬
َ ‫ِر‬
(‫) اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم‬

Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda :
“ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu
terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban dan Al-Hakim)

• Hadis Abu Hurairah tentang siapakah yang berhak dipergauli dengan baik.

ًّ َ‫اح‬
‫ق‬ َ ‫ول هللا َم ْن‬E
َ E‫ال يَا رس‬EE‫ه وسلم فق‬EE‫لى هللا علي‬EE‫ول هللا ص‬Eِ E‫يرةَ رضي هللا عنه قال َجا َء َر ُج ٌل الى رس‬ َ ‫ع َْن ابَ ِي ه َُر‬
‫ ثم‬: ‫ال‬EE‫ ثم من؟ ق‬:‫ال‬EE‫ثم ا ُّمك ق‬: ‫ ثم من؟ قال‬:‫ ث َُّم اُ ُّمك قال‬:‫ ث َُّم َم ْن؟ قال‬:‫ ا ُُّمك قال‬:‫ قال‬E‫ص َحابت َِي؟‬ ِ ّ ‫النا‬
َ ‫س ب ُِح ْس ِن‬
(‫ابَُوْ كَ )اخرجه البخاري‬

3
Artinya : dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki
4ocial kepada Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang
berhak aku pergauli dengan baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa?
Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali
lagi orang itu bertanya: kemudian siapa? Rasulullah menjawab:
“Bapakmu!”(H.R.Bukhari).

B. Bentuk-bentuk birrul walidain


Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Sehingga kita
berkewajiban melaksanakan apa yang telah diperintahkan dalam Al Quran dan As
Sunnah, yaitu :
• Saat orang tua masih hidup :
a. Mentaati perintah orang tua selama tidak bertentangan dengan syariat dan akidah.
b. Berbakti dan merendah diri (tawadhu’) dihadapan orang tua.
c. Tidak sombong dihadapan orang tua
d. Mendahulukan berbakti kepada Ibu dari pada ayah.
e. Berbicara dengan lembut dihadapan mereka.

• Ketika orang tua telah meninggal dunia, maka tidak ada yang diharapkan dari yang
hidup kecuali apa-apa yang bisa memberikan manfaat kepada akhiratnya, berupa
pahala dan yang dapat menyelamatkannya dari siksa. Di antara yang dapat
memberikan manfaat kepada orang tua setelah meninggalnya yang dapat dilakukan
oleh sang anak dalam mewujudkan baktinya, adalah:
a. Berdoa untuk keduanya (asshalatu’alaihima)
b. Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti : wasiat,
utang piutang. Rasulullah shallallahu’alaihiwa sallam bersabda:

ُ ُّ‫صا َم َع ْنهُ َولِيه‬ ِ ‫ات َو َعلَ ْي ِه‬


َ ،‫صيَا ٌم‬ َ ‫َم ْن َم‬
“Barang siapa yang meninggal dan masih menanggung hutang puasa, maka
walinya yang menunaikannya.” (HR. Bukhari, Muslim).

C. Bentuk-bentuk durhaka terhadap orang tua

4
a. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik
orang tua.
b. Berkata “ah” atau “cis” dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
c. Membentak atau menghardik orang tua.
d. Bakhil atau kikir, tidak mengurus orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain
daripada mengurus orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan.
e. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua,
mengatakan bodoh, “kolot”, dan lain-lain.

D. Pahala bagi orang yang berbakti kepada orang tua


Allah telah menjanjikan orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya
dengan kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat dan dia akan mendapatkan pahala
yang besar di akhirat, dan diantaranya adalah sebagai berikut :
• Pahala di Dunia
- Dipanjangkan umurnya dan diperbanyak rizkinya
- Dikabulkan doanya
- Anak dan cucunya akan berbakti kepadanya
- Dijauhkan dari mati dalam keburukan
- Allah akan meridhainya
• Pahala di Akhirat
- Berbakti adalah salah satu penyebab utama masuk syurga
- Penebus dosa

5
2. Pengertian dan Tujuan Jihad Dan Ijtihad Menurut Ajaran Islam
• Di dalam Islam, jihad memiliki sebuah makna yang sensitif. Bila mendengar perkataan
jihad sudah pasti terbayang dalam pemikiran akan isu pembunuhan, tembak-
menembak dan sebagainya. Begitu kata-kata jihad diserukan, lazimnya diiringi
kalimat “Allahu Akbar” maka seolah-olah perlawanan telah ditabuh dan pedang dan
senjata mula diangkat untuk berperang.
Surat At Taubah Ayat 122

َ‫فرق ة‬ ِ ْ ‫ك ِل‬ ُ ‫لو َل نَفَ َر ِم ْن‬ َْ َ‫ان ْال ُمْؤ ِمن ُونَ لِيَ ْنفِرُوا َكاف ةَّ ۚ ف‬ َ ‫َو َما َك‬
‫فة‬ َ ‫ِم ْنهُ ْم طَاِئ‬

َْ ‫ ا‬E‫في ال ِد ي ِن َولِي ْنُ ِذ ُرو‬


‫قو َمهُ ْم إ ِذ اَ َر َجع ُوا إلَِ ْي ِه ْم لَعلَهَُّ ْم‬ َُّ
ِ ‫\لِيَتفَقَهو ا‬
َ ‫يَحْ ذ َُر‬
‫ون‬
Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.

Berbagai aksi keganasan yang kita dengar di berbagai media massa, dan berita
bahwa aksi kekerasan bermulanya dari serangkaian bom bunuh diri di Palestina,
perang di Aleppo Syria, bom dahsyat di Bali, budaya bom berani mati di Jakarta, serta
aksi-aksi kekerasan lain di berbagai tempat, Semuanya dilakukan oleh pemiliknya atas
nama sebuah jihad Dari segi etimologi, kata jihad berasal dari kata juhd yang berarti
kekuatan atau kemampuan, sedangkan makna jihad sendiri adalah perjuangan.
Makna jihad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah al-Qur’an surah al-Taubah
adalah perjuangan mewujudkan al-Salamah, al-Ihsan dan al-Salah, yaitu perjuangan
mewujudkan kesejahteraan, kebaikan.
Jihad juga bermakna mencurahkan kemampuan, jihad melawan orang-orang kafir dan
orang-orang-orang munafik,jihad melawan hawa nasu, jihad dengan hata benda dan
jiwa raga. Demikian semua ini mencakup makna jihad yang dipaparkan oleh
M.Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah Qur’an Surat atTaubah.

6
• Pengertian ijtihad menurut bahasa adalah pengerahan segala kesanggupan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit. Menurut Ibrohim Hosen, bahwa konsepsi ini sangat
keliru bila kata ijtihad diterapkan pada “pengertian sesuatu yang mudah atau ringan”
misalnya dikatakan “orang itu berijtihad dalam mengangkat tongkat” sebab,
mengangkat tongkat merupakan suatu pekerjaan mudah atau ringan yang dapat
dilakukan oleh siapa pun tanpa mengerahkan segala kesanggupannya.
Sedangkan kata ijtihad dilihat dari bahasa Arab adalah dari kata al-jahdu
dannaljuhdu. Harun Nasution mengatakan bahwa kata tersebut dim atas berarti “daya
upaya” atau usaha keras.
Dengan demikian, konsepsi ini mempunyai pengertian bahwa ijtihad berusaha keras
untuk mencapai atau memperoleh sesuatu, dalam kaitan ini, pengertian ijtihad secara
istilah bahwa kata al-jahdu dan al-juhdu adalah usaha maksimal dalam melahirkan
hukum-hukum syari’at dari dasar-dasarnya melalui pemikiran.

A. Tujuan Jihat Dan Ijtihat


• Tujuan jihad yaitu :
Menyebar luaskan keyakinan/kepercayaan kepada Allah sesuai dengan yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT.Membantu yang lemah dan tertindas dan
Menghentikan fitnah.
• Tujuan ijtihad yaitu :
Untuk memenuhi keperluan umat manusia akan pegangan hidup dalam beribadah
kepada Allah di suatu tempat tertentu atau pada suatu waktu tertentu.

B. Macam-Macam Ijtihad
Ijtihad ditinjau dari segi jumlah pelakunya, maka akan terbagi menjadi dua
keteogri yaitu ijtihad fardhi dan ijtihad jama’i.
• ijtihad fardhi yaitu :
ijtihad yang dilakukan oleh perorangan atau hanya beberapa mujtahid. Misalnya
ijtihad yang dilakukan oleh para imam mujtahid, Imam Abu Hanifa, Imam Malik,
Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal.
• ijtihad jama’i :

7
merupakan apa yang dikenal dengan ijma’ di dalam kitab-kitab ushul fiqh, yaitu
kesepakatan para mujtahid dari ummat Rasululllah setelah beliau wafat dalam
menjawab masalah-masalah hukum tertentu

8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan :
Birrul walidain: kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh seorang anak
kepada kedua orang tuanya. Lawannya adalah durhaka kepada kedua orang tua,
berbuat kejelekan dan menyianyiakan hak.
Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Sehingga kita
berkewajiban melaksanakan apa yang telah diperintahkan dalam Al Quran dan As
Sunnah.
Makna jihad yang terdapat di dalam Alquran mengandung makna yang begitu luas,
Jihad tidak hanya dipahami dalam arti perjuangan pisik atau perlawanan bersenjata,
tetapi lebih jauh dari pada itu merupakan perjuangan melawan dan memerangi hawa
nafsu dan kebodohan. Makna Ijtihad yang akan mereformulasi hukum yang ada,
memperbaharui, bahkan mengadakan sebuah hukum baru apabila situasi dan kondisi
membutuhkan.
Dengan adanya pembaharuan, hukum islam dapat memberikan solusi hukum yang
adil terhadapa berbagai maslah yang ada.
• Saran :
Diharapkan kepada semua pembaca agar menghormati dan menyayangi Orang
Tua Kita kapanpun dan dimanapun Kita berada, berbaktilah kepada kedua orang tua
kita dan janganlah kita durhaka kepada keduanya.
Dalam kehidupan sehari-hari hendaklah segala tingkah laku yang dilakukan
mencerminkan perbuatan-perbuatan yang baik karna kebiasaan yang baik akan
menghasilkan yang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman al-harbi, Ghalib, 2011, Darul Haq. al-Hazimy, Ibrahim, 2010, Keutamaan
Birul Walidain, Jakarta: Qisthi Press. Jabir al-Jaza’iri, Abu Bakar, 2011,
Minhajul Muslim, Jakarta: Darul Haq. Abu Izzuddin, Solikhin dan Astuti,
Dewi, 2010,The Great Power of Mother, Yogyakarta: Pro-U Media.
Yusuf Q1ardhawi, Ringkasan Fikih Jihad, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, Cetakan I,
2011).
Muh. Nur Rochim Maksum, Jamaah Tabligh Tahun 2012- Suhuf Vol.26 No.1
(2014): 2 3 KH.S. Ali Yasir, Jihad Masa Kini, ( Jakarta : Darul Kutubil
Islamiyah, 2005 ) hlm. i 4 Hasil wawancara dengan tokoh agama
Muhammadiyah Petanahan, Ketua PCM Petanahan, H. Muzakir Imran
B.A, pada Sabtu 17 Agustus 2019

10
LAMPIRAN

Lampiran 1 Makalah Agama Islam Birrul Walidain,jihad dan ijtihad

Lampiran 2 Pengerian Birrul Walidain

Lampiran 3 Keutamaan,Bentuk Birrul,Pahala yang didapat

Lampiran 4 Pengertian Jihad dan Ijtihad

Lampiran 5 Tujuan dan Macam-Macam Jihad dan Ijtihad

Lampiran 6 Kesimpulan dan Saran Birrul Walidain,Jihad dan Ijtihad

1. Apa pahala yang didapat yang didunia dan diakhirat Ketika berbakti
kepada orang tua ? (Juninda)
2. Apakah memakai cadar termasuk berjihad?(Dinda fitria)
3. Apa saja faktor yang memengaruhi anak yang membantah orang tua?
(Ilham Fahri)
4. Bagaimana cara menangani anak muda jaman sekarang ? (Dani Septia
Adi Nopa)
5. Jelaskan ayat-ayat yang berhubungan denganjihad? (Ayu Larasati)

11

Anda mungkin juga menyukai