Anda di halaman 1dari 15

ii

MAKALAH

MAKNA UKHUWAH NAHDLIYAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Matkul ASWAJA

Dosen Pengampu : Abdul Karim, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Anur Mania
2. Aisyah Ayyu Nuurhabibah
3. Dimas Bayu
4. Muhammad Shodiqul Umami

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

Tahun akademik 2019/2020

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Paham Ahlusunnah Waljama’ah” ini dengan tepat waktu guna memenuhi salah
satu tugas dalam mata kuliah Aswaja. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Abdul Karim, M.Pd., selaku Dosen Mata Kuliah Aswaja yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengerjakan penyusunan makalah
ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang makna ukhuwah nahdliyah. Kami menyadari bahwa di
dalam makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh sebab itu, kritik, saran, serta
usulan dari para pembaca kami harapkan guna menjadi pertimbangan dalam
penyusunan makalah-makalah berikutnya agar lebih baik.

Blitar, 20 September 2019

Penyusun

iii
iv

DAFTAR ISI

Halaman Cover ……………………………………………………………………i

Kata Pengantar…………………………………………………………………….ii

Daftar Isi……………………………………….…………………...…………….iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang …………………………………………………..…..………..1


1.2.Rumusan Masalah………………………………..……..…………...………..1
1.3.Tujuan ……………………..………..…………...……………………………1

BAB 2. PEMBAHASAN MATERI

2.1.Pengertian Ukhuwah Islamiyah Beserta Dalil Naqlinya……………………2

2.2. Pengertian Ukhuwah Wathoniyah Beserta Dalil Naqlinya……..………..…5

2.3. Pengertian Ukhuwah Insaniyah Beserta Dalil Naqlinya……….…………...8

BAB 3. PENUTUP

Kesimpulan…….....……………………...………………………………………10

Daftar Pustaka…….…….………………………………………………………..11

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, manusia adalah makhluk sosial yang
tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Islam adalah agama rahmatan lil
‘alamin sudah menjadi keharusan bagi setiap muslin untuk menjaga hubungan
dengan baik, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun dengan Negara.
Dalam ajaran agama islam semua manusia sama statusnya di mata Allah, yang
membedakan hanya dari tingkat ketaqwaan seseorang. Islam mendidik umatnya
melarang besifat individuals, tetapi selalu menyuruh umatnya untuk selalu
menjalin hubungan kepada sesamanya, yang dalam agama dikenal dengan
ukhuwah islamiyah.

Ukhuwah Islamiyah tersebut seharusnya menjadi spirit baru dalam kehidupan


beragama, sehingga agama menjadikan sebuah suasana yang menyejukkan, bukan
yang menebar kebencian. ukhuwah (persaudaraan) dengan orang Islam tidak
menjadi ukhuwah Islamiyah, ketika disertai dengan sikap saling merugikan dan
mendhalimi. Tetapi, ketika persaudaraan dengan orang lain meskipun berbeda
keyakinan, pada saat itu juga persaudaraan itu menjadi ukhuwah Islamiyah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud ukhuwah islamiyah beserta dalil naqlinya?
2. Apa yang dimaksud ukhuwah wathoniyah beserta dalil naqlinya?
3. Apa yang dimaksud ukhuwah insaniyah beserta dalil naqlinya?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ukhuwah islamiyah beserta dalil naqlinya
2. Mengetahui pengertian ukhuwah wathoniyah beserta dalil naqlinya
3. Mengetahui pengertian ukhuwah insaniyah beserta dalil naqlinya

1
2

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1. Pengertian Ukhuwah Islamiyah beserta Dalil Naqlinya

Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata ‫( أخ‬akhun) yang artinya saudara.
Ukhuwah berarti persaudaraan. Persaudaraan yang dimaksud dalam ukhuwah ini
bukan hanya terbatas pada saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan
saudara seiman. Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas oleh
suku, bangsa dan lain sebagainya. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah
adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya
yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.

Dalam al-Qur’an dijelaskan: Setiap mukmin adalah saudara yang


diperintahkan Allah untuk saling mengikrarkan perdamaian dan berbuat kebajikan
di antara satu dengan yang lainnya, dalam rangka taat kepada-Nya.1

1. Hadits Ibn Umar tentang orang Muslim itu bersaudara

ْ ‫س ِل ُم أَ ُخو ا ْل ُم‬
ُ‫س ِل ِم ال يَ ْظ ِل ُمه‬ ْ ‫سلَّ َم قَا َل ا ْل ُم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫ص َّلى هللا‬ ُ ‫ع ْن ُه َما أَنَّ َر‬
َ ِ‫سو َل هللا‬ َ ‫ع َم َر َر ِضي هللا‬ َ ‫ع َْن‬
ُ ‫ع ْب ِدهللاِ ب ِْن‬
ِ)‫س ِل ُمهُ َو َم ْن كَانَ فِي حَا َج ِة أ َ ِخ ْي ِه كَانَ هللاُ فِي حَا َجتِه(أخرجه البخاري في كتاب االكراه‬
ْ ُ‫َو َال ي‬

“Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda seorang
muslim bersaudara kepada sesama orang muslim, tidak boleh menganiayanya dan
tidak boleh dibiarkan dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat
saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya.”(H.R. Al Bukhori dalam
kitab Pemaksaan)2

1
Juwariyah, Hadis Tarbawi, (Cet.I: Yogyakarta: Teras, 2010), hlm. 47-48.
2
Annawawy, Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah
Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 238-239.

2
3

Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa orang Islam antara satu dengan
yang lain itu dipandang sebagai saudara. Sehingga satu sama lain tidak boleh
saling menganiaya. Dan jika kita mendapati seseorang dalam penderitaan ataupun
mendapat musibah, hendaknya kita membantunya untuk meringankan penderitaan
yang sedang ia alami.

Sebagai mu’min sejati, hendaklah merasa bahwa dirinya tidak hidup


sendiri, karena teman-teman sesama muslim akan membantu dan mendukungnya
baik sedang dalam keadaan senang maupun susah.3 Dengan terjalinnya ukhuwah
islamiyah maka antara muslim yang satu dengan yang lain akan memberi manfaat
kepada saudara- saudaranya sesama muslim. Ketika sesama muslim mendapatkan
kesusahan, tentunya sebagai seorang saudara ikut merasakannya dan berusaha
untuk membantunya. Dan sebaliknya jika seorang muslim mendapat nikmat dan
kebaikan, sebagai saudara sesama muslim merasa senang dan gembira melihatnya,
bagaikan dirinya sendiri yang memperoleh nikmat dan kebaikan tersebut.

Sesungguhnya dua orang bersaudara karena Allah SWT, jika salah seorang
dari keduanya lebih tinggi kedudukannya daripada yang lain, maka kedudukannya
akan diangkat bersama saudaranya. Sesungguhnya ia dihubungkan sebagaimana
anak cucu dihubungkan dengan kedua orang tua dan keluarga satu dengan yang
lain. Karena persaudaraan itu, jika didapatkan karena Allah SWT, maka ia tidak
lebih rendah daripada persaudaraan sedarah.4 Jadi meskipun seorang muslim
bersasal dari golongan dan ras yang berbeda, sesama muslim itu bersaudara antara
satu dengan yang lain karena Alllah SWT yang menjadikan persaudaraan tersebut.

3
Muhammad Al Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, disunting oleh Drs. H. Moh. Rifai (Cet. I;
Semarang: Wicaksana, 1986), hlm. 347.
4
Sa’id Hawwa, Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil-Anfus, diterjemahkan oleh Abdul Amin dkk (Cet.
III; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), hlm. 650.
4

2. Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan

َ ‫ضهُ بَ ْعضًا َو‬


َ‫شبَّك‬ ُ ‫ش ُّد بَ ْع‬ ِ َ‫سلَّ َم َقا َل إِنَّ ا ْل ُمؤْ ِمنَ ِل ْل ُمؤْ ِم ِن كَا ْلبُ ْني‬
ُ َ‫ان ي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ع َْن أَبِي ُمو‬
َ ‫سي ع َِن النَّبِ ْي‬
)‫أَصَا ِبعَهُ* (أخرجه البخاري في كتاب الصالة‬

“Dari Abu Musa bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda sesungguhnya seorang
mu’min bagi sesama mu’min bagaikan bangunan yang kuat menguatkan setengah
pada setengahnya.” (H.R. Al Bukhori dalam kitab sholat)5

Rumah ialah bangunan yang tersusun dari beberapa tiang penyangga,


pondasi, dinding tembok, atap, dengan bahan dasar semen, pasir dan batu. Tanpa
kompleksitas bahan dan rancangan, sebuah bangunan mustahil dapat berdiri.
Kurang salah satunya saja maka suatu bangunan akan rapuh.

Perumpamaan orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dimana


mereka bagai sebuah bangunan yang unsur-unsurnya tertata dan saling
memperkuat, persaudaraan sesama muslim atau Ukhuwah Islamiyah tidak
membedakan antara suku, ras, golongan maupun warna kulit tetapi menghargai
perbedaan yang ada yang disatukan melalui tali persaudaraan sebagai sesama
muslim. Untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah umat Islam harus bersatu padu,
tolong-menolong dan bantu membantu sehingga akan menjadi kekuatan yang
sangat kuat dan sukar untuk dipecah belah.

5
Annawawy, Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim Bahreisy dengan judul Tarjamah
Riadhus Shalihin I (Cet. II; Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 234-235.
5

2.2. Pengertian Ukhuwah Wathoniyah Beserta Dalil Naqlinya

Manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Suku, ras dan


bangsa mereka merupakan nama-nama untuk memudahkan, sehingga dengan itu
kita dapat mengenali perbedaan sifat-sifat tertentu. Di hadapan Allah SWT
mereka semua satu, dan yang paling mulia ialah yang paling bertakwa. Antara
persaudaraan iman dan persaudaraan nasional atau kebangsaan tidak perlu terjadi
persoalan alternatif, ini atau itu, tetapi sekaligus all at once. Seorang Muslim
menjadi nasionalis dengan paham kebangsaan yang diletakkan dalam kerangka
kemanusiaan universal. Dengan demikian ketika seorang Muslim melaksanakan
ajaran agamanya, maka pada waktu yang sama ia juga mendukung nilai-nilai baik
yang menguntungkan bangsanya.
Muslim Indonesia harus berjuang menegakkan ukhuwah Ini. Jika tidak,
Allah SWT niscaya membinasaan bangsa ini, sebagaimana la telah membinasakan
bangsa lain yang lebih kuat6 lalu menggantinya dengan generasi yang lebih baik.7
Ukhuwah wathaniyah merupakan hal yang spesial bagi NU, sebab sebagai
jam’iyah yang lahir dan besar di indonesia, NU menyadari akan keberagaman
bangsa ini. Dengan ukhuwah whataniyah NU hendak menegaskan bahwa meski
bangsa indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama, wajib tetapbersatu
dalam wadah bangsa Indonesia dalam semangat bhineka tunggal ika. Dengan
persatuan dan kerukunan sebangsa ini, kemajuan dapat dicapai dan musuh dapat
dikalahkan.

Kemudian, ukhuwah wathaniyah, dalam kaitannya dengan kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan modal dasar untuk
melakukan pergaulan sosial dan dialog dengan pelbagai komponen bangsa
Indonesia yang tentu saja tidak terbatas pada satu agama semata. Namun lebih
dari itu, ukhuwah wathaniyah adalah sebuah komitmen persaudaraan antar seluruh
masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, bahasa dan budaya.

6
Q.S. Fathir/35:44
7
Jika kamu tidak berangkat maju berjuang, Allah akan menghukum kamu dengan adzab yang
berat dan menggantikan kamu dengan orang lain, dan sedikit pun kamu tidak akan merugikan-
Nya.
Allah Mahakuasa atas segalanya QS At-Taubah/ 9:39).
6

Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial, perasaan tenang dan nyaman


berada bersama jenisnya dan dorongan kebutuhan ekonomi bersama juga menjadi
faktor penunjang rasa persaudaraan itu. Islam menekankan hal-hal tersebut dan
menganjurkan untuk mencari titik singgung dan titik temu, baik terhadap sesama
Muslim, maupun terhadap non-Muslim.8
Untuk sampai ke ukhuwah tersebut dapat dirujuk QS. Ali Imrān (3): 159,
yang artinya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap


mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya”.
Ukhuwah wathaniyah memiliki manfaat untuk menciptakan persatuan dan
kesatuan. Persatuan dan kesatuan dalam Islam berlandaskan Al Qur’an surat Al
Hujurat ayat 13 yang berbunyi:

Artinya: “ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al
Hujurat: 13)

Ayat diatas memerintahkan orang-orang mukmin agar menciptakan


perdamaian di lingkungan dalam masyarakat mereka.

8
Katakanlah, "Wahai Ahli Kitab! Marilah menggunakan istilah yang satna antara kami dengan
kamu: bahwa kita takkan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Dia; bahwa kitu takkan saling
mempertuhan selain Allah". ]ika mereka berpaling, katakanlah, "Saksikanlah bahwa kami orang-
orang Muslim [tunduk bersujud pada kehendak Allah] (QS All Imran/3:64).
7

Persatuan dan kesatuan antar umat sebangsa perlu dijaga agar tidak terjadi
perpecahan dalam bangsa tersebut seperti terjadi kerusuhan, perselisihan,
permusuhan, gontok-gontokan, bahkan kehancuran bangsa itu sendiri. Oleh
karena itu perlunya kita juga lebih mengedepankan kepentingan nasional dan
bangsa daripada kepentingan suku, golongan maupun kelompok kita. Seperti
sabda Rasul “Bukan golongan kita, orang yang membangga-banggakan kesukuan
dan bukan golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan dan
memperjuangkan kesukuan”.

Ukhuwah wathaniyah bukan hanya slogan, melainkan juga sudah menjadi


kepribadian bangsa, khususnya bangsa Indonesia. Semua umat dan etnik yang
hidup di bawah atap Indonesia mengejawantahkan slogan ini di dalam bentuk
kepribadian. Khusus untuk umat Islam, sejak awal berdirinya bangsa ini
menganggap kosakata Islam dan NKRI bagaikan sebuah kata majemuk. Kedua
kata ini tidak bisa dipisahkan karena sudah saling memberi energi satu sama lain.
Jika kita berbicara tentang Islam di Indonesia, pasti kita berbicara tentang NKRI,
demikian pula sebaliknya.
8

2.3. Pengertian Ukhuwah Insaniyah Beserta Dalil Naqlinya

Ukhuwah Insaniyah, dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara,


karena mereka semua bersumber dari ayah dan ibu yang satu. Ayat Al-Hujuraat
12 menjelaskan tentang hal ini. Rasul SAW juga menekankan dalam sabda beliau:
“kuunuu ‘ibad Allah ikhwaana Al-‘ibad kulluhum ikhwat” Manusia mempunyai
motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki dan berkembang atas
dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal. Seluruh manusia di dunia adalah
bersaudara. Ayat yang menjadi dasar dari ukhuwah seperti ini adalah antara lain
lanjutan dari Q.S. al-Hujarat (49): 10, dalam hal ini ayat 11 yang masih memiliki
munasabah dengan ayat 10 tadi. Bahkan sebelum ayat 10 ini, Al-Qur’an
memerintahkan agar setiap manusia saling mengenal dan memperkuat hubungan
persaudaraan di antara mereka.

Dalam Q.S. al-Hujarat (49): 11, Allah berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum


yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok)
wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu
mencela dirimu sendiri dan jangan panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.“

Ayat ini sangat melarang orang beriman untuk saling mengejek kaum lain
sesama umat manusia, baik jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Ayat
berikutnya, yakni ayat 12, justru memerintahkan orang mukmin untuk
menghindari prasangka buruk antara sesama manusia. Dalam tafsir al-Maragi
dijelaskan bahwa setiap manusia dilarang berburuk sangka, dan dilarang saling
membenci. Semua itu wajar karena sikap batiniah yang melahirkan sikap lahiriah.
Semua petunjuk Al-Qur’an yang berbicara tentang interaksi antarmanusia pada
akhirnya bertujuan memantapkan ukhuwah di antara mereka.
9

ukhuwah insaniyah adalah sebuah prinsip yang dilandasi bahwa sesama


manusia adalah bersaudara karena berasal dari ayah dan ibu yang satu, yakni
Adam dan Hawa. Hubungan persaudaraan ini merupakan kunci dari semua
persaudaraan, terlepas dari status agama, suku bangsa atau pun skat geografis,
karena nilai utama dari persaudaraan ini adalah kemanusiaan. Hal ini
mengingatkan kembali pada Sahabat Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa
“dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudara dalam kemanusiaan.”
Artinya, bahwa kemanusiaan adalah nilai tertinggi dalam posisinya sebagai
manusia.

Dalam hadis riwayat Imam Ahmad dari Abu Dzar r.a mengatakan bahwa
sesungguhnya Nabi SAW. pernah bersabda kepadanya: “Perhatikanlah,
sesungguhnya kebaikanmu bukan karena kamu dari kulit merah dan tidak pula
dari kulit hitam, melainkan kamu beroleh keutamaan karena takwa kepada Allah”.
Dalam hadis lain riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada
rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia memandang kepada hati dan amal
perbuatan kalian”.9

Dalil di atas menunjukkan bahwa persaudaraan itu tidak memandang rupa


dan warna kulit. Selama manusia berbuat baik kepada sesama maka ia telah
melakukan tugasnya sebagai manusia/khalifah di bumi untuk memakmurkan bumi
dan menghindari konflik dan kerusakan. Selain itu, sebagai umat islam yang
menjadi bagian dari peradaban manusia seharusnyalah tidak mengedepankan ego
dan golongan sehingga dengan mudah menyalahkan dan merendahkan pihak lain.
Dalam ajaran Islam yang dikedepnakan adalah keimanan dan ketakwaanya kepada
Allah dan Rasulnya, bukan pada kualitas fisik tapi pada kualitas iman yang
diimplementasikan dalam dunia nyata.

9
Hadits riwayat Muslim dalam kitab Al Birr Wash Shilah Wal Adab, bab Tahrim Dzulmin
Muslim Wa Khadzlihi Wa Ihtiqarihi Wa Damihi Wa ‘Irdhihi Wa Malihi, VIII/11, atau no. 2564
(33)
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan


Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan
perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya
terhadap saudara seakidah. Ukhuwah Islamiyah tidak membedakan antara
suku, ras, golongan maupun warna kulit tetapi menghargai perbedaan yang ada
yang disatukan melalui tali persaudaraan sebagai sesama muslim. Untuk
menjaga Ukhuwah Islamiyah umat Islam harus bersatu padu, tolong-menolong
dan bantu membantu sehingga akan menjadi kekuatan yang sangat kuat dan
sukar untuk dipecah belah.

2. Ukhuwah fi al-Wathaniyah wa al-nasab. Pengertian Ukhuwah fi al-


Wathaniyah wa al-nasab adalah saudara dalam seketurunan dan kebangsaan
seperti yang diisyaratkan dalam Al-Quran. Model ukhuwah ketiga ini juga
lebih sempit dari bentuk yang kedua ukhuwah di atas, karena lingkup
persaudaraan hanya meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air. Lebih
lanjut ukhuwah ini tidak mengkonsentrasikan pada pemerintahan Islam, hanya
saja masing-masing warga negara mempunyai kewenangan untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan negara. Prinsip paling cocok dalam
ukhuwah ini adalah berpijak pada “altasamuh” (toleransi), yaitu adanya
interaksi timbal balik antarumat beragama, menghargai kebebasan beragama
bagi orang yang tidak sepaham , tidak mengganggu peribadatan serta tetap
menjaga ukhuwah wathaniyah-nya

3. Ukhuwah Insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia. Manusia


mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki yang dan
berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal. Seluruh
manusia di dunia adalah bersaudara.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-
qur'an, (Jakarta:Erlangga, 2006)

Dr. Muchotob hamzah M.M, Pengantar Study Aswaja An-nahdliyah, LKIS


yogjakarta 2017

Muhammad Chirzin, Ukhuwah dan Kerukunan dalam Perspektif Islam, Jurnal


Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. Vlll, No. 1 Juni 2007, hal. 04

Hamidah, Al-Ukhuwah al-Ijtima’iyah wa al-Insaniyah, Intizar, Vol. 21, No. 2,


2015, hal. 335

Abrar Azfar, Skripsi: Konsep Ukhuwah dalam Al qur’an (studi komparatif antara
kitab tafsir al-lubab dan the message of the quran),(Salatiga:IAIN
Salatiga, 2018), hal 19

https://www.freedomsiana.com/2018/07/pengertian-ukhuwah-insaniyah.html

https://www.nu.or.id/post/read/75101/trilogi-ukhuwah-fondasi-pembangunan-
indonesia

http://apriliciously.blogspot.com/2012/11/ukhuwah-wathaniyah.html

https://www.academia.edu/9274303/Ukhuwah_Islamiyah_Ukhuwah_Wathaniah_
dan_Ukhuwah_Insaniah

https://mediaindonesia.com/read/detail/113865-ukhuwah-wathaniyah-
persaudaraan-kebangsaan

http://www.nusantaramengaji.com/kita-semua-besaudara-ukhuwah-basyariyah

11

Anda mungkin juga menyukai