Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP RAHMATAN LIL `ALAMIN


DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH AGAMA
Dosen Pengampu: Bachtiar Ubaidilah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
Anas Sobirin (2021051026/1B)
Bambang Wijanarko (2021051194/1B)
Yunita Zahrotul Ulum (2021051153/1B)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini diberi judul “Konsep Rahmatan lil `Alamin”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas agama dari dosen. Selain
hal tersebut, makalah ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami
selaku penulis dan para pembaca khususnya untuk dapat memahami dan mengerti terkait apa
itu konsep Rahmatan lil `Alamin dalam agama islam.

Kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada Bapak Bachtiar Ubaidillah, S. Pd., M. Pd selaku dosen materi agama di Universitas
Mayjen Sungkono yang telah memberikan kami ilmu pengetahuan terkait agama. Tidak lupa
pula terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang mendukung penulisan makalah ini.

Terakhir, kami menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun guna
menjadikan penulisan makalah ini lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………....iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………….. 1

B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………. 1

C. TUJUAN …………………………………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RAHMATAN LIL `ALAMIN …………………………………… 3


B. AYAT – AYAT AL-QUR`AN TENTANG RAHMATAN LIL `ALAMIN ......... 5
C. SIFAT RAHMAN DAN RAHIM ALLAH ……………………………………….. 8
D. KONTEKTUALISASI SIFAT RAHMAN DAN RAHIM DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI ……………………………………………………. 8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 11
B. SARAN .................................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita diajarkan untuk saling menghargai,
menghormati, mengasihi, dan menyayangi sesama manusia dan bahkan kepada
mahkluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan. Konsep dasar sifat tersebut sudah
ditanamkan didalam diri kita sejak masih kecil. Selama ini yang kita sumber dari
pengajaran sifat-sifat tersebut mungkin adalah guru, orang tua, atau mungkin
lingkungan sekitar kita. Namun, kita mungkin lupa bahwasannya ada Dia sang Maha
Esa, Maha Kuasa, dan Maha Segalanya yang merupakan awal dari sifat-sifat bagus
tersebut.
Seperti disebutkan dalam asmaul husna, sifat-sifat dan nama baik Allah SWT
dzat yang Maha Pengasih (Rahman) dan Maha Penyayang (Rahim). Berasal dari-Nya
lah sifat-sifat Rahman dan Rahim manusia pula, namun untuk perantaranya melalui
seperti yang disebutkan penulis tadi.
Oleh karena itu, penulis disini ingin membahas tentang sifat Rahman dan
Rahim Allah SWT, dengan tujuan agar seluruh masyarakat yang membaca makalah
ini khusunya kami mahasiswa di Universitas Mayjen Sungkono bisa lebih mengenal
sifat Rahman dan Rahim Allah, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan masalah yang diterapkan oleh penulis dalam makalah
ini:
1. Apa itu sifat Rahman dan Rahim Allah SWT?
2. Adakah bukti-bukti yang menunjukkan sifat Rahman dan Rahim Allah
SWT?
3. Bagaimana cara agar kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari?

1
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
materi agama dari dosen dan yang tidak kalah penting tentunya untuk menjelaskan,
memperkenalkan, serta mengaplikasikan sifat Rahman dan Rahim Allah dalam
kehidupan sehari-hari baik itu di kalangan kaum muslimin maupun dalam lingkungan
umum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN RAHMATAN LIL `ALAMIN


Konsep Rahmatan lil `Alamin
Islam rahmatan lil alamin adalah konsep abstrak yang mengembangkan pola
hubungan antar manusia yang pluralis, humanis, dialogis, dan toleran. Selain itu,
konsep ini mengembangkan pemanfaatan dan pengelolaan alam dengan rasa kasih
sayang. Sederhananya, maksud Islam rahmatan lil alamin adalah Islam sebagai rahmat
bagi seluruh alam semesta.
Pemahaman ini diambil dari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an,
pada surat al-Anbiya’ ayat 107:

Latin: Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn


“Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama
untuk semua makhluk Allah SWT (universal), tidak terbatasi geografi, suku, bangsa,
dan ras, bahkan agama ini juga diserukan untuk para jin. Wujud dari pemahaman ini
adalah pemeluk agama Islam yang saleh adalah pribadi yang Rahmatan lil ‘Alamin,
dengan teladan utama Nabi Muhammad SAW.
Kata al-'ālamīn adalah bentuk plural dari kata 'ālam. Dalam madzhab
ahlussunnah wal jamā’ah, ada sebuah definisi bahwa 'ālam adalah mā siwā Allah
(segala sesuatu selain Allah). Untuk itu, 'ālamīn adalah setiap hal apapun yang ada di
jagad raya ini selain Allah. Sebagaimana ketika kita mengartikan kata 'ālamīn dalam
surat al-Fātihah dengan “seluruh alam”.
Namun, ketika mendefinisikan kata 'ālamīn dalam surat Al-Anbiyā’ ini,
setidaknya para ahli ta’wil terpecah menjadi dua kelompok. Pertama, mereka
mengartikan kata 'ālamīn sebagaimana makna diatas. Kedua, mengartikan kata
'ālamīn dengan “hanya orang-orang yang beriman dan percaya kepada Nabi
Muhammad SAW”. Ketika Al-Thabarī dalam tafsirnya dihadapkan oleh dua pendapat

3
ini, beliau menyebutkan bahwa yang paling utama, atau kira-kira yang paling
mendekati kebenaran, adalah pandangan yang pertama, yakni tidak membatasi hanya
bagi orang-orang yang beriman.
Apabila yang dimaksud dari kata 'ālamīn adalah seluruh makhluk yang ada di
alam raya ini, bagaimana makna yang dikehendaki oleh kata rahmat? Apakah kata
rahmat tidak memiliki hubungan dengan konsekuensi nanti di akhirat, dalam artian
tentang surga dan neraka?
Ibnu Hajar Al-’Asqal ānī dalam Fath Al-Jawâd menyebutkan statemen
menarik terkait masalah ini. Menurutnya, rahmat bagi orang yang beriman berkaitan
dengan hidayah yang telah Allah berikan hingga dengan hidayah tersebut orang-orang
muslim mulai menapaki jalan menuju keselamatan abadi, yakni surga.
Sementara, rahmat bagi orang-orang munafik adalah jaminan terjaganya
nyawa mereka. Hal tersebut bisa diperhatikan lebih lanjut dalam pembahasan terkait
keputusan Nabi mengapa tidak menghukum mati orang-orang munafik. Sedangkan
rahmat bagi orang-orang non-muslim adalah menghadang agar Allah tidak
mengadzab atau menjatuhkan bencana selama mereka masih hidup. Tidak seperti
umat-umat sebelum Nabi Muhammad diutus.
Terkait dengan makna rahmat yang ketiga, Allah memberi legitimasinya
dalam Al-Qur’an. Dalam konteks ini, Allah berfirman,

Artinya: “tidaklah Allah akan mengadzab mereka sedangkan engkau


(Muhammad) berada diantara mereka” (QS. Al-Anfâl: 33).
Yang disampaikan oleh Ibnu Hajar diatas juga diamini oleh Imam Al-Thabarī
dalam tafsirnya, Tafsir Al-Thabarī. Singkatnya, apa yang menjadi misi Nabi
Muhammad adalah terciptanya kehidupan sosial yang saling menghargai dan tidak
terjadi penindasan kepada sesamanya. Begitu juga agar manusia mau memperhatikan
dan menghargai hak hidup makhluk lainnya, seperti pohon, hewan, dll. Istilah yang
biasa disebut namun jarang dihayati dan direalisasikan adalah hablu minAllah, hablu
minannās, dan hablu minal ‘ālam.
Dengan ini, ketika berbicara tentang rahmat di dunia tidak ada kaitannya
dengan surga dan neraka. Bentuk kehidupan yang saling menghargai tanpa
memperdulikan suku, agama, bahasa, dan warna kulit. Itu semua adalah sifat rahman-

4
Nya Allah. Dengan sifat ini, Allah tidak membedakan perbedaan-perbedaan identitas
yang ada pada diri setiap manusia. Kehidupan di dunia adalah berhubungan dengan
rasa kemanusiaan. Perihal pilihan untuk menerima Islam sebagai agamanya, itu
adalah hidayah. Wallahu a’lam bish-shawab.

B. AYAT-AYAT AL-QUR`AN TENTANG RAHMATAN LIL `ALAMIN


Al-Quran memberikan isyarat kepada dua macam rahmat, rahmat umum yaitu
bagi alam semesta dan rahmat khusus bagi kaum mukminin. Untuk memperjelas
bagaimana Islam merupakan rahmat bagi alam semesta, pada awalnya harus dilihat
bahwa hal-hal apa saja yang menjadikan rahmat bagi alam semesta dan memerlukan
apa saja, apa saja kebutuhan-kebutuhan mendasar dan esensial manusia.
Apabila kita meneliti wujud diri kita, maka kita akan melihat bahwa esensi
dan hakikat wujud manusia adalah pikiran dan pengetahuannya. Oleh itu, kebutuhan
utama dan pertama manusia adalah hidayah. Dalam hal ini, Islam merupakan hidayah
yang paling sempurna bagi manusia.
Untuk menjelaskan agama Islam merupakan rahmat bagi alam semesta harus
dikatakan bahwa Islam membuka jalan kepada jalan hidayah dan membawa manusia
untuk mencapai kebahagiaan di dua dunia. Tipologi ini sangat penting di mana tidak
ada syarat-syarat ras, jenis kelamin, waktu, tempat dan lain sebagainya untuk dapat
melalui jalan ini.
Bagi orang-orang yang berakal, dalil ini telah cukup bahwa Islam dapat
diterima sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Tentu saja maksud agama Islam
merupakan agama rahmat tidak berarti bahwa agama-agama sebelumnya dan para
nabi ulul azmi sebelumnya bukan merupakan rahmat bagi alam semesta. Tidak
demikian. Hanya saja terdapat dalil-dalil yang mengenalkan bahwa Islam, al-Quran
dan Nabi Muhammad SAW adalah sumber rahmat dan berkah bagi seluruh alam
semesta, yaitu bahwa kaum Mukminin akan menerima rahmat yang luas ini; para
pembangkang dan penentangnya dikarenakan adanya rasa dengki dan keras kepala,
maka mereka tidak akan menerima rahmat Ilahi dan akan menanggung kerugian dunia
dan akhirat.

5
Ada baiknya kami menyebutkan sebagian ayat-ayat al-Quran yang secara
gamblang mendeklarasikan bahwa Islam adalah agama rahmat:
1. Nabi Islam Sang Nabi Rahmat

“Dan tiadalah Kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi)


rahmat bagi semesta alam.” (Qs Al-Anbiya [21]: 107)
Islam menjadi rahmat bagi seluruh manusia di dunia karena Nabi
Muhammad SAW membawa syariat dan ajaran di mana ketika seseorang
mengamalkan ajaran-ajarannya, maka ia akan bahagia di dunia dan di
akhirat. Islam akan mendatangkan rahmat bagi ahli dunia dan bagi kaum
mukmin. Ya, Islam merupakan rahmat dari sisi bahwa pengaruhnya
sedemikian berkah dan dengan berkah kebangkitan Nabi SAW serta
ajakannya kepada kebahagiaan telah membawa perubahan dalam
masyarakat, dimana apabila kita membandingkan keadaan masyarakat
dunia sebelum dan setelah bi’tsah (pengutusan) Nabi SAW, maka berkah
rahmat akan nampak kelihatan secara nyata.
2. Petunjuk dan Rahmat bagi Orang-orang Beriman

”Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk


dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs Al-Naml [27]: 77)
Al-Quran merupakan hidayah dan rahmat murni bagi orang-orang
beriman. Artinya tidak akan membiarkan kaum Mukminin terlibat dalam
perbedaan. Jika terjadi perbedaan di antara mereka, maka al-Quran akan
menghilangkan perbedaan itu.

3. Penawar bagi Orang-orang Beriman

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar


dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (Qs Al-Isra
[17]: 82)

6
Manifestasi rahmat adalah Kami menurunkan sesuatu bagi kalian di
mana penyakit-penyakit hati akan hilang; kesehatan dan kekuatan asli akan
kembali kepadanya. Oleh karena, mereka akan memperoleh nikmat
kebahagiaan dan karamah.
4. Surga Rahmat Besar Ilahi

“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang


kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam
rahmat yang besar (surga) dan limpahan karunia-Nya, dan menunjuki
mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.” (Qs Nisa [4]:
175)
Makna ayat ini adalah Tuhan akan memberikan dua bentuk pahala
kepada pribadi-pribadi yang beriman, berpegang kepada bimbingan Tuhan
dan berpegang kepada al-Quran. Satu pahala itu adalah mereka akan
dimasukkan kedalam rahmat dan karunia-Nya dan yang lainnya adalah
mereka akan diberi petunjuk kepada jalan yang benar.
5. Rahmat Khusus untuk Orang-orang Beriman

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar


dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (Qs. Al-An’am
[6]:157)
Quran adalah hujah yang jelas, dalil yang terang, dan sarana untuk
memperoleh hidayah bagi manusia untuk memperoleh nikmat-nikmat yang
langgeng dan untuk mendapatkan pahala yang besar dan merupakan nikmat
dan rahmat bagi pemeluknya.
Di samping itu, ayat yang menjelaskan bahwa agama Islam adalah
agama yang membawa rahmat, merupakan salah satu dalil dan tanda-tanda
rahmat dan berkah Islam adalah telah dihapuskannya azab-azab dan
siksaan-siksaan yang turun kepada umat-umat terdahulu bagi umat Islam.
Oleh karena itu, dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW, maka rahmat
Ilahi terbentang bagi seluruh umat semesta, orang-orang yang beriman telah
menerima taufik ini sehingga akan menerima rahmat secara khusus dan
akan merasakan keberkahan pada diri mereka sedangkan orang-orang yang
tidak beriman, tidak akan menerima karunia yang lapang ini.

7
C. SIFAT RAHMAN DAN RAHIM ALLAH

1. Ar Rohman (Maha Pengasih)

Ar Rahman artinya Allah Subhanahu wa Taala mempunyai kasih sayang


yang sangat luas, meliputi seluruh makhluk-Nya. Allah mengasihi seluruh
makhluk-Nya dengan memberikan berbagai kenikmatan.

Nama Ar Rahman sama seperti nama Allah, tidak boleh digunakan


seorang makhluk pun. Dan memang tidak ada yang bisa mengasihi seluruh
makhluk seperti Allah. Baik beriman maupun kafir, semuanya mendapatkan
rezeki dari Allah.

Dalil nama Ar Rahman bisa dilihat antara lain di Surat Thaha ayat 5, Al
Mulk ayat 29, Ar rahman ayat 1, dan Al Isra’ ayat 110. Tentu juga ada di awal
Alquran yakni basmalah.

2. Ar Rohim (Maha Penyayang)

Ar Rahim adalah nama bagi Dzat Allah dan juga merupakan salah satu
sifat-Nya. Jika Ar Rahman adalah maha pengasih untuk semua makhluk, Ar Rahim
adalah maha penyayang untuk hamba-Nya yang beriman.

Nama Ar Rahim disebutkan bersama nama Ar Rahman dalam empat ayat.


Yakni Al Fatihah ayat 3, Al Baqarah ayat 163, Fushilat ayat 2, dan Al Hasyr ayat
22. Sedangkan Ar Rahim bersama Allah dan Ar Rahman disebutkan 114 kali
dalam mushaf yakni basmalah.

D. KONTEKTUALISASI SIFAT RAHMAN DAN RAHIM DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI
Asmaul Husna adalah nama baik dan indah yang dimiliki oleh Allah SWT.
yang semuanya berjumlah 99. Diantara nama baik tersebut, ada yang disebut Ar-
Rahmaan. Ar-Rahmaan disini mempunyai banyak arti ada yang berkata bahwa artinya
suatu nikmat yang panjang dan ada juga yang mengartikannya sebagai Maha Pengasih
atau Maha Pemurah. Kali ini kita akan membahas mengenai Ar-Rahmaan, sifat Allah

8
SWT. sebagai Dzat yang Maha Pengasih. Berikut adalah dalil tentang Ar-Rahman
pada Al Fatihah ayat 1: ‫ َّر ِح ِيم‬,‫ َّر ْحم ِن ال‬,‫ ِم هللاِ ال‬,‫ بِ ْس‬Artinya: Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita harus meneladani betul sifat Ar-
Rahman, yaitu dengan cara menjadi orang yang selalu mengasihi antar sesama
makhluk hidup ciptaan Allah SWT.
Pertama-tama kita yang mempunyai kecukupan harta harus menjadi orang
yang dermawan. Menjadi orang yang selalu membantu orang lain di saat kesusahan
saat tidak mempunyai uang atau juga mengasihi kepada anak yatim atau piatu. Karena
dengan sifat dermawan kita, kita akan disenangi banyak orang. Asal saja jangan
sampai kita merasa Riya' yaitu sombong kecil dalam hati, karena itu akan merusak
amal yang telah kita lakukan.
Lalu dengan cara tolong menolong antar sesama seperti membantu orang lain
yang membutuhkan, seperti contoh ada korban gempa yang kehilangan rumahnya,
disitulah kita harus memiliki sifat tolong menolong dalam hati kita untuk membantu
orang yang kesusahan itu. Sama seperti sifat dermawan, sifat tolong menolong juga
akan banyak orang yang suka dengan sifat kita. Rasulullah saw bersabda: "Bukanlah
dari golongan kami orang yg tidak mengasihi dan menyayangi yg lebih muda, tidak
menghormati orang yg lebih tua." (HR Tirmidzi). Makna Ar-Rahman yang berarti
mengasihi bukan berarti untuk sesama manusia. Ini juga berlaku untuk makhluk
ciptaan Allah SWT. seperti hewan dan tumbuhan. Kita harus mengasihi kepada
hewan seperti contoh ada hewan yang kelaparan kita harus mengasihi dia makan. Kita
juga harus mengasihi kepada tumbuhan seperti contoh kita harus merawat tumbuhan
dan melestarikannya. Berikut adalah manfaat meneladani sifat Ar-Rahmaan
1. Hati kita akan menjadi tentram dan tidak gelisah.
2. Semua hal akan menjadi damai. Karena kalau kita sesama manusia saling
mengasihi satu sama lain tidak akan ada kerusuhan. Semuanya akan
menjadi damai, tidak ada peperangan atau konflik.
3. Kita akan selalu dikasihi dan disayangi oleh Allah.
4. Hidup akan menjadi lebih bermakna dan bahagia.
5. Kalau kita saling mengasihi, semoga itu bisa menjadi contoh bagi orang
lain yang melihat kita. Jadi, sifat saling mengasihi itu bisa tertular ke orang
lain dan kita akan mendapatkan banyak pahala. Aamiin. Kesimpulannya
dengan meneladani sifat Ar-Rahman ini, kita bisa menjadi lebih dermawan
dan membangun sifat tolong menolong antar sesama di hati kita. Semoga
9
kita semua dipermudah untuk meneladani sifat Ar-Rahman ini. Aamiin ya
Rabbal Aalamiin.
Setelah sifat Rahman, berikut adalah contoh-contoh perilaku Ar-Rahiim, seperti:
1. Menyayangi sesama antar manusia, seperti menyayangi keluarga, menyayangi
teman, menyayangi tetangga. Kalau ada saudara kita yang sakit kita harus
menjenguknya, kalau ada saudara kita yang sedih kita harus menghiburnya,
dan kalau saudara kita melakukan kesalahan kita harus mengingatkannya
sebagai rasa kasih sayang kita kepada mereka.
2. Menyayangi hewan seperti memberikan makan hewan setiap hari, kalau
hewan peliharaan kita sakit kita harus membawanya ke dokter, dan kalau
hewan kita diberi kandang kita harus merawat kandang tersebut hingga bersih
dari kotoran.
3. Rasa sayang kepada lingkungan seperti menjaga lingkungan hingga bersih,
terus merawat lingkungan, merawat pohon-pohon yang ada, memungut
sampah ke tong sampah.
4. Menyayangi tumbuhan dengan cara merawatnya. Dan banyak lagi contoh
lainnya, selain perilaku tersebut kita juga harus menyayangi diri sendiri, selalu
berprasangka baik kepada diri sendiri, berperilaku terpuji kepada diri sendiri.
Karena dengan mencintai diri sendiri kita akan merasa bahagia dan terlepas
dari dengki/iri.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah berikut adalah kita semua
menjadi tahu asal usul sifat kasih dan sayang adalah dari asmaul husna atau sifat dan
nama baik Allah SWT yang kemudian berkat rahmat-Nya sifat Rahman dan Rahim
tersebut ada dalam diri kita sebagai umat manusia baik itu kaum muslimin maupun
non-muslim.

Adapun setelah kita mengetahui sifat-sifat Rahman dan Rahim tersebut kita
bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari terhadap sesama manusia,
hewan, maupun tumbuhan sekalipun dengan tentunya didasari niat ikhlas karena
Allah SWT.

B. SARAN

Penulis berharap agar pembaca dapat dengan cermat membaca dan memahami
makalah berikut sehingga segala ilmu yang ada di dalam makalah berikut dapat
diserap dengan maksimal dan diaplikasikan di dunia nyata. Selain itu agar para
pembaca juga aktif memberikan saran dan masukan terkait makalah ini agar
kedepannya makalah ini selalu dalam kondisi update dan dapat memberikan manfaat
lebih besar untuk kami penulis dan pembacanya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yasmin, Putri. 2020. “Islam Rahmatan lil `Alamin, Apa Maksud dan Contohnya?”,
https://news.detik.com/berita/d-5303056/islam-rahmatan-lil-alamin-apa-maksud-dan-
contohnya. Diakses pada 7 Oktober 2021 pukul 10.14.

Pradiansyah, A. Ade. 2019. “Makna Rahmatan lil `Alamin dalam Al-Qur`an, QS. Al-Anbiya`
ayat 107”, https://islami.co/makna-rahmatan-lil-alamin-dalam-al-quran-qs-al-anbiya-ayat-
107/. Diakses pada 7 Oktober 2021 pukul 10.27.

Jakarta, ICC. 2018. “Ayat-ayat Al-Qur`an yang Menyatakan Islam sebagai Rahmatan lil
`Alamin”, https://icc-jakarta.com/2018/02/16/ayat-ayat-al-quran-yang-menyatakan-islam-
sebagai-rahmatan-lil-alamin/. Diakses pada 7 Oktober 2021 pukul 11.12.

Listanto, Koko Dwiko. 2018. “Meneladani Sifat Asmaul Husna Ar-Rahim dalam Kehidupan
Sehari-hari”, http://sekolahbagiilmu.blogspot.com/2017/03/meneladani-sifat-asmaul-husna-
ar-rahim.html. Diakses pada 7 Oktober 2021 pukul 11.35.

Anda mungkin juga menyukai