Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU KALAM

“KHAWARIJ DAN MURJI'AH”

DOSEN PEMBIMBING

Syamsuddin Muir, H.,LC.,M.A.

OLEH:

Kelompok 2

Auliya Nurhidayah (12120521148)

Riwan Diki (12120511241)

EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti nanti
kan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Khawarij dan murji’ah”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru,13 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 2

1.1 LATAR BELAKANG 2

1.2 RUMUSAN MASALAH 3

1.3 TUJUAN PENULISAN 3

BAB II ISI 4

2.1 SEJARAH MUNCULNYA KHAWARIJ 4


2.2 PENGERTIAN KHAWARIJ 5
2.3 POKOK POKOK AJARAN KHAWARIJ 6
2.4 SEKTE-SEKTE KHAWARIJ 7
2.5 SEJARAH MUNCULNYA MURJI’AH 9
2.6 AJARAN POKOK MURJI’AH 10
2.7 SEKTE-SEKTE MURJI’AH 11

BAB III PENUTUP 14

3.1 KESIMPULAN 14

3.2 SARAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan memang tidak luput dari setiap permasalahan. Dalam Islam sendiri mulai
sejak dahulu di zaman Rasulullah SAW sampai sekarang memiliki permasalahan. Setelah
wafatnya Rasulullah SAW mulai timbul banyaknya pergejolakan yang timbul dalam
kalangan umat. Setiap Pemerintah atau Khalifah yang berkuasa berusaha untuk
meminimalisir dari pemberontakan tersebut. Dari gejolak yang timbul dari umat
menimbulkan berbagai firqoh (kaum) dalam kalangan umat Islam sendiri. Seperti kaum
Syiah, kaum Khawarij, kaum Mu’tazilah, kaum Qadariyah, kaum Jabariyah, dan kaum
Murji’ah. Dari hal ini membuat umat sendiri menjadi terpecah belah dalam pemikiran tentang
Islam. Sehaingga hal inilah yang memicu timbulnya dari “Teologi Islam”. Dalam konteks
historis lahirnya Murjiah pada akhir abad pertama Hijrah pada saat Ibukota kerajaan Islam
dari Madinah pindah ke Kuffah kemudian pindah lagi ke Damaskus. Ini dipicunya
adanya pergejolakan yang timbul dalam politik imamah atau khilafat pada masa
kekhalifahan Utsman bin Affan yang kemudian berkelanjutan pada masa khalifah Ali bin Abi
Thalib RA. Sehingga pada tragedi terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan RA yang
dilakukan oleh Abdullah bin Salam menjadi pembuka yang dinyatakan kaum Muslimin
membuka bencana baginya yang tidak akan tetutup sampai hari Kiamat.

Setiap Aliran yang lahir memiliki pemikiran tersendiri dalam berperndapat yang mana
menjadi pegangan tersendiri dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan, baik itu
darikaum Syiah sampai kepada kaum Murji’ah. Dalam kesempatan ini kami
mencobamenjabarkan tentang Aliran dari Murji’ah yang merupakan aliran yang ada dalam
salah satu aliran dari aliran-aliran yang lahir sejak masa para sahabat Rasulullah SAW.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah munculnya khawarij


2. Apa yang dimaksud dengan aliran khawarij
3. Sebutkan pokok-pokok ajaran khawarij
4. Sebutkan sekte-sekte khawarij
5. Bagaimana sejarah munculnya murji’ah
6. Sebutkan ajaran pokok murji’ah
7. Sebutkan sekte-sekte murji’ah

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui sejarah munculnya khawarij


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aliran khawarij
3. Untuk mengetahui apa saja pokok-pokok ajaran khawarij
4. Untuk mengetahui sekte-sekte khawarij
5. Untuk mengetahui sejarah munculnya khawarij
6. Untuk mengetahui apa saja ajaran pokok murji’ah
7. Untuk mengetahui sekte-sekte murji’ah

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH MUNCULNYA KHAWARIJ

Kaum Khawarij umumnya adalah orang-orang Arab Badawi. Bumi padang pasir yang
tandus dan gersang membuat cara hidup dan pola pikir mereka sangat sederhana, menjadikan
mereka sebagai pribadi yang keras hati dan pemberani, berjiwa bebas dan tidak bergantung
kepada orang lain. Latar belakang lingkungan dan sosial budaya yang demikian sangat
berpengaruh terhadap sikap kebera gamaan mereka. Mereka terkenal sangat fanatik, tidak
dapat mentolerir pendapat orang lain yang berbeda. Setiap paham yang berbeda, oleh mereka,
dipandang salah. Sikap fanatik dibarengi sikap bebas ini pulalah yang menyebabkan kaum
Khawarij sangat mudah terpecah belah menjadi beberapa sekte." Ini pula lah yang
menyebabkan kaum Khawarij selalu gagal dalam perjuangan merebut kekuasaan polink,
karena aliran ini sering mengalami konflik internal. Setiap perbedaan selalu berakibat
perpecahan di kalangan mereka sendiri.1

Aliran Khawarij muncul ketika peperangan memuncak antara pasukan Ali dan
pasukan Muawiyah yang merasa terdesak, maka Muawiyah merencanakan untuk mundur,
tetapi dibantu dengan adanya pemikiran yang ideal untuk melakukan arbitrase yang
menimbulkan perpecahan pada pasukan Ali.

Sekelompok orang dari pasukan Khawarij menuntut Ali agar ia menerima usulan
arbitrase, maka dengan terpaksa ia menerima usulan tersebut. Mereka bukan tidak mengakui
bahwa mereka tadinya menerima arbitrase. Tetapi mereka masih menyalahkan Ali, kata
Mereka: "Kami salah, tetapi mengapa engkau ikut perkataan kami, padahal engkau tahu kami
salah Sebagai seorang khalifah, harus mempunyai pandangan yang jauh, melebihi pandangan
kami, dan perdapat yang lebih tepat dari pendapat kami"

Dan juga Abu 'Ala al-Maududi dalam bukunya al-Khalifah wa al-Mulk menjelaskan
bahwa sejarah munculnya kelompok Khawarij adalah pada waktu perang Shiffin ketika Ali
dan Muawiyah menyetujui penunjukan dua orang hakim sebagai penengah guna
menyelesaikan pertikaian yang ada diantara keduanya. Sebenarnya sampai saat ini mereka
adalah pendukung Ali, tetapi kemudian secara tiba-tiba, Mereka berbalik ketika

1 Jamrah, Suryan A. DR., MA, Studi Ilmu Kalam, (Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara, 2008), hal. 91

4
berlangsungnya tahkim dan berkata kepada kedua tersebut: "Kalian semuanya telah menjadi
kafir dengan memperhakimkan manusia sebagai ganti Allah diantara mereka."

Dalam aliran ini timbul dalam beberapa perpecahan-perpecahan. Tetapi dalam garis
pokoknya, tetap pada persamaan pendirian, yaitu:

1. Bahwa Ali, Usman dan orang-orang yang turut dalam peperangan Jamal, dan orang-
orang yang setuju adanya perundingan antara Ali dan Muawiyah, semua dilakukan
orang kafir.
2. Bahwa setiap umat Muhammad yang terus menerus berbuat dosa besar, hingga
matinya belum taubat, hukumnya kafir dan akan kekal dalam neraka
3. Bahwa boleh keluar dan tidak mematuhi aturan-aturan kepala negara, bila ternyata
aturan itu seorang yang dzalim atau khianat."
4. Orang yang berdosa adalah kafir. Mereka tidak membedakan antara satu dosa dengan
dosa yang lain, bahkan kesalahan berpendapat merupakan dosa, jika pendapat itu
bertentangan dengan kebenaran.
5. Orang-orang yang terlibat dalam perang Jamal (perang antara para pelaku Aisyah,
Thalhah, dan Zubair, dengan Ali bin Abi Thalib) dan para pelaku tahkim termasuk
yang menerima dan membenarkannya dihukum kafir.

2.2 PENGERTIAN KHAWARIJ

Pengertian Khawarij berkaitan dengan predikat yang disandangkan kepadanya yakni


Khawarij itu sendiri, al-muhakkimah, syurah, al-mariqah dan haruriyah. Nama Khawarij
berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar
dari barisan Ali. Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pemberian nama itu
didasarkan pada ayat 100 dari surah al-Nisa (4) yang di dalamnya disebutkan: "keluar dari
rumah lari kepada Allah dan Rasul-Nya". Dengan demikian, kaum Khawarij memandang diri
mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah dari kampung halamannya untuk
mengabdikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.

Nama lain Khawarij adalah haruriah dari kata harura, salah satu desa yang terletak di
dekat kota Kufah Irak. Di tempat inilah mereka yang ada pada waktu itu berjumlah dua belas
ribu orang, berkumpul setelah memisahkan diri dari Ali yang kemudian mengangkat
Abdullah Ibn Wahab al-Rasyibi sebagai imam mereka. Sebagai wujud rasa penyesalannya
kepada Ali yang menerima arbitrase tersebut.

5
2.3 POKOK-POKOK AJARAN KHAWARIJ

Berdasarkan pendapat-pendapat khawarij di atas, maka perlu mengemukakan sebahagian


dalil-dalil yang dipakai untuk mendasari alur pikiran mereka, antara lain Firman Allah dalam
al-Qur'an surah al-Maidah(5) ayat 44-45

“Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah
orang-orang kafir.”

"Barangsiapa tidak memutusan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-orang yang dzalim."

Secara umum, ajaran-ajaran pokok golongan ini adalah kaum muslimin yang berbuat
dosa besar adalah kafir. Kemudian, kaum muslimin yang terlibat dalam perang jamal, yakni
perang antara Aisyiah, Thalhah, dan dan Zubair melawan Ali bin Abi Thalib dihukumi kafir.
Kaum Khawarij memutuskan untuk membunuh mereka berempat tetapi hanya berhasil
membunuh Ali. Menurut mereka Khalifah harus dipilih rakyat serta tidak harus dari
keturunan Nabi Muhammad SAW dan tidak mesti keturunan Quraisy. Jadi, seorang muslim
dari golongan manapun bisa menjadi kholifah asalkan mampu memimpin dengan benar.

Berikut pokok-pokok doktrin ajaran aliran Khawarij:

1. Setiap umat Muhammad yang terus menerus melakukan dosa besar hingga matinya
belum melakukan tobat, maka dihukumkan kafir serta kekal dalam neraka.
2. Membolehkan tidak mematuhi aturan-aturan kepala negara, bilakepala negara tersebut
khianat dan zalim.
3. Ada faham bahwa amal soleh merupakan bagian essensial dari iman. Oleh karena itu,
para pelaku dosa besar tidak bisa lagi disebut muslim, tetapi kafir. Dengan latar
belakang watak dan karakter kerasnya, mereka selalu melancarkan jihad (perang suci)
kepada pemerintah yang berkuasa dan masyarakat pada umumnya.
4. Keimanan itu tidak diperlukan jika masyarakat dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri. Namun demikian, karena pada umumnya manusia tidak bisa memecahkan
masalahnya, kaum Khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang kepada

6
keimanan, apakah dalam berfikir, maupun dalam segala perbuatannya. Apabila segala
tindakannya itu tidak didasarkan kepada keimanan, maka konsekwensinya
dihukumkan kafir.

Jadi secara umum pokok ajaran aliran Khawarij adalah:

1. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir dan harusdi bunuh.
2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan
zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim-termasuk yang menerima
dan mambenarkannya -di hukum kafir;
3. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.
4. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak
menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
5. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari'at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
6. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman ra dianggap telah menyeleweng,
7. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).

2.4 SEKTE-SEKTE KHAWARIJ

Selanjutnya dikemukakan sekte-sekte Khawarij antara lain:

1. Al-Muhakkimah, yaitu Khawarij asli, pengikut-pengikut Ali.Muawiyah dan kedua


perantara Amr ibn Ash dan Abu Musa al-Asy'ari dan semua orang yang menyetujui
arbitrase bersalah dan menjadi kafir. Selanjutnya hukum kafir ini mereka
luaskan,artinya termasuk di dalamnya tiap orang berbuat dosa besar.
2. Azariqah dapat menyusun barisan baru tokohnya adalah Nafi ibn al-Asraq. Menurut al-
Bagdadi, pengikutnya lebih dari dua puluh orang, daerah kekuasaannya terletak di
perbatasan Irak dan Iran. Sub sekte ini sikapnya lebih radikal dari al-Muhakkimah,
mereka tidak memahami term kafir, tetapi term musyrik (polytheys) dosa besar lebih
besar dari kafir.
3. Al-Nadjah, tokohnya adalah Nadjah ibnu Amir al-Hanafi Yamanmah dan Abu Fudaik.
Konsep ajarannya antara lain:
a) Orang yang mengerjakan dosa besar betul akan mendapat siksaan, tetapi
bukan dalam neraka, dan kemudian akan masuk surga.

7
b) Setiap orang wajib mengetahui Allah dan Rasul-Nya danpercaya seluruh apa
yang diwahyukan Allah.
c) Dalam lapangan politik berpendapat bahwa Imam perlu hanya jika maslahat
menghendaki demikian.

4. Ajaridah, pengikut dari Abd al-Karim ibn Ajrad dan merupakan salah satu teman dari
Atiah al-Hanafi, dan merupakan sekte yang lebih lunak dengan ajaran:
a) Berhijrah bukanlah kewajiban tetapi merupakan kebajikan,boleh tinggal di
luar daerah kekuasaan dan tidak dianggap kafir.
b) Tidak mengakui adanya surah Yusuf dalam al-Qur'an, sebab al-Qur'an adalah
kitab suci tidak mungkin mengandung cerita cinta di dalamnya.

5. Sufriah tokohnya adalah Zain ibn al-Asfar. Sekte ini hampir sama dengan golongan
Azariqah (golongan ekstrim), dengan konsep ajarannya:
a) Orang suffiah tidak hijrah tidak dipandang kafir
b) Anak-anak kaum musyrik tidak boleh dibunuh.
c) Kafir dibagi dua; kurf bi inkar al-ni'mah dan kurf bi inkar rububiyah, yaitu
mengingkari Tuhan. Dengan demikianterm kafir tidak selamanya harus berarti
keluar dari islam.
6. Al-Ibadiyah, golongan ini yang paling moderat dari seluruh golongan Khawarij.
Namanya diambil dari Abdullah ibn Ibad yang memisahkan diri dari golongan
Azariqah, paham moderat mereka dapat dilihat dari ajarannya sebagai berikut:
a) Orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka bukanlah musyrik tetapi
kafir. Orang Islam demikian boleh diadakan hubungan perkawinan dan
hubungan warisan, syahadat mereka dapat diterima, membunuh mereka
adalah haram.
b) Kampung Pemerintah (maaskar) merupakan dar al-tauhid daerah orang yang
meng-Esa-kan Tuhan, yang tidak boleh diperangi, hanya daerah dar al-kufr
yang harus diperangi.
c) Orang Islam yang berbuat dosa besar adalah Muwahhid, yang meng-Esa-kan
Tuhan tetapi bukan mukmin, dan kalaupun kafir hanya merupakan kafir al-
ni'mah bukan kafir al-mi'lah, yaitu kafir agama. Jadi, mengerjakan dosa besar
tidak membuat keluar dari Islam.

8
d) Yang boleh dirampas dalam perang hanyalah kuda dan senjata. Emas dan
perak harus dikembalikan kepada orang yang punya.
7. Yazidiyyah, semula sekte ini adalah pengikut sekte Ibadiyah, tetapi kemudian
berpendapat bahwa Allah akan mengutus Rasul dari kalangan luar Arab yang akan
diberi kitab yang menggantikan syariat Muhammad.
8. Maimuniyyah, tokohnya adalah Ma'mun al-Ajradi berbeda pendapat dalam masalah
pelunasan utang yang dikaitkan dengan kehendak Allah. Sekte ini membolehkan
seseorang menikahi cucu perempuan dari anak laki-laki dan anak perempuan dari
saudara dan anak perempuan dari saudara laki-laki dan saudara perempuan. Alasannya
bahwa al-Qur'an tidak menyebut wanita wanita dalam kelompok wanita yang haram
dinikahi. Mereka juga mengingkari surah Yusuf dalam al-Qur'an karena surah ini
berisi kisah porno sehingga tidak pantas dinisbahkan kepada Allah. Dan sebenarnya
mereka telah mencela Allah karena keyakinan mereka salah."2

2.5 SEJARAH MUNCULNYA MURJI’AH

Persoalan ini pertama kali dimunculkan oleh golongan Khawarij. Menurutnya orang
itu menjadi kafir, sedangkan menurut Mu'tazilah orang itu bukan mukmin melainkan hanya
Muslim. Menurut Hasan al-Basri dan sebagian tabi'in orang itu munafik. Alasan mereka
perbuatan merupakan cermin dari hati, sedangkan ucapan tidak dapat dijadikan indikator
bahwa seseorang telah beriman."

Mengenai asal usul nama Murji'ah, al-Syahrastani menyatakan bahwa, kata "Murjiah"
berasal dari kata arjaa yang mengandung dua pengertian yaitu: al-ta'khir, karena mereka
mengakhirkan amal dari pada niat dan agad, yang kedua, mereka (Murjiah) mengatakan
"kemaksiatan tidak merusak iman, sebagaimana ketaatan tidak bermanfaat terhadap
kekufuran.

Disamping itu, ada yang mengatakan bahwa kata al-irja' berarti"penundaan", karena
orang-orang Murjiah menunda penentuan hukum orang yang berbuat dosa besar pada hari
kiamat nanti, mereka tidak menetapkan hukumnya di dunia ini apakah mereka masuk surga
atau neraka.3

2 Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam, (Yogyakarta: Trustmedia Publishing, 2015), hal. 21-30
3 Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam, (Yogyakarta: Trustmedia Publishing, 2015), hal. 51

9
Sebagaimana halnya dengan kaum Khawarij, kaum Murji'ah pada mulanya juga
ditimbulkan oleh persoalan politik, tegasnya persoalan khilafah yang membawa perpecahan
di kalangan umat Islam setelah 'Usman Ibn 'Affan mati terbunuh. Seperti telah dilihat, kaum
Khawarij, pada mulanya adalah penyokong 'Ali, tetapi kemudian berbalik menjadi musuhnya.
Karena adanya perlawanan ini, penyokong-penyokong yang tetap setia padanya bertambah
keras dan kuat membelanya dan akhirnya mereka merupakan satu golongan lain dalam Islam
yang dikenal dengan nama Syi'ah. Kefanatikan golongan ini terhadap 'Ali bertambah keras,
setelah ia sendiri mati terbunuh pula. Kaum Khawarij dan Syi'ah, sungguhpun merupakan
dua golongan yang bermusuhan, sama-sama menentang kekuasaan Bani Umayyah, tetapi
dengan motif yang berlainan. Kalau Khawarij menentang Dinasti ini, karena memandang
mereka menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam, Syi'ah menentang, karena memandang mereka
merampas kekuasaan dari 'Ali dan keturunannya.4

Dengan demikian, kaum Murji'ah pada mulanya merupakan golongan yang tidak mau
turut campur dalam pertentangan pertentangan yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap
menye rahkan penentuan hukum kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang bertentangan itu
kepada Tuhan.

2.6 AJARAN POKOK MURJI’AH

1. Bidang Teologi

Pandang pokok Murjiah dalam bidang teologi adalah bahwa iman hanya dibatasi
dengan tashdiq (pembenaran) sedang perbuatan (amal) sama sekali tidak masuk dalam
pengertian iman. Hal ini mengandung konsekwensi bahwa semua orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul Nya hanya sebatas membenarkan disebut mukmin walaupun berbuat dosa
besar." Argumentasi yang dikemukakan dalam hal ini adalah bahwa orang Islam yang
berdosa itu tetap mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad
adalah Rasul-Nya. Dengan kata lain orang serupa itu tetap mengucapkan dua kalimat
syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu, orang yang berdosa besar
menurut golongan ini tetap mukmin bukan kafir.

2. Bidang Politik

4 Harun Nasution, Teologi Islam, ( Jakarta: UI Publishing, 1977), hal. 24

10
Kaum Murjiah berpendapat bahwa semua orang Islam yang pantas berhak untuk
menjadi Khalifah. Berbeda dengan Syi'ah yang berpendapat bahwa yang berhak menjadi
Khalifah adalah Ali dan keturunannya. Dari pandangan ini dapat difahami bahwa golongan
Murjiah dapat menerima kekhalifahan Mu'awiyah.

2.7 SEKTE-SEKTE MURJI’AH

Secara umum menurut Harun Nasution bahwa para ulama membagi penganut Murjiah
ke dalam dua golongan besar yaitu, golongan moderat dan golongan ekstrim." Golongan
moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam
neraka," tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukannya,
dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh karena itu tidak
akan masuk neraka selamanya."

Adapun sekte-sekte yang tergolong ekstrim diantaranya:

1. Jahmiyah

Tokohnya adalah Jahm ibn Safwan, ajaran pokoknya antara lain adalah Orang Islam
yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi
kafir, karena iman dan kufur tempatnya hanyalah di hati bukan dalam bagian lain dari tubuh
manusia. Bahkan 2 orang tersebut tidak menjadi kafir sungguhpun ia menyembah berhala,
menjalankan agama Yahudi atau agama Kristen dengan menyembah salib, menyatakan
percaya pada trinitas kemudian mati. Orang demikian bagi Allah tetap merupakan seorang
mukmin yang sempurna imannya."

2. Yunusiyah

Tokohnya adalah Yunus Ibn Aun al-Namiry, ajaran pokonya antara lain sebagai
berikut:

a) Iman adalah berarti ma'rifat (mengenal) Allah, tunduk kepadanya, tidak menunjukkan
kesombongan kepadanya serta cinta kepadanya.
b) Ketaatan bukan merupakan bagian dari iman dan meninggalkan ketaatan tidak
merusak hakekat iman dan mereka tidak mendapat hukuman apabila mereka benar-
benar beriman.

3. Ghasssaniyah

11
Tokohnya adalah Ghassaniya al Kufy, ajaran pokoknya antara lain sebagai berikut:

a) Iman adalah ikrar, cinta kepada Allah, mengagungkan serta tidak sombong kepada-
Nya
b) Iman tidak dapat bertambah dan berkurang.
c) Jika seorang mengatakan bahwa, "saya tahu Tuhan melarang makan babi, tetapi saya
tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini", orang yang
demikian tetap mukmin. bukan kafir. Dan jika seseorang mengatakan, "saya tahu
Tuhan mewajibkan haji ke Ka'bah tetapi saya tidak tahu apakah Ka'bah itu di India
atau di tempat lain", orang yang demikian juga tetap mukmin.

4. Tuminiyah

Tokohnya Abu Muaz al-Tuminy, pokok ajarannya antara lain sebagai berikut:

a) Iman adalah sesuatu yang dapat menghindarkan diri dari ke kufuran.


b) Kafirnya orang yang membunuh Nabi bukan karena menikam dan membunuhnya,
tetapi karena adanya rasa benci, memusuhi dan meremehkan haknya.
c) Orang yang meninggalkan ibadah fardu karena keingkaran dan penolakannya menjadi
kafir.
d) Allah mempunyai kewenangan untuk menyiksa orang yang mengesakan Allah.

5. Tsaubaniyah

Tokohnya adalah Abu Tsauban, ajaran pokoknya antara lain sebagai berikut:

a) Iman adalah pengenalan dan pengakuan adanya Allah dan kerasulan Muhammad.
b) Mengetahui setiap apa yang wajib dikerjakan menurut akal danapa yang tidak boleh
dikerjakan bukanlah iman.
c) Akal mengetahui kewajiban sebelum adanya kewajiban syara'.

6. Marisiyah

Tokohnya adalah Basyar al-Marisy, ajaran pokoknya antara lain:

a) Al-Qur'an adalah makhluk


b) Iman adalah tashdiq
c) Iman ada dalam hati dan lisan
d) Orang yang sujud pada matahari tidaklah kafir melainkan tanda tanda kekufuran

12
e) Mustahil bagi Allah untuk mengekalkan masuknya orang mukmin durhaka di dalam
mereka.

7. Ubaidiyah

Tokohnya Ubaid al-Muktaib, ajaran pokonya antara lain:

a) Semua dosa selain syirik diampuni oleh Allah


b) Seorang yang meninggal asal ia bertauhid, ia akan bebas siksa meskipun ia berdosa.5

5 Dr. H. Muhammad Hasbi, Ilmu Kalam, (Yogyakarta: Trustmedia Publishing, 2015), hal. 53-55

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengertian Khawarij berkaitan dengan predikat yang disandangkan kepadanya yakni


Khawarij itu sendiri, al-muhakkimah, syurah, al-mariqah dan haruriyah. Nama Khawarij
berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka yang keluar
dari barisan Ali. Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pemberian nama itu
didasarkan pada ayat 100 dari surah al-Nisa (4).

Nama lain Khawarij adalah haruriah dari kata harura, salah satu desa yang terletak di
dekat kota Kufah Irak. Di tempat inilah mereka yang ada pada waktu itu berjumlah dua belas
ribu orang, berkumpul setelah memisahkan diri dari Ali yang kemudian mengangkat
Abdullah Ibn Wahab al-Rasyibi sebagai imam mereka. Sebagai wujud rasa penyesalannya
kepada Ali yang menerima arbitrase tersebut.

Mengenai asal usul nama Murji'ah, al-Syahrastani menyatakan bahwa, kata "Murjiah"
berasal dari kata arjaa yang mengandung dua pengertian yaitu: al-ta'khir, karena mereka
mengakhirkan amal dari pada niat dan agad, yang kedua, mereka (Murjiah) mengatakan
"kemaksiatan tidak merusak iman, sebagaimana ketaatan tidak bermanfaat terhadap
kekufuran.

Disamping itu, ada yang mengatakan bahwa kata al-irja' berarti"penundaan", karena
orang-orang Murjiah menunda penentuan hukum orang yang berbuat dosa besar pada hari
kiamat nanti, mereka tidak menetapkan hukumnya di dunia ini apakah mereka masuk surga
atau neraka.

Dengan demikian, kaum Murji'ah pada mulanya merupakan golongan yang tidak mau
turut campur dalam pertentangan pertentangan yang terjadi ketika itu dan mengambil sikap
menye rahkan penentuan hukum kafir atau tidak kafirnya orang-orang yang bertentangan itu
kepada Tuhan.

14
3.2 SARAN

Pada hakikatnya semua aliran tersebut tidaklah keluar dari Islam, tetapi tetap
Islam.Dengan demikian tiap umat Islam bebas memilih salah satu aliran dari aliran-aliran
teologi tersebut, yaitu mana yang sesuai dengan jiwa dan pendapatnya.Hal ini tidak
ubahnya pula dengan kebebasan tiap orang Islam memilih madzab fikih mana yang sesuai
dengan jiwa dan kecenderungannya. Disinilah hikmah sabda Nabi Muhammad SAW:
“perbedaan paham dikalangan umatku membawa rahmat”. Memang rahmat besarlah kalau
kaum terpelajar menjumpai dalam islam aliran-aliran yang sesuai dengan jiwa dan
pembawaannya,dan kalau kaum awam memperoleh dalamnya aliran aliran yang dapat
mengisi kebutuhan rohaninya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hasbi,Dr. H. Muhammad Ilmu Kalam, (Yogyakarta: Trustmedia Publishing, 2015)

Jamrah, Suryan A. DR., MA, Studi Ilmu Kalam, (Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Aksara,
2008)

Nasution Harun, Teologi Islam, ( Jakarta: UI Publishing, 1977)

16

Anda mungkin juga menyukai