Ilmu Kalam ( Aliran Teologi Dalam Islam) Dr. H. Hasni Noor, S.Ag, M.Pd
OLEH :
KELOMPOK 4 :
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt. Karena berkat
rahmat dan hidayah-nya, kami dapat menyelsaikan tugas makalah mata kuliah
“Ilmu Kalam (Aliran Teologi Dalam Islam)”.
Shalawat dan salam tidaklah lupa kita sampaikan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga, kerabat, sahabat dan pengikut
beliau hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu
dalam menyelsaikan makalah ini karena tanpa bantuan dan dukungan dari mereka
mungkin kami tidak dapat menyelsaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih memiliki kekurangan baik
dari segi bacaan, isi, tulisan dan sebagainya. Karena hal tersebut kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kiranya dapat membantu
makalah ini agar menjadi lebih baik.
Kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik Allah swt. Sedangkan
manusia merupakan tempatnya kekurangan dan salah. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih apabila ada salah kata kami mohon maaf.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran Khawarij merupakan salah satu aliran yang telah muncul dari
masa kehalifahan Ali.Aliran ini popular dengan sebagai aliran yang ekstrim.
Aliran ini juga memiliki paham yang berbeda dengan aliran-aliran yang
1
lainnya. Aliran ini terbentuk juga bukan karena suatu kebetulan, akan tetapi
pasti ada faktor-faktor yang mendorong terbentuknya aliran ini.
Oleh karena itu penting bagi kita mengetahui sejarah munculnya aliran
khawarij ini, tak hanya itu kita juga perlu membahas bagaimana
perkembangan aliran ini, beserta sekte-sektenya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata khawarij secara etimologis berasal dari bahasa arab kharaja yang
berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Berkenaan dengan
pengertian etimologis ini, syahrastani menyebut orang yang memberontak
imam yang sah disebut sebagai khawarij. Berdasarkan pengartian etimologi ini
pula, khawarij berarti setiap muslim yang memiliki sikap laten ingin keluar
dari kesatuan umat islam.
3
Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan
Abdullah bin Abbas sebagai delegasi juru damai (hakam)-nya, tetapi orang-
orang khawarij menolaknya dengan alasan bahwa Abdullah bin Abbas adalah
orang yang berasal dari kelompok Ali. Mereka lalu mengusulkan agar Ali
mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan harapan dapat memutuskan perkara
berdasarkan kitab Allah. Keputusan tahkim yaitu Ali diturunkan dari
jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, sementara Mu’awiyah dinobatkan
menjadi khalifah oleh delegasinya pula sebagai pengganti Ali, akhirnya
mengecewakan orang-orang khawarij. Sejak itulah orang-orang khawarij
membelot dengan mengatakan, “Mengapa kalian berhukum kepada manusia?
Tidak ada hukum selain hukum yang ada pada sisi Allah.” Mengomentari
perkataan mereka, Imam Ali menjawab, “itu adalah ungkapan yang benar,
tetapi mereka artikan dengan keliru.” Pada waktu itulah orang-orang khawarij
keluar dari pasukan Ali dan langsung menuju Hurura, sehingga khawarij
disebut juga dengan nama Hururiah. Kadang-kadang mereka disebut dengan
syurah dan Al-Mariqah.
B. Perkembangan Khawarij
a. Al-Muhakkimah,
b. Al-Azriqah,
1Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag & Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Kalam (
Bandung: Pustaka Setia 2012), h. 63-65.
4
c. An-Najdat,
d. Al-Baihasiyah,
e. Al-Ajaridah,
f. As-Saalabiyah,
g. Al-Abadiyah,
h. As-Sufriyah.
5
identifikasi beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai aliran
Khawarij masa kini, yaitu:
b. Islam yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan,
sedangkan Islam sebagaimana yang dipahami dan diamalkan golongan
lain tidak benar;
c. orang-orang Islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali
ke Islam yang sebenarnya, yaitu Islam seperti yang mereka pahami dan
amalkan;
Maka tak jarang jika dalam kalangan mereka sendiri mudah terjadi
perbedaan pandangan sehingga timbul sejumlah golongan dan sekte yang
2Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag & Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag, Ilmu Kalam (
Bandung: Pustaka Setia 2012), h. 69-70.
3 Amat Zuhri, Warna-Warni Teologi Islam ( Pekalongan: STAIN Press, 2010), h. 30.
6
memiliki paham dan ajaran tersendiri yang saling berbeda dan bertentangan.
Macam-macam sekte dalam kaum khawarij yaitu sebagai berikut:
1. Al-Muhakkimah
2. Al-Azariqah
Menurut para ahli sejarah,sekte ini dikenal paling ekstrim dan radikal
dari pada sekte lainnya di kalangan Khawarij. Hal ini ditandai dengan
dipergunakannya term musyrik bagi orang yang melakukan dosa besar,
4 Amat Zuhri, Warna-Warni Teologi Islam ( Pekalongan: STAIN Press, 2010), h. 31.
7
sedangkan sekte lain dari Khawarij hanya menggunakan term kafir. Term
musyrik dalam Islam merupakan dosa yang paling besar melebihi dosa kafir.
Jadi, pada sekte ini menyebut musyrik bagi mereka yang tak mengikuti paham
al-Azariqah.
3. Al-Najdah
Nama sekte ini berasal dari nama pemimpin mereka, Najdah bin Amir
al-Hanafi. Sekte ini merupakan sekte yang kontra terhadap sekte al-Azariqah
karena mereka tidak setuju dengan term musyrik. Di antara pandangan sekte
an-Najdah adalah sebagai berikut:
a. Orang yang melakukan dosa besar menjadi kafir dan kekal di dalam
neraka, namun apabila yang melakukan hal tersebut adalah
pengikutnya akan mendapat siksa tetapi tidak di dalam neraka
jahanam.
b. Bila melakukan dosa kecil secara terus menerus akan berakibat pada
dosa besar yang nantinya bisa menjadi musyrik, tetapi melakukan zina,
minum khamer yang dilakukan secara tidak tidak terus-menerus tidak
termasuk musyrik bila sepaham dengan mereka.
4. Al-Ajaridah
8
a. Shilatiyah, kelompokini memisahkan pandangannya dari sub sekte yang
lain dengan pernyataan bahwa seseorang tidak bisa mewarisi dosa orang
tuanya dan seseorang tidak dapat dimusuhi sebelum menerima dakwah
Islam.
5. Ash-Sufriyah
Pemimpin golongan ini ialah Zaid Ibn al-Asfar. Dalam faham, mereka
dekat dengan golongan al-Azariqah dan oleh karena itu mereka juga tergolong
ekstrim pula. Namun ada hal-hal yang membuat mereka kurang ekstrim dari
yang lain adalah sebagai berikut:
c. Tidak semua mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar
adalah musyrik.
d. Daerah golongan Islam yang tak sefaham dengan mereka bukan daerah
yang boleh diperangi.
5 Amat Zuhri, Warna-Warni Teologi Islam ( Pekalongan: STAIN Press, 2010), h. 34.
6 Harun Nasution, Teologi Islam (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1972),
h.17.
9
6. Al-Ibadiyah
a. Orang Islam yang tak sefaham dengan mereka bukanlah mukmin dan
bukanlah musyrik, tetapi kafir. Dengan orang Islamyang demikian boleh
diadakan hubungan perkawinan dan hubungan warisan, syahadat mereka
dapat diterima. Membunuh mereka adalah haram. 8
b. Daerah orang Islam yang tak sefaham dengan mereka, kecuali camp
pemerintah merupan dar tawhid, daerah orang yang meng-Esa kan
Tuhan, dan tak boleh diperangi. Yang merupakan dar-kufr, yaitu daerah
yang harus diperangi, hanyalah ma’askar pemerintah.9
c. Orang Islam berbuat dosa besar adalah muwahhid, yang meng-Esa kan
Tuhan, tetapi bukan mukmin dan kalaupun kafir hanya merupakan kafir
al-ni’mah dan bikan kafir al-millah, yaitu kafir agama.
d. Yang boleh dirampas dalamperang hanyalah kuda dan senjata. Emas dan
perak harus dikembalikan kepada yang punya. 10
7 Harun Nasution, Teologi Islam (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1972),
h. 18.
8 Harun Nasution, Teologi Islam (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1972),
h. 35.
9 Harun Nasution, Teologi Islam (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1972),
h. 19.
10 Amat Zuhri, Warna-Warni Teologi Islam ( Pekalongan: STAIN Press, 2010), h. 14.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12