0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
178 tayangan24 halaman
Pembaharuan dalam Islam berarti menyesuaikan paham-paham keagamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tanpa mengubah teks Al-Quran dan Hadits. Tajdid Islam bertujuan untuk memurnikan agama dari penyimpangan dan memberikan jawaban terhadap persoalan baru berdasarkan ajaran salaf.
Pembaharuan dalam Islam berarti menyesuaikan paham-paham keagamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tanpa mengubah teks Al-Quran dan Hadits. Tajdid Islam bertujuan untuk memurnikan agama dari penyimpangan dan memberikan jawaban terhadap persoalan baru berdasarkan ajaran salaf.
Pembaharuan dalam Islam berarti menyesuaikan paham-paham keagamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern tanpa mengubah teks Al-Quran dan Hadits. Tajdid Islam bertujuan untuk memurnikan agama dari penyimpangan dan memberikan jawaban terhadap persoalan baru berdasarkan ajaran salaf.
barat Dalam masyarakat barat kata modernisasi mengandung pengertian pemikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya. Agar semua itu dapat disesuaikan dengan pendapat-pendapat dan keadan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern Pembaharuan Islam adalah upaya untuk menyesuiakan paham keagamaan Islam dengan perkembangan dan yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan terknologi modern
Dengan demikian pembaharuan dalam
Islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al- Quran maupun Hadits, melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya. Sesuai dengan perkembangannya zaman, hal ini dilakukan karena betapapun hebatnya paham-paham yang dihasilkan para ulama atau pakar di zaman lampau itu tetap ada kekurangannya dan selalu dipengaruhi oleh kecendrunagan, pengetahuan, situasional, dan sebagainya. Paham-paham tersebut untuk di masa sekarang mungkin masih banyak yang relevan dan masih dapat digunakan, tetapi mungkin sudah banyak yang tidak sesuai lagi. Kata tajdid sendiri secara bahasa berarti “mengembalikan sesuatu kepada kondisinya yang seharusnya”.Dalam bahasa Arab, sesuatu dikatakan “jadid” (baru), jika bagian-bagiannya masih erat menyatu dan masih jelas. Maka upaya tajdid seharusnya adalah upaya untuk mengembalikan keutuhan dan kemurnian Islam kembali.Atau dengan ungkapan yang lebih jelas. Thahir ibn ‘Asyur mengatakan,Pembaharuan agama itu mulai direalisasikan dengan mereformasi kehidupan manusia di dunia.
Baik dari sisi pemikiran agamisnya dengan
upaya mengembalikan pemahaman yang benar terhadap agama sebagaimana mestinya, dari sisi pengamalan agamisnya dengan mereformasi amalan-amalannya, dan juga dari sisi upaya menguatkan kekuasaan agama. Syariat Islam satu-satunya syariat samawiyah yang mungkin mengalami tajdid.
Sebabnya dasar pijakannya masih
terjaga dengan sangat jelas hingga saat ini, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan,Syariat agama Yahudi atau Kristen –misalnya-, keduanya tidak mungkin mengalami tajdid, sebab pijakan yang sesungguhnya sudah tidak ada.Yang ada hanyalah “apa yang disangka” sebagai pijakan, padahal bukan. Tidak mengherankan jika kemudian aliran Prostestan menerima “kemenangan” akal dan sains atas agama, sebab gereja pada mulanya tidak menerimanya, sebab teks-teks Injil tidak memungkinkan untuk itu.
Dan yang seperti sama sekali tidak
dapat disebut sebagai tajdid. Dalam Islam , seputar ide tajdid ini, Rasulullah saw. telah menegaskan dalam haditsnya tentang kemungkinan itu. Beliau mengatakan, yang artinya:“Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk ummat ini pada setiap pengujung seratus tahun orang yang akan melakukan tajdid (pembaharuan) terhadap agamanya.” (HR. Abu Dawud , no. 3740). Tajdid yang dimaksud oleh Rasulullah saw di sini tentu bukanlah mengganti atau mengubah agama.
Akan tetapi –seperti dijelaskan oleh
Abbas Husni Muhammad maksudnya adalah mengembalikannya seperti sediakala dan memurnikannya dari berbagai kebatilan yang menempel padanya disebabkan hawa nafsu manusia sepanjang zaman. upaya tajdid sama sekali tidak membenarkan segala upaya mengoreksi nash-nash syar’i yang shahih, atau menafsirkan teks-teks syar’i dengan metode yang menyelisihi ijma’ ulama Islam.Sama sekali bukan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tajdid dalam Islam mempunyai 2 bentuk:
Pertama, memurnikan agama -setelah
perjalanannya berabad-abad lamanya- dari hal-hal yang menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Konsekuensinya tentu saja adalah kembali kepada bagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya mengejawantahkan Islam dalam keseharian mereka. Kedua, memberikan jawaban terhadap setiap persoalan baru yang muncul dan berbeda dari satu zaman dengan zaman yang lain. Meski harus diingat, bahwa “memberikan jawaban” sama sekali tidak identik dengan membolehkan atau menghalalkannya. Islam mempunyai jawaban terhadap hal itu.Berdasarkan ini pula, maka kita dapat memahami bahwa bidang-bidang tajdid itu mencakup seluruh bagian ajaran Islam.Tidak hanya fikih, namun juga aqidah, akhlaq dan yang lainnya.Tajdid dapat saja dilakukan terhadap aqidah, jika aqidah ummat telah mengalami pergeseran dari yang seharusnya. Tajdid, Ishlah, dan Reformasi Tajdid sering diartikan sebagai ishlah dan reformasi; karena itu, gerakannya disebut gerakan tajdid, gerakan ishlah, dan gerakan reformasi. Tajdid menurut bahasa al-i’adah wa al-ihya’ , mengembalikan dan menghidupkan. Tajdid al-din, berarti mengembalikannya kepada apa yang pernah ada pada masa salaf, generasi muslim awal. Tajdidal-Din menurut istilah ialah menghidupkan dan membangkitkan ilmu dan amal yang telah diterangkan oleh al- Quran dan al-Sunnah.
Ulama salaf memberikan ta’rif tajdid
sebagai berikut : Menerangkan/membersih-kan Sunnah dari bid’ah memperbanyak ilmu dan memu-liakannya, membenci bid’ah dan menghilangkannya”.
Selanjutnya tajdid dikatakan sebagai
penyebaran ilmu, meletakkan pemecahan secara Islami terhadap setiap problem yang muncul dalam kehidupan manusia, dan menentang segala yang bid’ah. Tajdid tersebut di atas dapat pula diartikan sebagaimana dikatakan oleh ulama salaf menghidupkan kembali ajaran salaf al-shaleh, meme-lihara nash-nash, dan meletakkan kaidah-kaidah yang disusun untuknya serta meletakkan metode yang benar untuk memahami nash tersebut dalam mengambil mak-na yang benar yang sudah diberikan oleh ulama. Reformasi sebagai akibat adanya penyimpangan agama dan teologi yang disebabkan oleh adanya sekularisme modern.
(Reformation as a religious and
theological and the cauce of modern secularism).2. ‘Ashriyah dan Modernisasi WASSLAMU’ALAIKUM WR. WB