Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERLAKUAN ORANG LANJUT USIA MENURUT AJARAN ISLAM

Di Susun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Ali Iskandar, M.Pd

Di susun oleh

1. HIDAYATULLAH {19.42.021997}

2. MUHAMMAD SAMSUWIDARTA {19.42.021990}

3. MUHAMAD NURFITRIHANJOYO PUTRO {19.42.021993}

4. HALIM PERDANA SIREGAR {19.42.021996}

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini

bisa selesai pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu

bagi kita semua agar bermanfaat bagi kita semua.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat

membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1

C. Tujuan................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2

1. Pengertian Lanjut Usia........................................................................................ 2

2. Perlakuan Orang Lanjut Usia Menurut Islam..................................................... 4

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 8

1. Kesimpulan......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas lansia adalah salah satu masalah penting dalam masyakarat, di mana

dari awal menjadi pengalaman bagi negara-negara maju, dan akhir-akhir ini di negara-

negara berkembang juga tampak jelas. Di masa mendatang dimungkinkan semua negara

dunia akan menghadapi masalah tersebut. Penuaan masyarakat dunia terjadi akibat

berbagai macam faktor, termasuk berkurangnya tingkat kelahiran, kemajuan ilmu medis,

naiknya tingkat kesehatan, dan pendidikan, yang pada akhirnya meningkatkan harapan

hidup di tingkat dunia. Hal ini sangat jelas dan alami sejalan dengan transformasi

masyarakat dan tidak dapat dihentikan, namun dapat dikontrol dengan kebijakan yang

benar. Sebenarnya, penuaan masyarakat adalah dampak positif dari kemajuan. Namun jika

kita tidak siap untuk menghadapinya, terutama di dunia yang semakin maju ini, hal itu

akan menimbulkan berbagai macam konsekuensi yang negatif dan masalah yang serius

bagi ekonomi, sosial dan kesehatan, di mana untuk menghadapinya diperlukan perubahan

dalam struktur yang berkaitan dengan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian lanjut usia.

2. Perlakuan orang lanjut usia menurut islam

3. Dalil dan hadis tentang perlakuan orang lanjut usia.

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian lanjut usia

2. Mengetahui perlakuan orang lanjut usia menurut islam

3. Mengetahui dalil dan hadis tentang perlakuan orang lanjut usia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Lanjut Usia

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas

(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Terjadi proses menghilangnya kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Tubuh akan menumpuk makin banyak

distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia

akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).

Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok

yakni : a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru

memasuki lansia. b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c) Kelompok lansia resiko

tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. Menurut Hurlock (2002) tahap

terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia

enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh

tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74

tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes,

Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari

orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin). Menurut J.W. Santrock

(J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau

lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat

yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun

keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut.

Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60

2
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia

maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59

tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat

tua (very old) diatas 90 tahun. Ciri- Ciri Lanjut Usia ( Lansia ) Menurut Hurlock (Hurlock,

1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu : Usia lanjut merupakan

periode kemunduran. Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor

psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran

yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat

apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka

kemunduran itu akan lama terjadi. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang

tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise

yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise iu seperti : lansia lebih senang

mempertahankan pendadapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain. Menua

membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai

mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya

dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia

membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih

memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat

penyesuaian diri lansia menjadi buruk.

3
2. Perlakuan Orang Lanjut Usia Menurut Islam

Manusia usia lanjut dalam penilaian banyak orang adalah manusia yang sudah tidak

produktif lagi. Kondisi fisik rata-rata sudah menurun, sehingga dalam kondisi yang sudah

uzur ini berbagai siap untuk menggerogoti mereka. Dengan demikian, diusia lanjut usia ini

terkadang muncul semacam pemikiran bahwa mereka berada pada sisa-sisa umur

menunggu datangnya kematian.

Pendekatan yang dikemukakan Erich Fromm membuka pandangan sendiri

mengenai kehidupan manusia usia lanjut. Seperti diketahui berdasarkan teori, manusia

mencapai puncak perkembangan melektualnya adalah di usia-usia muda. Pada usia-usia

seperti itu manusia merasa dirinya dapat mengadakan berbagai perubahan berkreasi,

sehingga kekhawatiran terhadap lingkungannya hampir tidak ada. Sebaliknya, sejalan

dengan penurunan kondisi tubuh, terjadi berbagai kelemahan fungsi-fungsi biologis,

termasuk kemampuan akal. Seiring dengan proses ini, maka muncul trauma-trauma historis

manusia sebagai makhluk yang lemah.

Menurut Lita L. Atkison, sebagian besat orang-orang yang berusia lanjut (70-79 th)

menyatakan tidak merasa dalam keterasingan dan masih menunjukkan aktifitas yang

positif. Tetapi perasaan itu muncul setelah mereka memperoleh bimbingan semacam terapi

psikologi.

Kajian psikologi berhasil mengungkapkan bahwa di usia melewati setengah baya,

arah perhatian mereka mengalami perubahan yang mendasar. Bila sebelumnya perhatian

diarahkan pada kenikmatan materi dan duniawi, maka pada peralihan ke usia ini, perhatian

mereka tertuju kepada upaya menemukan ketenangan batin. Sejalan dengan perubahan itu

maka masalah-masalah yang berkaitan denga kehidupan akhirat mulai menarik perhatian

mereka. Perubahan orientasi ini diantaranya disebabkan oleh psikologis. Disatu pihak

kemampuan fisik pada usia lanjut sedang mengalami penurunan. Sebaliknya dipihak lain

memiliki khasanah pengalaman yang kaya. Kejayaan mereka dimasa lalu yang pernah

4
diperoleh sedang tidak lagi memperoleh perhatian karena fisik mereka dinilai sudah lemah.

Kesenjangan ini menimbulkan gejolak dan kegelisahan-kegelisahan batin.

Apabila gejolak-gejolak tidak dapat dibendung lagi maka muncul gangguan

kejiwaan, seperti stress, putus asa, ataupun pengasingan ciri dari pergaulan sebagai wujud

rasa rendah diri. Dalam kasus-kasus seperti ini umunya dapat difungsikan dan diperankan

sebagai penyelamat. Sebab melalui ajaran pengalaman agama, manusia usia lanjut merasa

memperoelh tempat bergantung. Fenomena adanya para pejabat pensiunan seperti ini

sudah jamak terlihat diakhir-akhir ini. Sebagai dalam memberi perlakuan yang baik kepada

orang tua Allah menyatakan dalam surat Al-Isra’ (QS 17 ayat 23) yang artinya : “jika

seorang diantara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemiliharaanmu,

maka jangan sekali-sekali kamu mengatakan pada keduanya perkataan “ah” dan jangan

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Dalam lingkungan peradaban Barat, upaya untuk memberi perlakuan manusiawi

kepada para manusia lanjut usia dilakukan dengan menempatkan mereka dipanti jompo. Di

panti ini para manusia lanjut usia mendapat perawatan yang intensif. Sebaliknya, di

lingkungan keluarga, umunya karena kesibukan, tak jarang anak-anak serta sanak keluarga

tak berkesempatan untuk memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan para

manusia lanjut usia. Tradisi keluarga Barat umunya menilai penempatan orang tua mereka

ke panti jompo merupakan cerminan dari kasih sayang anak kepada orang tua. Sebaliknya,

membiarkan orang tua yang berusia lanjut tetap berada di lingkungan keluarga cenderung

dianggap sebagai menelantarkannya.

Lain halnya dengan konsep yang diajarkan oleh islam. Perlakuan terhadap manusia

usia lanjut dianjurkan seteliti dan seteladan mungkin. Perlakuan terhadap orang tua yang

berusia lanjut dibebankan pada keluarga mereka, bukan kepada badan atau panti asuhan

termasuk panti jompo. Perlakuan terhadap orang tua menurut tuntunan islam berawal dari

5
rumah tangga. Allah menyebutkan pemeliharaan secara khusus orang tua lanjut usia

dengan memerintahkan kepada anak-anak mereka dengan kasih sayang.

Adapun dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits yang berkenaan dengan perlakuan kepada

orang tua diantaranya sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman dalam memberi perlakuan yang baik kepada orang tua, Allah

menyatakan: “jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan

kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan

ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” {QS. Al – Isra’ Ayat 23}.

2. Selanjutnya Al-Qur’an melukiskan perlakuan terhadap kedua orang tua:

“Dan rendahkan dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan

ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua

telah mengasihi dan mendidikku waktu kecil.” {QS. Al – Isra’ ayat 24}.

3. Selain itu, kita juga dapat melihat bagaimana seharusnya perilaku anak kepada orang

tua, dalam pernyataan Aisyah r.a. yakni dalam dialog Rasulullah Saw. Kepada seorang

laki-laki. Rasul bertanya: “siapakah yang bersamamu? Orang itu menjawab:

“ayahku”. Beliau berkata: “jangan berjalan di depannya dan jangan duduk sebelum

dia, jangan memanggilnya dengan namanya dan jangan berbuat sesuatu yang

menyebabkan orang lain memakinya”. {Thoha Abdullah Al-Afifi: 1987:51}.

4. Perlakuan kepada kedua orang tua dengan baik dikaitkan sebagai kewajiban agama.

Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah pernah mengatakan:

“Barang siapa membuat ridha kedua orang tuanya di waktu pagi dan sore, maka ia

pun mendapat dia pintu surga yang terbuka, dan jika membuat ridha salah-satu

diantaranya maka akan terbuka satu pintu surga. Barangsiapa di waktu sore dan pagi

membuat marah kedua orang tuanya, maka ia mendapat dua pintu neraka yang

terbuka. Jika membuat marah salah-satu diantaranya, maka terbuka untuknya satu

6
pintu neraka”. {Thoha Abdullah Al-Afifi: 1987:51}. Bahkan ketika mendengar orang

tua mengadukan kekikiran anaknya hingga sampai hati mengadukan bahwa ayahnya

mengambil harta miliknya, maka Rasul pun bersabda. “engkau dan hartamu adalah

milik ayahmu”. {Thoha Abdullah Al-Afifi 1987:54-55}.

Dari penjelasan di atas tergambar bagaimana perlakuan terhadap manusia usia

lanjut menurut islam. Manusia usia lanjut dipandang tak ubahnya seorang bayi yang

memerlukan pemeliharaan dan perawatan serta perhatian khusus dengan penuh kasih

sayang. Perlakuan yang demikian itu tidak dapat diwakilkan kepada siapa pun, melainkan

menjadi tanggung jawab anak-anak mereka. Perlakuan yang baik dan penuh kesabaran

serta kasih sayang dinilai sebagai kebaktian. Sebaliknya perlakuan yang tercela dinilai

sebagai kedurhakaan. Penjelasan ini menunjukkan bahwa terhadap manusia usia lanjut

menurut islam merupakan kewajiban agama, maka perbuatan menempatkan orang tua

dipanti jompo merupakan tindakan tercela yang dilakukan oleh seorang anak.

7
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari makalah yang dijabarkan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

di dalam islam perlakuan terhadap manusia usia lanjut dianjurkan seteliti dan seteladan

mungkin. Perlakuan terhadap orang tau yang berusia lanjut dibebankan pada keluarga

mereka, bukan kepada badan atau panti asuhan, termasuk panti jompo. Sehingga merawat

orang tua dalam usia lanjut merupakan kewajiban bagi anak-anak maupun keluarganya,

yakni dengan cara-cara yang diajarkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Miftahul jannah, Psikologi Perkembangan. Banda Aceh : Al – Mumtaz Institute,2011

Jalaluddin, Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Grafinfo persada, 2012

Anda mungkin juga menyukai