Di susun oleh
1. HIDAYATULLAH {19.42.021997}
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
1. Kesimpulan......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas lansia adalah salah satu masalah penting dalam masyakarat, di mana
dari awal menjadi pengalaman bagi negara-negara maju, dan akhir-akhir ini di negara-
negara berkembang juga tampak jelas. Di masa mendatang dimungkinkan semua negara
dunia akan menghadapi masalah tersebut. Penuaan masyarakat dunia terjadi akibat
berbagai macam faktor, termasuk berkurangnya tingkat kelahiran, kemajuan ilmu medis,
naiknya tingkat kesehatan, dan pendidikan, yang pada akhirnya meningkatkan harapan
hidup di tingkat dunia. Hal ini sangat jelas dan alami sejalan dengan transformasi
masyarakat dan tidak dapat dihentikan, namun dapat dikontrol dengan kebijakan yang
benar. Sebenarnya, penuaan masyarakat adalah dampak positif dari kemajuan. Namun jika
kita tidak siap untuk menghadapinya, terutama di dunia yang semakin maju ini, hal itu
akan menimbulkan berbagai macam konsekuensi yang negatif dan masalah yang serius
bagi ekonomi, sosial dan kesehatan, di mana untuk menghadapinya diperlukan perubahan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Tubuh akan menumpuk makin banyak
distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia
akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok
yakni : a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru
memasuki lansia. b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c) Kelompok lansia resiko
tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. Menurut Hurlock (2002) tahap
terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia
enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh
tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74
tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes,
Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari
orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin). Menurut J.W. Santrock
(J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau
lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat
yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun
keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut.
Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60
2
tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia
maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59
tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat
tua (very old) diatas 90 tahun. Ciri- Ciri Lanjut Usia ( Lansia ) Menurut Hurlock (Hurlock,
1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu : Usia lanjut merupakan
periode kemunduran. Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran
yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat
apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka
kemunduran itu akan lama terjadi. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang
tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise
yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise iu seperti : lansia lebih senang
membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai
mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia
membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat
3
2. Perlakuan Orang Lanjut Usia Menurut Islam
Manusia usia lanjut dalam penilaian banyak orang adalah manusia yang sudah tidak
produktif lagi. Kondisi fisik rata-rata sudah menurun, sehingga dalam kondisi yang sudah
uzur ini berbagai siap untuk menggerogoti mereka. Dengan demikian, diusia lanjut usia ini
terkadang muncul semacam pemikiran bahwa mereka berada pada sisa-sisa umur
mengenai kehidupan manusia usia lanjut. Seperti diketahui berdasarkan teori, manusia
seperti itu manusia merasa dirinya dapat mengadakan berbagai perubahan berkreasi,
termasuk kemampuan akal. Seiring dengan proses ini, maka muncul trauma-trauma historis
Menurut Lita L. Atkison, sebagian besat orang-orang yang berusia lanjut (70-79 th)
menyatakan tidak merasa dalam keterasingan dan masih menunjukkan aktifitas yang
positif. Tetapi perasaan itu muncul setelah mereka memperoleh bimbingan semacam terapi
psikologi.
arah perhatian mereka mengalami perubahan yang mendasar. Bila sebelumnya perhatian
diarahkan pada kenikmatan materi dan duniawi, maka pada peralihan ke usia ini, perhatian
mereka tertuju kepada upaya menemukan ketenangan batin. Sejalan dengan perubahan itu
maka masalah-masalah yang berkaitan denga kehidupan akhirat mulai menarik perhatian
mereka. Perubahan orientasi ini diantaranya disebabkan oleh psikologis. Disatu pihak
kemampuan fisik pada usia lanjut sedang mengalami penurunan. Sebaliknya dipihak lain
memiliki khasanah pengalaman yang kaya. Kejayaan mereka dimasa lalu yang pernah
4
diperoleh sedang tidak lagi memperoleh perhatian karena fisik mereka dinilai sudah lemah.
kejiwaan, seperti stress, putus asa, ataupun pengasingan ciri dari pergaulan sebagai wujud
rasa rendah diri. Dalam kasus-kasus seperti ini umunya dapat difungsikan dan diperankan
sebagai penyelamat. Sebab melalui ajaran pengalaman agama, manusia usia lanjut merasa
memperoelh tempat bergantung. Fenomena adanya para pejabat pensiunan seperti ini
sudah jamak terlihat diakhir-akhir ini. Sebagai dalam memberi perlakuan yang baik kepada
orang tua Allah menyatakan dalam surat Al-Isra’ (QS 17 ayat 23) yang artinya : “jika
seorang diantara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemiliharaanmu,
maka jangan sekali-sekali kamu mengatakan pada keduanya perkataan “ah” dan jangan
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
kepada para manusia lanjut usia dilakukan dengan menempatkan mereka dipanti jompo. Di
panti ini para manusia lanjut usia mendapat perawatan yang intensif. Sebaliknya, di
lingkungan keluarga, umunya karena kesibukan, tak jarang anak-anak serta sanak keluarga
tak berkesempatan untuk memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan para
manusia lanjut usia. Tradisi keluarga Barat umunya menilai penempatan orang tua mereka
ke panti jompo merupakan cerminan dari kasih sayang anak kepada orang tua. Sebaliknya,
membiarkan orang tua yang berusia lanjut tetap berada di lingkungan keluarga cenderung
Lain halnya dengan konsep yang diajarkan oleh islam. Perlakuan terhadap manusia
usia lanjut dianjurkan seteliti dan seteladan mungkin. Perlakuan terhadap orang tua yang
berusia lanjut dibebankan pada keluarga mereka, bukan kepada badan atau panti asuhan
termasuk panti jompo. Perlakuan terhadap orang tua menurut tuntunan islam berawal dari
5
rumah tangga. Allah menyebutkan pemeliharaan secara khusus orang tua lanjut usia
Adapun dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits yang berkenaan dengan perlakuan kepada
1. Sebagai pedoman dalam memberi perlakuan yang baik kepada orang tua, Allah
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” {QS. Al – Isra’ Ayat 23}.
“Dan rendahkan dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
telah mengasihi dan mendidikku waktu kecil.” {QS. Al – Isra’ ayat 24}.
3. Selain itu, kita juga dapat melihat bagaimana seharusnya perilaku anak kepada orang
tua, dalam pernyataan Aisyah r.a. yakni dalam dialog Rasulullah Saw. Kepada seorang
“ayahku”. Beliau berkata: “jangan berjalan di depannya dan jangan duduk sebelum
dia, jangan memanggilnya dengan namanya dan jangan berbuat sesuatu yang
4. Perlakuan kepada kedua orang tua dengan baik dikaitkan sebagai kewajiban agama.
“Barang siapa membuat ridha kedua orang tuanya di waktu pagi dan sore, maka ia
pun mendapat dia pintu surga yang terbuka, dan jika membuat ridha salah-satu
diantaranya maka akan terbuka satu pintu surga. Barangsiapa di waktu sore dan pagi
membuat marah kedua orang tuanya, maka ia mendapat dua pintu neraka yang
terbuka. Jika membuat marah salah-satu diantaranya, maka terbuka untuknya satu
6
pintu neraka”. {Thoha Abdullah Al-Afifi: 1987:51}. Bahkan ketika mendengar orang
tua mengadukan kekikiran anaknya hingga sampai hati mengadukan bahwa ayahnya
mengambil harta miliknya, maka Rasul pun bersabda. “engkau dan hartamu adalah
lanjut menurut islam. Manusia usia lanjut dipandang tak ubahnya seorang bayi yang
memerlukan pemeliharaan dan perawatan serta perhatian khusus dengan penuh kasih
sayang. Perlakuan yang demikian itu tidak dapat diwakilkan kepada siapa pun, melainkan
menjadi tanggung jawab anak-anak mereka. Perlakuan yang baik dan penuh kesabaran
serta kasih sayang dinilai sebagai kebaktian. Sebaliknya perlakuan yang tercela dinilai
sebagai kedurhakaan. Penjelasan ini menunjukkan bahwa terhadap manusia usia lanjut
menurut islam merupakan kewajiban agama, maka perbuatan menempatkan orang tua
dipanti jompo merupakan tindakan tercela yang dilakukan oleh seorang anak.
7
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari makalah yang dijabarkan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
di dalam islam perlakuan terhadap manusia usia lanjut dianjurkan seteliti dan seteladan
mungkin. Perlakuan terhadap orang tau yang berusia lanjut dibebankan pada keluarga
mereka, bukan kepada badan atau panti asuhan, termasuk panti jompo. Sehingga merawat
orang tua dalam usia lanjut merupakan kewajiban bagi anak-anak maupun keluarganya,
yakni dengan cara-cara yang diajarkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
8
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an