Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Berbuat Baik Kepada Orang Tua

Di susun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hadits

Dosen Pengampu : H. M, Zuhri, M. Pd.I

Di susun Oleh :

1. HIDAYATULLAH 19.42.021997

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu bagi kita semua agar
bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1. LATAR BELAKANG.................................................................................................. 1
2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 1
3. TUJUAN MASALAH.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Hadits tentang berbakti kepada orang tua..................................................................... 2
B. Birrul Walidain............................................................................................................. 3
1. Pengertian Birrul Walidain...................................................................................... 3
2. Kedudukan Birrul Walidain..................................................................................... 3
3. Bentuk – bentuk Birrul Walidain............................................................................. 3
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 5
1. Kesimpulan................................................................................................................... 5
2. Kritik dan Saran............................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam telah mengajarkan kepada kita agar berbakti kepada orang tua, mengingat banyak
dan besarnya pengorbanan serta kebaikan orang tua terhadap anak, yaitu memelihara dan
mendidik kita dejak kecil tanpa perhitungan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak
mengharapkan balasan sedikit pun dari anak, meskipun anak sudah mandiri dan bercukupan
tetapi orang tua tetap memperlihatkan kasih sayangnya, oleh karena itu seorang anak memiliki
macam-macam kewajiban terhadap orang tuanya menempati urutan kedua setelah Allah Swt, dan
kita juga dilarang durhaka kepada orang tua. Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan
tentang birrul walidain dan ‘uququl walidain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Hadits tentang berbakti kepada orang tua
2. Pengertian berbakti kepada orang tua
3. Hukum dan bentuk berbakti kepada orang tua

C. TUJUAN
1. Mengetahui Hadits tentang berbakti kepada orang tua
2. Mengetahui pengertian berbakti kepada orang tua
3. Mengetahui hukum dan bentuk berbakti kepada orang tua

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hadits Tentang Berbakti kepada orang tua

1. Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.

‫الوالِ َد ْي ِن‬
َ D‫ضى‬ َ ‫ ِر‬:‫ هللا عنهما قال قال رسو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬D‫ع َْن َع ْب ُد هللا بن َع ْم ٍرو رضي‬
َ ‫ هللاُ فى ِر‬D‫ضى‬
َ ُ‫و َس َخطُ هللا فى َسخَ ط‬
)‫ وصححه ابن حبان والحاكم‬D‫الوالِ َد ْي ِن ( اخرجه الترمذي‬
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “
Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada
murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

2. Hadis Abu Hurairah tentang siapakah yang berhak dipergauli dengan baik.
ًّ ‫رسول هللا َم ْن اَ َح‬
‫ق‬ َ ‫ع َْن اَبِي هُ َري َرةَ رضي هللا عنه قال َجا َء َر ُج ٌل الى رسو ِل هللا صلى هللا عليه وسلم فقال يَا‬
‫ ثم‬: ‫ ثم من؟ قال‬:‫ثم ا ُّمك قال‬: ‫ ثم من؟ قال‬:‫ ثُ َّم اُ ُّمك قال‬:‫ ثُ َّم َم ْن؟ قال‬:‫ اُ ُّمك قال‬:‫ قال‬D‫ص َحابَتِي؟‬ ِ ّ‫الن‬
َ ‫اس بِ ُح ْس ِن‬
)‫ك (اخرجه البخاري‬ َ ْ‫اَبُو‬
Artinya: dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: “ Suatu saat ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW, lalu bertanya: “ Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak aku pergauli dengan
baik?” Rasulullah menjawab : “ Ibumu!”, lalu siapa? Rasulullah menjawab: “ Ibumu!”, lalu
siapa? Rasulullah menjawab: “Ibumu!”. Sekali lagi orang itu bertanya: kemudian siapa?
Rasulullah menjawab: “ Bapakmu!”(H.R.Bukhari).

3. Hadis Abdullah bin Mas’ud tentang amal yang paling disukai Allah SWT.
َّ ‫ ال‬:‫ت ال َّن ِبيَّ صلى هللا عليه وسلم ايُّ ْال َع َم ِل اَ َحبُّ الى هللا قال‬
‫صاَل ةُ على َو ْق ِت َها‬ ُ ‫د قال َسا َ ْل‬%ٍ ‫َع ْب ُد هللا بن َمسْ عُو‬
)‫ ال ِج َها ُد فى َس ِبي ِْل هللا ( اخرجه البخاري و مسلم‬:‫ ثم اي قال‬:‫ْن قال‬ ُ
ِ ‫ث َّم ِبرُّ ْال َو ْال َدي‬:‫قال‬ ‫ ثم اي‬:‫قال‬
Artinya: “ dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “ Saya bertanya kepada Nabi saw: amal
apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau menjawab: “ shalat pada waktunya. “
saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berbuat baik kepada kedua orang
tua. “ saya bertanya lagi: “ kemudian apa?” beliau menjawab: “ berjihad(berjuang) di jalan
Allah.” (H.R. Bukhari dan Muslim).[3]

4. Hadis Al-Mughirah bin Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka kepada ibu,
menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya.
‫ ان هللا حرم عليكم عقوق االمهات ووأد البنات ومنع‬: ‫عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
)‫وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري‬
Artinya: dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh
Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang
bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang
banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (H.R.Bukhari).

2
5. Hadis Abdullah ibnu Umar tentang dosa-dosa besar.
‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ان من اكبر الكبا ئر ان‬: ‫عن عبد هللا بن عمر ورضى هللا عنهما قال‬
‫ يسب الرجل ابا لرجل فيسب أبا‬:‫و كيف يلعن لر جل والديه ؟ قا ل‬.‫ قيل رسول هللا‬. ‫يلعن الر جل والديه‬
)‫لرجل فيسب أبا ه و يسب ( أخر جه امام بخاري‬
Artinya: “ dari Abdullah bin ‘amr bin al-ash ia berkata, Rasulullah Saw telah bersabda: “
diantara dosa-dosa besar yaitu seseorang memaki kedua orang tuanya. “ para sahabat
bertanya: “ Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang memaki kedua orang tuanya?”
Beliau menjawab: “ Ya, apabila seseorang memaki ayah orang lain, kemudian orang itu
membalas memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan orang itu memaki ibunya.
(H.R. Bukhari).

B. Birrul Walidain

1. Pengertian Birrul Walidain


Istilah Birrul Walidain terdiri dari kata Birru dan al-Walidain. Birru atau al-birru artinya
kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. Jadi, Birrul Walidain adalah
berbuat kebajikan terhadap kedua orang tua.
2. Kedudukan Birrul Walidain
Birrul Walidain  mempunyai kedudukan yang istimewa dalam ajaran Islam. Allah dan
Rasul-Nya menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa, sehingga berbuat baik
pada keduanya juga menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada
keduanya menempati posisi yang sangat hina. Karena mengingat jasa ibu bapak yang sangat
besar sekali dalam proses reproduksi dan regenerasi umat manusia.
Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan perjuangan seorang ibu
dalam mengandung, menyusui, merawat dan mendidik anaknya. Kemudian bapak, sekalipun
tidak ikut mengandung tapi dia berperan besar dalam mencari nafkah, membimbing, melindungi,
membesarkan dan mendidik anaknya, sehingga mempu berdiri bahkan sampai waktu yang sangat
tidak terbatas.
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau si anak dituntut untuk
berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan dilarang untuk mendurhakainya.
3. Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
Adapun bentuk-bentuk Birrul Walidain di antaranya:
 Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh orang tua dalam nasihat,
dan perintahnya selama tidak menyuruh berbuat maksiat atau berbuat musyrik, bila kita
disuruhnya berbuat maksiat atau kemusyrikan, tolak dengan cara yang halus dan kita tetap
menjalin hubungan dengan baik.
 Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat, sopan santun, baik
dalam tingkah laku maupun bertutur kata, memuliakan keduanya, terlebih di usia senja.
 Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah
pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah lainnya. Selama keinginan dan saran-saran
itu sesuai dengan ajaran Islam.
 Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum berkeluarga dan mampu
berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua terutama ibu. Dan mengerjakan pekerjaan
rumah.

3
 Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat dan kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirta.
 Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
 Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.

Setelah orang tua meninggal dunia, Birrul Walidain masih bisa diteruskan dengan cara
antara lain:
 Mengurus jenazahnya dengan sebaik-baiknya
 Melunasi semua hutang-hutangnya
 Melaksanakan wasiatnya
 Meneruskan sillaturrahmi yang dibinanya sewaktu hidup
 Memuliakan sahabat-sahabatnya
 Mendoakannya.

4
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Hadits diatas menjelaskan betapa pentingnya kita berbakti kepada orang tua dimana
segala ridho dan rezeki, kehidupan dan sebagainya diatas doa orang tua. Banyak sekali bentuk-
bentuk berbakti kepada orang tua baik semasa hidupnya maupun setelah meninggal dunia. Kita
wajib mentaati segala perkataan dan perintah orang tua.
2. Kritik dan saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini di karenakan masih
minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ebook : Birrul Walidain


Referensi tambahan: Shahiih Muslim (IV/1974) dan halaman setelahnya,
Fathul Baari (X/414) dan halaman setelahnya, al-Ihsan bi Tattiibi Shahiih
Ibni Hibban (I/315) dan halaman setelahnya, al-Aadaab karya al-Baihaqi

Anda mungkin juga menyukai