Tautan: https://rodja.id/321
Baca Juga:
Sikap Para Sahabat Terhadap Ali bin Abi Thalib
ين يُ ْف ِط ُر
َ الصَّاِئ ُم ِح
“Orang yang berpuasa ketika ia berbuka.”
Akan tetapi riwayat tersebut tidak bertabrakan satu sama lainnya. Karena
sesungguhnya orang-orang yang berpuasa diistimewakan oleh Allah dengan
dikabulkannya doa-doa mereka. Maka itu menunjukkan -saudaraku seiman- ketika kita
sedang berpuasa, hendaklah kita memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Doa yang senantiasa kita lantunkan saat kita berpuasa, itu doa yang tidak akan ditolak
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan tentunya, saudaraku seiman.. Ketika kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, maka mintalah kebaikan dunia dan akhirat. Karena orang-orang yang hanya
meminta dunia adalah orang-orang yang dicela oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman:
اس َم ْن يَّقُ ْو ُل َربَّنَآ ٰاتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َو َما لَ ٗه فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة ِم ْن
ِ َّفَ ِم َن الن
ٍ َخاَل
ق
“Di antara manusia ada yang berkata: ‘Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami di
dunia ini,’ sementara ia tidak ada bagiannya dalam akhirat.” (QS. Al-Baqarah[2]:
200)
Kata Ibnu Abbas, sebagaimana diriwayatkan oleh Said bin Jubair, adalah orang-orang
Arab Badui dahulu apabila mereka wukuf, mereka hanya berdoa tentang dunia saja dan
tidak minta akhirat sama sekali, maka Allah mencela mereka. Lalu datanglah orang-
orang yang beriman, mereka berkata:
Baca Juga:
Kebahagiaan Istri Shalihah
َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
ِ َّاب الن
ار
“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah[2]: 201)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:
َ ُأو ٰلَِئ
ِ َك لَهُ ْم ن
…صيبٌ ِّم َّما َك َسبُوا
“Merekalah orang-orang yang mendapatkan nasibnya terhadap apa yang mereka
lakukan.”
Kata Ibnu Abbas bahwa Allah pun memuji orang-orang yang beriman karena mereka
meminta dunia dan akhirat. Maka sebaik-baik doa adalah meminta kebaikan di dunia
dan akhirat.
Oleh karena itulah, doa yang paling banyak dilantunkan oleh Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam adalah doa tadi:
َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ
ِ َّاب الن
ار
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila telah selesai shalat
subuh, beliau mengucapkan doa:
َو َع َماًل ُمتَقَبَّاًل، َو ِر ْزقًا طَيِّبًا،ك ِع ْل ًما نَافِعًا
َ ُاللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ْسَأل
“Ya Allah aku minta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan
amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah)
Maka saudaraku.. Orang yang di hatinya dunia yang paling besar, pastilah isi doanya
pun lebih banyak meminta dunia dibandingkan meminta akhirat. Padahal kehidupan
akhirat lebih baik dan lebih kekal. Allah berfirman:
Baca Juga:
Objek Pembagian Pada Syuf'ah
Maka hendaklah kita memperbanyak berdoa disaat kita berpuasa, meminta kebaikan
dunia, meminta kebaikan akhirat, dan yang paling utama adalah doa-doa yang ada
dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Cobalah kita baca doa-doa Rasulullah, kita akan dapatkan doa-doa Rasulullah adalah
doa-doa yang terbaik, meminta sesuatu yang sangat baik untuk kehidupan dunia dan
akhirat kita. Maka sungguh tercela orang yang lebih mendahulukan doa dirinya
dibandingkan doa-doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ini adalah keistimewaan pertama yang Allah berikan kepada orang yang berpuasa, yaitu
doanya didengar oleh Allah, doanya tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
فَإنَّهُ لِي َوأنَا أجْ ِزي بِ ِه،ُكلُّ َع َم ِل اب ِْن آ َد َم لَهُ ِإالَّ الصِّ يَام
“Setiap amalan anak Adam itu untuk dirinya, kecuali puasa, maka sesungguhnya ia
adalah untukKu dan Aku yang langsung memberikan balasan kepadanya.” (Mutafaqun
‘alaih)
Subhanallah.. Itu menunjukkan betapa besar pahala orang yang berpuasa karena
mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sampai-sampai Allah
mengkhususkan puasa untuk dirinya tanpa amalan yang lainnya. Kata para ulama,
maksudnya karena keikhlasan ketika sedang berpuasa lebih besar dibandingkan dengan
amalan-amalan yang lainnya.
Seseorang menahan dirinya dari lapar, dari kehausan, ternyata ia lakukan itu pastinya
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena mengharapkan pujian manusia sama
sekali.
Baca Juga:
Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah Terhadap Masalah Kufur dan Takfir
Subhanallah, saudaraku sekalian. Ini keutamaan dan keistimewaan yang besar. Apalagi
orang yang sedang berpuasa terkumpul padanya tiga macam kesabaran: yang pertama
sabar untuk menaati Allah, yang kedua sabar untuk meninggalkan maksiat, dan yang
ketiga sabar menghadapi musibah berupa lapar, haus dan dahaga. Tiga macam
kesabaran ini ada pada puasa. Sementara pahala orang yang bersabar diberikan oleh
Allah pahalanya tanpa batas.
Baca Juga:
Dalil-Dalil Peringatan Untuk Berhati-Hati dari Bid’ah
Subhanallah.. Ternyata dahaga dan laparnya kita diganti oleh Allah dengan sesuatu
yang lebih besar dari itu. Sampai-sampai bau mulut ketika kita berpuasa Allah ubah
pada hari kiamat dengan sesuatu yang sangat wangi sekali.
4. PINTU AR-RAYYAN
Di antara keistimewaan orang yang berpuasa, Allah khususkan sebuah pintu di surga,
dimana pintu itu hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa saja. Ia disebut
dengan pintu Ar-Rayyan.
يدخله الصائمون
“Hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa saja.”
Adapun orang-orang yang tidak demikian, maka ia tidak akan memasuki pintu tersebut.
5. DUA KEGEMBIRAAN
Di antara keistimewaan orang yang berpuasa, saudaraku sekalian. Allah berikan kepada
orang yang berpuasa dua kegembiraan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
Yang pertama:
ْ ِفَرْ َحةٌ ِع ْن َد ف
ط ِر ِه
“Gembira ketika berbuka puasa.”
Maka bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan kepada kita kemudahan untuk
berpuasa. Bersyukurlah kepada Allah dengan cara menggunakan puasa ini sebaik-
baiknya. Dengan cara kita menyibukkan diri dengan amalan shalih, berupa membaca
Al-Qur’an, dengan shalat, demikian pula dzikir dan amalan-amalan shalih yang lainnya.
Hati-hatilah, jangan sampai puasa kita ini kita kurangi pahalanya oleh hal-hal yang
tidak ada manfaatnya. Atau kita hilangkan pahalanya dengan maksiat yang kita
lakukan. Karena sesungguhnya maksiat saat puasa bisa menghilangkan pahala puasa.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Baca Juga:
Anjuran Untuk Banyak Tinggal di Rumah - Hadits 1534-1538 - Silsilah Al-
Ahadits Ash-Shahihah