Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat: Keistimewaan


Bagi Orang yang Berpuasa
 Beranda  Download  Khutbah Jumat  Khutbah Jumat: Keistimewaan Bagi Orang
yang Berpuasa
By Radio Rodja | Jumat, 30 April 2021 pukul 4:07 pm

Terakhir diperbaharui: Selasa, 25 Mei 2021 pukul 8:27 am

Tautan: https://rodja.id/321

Keistimewaan Bagi Orang yang Berpuasa ini merupakan rekaman khutbah


Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah,
Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 18 Ramadhan 1442 H / 30
April 2021 M.
Daftar Isi [sembunyikan]
 Khutbah Pertama – Keistimewaan Bagi Orang yang Berpuasa
o 1. Doa tidak ditolak
o 2. Diberikan pahala tanpa batas
 Khutbah Jumat kedua – Keistimewaan Bagi Orang yang Berpuasa
o 3. Bau mulut lebih wangi dari minyak kasturi
o 4. Pintu Ar-Rayyan
o 5. Dua kegembiraan
 Download mp3 Khutbah Jumat

KHUTBAH PERTAMA – KEISTIMEWAAN BAGI ORANG


YANG BERPUASA
Orang yang sedang berpuasa diberikan oleh Allah banyak sekali kelebihan-kelebihan
dan istimewaan. Di antara keistimewaan orang yang berpuasa, saudaraku, bahwasanya
doanya didengar oleh Allah, doanya tidak ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

1. DOA TIDAK DITOLAK


Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan ayat doa di tengah-tengah ayat puasa. Allah
berfirman:

ِ ‫اع ِإ َذا َد َع‬ ‫ُأ‬ َ َ‫َوِإ َذا َسَأل‬


ۖ ‫ان‬ ِ ‫ك ِعبَا ِدي َعنِّي فَِإنِّي قَ ِريبٌ ۖ ِجيبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬
َ ‫فَ ْليَ ْستَ ِجيبُوا لِي َو ْليُْؤ ِمنُوا بِي لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ُش ُد‬
‫ون‬
“Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakan Aku
dekat, Aku mengijabah doa orang-orang yang berdoa kepadaKu. Maka hendaklah ia
mengijabah panggilanKu dan beriman kepadaKu supaya mereka menjadi
terbimbing.” (QS. Al-Baqarah[2]: 186)
kita telah menyahut panggilan Allah untuk berpuasa, kita pun beriman kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan kabulkan orang-orang
seperti ini.

Baca Juga:
Sikap Para Sahabat Terhadap Ali bin Abi Thalib

Di dalam riwayat Imam Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ثَاَل ثَةٌ اَل تُ َر ُّد َد ْع َوتُهُ ْم‬


“Ada tiga orang yang doa mereka tidak akan ditolak.”

‫الصَّاِئ ُم َحتَّى يُ ْف ِط َر‬


“Orang yang sedang berpuasa hingga ia berbuka.”

Dan dalam riwayat Tirmidzi dengan lafadz:

‫ين يُ ْف ِط ُر‬
َ ‫الصَّاِئ ُم ِح‬
“Orang yang berpuasa ketika ia berbuka.”

Akan tetapi riwayat tersebut tidak bertabrakan satu sama lainnya. Karena
sesungguhnya orang-orang yang berpuasa diistimewakan oleh Allah dengan
dikabulkannya doa-doa mereka. Maka itu menunjukkan -saudaraku seiman- ketika kita
sedang berpuasa, hendaklah kita memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.

Doa yang senantiasa kita lantunkan saat kita berpuasa, itu doa yang tidak akan ditolak
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan tentunya, saudaraku seiman.. Ketika kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala, maka mintalah kebaikan dunia dan akhirat. Karena orang-orang yang hanya
meminta dunia adalah orang-orang yang dicela oleh Allah. Allah Ta’ala berfirman:
‫اس َم ْن يَّقُ ْو ُل َربَّنَآ ٰاتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َو َما لَ ٗه فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة ِم ْن‬
ِ َّ‫فَ ِم َن الن‬
ٍ ‫َخاَل‬
‫ق‬
“Di antara manusia ada yang berkata: ‘Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami di
dunia ini,’ sementara ia tidak ada bagiannya dalam akhirat.” (QS. Al-Baqarah[2]:
200)
Kata Ibnu Abbas, sebagaimana diriwayatkan oleh Said bin Jubair, adalah orang-orang
Arab Badui dahulu apabila mereka wukuf, mereka hanya berdoa tentang dunia saja dan
tidak minta akhirat sama sekali, maka Allah mencela mereka. Lalu datanglah orang-
orang yang beriman, mereka berkata:

Baca Juga:
Kebahagiaan Istri Shalihah

َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬
“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah[2]: 201)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

َ ‫ُأو ٰلَِئ‬
ِ َ‫ك لَهُ ْم ن‬
…‫صيبٌ ِّم َّما َك َسبُوا‬
“Merekalah orang-orang yang mendapatkan nasibnya terhadap apa yang mereka
lakukan.”

Kata Ibnu Abbas bahwa Allah pun memuji orang-orang yang beriman karena mereka
meminta dunia dan akhirat. Maka sebaik-baik doa adalah meminta kebaikan di dunia
dan akhirat.

Oleh karena itulah, doa yang paling banyak dilantunkan oleh Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam adalah doa tadi:

َ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila telah selesai shalat
subuh, beliau mengucapkan doa:
‫ َو َع َماًل ُمتَقَبَّاًل‬،‫ َو ِر ْزقًا طَيِّبًا‬،‫ك ِع ْل ًما نَافِعًا‬
َ ُ‫اللَّهُ َّم ِإنِّي َأ ْسَأل‬
“Ya Allah aku minta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan
amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam doa ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggabungkan antara


kebaikan dunia dan akhirat.

Maka saudaraku.. Orang yang di hatinya dunia yang paling besar, pastilah isi doanya
pun lebih banyak meminta dunia dibandingkan meminta akhirat. Padahal kehidupan
akhirat lebih baik dan lebih kekal. Allah berfirman:

‫َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى‬


“Dan kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la[7]: 17)

Baca Juga:
Objek Pembagian Pada Syuf'ah

Maka hendaklah kita memperbanyak berdoa disaat kita berpuasa, meminta kebaikan
dunia, meminta kebaikan akhirat, dan yang paling utama adalah doa-doa yang ada
dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Cobalah kita baca doa-doa Rasulullah, kita akan dapatkan doa-doa Rasulullah adalah
doa-doa yang terbaik, meminta sesuatu yang sangat baik untuk kehidupan dunia dan
akhirat kita. Maka sungguh tercela orang yang lebih mendahulukan doa dirinya
dibandingkan doa-doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ini adalah keistimewaan pertama yang Allah berikan kepada orang yang berpuasa, yaitu
doanya didengar oleh Allah, doanya tidak akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. DIBERIKAN PAHALA TANPA BATAS


Amalan shalih diberikan oleh Allah pahala 10 sampai 700 kali lipat, sedangkan puasa
Allah berikan pahala lebih dari itu. Allah Ta’ala berfirman:

‫ فَإنَّهُ لِي َوأنَا أجْ ِزي بِ ِه‬،‫ُكلُّ َع َم ِل اب ِْن آ َد َم لَهُ ِإالَّ الصِّ يَام‬
“Setiap amalan anak Adam itu untuk dirinya, kecuali puasa, maka sesungguhnya ia
adalah untukKu dan Aku yang langsung memberikan balasan kepadanya.” (Mutafaqun
‘alaih)

Subhanallah.. Itu menunjukkan betapa besar pahala orang yang berpuasa karena
mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sampai-sampai Allah
mengkhususkan puasa untuk dirinya tanpa amalan yang lainnya. Kata para ulama,
maksudnya karena keikhlasan ketika sedang berpuasa lebih besar dibandingkan dengan
amalan-amalan yang lainnya.

Seseorang menahan dirinya dari lapar, dari kehausan, ternyata ia lakukan itu pastinya
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena mengharapkan pujian manusia sama
sekali.

Baca Juga:
Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah Terhadap Masalah Kufur dan Takfir

Subhanallah, saudaraku sekalian. Ini keutamaan dan keistimewaan yang besar. Apalagi
orang yang sedang berpuasa terkumpul padanya tiga macam kesabaran: yang pertama
sabar untuk menaati Allah, yang kedua sabar untuk meninggalkan maksiat, dan yang
ketiga sabar menghadapi musibah berupa lapar, haus dan dahaga. Tiga macam
kesabaran ini ada pada puasa. Sementara pahala orang yang bersabar diberikan oleh
Allah pahalanya tanpa batas.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ٍ ‫ُون َأجْ َرهُم بِ َغي ِْر ِح َسا‬


‫ب‬ َ ‫ِإنَّ َما يُ َوفَّى الصَّابِر‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu diberikan pahala tanpa batas.” (QS.
Az-Zumar[39]: 10)
Berarti dua pahala tanpa batas bertemu; yang pertama pahala puasa tanpa batas, yang
kedua pahala kesabaran tanpa batas. Subhanallah, betapa istimewanya puasa. Sampai-
sampai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

ُ‫ك ِبالص َّْو ِم فَِإنَّهُ اَل ِم ْث َل لَه‬


َ ‫َعلَ ْي‬
“Hendaklah kamu berpuasa, sesungguhnya ia amalan yang tidak ada tandingannya.”
(HR. Ahmad)

KHUTBAH JUMAT KEDUA – KEISTIMEWAAN BAGI ORANG


YANG BERPUASA
Di antara keistimewaan orang yang berpuasa adalah:

3. BAU MULUT LEBIH WANGI DARI MINYAK KASTURI


Bau mulut orang yang berpuasa kelak pada hari kiamat lebih wangi daripada minyak
kasturi yang paling wangi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
ْ
‫ْك يَو َم القِيَا َم ِة‬ ِ ‫وف فَ ِم الصَّاِئ ِم َأطيَبُ ِع ْن َد هللاِ ِمن ِر‬
ِ ‫يح ال ِمس‬ ُ ُ‫لَ ُخل‬
“Bau mulutnya orang yang berpuasa kelak di hari kiamat, lebih wangi daripada minyak
kasturi yang paling wangi.”

Baca Juga:
Dalil-Dalil Peringatan Untuk Berhati-Hati dari Bid’ah

Subhanallah.. Ternyata dahaga dan laparnya kita diganti oleh Allah dengan sesuatu
yang lebih besar dari itu. Sampai-sampai bau mulut ketika kita berpuasa Allah ubah
pada hari kiamat dengan sesuatu yang sangat wangi sekali.

4. PINTU AR-RAYYAN
Di antara keistimewaan orang yang berpuasa, Allah khususkan sebuah pintu di surga,
dimana pintu itu hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa saja. Ia disebut
dengan pintu Ar-Rayyan.

‫يدخله الصائمون‬
“Hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa saja.”

Adapun orang-orang yang tidak demikian, maka ia tidak akan memasuki pintu tersebut.

5. DUA KEGEMBIRAAN
Di antara keistimewaan orang yang berpuasa, saudaraku sekalian. Allah berikan kepada
orang yang berpuasa dua kegembiraan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:

ِ َ‫لِلصَّاِئ ِم فَرْ َحت‬


‫ان‬
“Orang yang berpuasa diberikan oleh Allah dua kegembiraan.”

Yang pertama:

ْ ِ‫فَرْ َحةٌ ِع ْن َد ف‬
‫ط ِر ِه‬
“Gembira ketika berbuka puasa.”

‫َوفَرْ َحةٌ ِع ْن َد لِقَا ِء َربِّ ِه‬


“Dan gembira ketika bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala (saat ia meninggal
dunia).”

Subhanallah.. Betapa istimewanya ibadah yang sedang kita lakukan ini.

Maka bersyukurlah kepada Allah yang telah memberikan kepada kita kemudahan untuk
berpuasa. Bersyukurlah kepada Allah dengan cara menggunakan puasa ini sebaik-
baiknya. Dengan cara kita menyibukkan diri dengan amalan shalih, berupa membaca
Al-Qur’an, dengan shalat, demikian pula dzikir dan amalan-amalan shalih yang lainnya.

Hati-hatilah, jangan sampai puasa kita ini kita kurangi pahalanya oleh hal-hal yang
tidak ada manfaatnya. Atau kita hilangkan pahalanya dengan maksiat yang kita
lakukan. Karena sesungguhnya maksiat saat puasa bisa menghilangkan pahala puasa.
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

Baca Juga:
Anjuran Untuk Banyak Tinggal di Rumah - Hadits 1534-1538 - Silsilah Al-
Ahadits Ash-Shahihah

…‫ور َو ْال َع َم َل ِب ِه‬ ُّ ‫َم ْن لَ ْم يَ َد ْع قَ ْو َل‬


ِ ‫الز‬
“Siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan mengamalkannya…”

َ ‫ْس هَّلِل ِ َحا َجةٌ َأ ْن يَ َد َع‬


ُ‫ط َعا َمهُ َو َش َرابَه‬ َ ‫فَلَي‬
“Maka Allah tidak membutuhkan puasanya sama sekali.” (HR. Bukhari)

DOWNLOAD MP3 KHUTBAH JUMAT

Anda mungkin juga menyukai