Anda di halaman 1dari 5

Khutbah I:

Diriwayatkan imam muslim rahimahullah dalam shahihnya, dari shahabat abu


hurairah radhiallahu ‘anhu. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:,

‫ وإَّن َهَّللا أَم َر الُم ْؤ ِمِنيَن ِبَم ا أَم َر ِبِه‬،‫ إَّن َهَّللا َطِّيٌب ال َيْقَبُل إاَّل َطِّيًبا‬، ‫َأُّيها الَّناُس‬
‫ إِّني بما‬،‫ {َيا أُّيها الُّر ُسُل ُك ُلوا ِم َن الَّطِّيباِت واْع َم ُلوا صاِلًحا‬: ‫ فقاَل‬، ‫الُم ْر َسِليَن‬
‫ {َيا أُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ُلوا ِم ن َطِّيباِت ما َر َز ْقناُك ْم } ُثَّم َذ َك َر‬: ‫َتْع َم ُلوَن َع ِليٌم } َو َقاَل‬
‫ َو َم ْطَعُم ُه‬، ‫ يا َر ِّب‬، ‫ َيا َر ِّب‬، ‫ َيُم ُّد َيَد ْيِه ِإَلى الَّس َم اِء‬، ‫الَّرُج َل ُيِط يُل الَّس َفَر أْش َع َث أْغ َبَر‬
‫ فأَّنى ُيْسَتجاُب ِلَذ ِلَك‬، ‫ وُغ ِذَي ِبالَح راِم‬، ‫ وَم ْلَبُسُه َح َر اٌم‬، ‫ َو َم ْش َر ُبُه َح َر اٌم‬، ‫َحَر اٌم‬
“Sesungguhnya Allah itu Maha baik dan tidak menerima, kecuali sesuatu yang
baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum Mukminin dengan
perintah yang Allah gunakan untuk memerintahkan para rasul. Maka Allah
berfirman, ”Wahai para rasul, makanlah segala sesuatu yang baik dan beramal
salehlah.” Dan Allah juga berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman,
makanlah segala sesuatu yang baik, yang telah kami berikan kepada kalian”.
Kemudian Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang melakukan
perjalanan panjang, kusut rambutnya dan penuh dengan debu, kemudian
mengangkat tangannya dan mengatakan: Wahai Rabb-ku, Wahai Rabb-ku,
sedangkan makanannya haram, minumannya haram, perutnya diisi dengan
sesuatu yang haram, bajunya haram, maka bagaimana Kami mengabulkan
doanya?”[2]

Dalam hadits ini dijelaskan tentang keterkaitkan antara pengabulan doa dengan
apa yang kita makan, apa yang kita minum, dan apa yang kita kenakan. Oleh
karena itu dalam hadits ini rasulullah sebutkan seseorang yang berdoa dan dia
telah melakukan serangkaian adab-adab doa agar doanya diterima oleh Allah
ta’ala, yang seandainya dia tidak memakan makanan yang haram, minum dari
hasil yang haram dan tidak berpakaian dari hasil yang haram, bisa dipastikan
doanya dikabulkan oleh Allah ta’ala

Rasulullah menyebutkan tentang orang ini, terpenuhinya 6 sebab dikabulkannya


doa

1. Musafir/Sedang bersafar.

Orang yang bersafar doanya dikabulkan oleh Allah ta’ala. Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
bersabda,

‫ َو َد ْع َو ُة‬، ‫ َو َد ْع َو ُة اْلُمَس اِفِر‬، ‫ َد ْع َو ُة اْلَم ْظُلوِم‬: ‫َثاَل ُث َدَع َو اٍت ُم ْسَتَج اَباٌت اَل َشَّك ِفيِهَّن‬
‫اْلَو اِلِد َع َلى َو َلِد ه‬
“Ada tiga doa yang mustajab tanpa diragukan lagi: doa orang yang terzalimi,
doa orang yang sedang safar, doa orang tua kepada anaknya.”[3]

1
Doa orang yang bersafar dikabulkan Allah ta’ala, karena orang yg bersafar
diperhatikan oleh Allah ta’ala, turun rahmat padanya, karena dia sedang
melakukan perjalanan, dia sedang menghadapi kesulitan

Kata nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, As safaru qit’atum minal adzab’ safar
adalah bagian dari siksaan, kesulitan. Oleh karenanya orang yang menghadapi
kesulitan seperti ini, diberi kemudahan oleh Allah ta’ala, dia dibolehkan untuk
menjama’ dan mengqoshor sholatnya, demikian juga dia boleh untuk
berbuka/tidak berpuasa, dia boleh untuk tidak sholat jumat berjamaah, bahkan
diantara rahmat padanya Allah kabulkan doanya ketika dia berdoa.

Terlebih lagi dalam hadits ini, orang ini yuthilu safar, lama dalam safaranya. Ini
sebab yang pertama yang seharusnya menjadi sebab Allah kabulkan doanya

2. Jauh dari kesombongan


Dalam hadits ini disebutkan bahwa orang ini jauh dari sifat kesombongan,
Kusut rambutnya dan penuh dengan debu, dia tidak sempat merapikan dirinya,
maka bagaimana dia bisa angkuh, bisa sombong sementara penampilannya
tidak bisa ia perhatikan
Ini menunjukkan bahwa ia sedang pada kondisi jauh dari kesombongan,
dan orang yang jauh dari kesombongan doanya mudah dikabulkan. Oleh
karenanya orang yang sedang sujud doanya mudah dikabulkan. Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ َو ُهَو َس اِج ٌد‬،‫َأْقَر ُب َم ا َيُك ْو ُن الَع ْبُد ِم ن َر ِّبِه‬


“Keadaan seorang hamba yang paling dekat dari Rabbnya adalah ketika dia
sujud, maka perbanyaklah doa.”[4]

Mengapa demikian? Hal ini karena orang yang sedang sujud ia sedang berada
dalam kondisi jauh dari kesombongan.

Begitu juga Allah ‫ ﷻ‬membanggakan para jamaah haji kepada para malaikat,
kenapa? Karena mereka jauh dari kesombongan. Allah ‫ ﷻ‬berkata kepada
malaikat,

‫اْنُظُرْو ا ِإَلى ِعَباِد ي َهُؤاَل ِء َج اُؤ ْو ِني ُش ْع ًثا ُغ ْبًرا‬


“Lihatlah hamba-hamba-Ku mereka datang kepada-Ku dalam kondisi lusuh dan
berdebu.”[5]

Dalam riwayat lain Allah ‫ ﷻ‬kemudian berkata,

‫اشَهُد وا ُأِّني ًقْد َغ َفْر ُت َلُهْم ُذ ُنوَبُهْم‬


“Persaksikanlah, sungguh Aku telah mengampuni dosa-dosa mereka.”[6]

2
Oleh karena itu, seseorang jika ingin doanya dikabulkan oleh Allah ‫ﷻ‬
hendaknya ia merendahkan dirinya di hadapan Allah ‫ﷻ‬. Hal ini pun dilakukan
para nabi, seperti halnya Nabi Zakaria ‘alaihissalam dalam doanya,

‫َر ِّب ِإِّني َو َهَن اْلَع ْظُم ِم ِّني َو اْش َتَعَل الَّر ْأُس َش ْيًبا َو َلْم َأُك ْن ِبُد َع اِئَك َر ِّب َش ِقًّيا‬
“Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan
kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada-Mu, ya Tuhanku.” (QS. Maryam: 4)

3. Mengangkat kedua tangan ke langit.

Orang ini dalam berdoa menengadahkan tangannya kelangit, dan diantara


adab-adab berdoa yaitu mengarahkan tangannya kepada Allah ta’ala
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ِإَّن َر َّبُك ْم َتَباَر َك َو َتَع اَلى َح ِيٌّى َك ِريٌم َيْسَتْح ِيى ِم ْن َع ْبِدِه ِإَذ ا َر َفَع َيَد ْيِه ِإَلْيِه َأْن َيُر َّدُهَم ا‬
‫ِص ْفًرا‬
“Sesunguhnya Tuhan kalian tabaraka wa ta’ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia.
Dia malu terhadap hamba-Nya, jika hamba tersebut menengadahkan tangan
kepada-Nya, lalu kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.”[7]

4. Bertawasul dengan nama Allah ‫ ﷻ‬Rabb

Sebab lainnya yang dilakukan orang ini yang bisa menjadi sebab dikabulkan
doanya oleh Allah adalah dia bertawasul dengan nama Allah ta’ala. Dia
mengatakan yaa rabbi, yaa rabbi

Jika dicermati dari nas-nas yang ada maka akan didapati bahwa para nabi dan
orang-orang saleh ketika berdoa mereka bertawasul dengan nama Allah
‫ ﷻ‬Rabb. Hal ini karena nama Rabb berkaitan dengan sifat rububiyah Allah
‫ﷻ‬, dan pengabulan doa berkaitan dengan sifat rububiyah. Oleh karenanya
bertawasul dengan nama Allah ‫ ﷻ‬Rabb memudahkan dikabulkannya doa.

5. Mengulang-ulang.
Ini menunjukkan orang tersebut sangat butuh kepada Allah ‫ﷻ‬. Dan diantara
sunnah nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengulang-ulang do.
Disebutkan Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu beliau berkata,

‫َك اَن ِإَذ ا َدَع ا َدَع ا َثاَل ًثا‬


“Rasulullah ‫ ﷺ‬jika berdoa, beliau ‫ ﷺ‬berdoa tiga kali.”[8]

6. Diantara sebab yang lain yang dilakukan oleh orang ini adalah merengek-
rengek kepada Allah ta’ala, merendah dihadapan Allah

3
Terkumpulnya 6 sebab terkabulnya doa pada diri seseorang seharusnya
menjadikan doanya dikabulkan oleh Allah ‫ﷻ‬. Namun ternyata Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬menyebutkan bahwa doa orang ini tidak dikabulkan oleh Allah
‫ﷻ‬, mengapa? Karena makanannya dan minuman yang dikonsumsinya adalah
haram sehingga perutnya terisi dengan hal yang haram, kemudian juga baju
yang dipakainya pun haram.

Khutbah kedua:

Disana ada adab-adab doa yang lain, yang hendaknya kita perhatikan ketika
kita bermunajat kepada Allah ta’ala

1. Hendaknya ia konsentrasi, hendaknya dia tahu apa yang ia ucapkan yang


ia pinta kepada Rabbnya, dan hatinya tidak lalai
Sabda nabi shalllallahu ‘alaihi wa sallam: “Berdoalah kalian dalam
keadaan yakin doa kalian dikabulkan oleh Allah ta’ala, sesungguhnya
Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai”

2. Yakin bahwasanya Allah mudah dalam mengabulkan doa, tidak ada yang
sulit bagi Allah. Apabila dia telah menjalani syarat-syarat dikabulkan doa,
dia telah berdoa dengan adab-adab doa Allah pasti akan kabulkan
doanya. Jangan ia mengatakan, saya berdoa siapa tahu dikabulkan oleh
Allah ta’ala. Hendaknya ia berhusnudzon kepada Allah ta’ala
Akan tetapi pengkabulan doa Allah ta’ala dalam 3 bentuk, sebagaimana
hadits yang disebutkan abu said alkhudry radhiallahu anhu dalam musnan
imam ahmad:
“Tidaklahlah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang doa tersebut
tidak ada dosa, dan tidak bertujuan untuk memutuskan silaturahmi,
kecuali Allah akan kabulkan doanya dengan salah satu dari bentuk
pengkabulan, bisa jadi Allah kabulkan langsung doanya sesuai dengan
permintaannya, bisa jadi Allah tunda pengkabulannya diakhirat, dan bisa
jadi Allah hilangkan keburukan semisal yang ia pinta. Oleh karenanya
para shahabat ketika mendengar hadits ini mereka mengatakan, kalau
begitu kita perbanyak doa ya rasulullah, karena doa tidak ada yang
merugi, doa pasti dikabulkan, pengkabulannya terserah Allah ta’ala, Allah
yang lebih tahu mana yang terbaik bagi hambanya, yang penting kita
berdoa pasti Allah kabulkan, maka dijawab rasulullah: “Allah lebih mudah
unutk mengabulkan doa kalian”
3. Serius dalam berdoa, jangan mengatakan yaa alllah ampuni akau jika
engkau berkehendak, jika tidak juga tidak apa-apa, nabi melarang doa
seperti ini, hendaklah ia serius dalam meminta, semua mudah bagi Allah
ta’ala
Kita sedang meminta kepada rabbul ‘alamin, penguasa alam semesta,
jikalau seluruh manusia berkumpul disuatu dataran kemudian semua
meminta kepada Allah ta’ala dan Alllah kabulkan semuanya makan tidak
ada yang berkurang disisi Allah ta’ala
4. Hendaklah memilih waktu-waktu yang tepat dalam berdoa kepada Allah
ta’ala. Diantara waktu yang paling mustajab adalah berdoa disepertiga
malam yang terakhir. Berdoa diantara adzan dan iqomah, berdoa setelah
waktu ashar dihari jumat dan diwaktu-waktu mustajab yang lainnya

Allahumma inna nas aluka bi anna lakah hamda laa ilaha illa anta, al manaan, yaa badii’us samaawaati
wal ardh, yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa hayyu ya qayyum

4
Rabbana innanaa aamannaa faghfirlanaa dzunuubanaa wa qinaa ‘adzaabannaar

Rabbanaghfirlanaa dzunuubanaa wa israafanaa fii amriinaa wa tsabit aqdaamanaa wanshurnaa ‘alal


qaumil kafiriin

Allahumma aati nufuusanaa taqwaahaa, waz zakkihaa anta khairu man zakkaaha, anta waliyyuhaa wa
maulaahaa

Allahummaqsim lanaa min khasyyatika maa yahuulu bainanaa wa baina ma’aashiika, wa min thaa’atika
maa tuballighunaa bihi jannnataka, wa minal yaqiini maa tuhawwinu bihi alaina mushiibaatid dunyaa,
wa mati’naa biasmaa ‘inaa wa abshoorinaa wa quwwatinaa maa ahyaitanaa, waj’alhul waaritsa minnaa,
waj’al tsa’ronaa ‘ala man dholamanaa wanshurnaa ‘ala man ‘aadaanaa

Wa laa taj’al mushiibatinaa fii dininaa, wa laa taj’aliddunyaa akbara hamminaa, wa laamablagho
‘ilminaa, wa laa tusallith ‘alaina man laa yarhamnaa

Anda mungkin juga menyukai