1. Sepertiga malam
“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada
Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan
Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya,” (HR. Muslim no.
757).
Sepertiga malam merupakan waktu musjatab atau waktu ijabahnya (dikabulkannya) doa-doa
oleh Allah SWT. Namun justru waktu malam inilah manusia sering lupa dan lalai karna sedang
tidur dengan lelap-lelapnya. Bahkan saat terbangun di tengah malam pun kita masih memilih
untuk tidur kembali. Waktu sepertiga malam dihitung dari pukul 1 dinihari hingga menjelang
subuh. Maka waktu inilah waktu yang sangat baik bagi kita untuk melaksanakan solat malam
atau Tahajjud. Ketika kita terbangun di waktu ini dipercaya bahwa Tuhan sedang
membimbingmu untuk menjadi lebih baik atau bisa dikatakan bahwa Rahmat Allah akan telah
sampai kepadamu. Oleh karena itu solat malam saat sepertiga malam sangat baik untuk
dilakukan.
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam
terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya.
Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti
akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758)
Ketika siang hari, manusia lebih sering melakukan aktifitas untuk duniawinya. Sehingga waktu
malam harinya waktu yang tepat bagi manusia untuk berdua saja dengan Tuhannya. Berdoa di
sepertiga malam dan melaksanakan solat Sunnah serta berdzikir kepada Allah SWT segala
ampunan, doa, dan pengaduan akan dikabulkan tanpa batas oleh Allah SWT. Dan telah
terjanjikan karna saat itulah Allah SWT turun ke bumi dan memberikan keitimewaannya dan
saat itu pula manusia paling dekat dengan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Saat yang paling dekat bagi Allah dengan hamba-Nya adalah pada
penghujung akhir malam. Maka jika engkau bisa menjadi orang yang berdzikir mengingat Allah
pada saat itu, maka lakukanlah.” (HR. Tirmidzi)
Sering kali saat sedang solat berjamaah di masjid, ketika sujud terakhir imam masjid akan
memperlama sujudnya dengan tujuan agar memperbanyak doa saat itu. Walaupun tidak ada
anjuran pasti mengenai hai itu namun menurut salah satu hadist, “Yang paling dekat antara
seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.”
(HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah).
Berdasarkan apa yang diriwayatkan Imam Bukhari dari ‘Aisyah ia berkata, “Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam membaca do’a dalam rukuk dan sujudnya dengan bacaan:
“SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha suci
Engkau wahai Tuhan kami, segala pujian bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku) ‘.”
Mengenai doa yang dipanjatkan apakah dengan redaksi doa dari ayat Al-Quran ataukah tidak,
menurut sebagian ulama menganjurkan sebaiknya mengambil redaksi dari Al-Quran ketimbang
menggunakan bahasa sendiri karena bagaimanapun berdoa dengan teks ayat AL-Quran dan
hadist dinilai paling utama.
8. Ketika hujan
“Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan.” (QS. Al-Baqarah:
164)
Hujan merupakan salah satu rahmat dan berkah Allah SWT kepada hambanya di dunia. Dengan
hujan tumbuhan pun bisa terus tumbuh dan hewan memperoleh air minum dengan turunnya
hujan. Namun tak sedikit pula manusia yang mengeluhkan ketika datangnya hujan karna dapat
mengganggu aktifitasnya padahal saat hujan adalah saat yang mustajab untuk berdoa karna
turunnya rahmat Allah SWT salah satunya adalah ketika hujan. Salah satu hadist berbunyi, “Doa
tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al
Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)