Anda di halaman 1dari 3

Sungguh berbeda Allah 

Subhanahu Wa Ta’ala  dengan makhluk-Nya. Dia Maha “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap
Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku
sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala  mencintai kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang
hamba yang meminta kepada-Nya. meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no.
758)
Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa
membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita
baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat
dikertas, entah berapa lembar akan terpakai. ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa
Allah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah
Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul
kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu
hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.
Allah Ta’ala  berfirman:
Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun
yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan
dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina ” (QS. Ghafir: waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu
60) tersebut untuk berdoa.

Berdoa Di Waktu Yang Tepat 2. Ketika berbuka puasa

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena
Allah Ta’ala  adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan
diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu
oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu- diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana
waktu tersebut adalah:
hadits:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir “Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka
puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim,
no.1151)
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir.
Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya: Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang
telah berpuasa, sebagaimana sabda  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan”
(QS. Adz Dzariyat: 18) “Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka,
doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi”  (HR. Tirmidzi
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani
saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan di Shahih At Tirmidzi)
setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam: Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja
yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui,
terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu  doa 5. Di antara adzan dan iqamah
berbuka puasa. Sebagaimana hadits

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang
membaca doa: dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam:

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/


“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata:
“Hasan Shahih”)
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan.
Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh
Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232) Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan
iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal  dengan suara
keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan
3. Ketika malam lailatul qadar oleh Rasulullah  Shallallahu’alaihi Wasallam,  amalan-amalan tersebut dapat
mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam  bersabda,
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih
utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala: “Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah
saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam
“Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3) membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’, ” (HR. Abu Daud
no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul
Afkar, 2/16).
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa.
Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
Selain itu, orang yang shalawatan  atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di
waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah
sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia
bersabda: Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.
[‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf,
maka ampunilah aku”]”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi
berkata: “Hasan Shahih”) 6. Ketika sedang sujud dalam shalat

4. Ketika adzan berkumandang


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam  bersabda:
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan
dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab  untuk berdoa.  “Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam  bersabda: bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan
7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk,
ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al
Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”) Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat
Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499) ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi,
Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad  (1/305) menjelaskan bahwa yang
dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu
bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan
meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”.
Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at
disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad
Allah Ta’ala berfirman: bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.

“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman
‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk 9. Ketika turun hujan
berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya.
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan
meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam
disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa
disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:
sebelum salam.
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika
8. Di hari Jum’at hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’,
3078)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat


kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim
berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan
dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935,
Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau


menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara
umum terdapat 4 pendapat yang kuat.

Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat
Jum’at

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari

Anda mungkin juga menyukai