Anda di halaman 1dari 8

TOPIKALISASI

Kelompok 3: Khofifah Aisah Amini (1810721002),


Husni Mardhyatur Rahmi (1810721001),
Retno Endah Pratiwi (1810721006)

PENDAHULUAN
Topikalisasi adalah pemilihan dan penandaan topik, yaitu sesuatu yang
dibicarakan (Wedhawati dalam Mulyana, 2005:148). Dalam wacana, topikalisasi
adalah proses saling mendukung antar bagian untuk membentuk satu gagasan utama.
Untuk dapat mengikuti proses dan mengetahui hasil akhir proses tersebut diperlukan
kecermatan dalam memahami setiap paragraf atau bagian wacana agar dapat
ditentukan (kesatuan makna) gagasan utamanya. Terdapat tiga aspek yang dibahas
dalam topikalisasi ialah topik, tema, dan judul. Sukar membedakan ketiga istilah
tersebut. Namun, dalam makalah ini akan dijelaskan batasan-batasan yang
membedakan ketiga istilah tersebut.

PEMBAHASAN
A. Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani topoi, yang artinya ‘tempat’. Secara
mendasar, topik diartikan sebagai pokok pembicaraan. Topik merupakan bagian yang
difokuskan dan yang diterangkan oleh bagian yang lain. Menurut Rusminto (2015:
108) topik merupakan suatu ide atau hal yang dibicarakan dan dikembangkan
sehingga membentuk sebuah wacana. Dalam wacana, topik menjadi ukuran kejelasan
wacana. Topik yang jelas akan menyebabkan struktur dan isi wacana menjadi jelas.
Sebaliknya, topik yang tidak jelas, atau bahkan tidak ada, menyebabkan tulisan
menjadi kabur dan sulit dimengerti. Untuk menuju kejelasan tersebut, maka kalimat
atau paragraf perlu dibangun dengan kejelasan informasi (Mulyana, 2005:39-40).
Menurut Kridalaksana (dalam Prihatin, 2016), topik merupakan bagian
kalimat yang diutamakan dari beberapa hal yang dikontraskan. Misalnya dalam

1
kalimat “Pohon ini daunnya rimbun” ada kontras antara pohon ini dan daun, dalam
kalimat tersebut pohon ini adalah topik. Mulyana (2005) menyatakan bahwa topik
perlu dibedakan menjadi dua jenis, yakni topik dalam kalimat dan topik dalam
wacana. Topik kalimat biasanya sebagai subjek dan komen sebagai predikat. Topik
wacana adalah proporsi yang menjadi bahan utama pembicaraan atau percakapan.
Artinya setiap paragraf umumnya mengandung satu topik tertentu. Topik-topik itu
selanjutnya akan bergabung dan terbentuklah satu kesatuan topik, yang bisa disebut
sebagai tema.
Dalam proses komunikasi baik lisan maupun tertulis, topik dalam wacana
memiliki kedudukan yang sangat penting. Kedudukan yang sangat penting ini
bersangkutan dengan peranannya dalam memperlancar proses komunikasi. Peran
topik ini, sangat potensial bagi pembicara atau penulis (pembuat wacana) maupun
bagi pendengar atau pembaca (penerima wacana). Bagi pembuat wacana, topik
merupakan informasi awal dan informasi inti yang menjadi pangkal inspirasi untuk
mengungkapkannya dalam bentuk jenis wacana tertentu. Sedangkan bagi penerima
wacana, topik adalah sesuatu yang dicari, diinterprestasikan, dan dipahami, serta
ditanggapi karena topik merupakan arah utama seseorang dalam memahami wacana.
Kedudukan topik yang sangat penting dalam sebuah wacana membuatnya
selalu diacu dan selalu dipertahankan oleh kalimat-kalimat dalam wacana sehingga
menimbulkan apa yang disebut dengan kesinambungan topik. Kesinambungan topik
adalah kedudukan suatu topik yang selalu diacu dan selalu dipertahankan oleh
kalimat-kalimat dalam sebuah wacana yang membentuk kesatuan topik guna
memperoleh keruntutan ide. Kesinambungan topik dapat diciptakan dengan empat
cara yaitu pronominalisasi, pengulangan, ekuvalensi leksikal dan pelesapan.
Kesinambungan topik juga dapat diukur. Ada lima cara mengukur kadar
kesinambungan topik Kaswanti Purwo (1987: 45-60), yaitu jarak penyebutan,
kebertahanan (persistence), interferensi, pelesapan konstituen, dan susunan beruntun.

B. Tema

2
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah
diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema
adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis
menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini
yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan
tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan
oleh penulis.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu
tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah
penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis
cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki
sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema
juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya
menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut
Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang
dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.Biasanya tema diolah
berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian
dan sebagainya.Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu
gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastera dan
terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam
sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.

1. Syarat Tema yang Baik :


a. Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan
atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
b. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah
dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.

3
c. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia
di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk
dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.

2. Tema dapat dikesan melalui:


a. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
b. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan
kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
c. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok
persoalannya secara keseluruhan.
d. Plot cerita.

C. Judul
Selain topik dan tema, ada satu hal lainnya yang merupakan bagian dari
topikalisasi, yaitu judul. Kridalaksana (2008) mendefinisikan judul sebagai kalimat
berupa kalimat lengkap atau kalimat minor yang terbentuk dari frase atau klausa
dengan atau tanpa pengarang sebagai pelaku yang menjadi ciri sebuah karya.
Widharyanto (2017) mengutip pernyataan Brown dan Yule yang menegaskan bahwa
judul suatu wacana tidak sebaiknya disamakan dengan topik, akan tetapi dipandang
sebagai ungkapan topik yang mungkin.
Sebuah judul berfungsi sebagai identitas atau cermin dari sebuah tulisan atau
wacana; menarik atensi pembaca untuk membaca keseluruhan isi teks; gambaran
global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkup teks; serta merupakan unsur
yang relevan dengan keseluruhan isi dalam sebuah teks. Ada dua jenis judul, yaitu
judul langsung dan judul tidak langsung. Judul langsung berkaitan erat dengan bagian

4
utama teks. Sebaliknya, judul tidak langsung tidak berhubungan dengan bagian utama
teks tapi menjiwai keseluruhan isinya.
Sebuah judul yang baik hendaknya menarik, logis, dan sesuai dengan isi. Dari
segi penulisannya, sebuah judul berbentuk frasa yang tidak diakhiri dengan tanda
baca; setiap awal katanya diawali huruf kapital, kecuali pada bentuk konjungsi dan
preposisi; dan di dalamnya tidak terdapat singkatan maupun akronim.
Dalam teori Teun Van A Dijk, yaitu teori yang memandang suatu teks terdiri
atas beberapa struktur yang setiap bagiannya saling mendukung judul merupakan
bagian dari superstruktur yang bersifat skematik. Adapun menurut teori tersebut,
sebuah teks terbagi atas 3, yaitu:
- Struktur makro
Struktur ini bersifat tematik, yaitu makna global dari sebuah wacana. Unsur
yang termasuk dalam struktur ini adalah tema, karena tema menunjukkan konsep
dominan, sentral, dan utama.
- Superstruktur
Struktur ini bersifat skematik. Sebuah wacana berupa berita terdiri atas dua
skema besar, yaitu summary yang ditandai dengan judul dan lead, dan story, yaitu isi.
- Struktur mikro
Struktur ini terdiri atas 4 hal, yaitu analisis semantik, analisis sintaksis,
analisis leksikon, dan stilistik (retoris).
Samsuri (dalam Sahdi, 2016) menyatakan bahwa sebuah wacana dikatakan
baik jika memiliki topik, tema, dan judul. Lebih lanjut, Samsuri menjelaskan bahwa
tema dari segi cakupan, tema lebih luas dari pada judul dan bersifat lebih abstrak dari
topik. Adapun judul dari segi cakupan lebih sempit namun bersifat lebih konkret.

KESIMPULAN
Berdasarkan penjabaran mengenai topikalisasi, baik dari subjudul topik, tema,
dan judul di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Topik, Tema, dan Judul merupakan bagian dari topikalisasi yang ada atau
terdapat dalam sebuah wacana;

5
b. Topik merupakan unsur yang menjadi ukuran kejelasan wacana. Hal ini
ditunjukkan dengan pemilihan topik yang baik akan menghasilkan wacana
yang baik. Topik memiliki kedudukan yang sangat penting dalam wacana,
karena bersangkutan dengan peranannya dalam memperlancar proses
komunikasi.
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran yang terdapat
dalam sebuah wacana. Adapun judul adalah unsur yang berfungsi sebagai
identitas atau cermin dari sebuah tulisan atau wacana;
c. Topik dan tema berbentuk abstrak, sedangkan judul berbentuk lebih
konkret. Selain itu, dari segi cakupannya dalam wacana, tema memiliki
cakupan yang lebih luas dibandingkan topik, dan judul memiliki cakupan
yang lebih sempit.

6
Daftar Pustaka

Arifin, E. Zainal. Wibowo, Wahyu. Sosrohadi, Somadi. 2010. Bahasa Indonesia


Akademik; Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Pustaka
Mandiri.
Humaira, H. W. (2018). Analisis Wacana Kritis (Awk) Model Teun A. Van Dijk
Pada Pemberitaan Surat Kabar Republika. Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra
Indonesia serta Pembelajarannya, 2(1), 32-40.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis
Wacana. Yogyakarta: TIARA WACANA.

Prihatin, Asih Budi. 2016. "Analisis Kesinambungan Topik dalam Karangan


Eksposisi Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 Bukateja, Kabupaten
Purbalingga". Skripsi dalam http://repository.ump.ac.id/

Rusminto, Nurlaksana Eko. 2015. Analisis Wacana: Kajian Teoritis dan Praktis.
Bandar lampung: Universitas Lampung.

Sahdi, Ilham. 2016. Analisis Wacana Kesinambungan Topik Dalam Cerita Rakyat
Bisuk Ni Si Anggian. Jurnal Education and Development: Vol 1 (2)
Suyatno. Pujiati, Tri. Nurhamidah, Didah. Faznur, Lutfi Syauki. 2014. Bahasa
Indonesia untuk Perguruan Tinggi: Membangun Karakter Mahasiswa melalui
Bahasa. Bogor: In Media.
Widaryanto, B. (2017). Judul Berita dan Pilihan Tematik sebagai Strategi
Pembentukan Perspektif di dalam Wacana Berita Surat Kabar. Prosiding
Kolita, 15, 406-410.

7
Laporan Kegiatan Diskusi Kelompok
Diskusi dilakukan pada:

Hari/tanggal :

Pukul :

Kehadiran : Husni Mardhyatur Rahmi

Khofifah Aisah Amini

Retno Endah Pratiwi

Anda mungkin juga menyukai