Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANALISIS WACANA

TENTANG TOPIKALISASI

Dosen Pengampu: Dra Sri Wahyuni, M, Ed

OLEH KELOMPOK 13 :

CINTA RAHMADHANI PUTRI 2110723015

REYHAN 2110721017

TIARA MAHARANI 2110721005

SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Topikalisasi adalah pemilihan dan penandaan topik, yaitu sesuatu yang dibicarakan
(Wedhawati dalam Mulyana, 2005:148). Dalam wacana, topikalisasi adalah proses saling
mendukung antar bagian untuk membentuk satu gagasan utama. Untuk dapat mengikuti
proses dan mengetahui hasil akhir proses tersebut diperlukan kecermatan dalam memahami
setiap paragraf atau bagian wacana agar dapat ditentukan (kesatuan makna) gagasan
utamanya. Proses topikalisasi cukup mudah dikenali dan dipahami. Proses menuju makna
utama umumnya didukung dengan cara pemberian penjelasan oleh sejumlah kata, kalimat
atau paragraf sebagai bagian pendukung utama makna (Mulyana, 2005:149).

Wacana dapat dikatakan baik apabila memiliki topik didalamnya. Selain topik, ada juga
tema dan judul yang memiliki kedudukan dalam sebuah wacana. Antara topik, tema dan
judul haruslah membentuk suatu kesinambungan dengan isi yang disampaikan. Topik adalah
sesuatu yang menjadi inti pembicaraan dalam sebuah wacana yang dapat berbentuk frasa
ataupun kalimat.Selain topik, ada juga tema dan judul yang juga memiliki kedudukan dalam
sebuah wacana. Tema lebih luas lingkungannya dan lebih abstrak dibandingkan dengan
topik. Berbeda halnya dengan topik dan tema, judul mempunyai ruang lingkup yang lebih
sempit daripada keduanya dan lebih konkret.

1.2 Rumusan Masalah


 Menjelaskan dan membedakan topik, tema, dan judul

1.3 tujuan
 untuk mengetahui pengertian dan perbedaan topik, tema, dan judul
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Topik, Tema, dan Judul

A. Topik
Topik adalah penggabaran tema umum dari suatu teks, Topik akan didukung oleh
subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung untuk membentuk topik umum
(Van Dijk Dalam Erianto, 2006 : 229-231). Topik menggambarkan apa yang ingin
disampaikan penulis dalam tulisan tersebut, menunjukan konsep dominan, sentral dan
paling penting dari isi tulisan. Topik Wacana adalah proposisi yang menjadi bahan utama
pembicaraan atau percakapan (Mulyana, 2005 : 40). Lebih lanjut disebutkan bahwa suatu
dialog, pembicara dapat berbicara tentang ‘satu topik’ tertentu, dan ‘dua topik’ yang
berbeda.

B. Tema
Tema atau theme, menurut Yule dan Brown (1996) adalah the starting of
utterance (permulaan dari suatu ujaran). Dalam berbagai bentuk ‘wacana’ (karangan,
seminar, program), sudah lazim terdapat tema yang diusung untuk mewadahi program
dan tujuan apa yang hendak dicapai. Elemen tema (tematik) menunjuk gambaran umum
dari sebuah teks. Dengan kata lain, merupakan gagasan inti, ringkasan atau yang utama
dari suatu teks (Van Dijk,1998). Bila dihubungkan dengan topik dan judul, tema
merupakan induknya, sedangkan topik dan judul berada pada level di bawah tema.

C. Judul
Judul merupakan bagian terkecil dari keseluruhan wacana (Mulyana, 2005 ; 43-
44). Sifatnya sangat spesifik dan informatif, dan biasanya langsung mengarah pada isi
wacana (karangan). Judul bisa diartikan sebagai “label” dari sebuah wacana. Label yang
diberikan akan memberikan informasi awal dari isi wacana. Maksudnya wacana bisa
ditebak isinya dari judul yang disajikan pengarangnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh
“skema mental/pikiran” atau “pengetahuan umum” yang dimiliki pembaca untuk
membayangkan atau menerka sesuatu yang dibacanya. Dengan penerapan prinsip analogi
dan interpretasi lokal, pembaca mampu menafsirkan maksud dari judul yang ada.

Perbedaan Topik, Tema, dan Judul

A. Topik
Kata topik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “topoi” yang berarti inti utama.
Adapun dalam KBBI disebutkan bahwa topik adalah pokok pembicaraan dalam ceramah,
diskusi, karangan, dan lain sebagainya. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan
ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya
dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat
beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik
tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan
akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas
suatu permasalahan masih bersifat umum dan tidak diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta
perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema
keduanya dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik
masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah
dalam membahas suatu permasalahan.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa topik adalah inti utama atau pokok
pembahasan yang mencakup keseluruhan pembicaraan, gelaran acara, atau isi tulisan.
Karena dikatakan sebagai inti utama, maka sudah barang tentu topik memiliki cakupan
yang lebih sempit dibanding tema. Namun, ia dapat dipersempit lagi ke dalam berbagai
judul yang berbeda.

B. Tema
Kata tema berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tithenai” yang berarti sesuatu yang
telah diuraikan. Adapun dalam KBBI disebutkan bahwa tema adalah pokok pikiran atau
dasar cerita yang digunakan dalam percakapan, karangan, dan lain sebagainya.
Dari kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tema adalah suatu
pokok pikiran yang bersifat umum dan luas, sehingga ia perlu diuraikan lagi. Sifat umum
dan luas yang dimiliki tema harus diuraikan kembali dan dipersempit menjadi topik.

C. Judul
Menurut KBBI, judul didefinisikan sebagai suatu nama yang digunakan untuk
buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara ringkas, isi atau maksud buku
atau bab itu. Bukan hanya itu, judul juga bisa digunakan untuk menyiratkan isi suatu
acara, buku, krangan, drama, dan lain sebagainya. Istilah judul juga kerap disandingkan
dengan tajuk.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa judul adalah cerminan sekaligus
batasan tentang suatu masalah yang diangkat dalam sebuah acara atau tulisan. Ia berada
paling awal pada sebuah karangan sehingga kerap pula disebut dengan istilah kepala
karangan. Hal yang sama juga berlaku pada judul sebuah acara.

Tema : Kebersihan Lingkungan (cakupan lebih luas dari topik)


Topik : Kebersihan Sekolah (cakupan lebih luas dari judul)
Judul : Membudayakan “Tertib Piket“ untuk Kebersihan Sekolah (cakupan sempit)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa wacana dapat dikatakan baik apabila memiliki topik didalamnya. Selain topik,
ada juga tema dan judul yang memiliki kedudukan dalam sebuah wacana. Antara
topik, tema dan judul haruslah membentuk suatu kesinambungan dengan isi yang
disampaikan.
Topik, tema, dan judul dapat diidentifikasi satu persatu, tetapi dalam
realisasinya terkadang terjadi tumpang tindih. Tema bersifat menyeluruh dan luas
dibanding topik, dan topik bersifat menyeluruh dan luas dibandingkan judul. Satu
tema dapat dipilah menjadi dua atau banyak topik, dan satu topik dapat dipilah
menjadi dua atau banyak judul. Tema lebih bersifat abstrak, ruang lingkupnya lebih
luas daripada topik. Topik adalah penggambaran tema umum dari suatu teks, topik
akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik lain yang saling mendukung untuk
membentuk topik umum.
Penerapan prinsip-prinsip interpretasi dan prinsip analogi dalam analisis
wacana dapat membantu memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan
komprehensif terhadap maksud dan isi wacana. Topik, tema, dan judul merupakan
satu kesatuan yang mewakili ide penulis secara global. Dengan penerapan kedua
prinsip ini maka dengan membaca judulnya, tema, topik dan isi tulisan dapat
ditafsirkan.

B. Daftar Pustaka

Zamzani & Yayuk E. Rahayu. 2017. Yang Penting Wacana. Yogyakarta: UNY Press
https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=168070
L. Analisis wacana bertalian
dengan suatu sistem yang
bersifat makro, umum,
sekaligus abstrak. Unsur-
M. unsur pembangun wacana
sebagai suatu sistem makro
tidak hanya menunjukkan
hubungan sebab
N. akibat, tetapi terdapat juga
unsur-unsur yang terjadi
secara simultan dan memiliki
hubungan secara
O. interpendensi (Aminudin,
1998, h. 4). Hal tersebut
tampak pada ruang lingkup
analisis wacana yang
P. meliputi:
Q. Analisis wacana bertalian
dengan suatu sistem yang
bersifat makro, umum,
sekaligus abstrak. Unsur-
R. unsur pembangun wacana
sebagai suatu sistem makro
tidak hanya menunjukkan
hubungan sebab
S. akibat, tetapi terdapat juga
unsur-unsur yang terjadi
secara simultan dan memiliki
hubungan secara
T. interpendensi (Aminudin,
1998, h. 4). Hal tersebut
tampak pada ruang lingkup
analisis wacana yang
U. meliputi:
V. Analisis wacana bertalian
dengan suatu sistem yang
bersifat makro, umum,
sekaligus abstrak. Unsur-
W. unsur pembangun wacana
sebagai suatu sistem makro
tidak hanya menunjukkan
hubungan sebab
X. akibat, tetapi terdapat juga
unsur-unsur yang terjadi
secara simultan dan memiliki
hubungan secara
Y. interpendensi (Aminudin,
1998, h. 4). Hal tersebut
tampak pada ruang lingkup
analisis wacana yang
Z. meliputi:
AA. Analisis wacana
bertalian dengan suatu sistem
yang bersifat makro, umum,
sekaligus abstrak. Unsur-
BB.unsur pembangun wacana
sebagai suatu sistem makro
tidak hanya menunjukkan
hubungan sebab
CC.akibat, tetapi terdapat juga
unsur-unsur yang terjadi
secara simultan dan memiliki
hubungan secara
DD. interpendensi
(Aminudin, 1998, h. 4). Hal
tersebut tampak pada ruang
lingkup analisis wacana yang
EE. meliputi:
FF. Analisis wacana bertalian
dengan suatu sistem yang
bersifat makro, umum,
sekaligus abstrak. Unsur-
GG. unsur pembangun
wacana sebagai suatu sistem
makro tidak hanya
menunjukkan hubungan
sebab
HH. akibat, tetapi terdapat
juga unsur-unsur yang terjadi
secara simultan dan memiliki
hubungan secara
II. interpendensi (Aminudin,
1998, h. 4). Hal tersebut
tampak pada ruang lingkup
analisis wacana yang
JJ. meliputi:
KK. Analisis wacana
bertalian dengan suatu sistem
yang bersifat makro, umum,
sekaligus abstrak. Unsur-
LL. unsur pembangun wacana
sebagai suatu sistem makro
tidak hanya menunjukkan
hubungan sebab
MM. akibat, tetapi terdapat
juga unsur-unsur yang terjadi
secara simultan dan memiliki
hubungan secara
NN. interpendensi
(Aminudin, 1998, h. 4). Hal
tersebut tampak pada ruang
lingkup analisis wacana yang
OO. meliputi

Anda mungkin juga menyukai