Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah
Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan menggunakan bahasa Arab, yang
penukilannya disampaikan secara mutawatir, dari generasi ke generasi, hingga sekarang ini.
b. Pokok Isi Kandungan al-Qur’an
Isi kandungan al-Qur’an meliputi :
1) Tauhid
2) Ibadah
3) Janji dan ancaman
4) Jalan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat
5) Riwayat dan cerita (kisah umat terdahulu).
c. Dasar Kehujjahan al-Qur’an dan Kedudukan Sebagai Sumber Hukum Islam.
Sebagaimana kita ketahui al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan
disampaikan kepada umat manusia adalah untuk wajib di amalkan semua perintahnya dan
wajib ditinggalkan segala larangan-Nya sebagaimana firman Allah Swt. :
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS.
Al-Baqarah [2]:286)
Contoh : Azimah (ketentuan-ketentuan umum Allah) diantaranya sholat wajib.
Dasar ini merupakan konsekuensi logis dari dasar yang pertama. Dengan dasar ini kita
mendapat rukhsah (keringanan) dalam beberapa jenis ibadah, seperti menjama’ dan
mengqashar sholat apabila dalam perjalanan dengan syarat yang telah ditentukan.
Al-Qur’an dalam menetapkan hukum adalah secara bertahap, hal ini bisa kita telusuri
dalam hukum haramnya minum minuman keras, berjudi, serta perbuatan perbuatan yang
mengandung judi ditetapkan dalam al-Qur’an.
Firman Allah Swt :
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa
yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir”. (QS. Al-
Baqarah [2]:219)
Dilanjutkan dengan firman Allah Swt. :
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula
hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu
saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian
kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi
Maha Pengampun. (QS. An-Nisa’[4]:43)