Anda di halaman 1dari 15

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Ns. Rakhmat Susilo, S.Kep., M.Kep.


Bentuk Hambatan Komunikasi Terapeutik
• Ada 5 jenis:
1. Resistens
2. Transferens
3. Kontertransferens
4. Pelanggaran batas
5. Pemberian hadiah
1. Resistens
 Merupakan penghindaran verbalisasi yang dipelajari
 Merupakan akibat ketidaksediaan klien untuk berubah
(pada saat perubahan di rasakan)
 Merupakan upaya klien untuk tetap tidak mengakui
penyebab kecemasan dlm dirinya, dalam rangka
melawan atau menyangkal ungkapan perasaan.
 Diperlihatkan klien selama fase kerja (fase proses
penyelesaian masalah)
• Faktor Penyebab :
 Perawat berfokus pd diri sendiri
 Perawat terlalu membuka diri
 Trust belum terbina
• Bentuk Resistens :
 Supresi dan represi
 Putus asa thd masa depan
 Devaluasi
 Hambatan intelektual ; lupa, mengantuk
 Perilaku amuk atau tidak rasional
 Pembicaraan yg bersifat permukaan
 Menolak tanggung jawab
 Menolak berubah
2. Transferens
 Respon yang tidak disadari oleh klien thd perawat terkait
dengan kehidupan masa lalu.
 Ketidak tepatan respon klien dalam penggunaan koping
pengisaran (displacement) yang maladaptif.
 Merupakan suatu kumpulan reaksi yg timbul sebagai
upaya utk mengurangi kecemasan dan ketidak puasan
klien thd perawat akibat intensitas pertemuan yg
berlebihan.
• Reaksi yang ditampilkan :
 Bermusuhan/bersikap negatif thd perawat.
 Menghindar/memutuskan hubungan.
 Membantah, mengkritik
 Mengomel
 Pelupa
 Ketergantungan atau membenci. Terjadi bila kontrak pd
tahap orientasi tidak jelas.
• Upaya mengatasi Transferens :
a. Menjadi pendengar aktif (sikap tidak menyalahkan klien,
perhatikan respons non verbal klien)
b. Klarifikasi dan refleksi (pembicaraan lebih fokus, klien
menyadari pikiran dan perasaannya)
c. Mengkaji perilaku, diperlukan pengetahuan dan
pengalaman ttg perilaku manusia.
3. Kontertransferens
a. Hambatan terapeutik berasal dari perawat yang ditimbulkan oleh
sikap klien.
b. Respon emosional spesifik yang tidak tepat terhadap klien.
c. Reaksi yang ditampilkan: sangat mencintai, caring berlebihan,
sangat membenci, bermusuhan ( marah berlebihan atau tidak
sabar), cemas dan rasa bersalah, muncul berulang, tidak mampu
berempati thd klien, menekan perasaan selama pertemuan, tidak
bersikap bijak saat membuat kontrak dgn klien, berdebat dengan
klien, keterlibatan dengan klien pada tingkat personal/sosial,
melamunkan klien, klien menjadi besar kepala, klien sulit berubah,
ketergantungan, klien menjadi manja, klien tidak terbuka
• Cara identifikasi terjadinya kontertransferens
 Mempunyai standar yg sama ttg harapan thd klien
 Melatih hubungan terapeutik
 Menemukan sumber masalah
 Melatih kontrol diri
 Pengawasan secara individual
 Kontertransferens tidak mudah diatasi, membawa dampak
terhadap hubungan perawat-klien
 Perlu upaya/keseriusan dari perawat untuk mengatasinya
4. Pelanggaran Hubungan Terapeutik (Batas)
a. Dalam hubungan terapeutik peran perawat sebagai
penolong (helpher), klien maupun perawat hrs
menyadari batasan ini.
b. Pelanggaran batas terjadi jika perawat melampaui batas
hubungan terapeutik, terjadi hubungan personal
• Bentuk pelanggaran :
 Menerima ajakan makan diluar/undangan
 Menjadi hubungan sosial
 Memberikan informasi personal pd klien
 Klien mengenalkan perawat pd anggota klg utk tujuan hub sosial
 Menerima hadiah dari klien
 Menjalankan bisnis/memesan pelayanan dari klien
 Secara rutin membelai/memeluk klien
 Menghadiri acara-acara sosial klien
• Upaya pencegahan :
 Membuat kesepakatan ttg interaksi yg akan dilakukan
 Fokus pd tujuan interaksi, mengingatkan kontrak dan
tujuan interaksi
5. Pemberian Hadiah
1. Bentuk hadiah dapat konkrit maupun abstrak
2. Merupakan masalah kontroversial dlm keperawatan
3. Pemberian hadiah pd tahap orientasi, klien dapat
memanipulasi perawat
4. Pemberian hadiah pd tahap terminasi, perawat menunda
proses terminasi, pemindahan hubungan menjadi
sosial/hubungan personal.
Mangatasi Hambatan Terapeutik
1. Siap untuk ungkapkan perasaan, dasar pengetahuan ttg
hambatan terapeutik.
2. Gunakan Klarifikasi dan refleksi perasaan dan isi
3. Kaji latar belakang klien maupun perawat thd perilaku
yang ditampilkan, berdampak negatif thd proses
terapeutik.
4. Tinjau kembali tujuan hubungan terapeutik sesuai
masalah klien.

Anda mungkin juga menyukai