Anda di halaman 1dari 14

HAMBARAN DALAM

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Ns. Asep Mulyana, S.Kep., MM., M.Kep
Resistens

Transferens
Bentuk Hambatan
Komunikasi Terapeutik :

Kontertransferens

Pelanggaran batas
1. Resistens

merupakan penghindaran verbalisasi yang dipelajari


merupakan akibat ketidaksediaan klien untuk berubah (pada saat
perubahan di rasakan)
merupakan upaya klien untuk tetap tidak mengakui penyebab
kecemasan dalam dirinya dalam rangka melawan atau menyangkal
ungkapan perasaan.
diperlihatkan klien selama fase kerja (fase proses penyelesaian masalah)
Faktor Penyebab :
perawat berfokus pada diri sendiri
perawat terlalu membuka diri
trust belum terbina
Bentuk Resistens :
a. Supresi dan represi
b. Putus asa terhadap masa depan
c. Devaluasi
d. Hambatan intelektual : lupa, mengantuk
e. Perilaku amuk atau tidak rasional
f. Pembicaraan yang bersifat permukaan
g. Menolak tanggungjawab
h. Menolak berubah
2. Transferens
respon yang tidak disadari oleh klien terhadap perawat terkait dengan
kehidupan masa lalu.
ketidak tepatan respon klien dalam penggunaan koping pengisaran
(displacement) yang maladaptif.
merupakan suatu kumpulan reaksi yang timbul sebagai upapa untuk
mengurangi kecemasan dan ketidakpuasan klien terhadap perawat akibat
intensitas pertemuan yang berlebihan.
Reaksi yang ditampilkan :
Bermusuhan/bersikap negatif terhadap perawat.

Menghindar/memutuskan hubungan.
Membantah, mengkritik
Mengomel
Pelupa
Ketergantungan atau membenci rerjadi bila kontrak pada tahap orientasi tidak jelas.

Upaya mengatasi transferens :


1. Menjadi pendengar aktif : sikap tidak menyalahkan klien, perhatikan respons non
verbal klien.
2. Klarifikasi dan refleksi : pembicaraan lebih fokus, klien menyadari pikiran dan
perasaannya.
3. Mengkaji perilaku diperlukan pengetahuan dan pengalaman tentang perilaku manusia.
3. Kontertransferens

Hambatan terapeutik berasal dari perawat yang


ditimbulkan oleh sikap klien.
Respon emosional spesifik yang tidak tepat terhadap
klien.
Reaksi yang ditampilkan:

Sangat mencintai/caring berlebihan Berdebat dengan klien


Sangat membenci/bermusuhan Keterlibatan dengan klien pada tingkat
Marah berlebihan atau tidak sabar personal/sosial
Cemas dan rasa bersalah, muncul berulang Melamunkan klien
Tidak mampu berempati terhadap klien Klien menjadi besar kepala
Menekan perasaan selama pertemuan Klien sulit berubah, ketergantungan, klien
Tidak bersikap bijak saat membuat kontrak menjadi manja
dgn klien Klien tidak terbuka
Cara identifikasi terjadinya kontertransferens :

Mempunyai standar yang sama tentang harapan terhadap klien


Melatih hubungan terapeutik
Menemukan sumber masalah
Melatih kontrol diri
Pengawasan secara individual
Kontertransferens tidak mudah diatasi, membawa dampak terhadap
hubungan perawat klien
Perlu upaya/keseriusan dari perawat untuk mengatasinya
4. Pelanggaran Hubungan Terapeutik

1. Dalam hubungan terapeutik peran perawat sebagai penolong (helpher) :


klien maupun perawat harus menyadari batasan ini.
2. Pelanggaran batas terjadi jika perawat melampaui batas hubungan
terapeutik : terjadi hubungan personal
Bentuk Pelanggaran :
menerima ajakan makan diluar/undangan
menjadi hubungan sosial
memberikan informasi personal pada klien
Klien mengenalkan perawat pada anggota keluarga untuk tujuan hubungan
sosial
menerima hadiah dari klien
menjalankan bisnis/memesan pelayanan dari klien
secara rutin membelai/ memeluk klien
Menghadiri acara-acara sosial klien
Upaya Pencegahan :

Membuat kesepakatan tentang interaksi yang akan dilakukan


Fokus pada tujuan interaksi : mengingatkan kontrak dan tujuan
interaksi
Terima Kasih
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

Anda mungkin juga menyukai