Anda di halaman 1dari 2

Hambatan dalam Komunikasi Terapeutik

Menurut Hamid, hambatan komunikasi terapeutik dalam hal kemajuan hubungan perawat
(terapis) - klien terdiri dari tiga jenis utama: Resisten, Transferens, dan Kontransferens. Hal ini
timbul dari berbagai macam alasan dan mungkin terjadi dalam bentuk yang berbeda, tetapi
semuanya menghambat komunikasi terapeutik. Oleh karena itu hambatan ini menimbulkan
perasaan tegang baik bagi perawat maupun bagi klien.

1. Resisten
Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab anseitas yang
dialaminya. Klien merupakan keengganan alamiah atau penghindaran verbaliasi yang
dipelajari atau mengalami peristiwa yang menimbulkan masalah aspek diri seseorang.
Perilaku resisten biasanya diperlihatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini
sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah.
2. Transferens
Transferens adalah respons tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap
terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh kehidupannya di masa lalu.
Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan
penggunaan mekanisme pertahanan pengisaran (displacement) yang maladaptif. Ada dua
jenis utama reaksi yaitu bermusuhan dan tergantung.
3. Kontransferens
Yaitu kebutuhan terapeutik yang dibuat oleh terapis bukan oleh klien. Kontertransferens
merujuk pada respon emosional spesifik oleh terapis terhadap klien yang tidak tepat
dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas
emosi. Reaksi ini biasanya terbentuk dari salah satu dari tiga jenis yaitu reaksi sangat
mencintai, reaksi sangat bermusuhan atau membenci dan reaksi sangat cemas sering kali
digunakan sebagai respons terhadap resisten klien.

Selain itu hambatan dalam komunikasi terapeutik antara lain:

a. Adanya perbedaan persepsi.


b. Terlalu cepat menyimpulkan.
c. Adanya pandangan stereotipe.
d. Kurangnya pengetahuan.
e. Kurangnya minat.
f. Sulit mengekspresikan diri.
g. Adanya emosi.
h. Adanya tipe kepribadian tertentu.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi terapeutik, perawat harus siap untuk
mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan perawat-
klien. Awalnya, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang hambatan komunikasi
terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan adanya hambatan tersebut. Latar
belakang perilaku digali baik klien atau perawat bertanggung jawab terhadap hambatan
terapeutik dan dampak negatif pada proses terapeutik.

Sumber:
[Anonim].2020.Hambatan dalam Komunikasi Terapeutik. Tersedia dalam :
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7504/BAB%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y ( diakses pada 01 Februari 2021 pukul 12.30 WIB)
Tri Anjaswarni, S.Kp., M.Kep.2017.Komunikasi dalam Keperawatan Komprehensif. Tersedia
dalam : http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Komunikasi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf ( diakses
pada 01 Februari 2021 pukul 13.37 WIB)

Anda mungkin juga menyukai