Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. VIII/No.

6/Jun/2019

ABORSI DALAM PENERAPAN HUKUM PIDANA PENDAHULUAN


DI INDONESIA1 A. Latar Belakang
Oleh : Gracia Novena Maridjan2 Semakin berkembangnya zaman, teknologi
kedokteran semakin diincar masyarakat namun
ABSTRAK masih banyak juga yang menggunakan cara-
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk cara tradisional itu semua untuk mendapatkan
mengetahui bagaimana pengaturan tentang apa yang diinginkan, pada saat ini yang
aborsi dalam sistem hukum pidana di Indonesia terjadinya setiap tahun usia dini atau usia yang
dan bagaimana penerapan tindakan aborsi masih rentan. Setiap tahunnya di Indonesia,
secara legal maupun ilegal di Indonesia. Dengan berjuta-juta perempuan mengalami kehamilan
menggunakan metode penelitian yuridis yang tidak direncanakan, dan sebagian besar
normatif, disimpulkan: 1. Pengaturan aborsi dari perempuan tersebut memilih untuk
terkait hal pelaksanaan pengguguran tanpa mengakhiri kehamilan mereka, walaupun dalam
indikasi medis untuk kesehatan ibu dalam kenyataanya aborsi secara umum adalah ilegal.
sistem hukum pidana di Indonesia diatur dalam Seperti di negara-negara berkembang lainnya
Pasal 299, Pasal 346, Pasal 347, Pasal 348 dan dimana terdapat stigma dan pembatasan yang
Pasal 349 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. ketat terhadap aborsi, perempuan Indonesia
Selain di dalam Kitab Undang- Undang Hukum sering kali mencari bantuan untuk aborsi
Pidana juga telah diundangkannya dalam melalui tenaga-tenaga nonmedis dan medis
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 serta adanya pihak ketiga. Berdasarkan
Tentang Kesehatan yang juga mengaturan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000 juta
tindak pidana aborsi yang terdapat dalam Pasal kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di
75, Pasal 76, dan Pasal 77. Sanksi pidana bagi Indonesia. Berarti ada 2.000.000 juta nyawa
pelaku aborsi ilegal diatur dalam Pasal 194 yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa
Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 banyak yang tahu.3 Menurut data SDKI 2008,
Tentang Kesehatan. Syarat dan ketentuan yang rata-rata nasional Angka Kematian Ibu (AKI)
lebih jelas tentang pelaksanaan aborsi yang melahirkan mencapai 228 per 100 ribu
diizinkan termuat dalam Pasal 76 Undang- kelahiran hidup. Dari jumlah tersebut, kematian
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang akibat aborsi tercatat mencapai 30 persen.
Kesehatan. 2. Penerapan tindakan aborsi secara Sementara itu, laporan 2013 dari Australian
ilegal di Indonesia yang dilakukan secara tidak Consortium For In Country Indonesian Studies
diizinkan seperti menggugurkan/mematikan menunjukan hasil penelitian di 10 kota besar
kandungannya dengan sengaja maupun dibantu dan 6 kabupaten di Indonesia terjadi 43 persen
dengan orang lain akan dikenakan sanksi secara aborsi per 100 kelahiran hidup. Aborsi tersebut
tegas dan melarang tindakan aborsi atau dilakukan oleh perempuan di Perkotaan
praktik aborsi dilakukan, dan untuk tindakan sebesar 78% dan perempuan di Pedesaan
legal Aborsi provokatus/buatan legal yaitu sebesar 40%.4 Pada perkembangan berikutnya,
aborsi buatan yang sesuai dengan ketentuan- angka ini cenderung meningkat, meskipun
ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang- angka yang muncul bukanlah angka yang
Undang Kesehatan dapat dilakukan namun sesungguhnya, karena tindakan aborsi
memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku seringkali ditutupi oleh pelaku, keluarga,
dan hanya untuk alasan medis dan korban masyarakat, atau bahkan oleh negara.5 Angka
perkosaan. Tindakan aborsi yang dilegalkan yang setiap tahun akan bertambah jika tidak
yaitu perempuan yang hamil dengan dicegah baik di Perkotaan maupun di Pedesaan
kedaruratan medis dan perempuan yang hamil
akibat perkosaan. 3
Lihat
Kata kunci: Aborsi, Penerapan Hukum Pidana, https://harsanbaharuddin.wordpress.com/2018/01/14/88
Di Indonesia /, diakses tanggal 31 Maret 2019, 10.09 WITA.
4
Lihat
https://www.cnnindonesia.com/nasional/2014102911131
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Said Aneke R, SH, 1-12-8642/tercatat-angka-aborsi-meningkat-di-perkotaan,
MH; Deizen D. Rompas, SH, MH diakses tanggal 4 Maret 2019, 18.55 WITA.
2 5
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Trini Handayani dan Aji Mulyana, Tindak Pidana Aborsi,
15071101130 Cetakan I, Jakarta Barat; Indeks, 2019, hlm 5.

114
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

aborsi menjadi lebih mematikan dari pada B. Metode Penulisan


penyakit yang mematikan yaitu kanker, setiap Metode penelitian ialah cara atau langkah
perbuatan yang dilakukan secara diam-diam yang akan digunakan dalam penulisan yang
memberikan efek atau dampak terhadap didalamnya memuat tentang data atau hasil
perempuan yang melakukan aborsi tanpa penelitian yang digunakan untuk penulisan.
prosedur yang benar dan aman, membuat Pada umumnya metode pendekatan yang
penyakit bahkan kematian. Sifat psikis anak digunakan dalam penelitian adalah bersifat
yang melakukan aborsi tidak merasa takut “juridis normatif” atau “normatif empiris”,
untuk melakukannya karena yang membuat tergantung pada masalah atau peristiwa hukum
mereka lebih takut dengan yang terjadi di yang akan diteliti.6 Dalam penulisan skripsi ini
masyarakat maupun lingkungan pergaulan di penulis menggunakan pendekatan yang bersifat
masyarakat. yuridis normatif.
Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku di Indonesia telah mengatur perbuatan PEMBAHASAN
aborsi dalam buku II (kejahatan) sebagai hukum A. Pengaturan tentang Aborsi dalam Sistem
pidana materiil, maka setiap perbuatan ini akan Hukum Pidana di Indonesia
dikenakan sanksi pemidanaan dan akan Ada perbedaan antara perbuatan abortus
dipertanggung jawabkan secara pidana kepada provocatus therapeuticus yang tidak
pelakunya (recht person), namun perbuatan mengandung sifat kriminal dan perbuatan
aborsi juga bukan merupakan kegiatan legal abortus provocatus criminalis, yang memiliki
apabila dilaksanakan untuk keperluan medis, sifat kriminal.7 Pada Kitab Undang-Undang
dan hal ini dibenarkan oleh Peraturan Hukum Pidana, Abortus provocatus criminalis
Perundang-Undangan hukum positif yang terdapat dalam Pasal 346 Kitab Undang-Undang
berlaku. Hukum Pidana. Ialah seorang wanita yang
Walaupun perbuatan aborsi untuk sengaja menggugurkan atau mematikan
keperluan medis juga dapat dianggap bukan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk
suatu perbuatan melawan hukum, bagaimana itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
apabila dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia empat tahun.8 Sanksi pidana terhadap wanita
(HAM) di Indonesia, namun dalam prakteknya yang menggugurkan kandungannya tercantum
meskipun hal ini bertentangan dengan Hak pada Pasal 347 Kitab Undang-Undang Hukum
Asasi Manusia tetapi sampai saat ini kegiatan Pidana:9
aborsi legal menurut ketentuan-ketentuan Pasal 347
medis masih saja berjalan dan dilakukan (1) Barang siapa dengan sengaja
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan menggugurkan atau mematikan
oleh Undang - Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 kandungan seorang wanita tanpa
tentang Kesehatan. persetujuannya, diancam dengan pidana
Maka berdasarkan dari yang diatas maka penjara paling lama dua belas tahun.
penulis tertarik untuk mengangkat judul (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
“Aborsi dalam Penerapan Hukum Pidana di matinya wanita tersebut diancam dengan
Indonesia” Sebagai skripsi dalam pidana penjara paling lama lima belas
menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu tahun.
Hukum Fakultas Hukum Universitas Sam Sanksi bagi pelaku pengguguran kandungan
Ratulangi Manado. seorang wanita dengan persetujuan wanita

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaturan tentang aborsi
dalam sistem hukum pidana di 6
Hilman Hadikusuma, Metode Pembuatan Kertas Kerja
Indonesia? atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung; MandarMaju, 1995,
2. Bagaimana penerapan tindakan aborsi hlm 60.
7
Trini Handayani dan Aji Mulyana, Opcit .., hlm 39-40.
secara legal maupun ilegal di 8
Lihat penjelasan dalam Pasal 346 Kitab Undang-Undang
Indonesia? Hukum Pidana.
9
Lihat penjelasan dalam Pasal 347 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.

115
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

yang bersangkutan tercantum pada Pasal 348 jika diamati pasal-pasal tersebut maka akan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana: 10 dapat diketahui bahwa ada 3 (tiga) unsur atau
Pasal 348 faktor pada kasus pengguguran kandungan
(1) Barang siapa dengan sengaja yakni :
menggugurkan atau mematikan - Janin;
kandungan seorang wanita dengan - Ibu yang mengandung;
persetujuannya, diancam dengan pidana - Orang ketiga yaitu yang terlibat pada
penjara paling lama lima tahun enam pengguran tersebut.
bulan. Selain diatur di dalam Kitab Undang-Undang
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan Hukum Pidana, aborsi juga diatur dalam
matinya wanita tersebut, diancam Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009
dengan pidana penjara paling lama tujuh tentang Kesehatan:
tahun. Pasal 75
Dan ketentuan pada Pasal 349 Kitab (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
Undang-Undang Hukum Pidana ialah, Jika (2) Larangan sebagaimana dimakasud pada
seorang dokter, bidan atau juru obat ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
membantu melakukan kejahatan berdasarkan a. Indikasi kedaruratan medis yang
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu dideteksi sejak usia dini kehamilan,
melakukan salah satu kejahatan yang baik yang mengancam nyawa ibu
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka dan/atau janin, yang menderita
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat penyakit genetic berat dan/atau cacat
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut bawaan, maupun yang tidak dapat
hak untuk menjalankan pencarian dalam mana diperbaiki sehingga menyulitkan bayi
kejahatan dilakukan.11 tersebut hidup di luar kandunga; atau
Pasal 348 dan 349 Kitab Undang-Undang b. Kehamilan akibat perkosaan yang
Hukum Pidana berisi tentang perbuatan orang dapat menyebabkan trauma psikologi
atas persetujuan ibu berikut sanksi pidana bagi korban perkosaan.
penjara, apabila dilakukan oleh profesional di (3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada
bidangnya, sanksi ditambah dengan ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
sepertiganya dan ditambahkan sanksi melalui konseling dan/atau penasehatan
tambahan berupa pencabutan hak dalam pra tindakan dan diakhiri dengan konseling
menjalankan pencarian, berarti dilakukan pasca tindakan yang dilakukan oleh
pencabutan Surat Ijin Praktik (SIP) sehingga konselor yang kompeten dan berwenang.
yang bersangkutan tidak dapat melakukan (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi
praktik, baik untuk selamanya atau selama kedaruratan medis dan perkosaan,
kurun waktu tertentu tergantung dari kategori sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
perbuatan melawan hukum yang ayat (3) diatur dengan Peraturan
dilakukannya.12 Pemerintah.
Pasal 350 Yang dimaksud dengan konselor dalam
Dalam hal pemidanaan karena ketentuan ini adalah setiap orang yang telah
pembunuhan, karena pembunuhan dengan memiliki sertifikat sebagai konselor melalui
rencana, atau karena salah satu kejahatan pendidikan dan pelatihan, yang dapat menjadi
berdasarkan pasal 344, 347, dan 348, dapat konselor adalah dokter, psikolog, tokoh
dijatuhkan pencabutan hak berdasarkan pasal masyarakat, tokoh agama, dan setiap orang
35 No. 1-5. yang mempunyai minat dan memiliki
keterampilan untuk itu. 13
Untuk melakukan tindakan aborsi
mempunyai syarat serta ketentuan yang diatur
10
Lihat penjelasan dalam Pasal 348 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.
11
Lihat penjelasan dalam Pasal 349 Kitab Undang-Undang
13
Hukum Pidana. Lihat Pasal 75 ayat (3) penjelasan atas Undang-Undang
12
Trini Handayani dan Aji Mulyana, Tindak Pidana Aborsi, RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Cetakan I, Jakarta Barat; Indeks, 2019, hlm 41.

116
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

dalam Undang - Undang RI Nomor 36 Tahun melakukan aborsi legal pada perempuan hamil
2009 tentang Kesehatan: karena alasan medis dengan persetujuan
Pasal 76 perempuan yang bersangkutan disertai suami
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal dan keluarganya.16 Dalam KUHP Bab XIX Pasal
75 hanya dapat dilakukan: 346 sampai dengan Pasal 349 diancam pidana.
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) Kesalahan yuridis terjadi tatkala dokter
minggu dihitung dari hari pertama haid melakukan aborsi tanpa indikasi medis, atau
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan melakukan aborsi atas dasar indikasi medis,
medis; tetapi dilakukan pada kehamilan 6 (enam)
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki minggu, berarti dokter telah melakukan
keterampilan dan kewenangan yang perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh pada Pasal 75 dan 76 Undang-Undang RI Nomor
menteri; 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.17 Dilihat dari
c. dengan persetujuan ibu hamil yang segi hukum, hukum kedokteran pada dasarnya
bersangkutan; bertumpu pada hak-hak dasar manusia yang
d. dengan izin suami, kecuali korban melekat sejak lahir; hak dasar pertama adalah
perkosaan; dan hak atas pemeliharaan kesehatan (the right to
e. penyedia layanan kesehatan yang health care) dan hak kedua adalah hak untuk
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menentukan nasib sendiri (the right to self
Menteri. determination), Dari kedua unsur itulah hukum
Pemerintah juga mempunyai tugas serta kedokteran berdiri karena apabila membahas
tanggung jawab untuk pelaku aborsi dalam hukum kedokteran tidak mungkin melupakan
melakukan tindakan yang membahayakan kaitan antara hak manusia dan kesehatan.18
terkait dalam Undang - Undang tentang Jadi, praktik aborsi yang bertentangan
Kesehatan, Pemerintah wajib melindungi dan dengan peraturan perundang-undangan
mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana sebagaimana disebut di atas merupakan aborsi
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) ilegal. Sanksi pidana bagi pelaku aborsi ilegal
yang tidak bermutu, tidak aman dan tidak diatur dalam Pasal 194 Undang-Undang RI
bertanggung jawab serta bertentangan dengan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
norma agama dan ketentuan peraturan berbunyi setiap orang yang dengan sengaja
perundang-undangan.14 Yang dimaksud dengan melakukan aborsi tidak sesuai dengan
Praktik aborsi yang tidak bermutu, tidak aman ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dan tidak bertanggung jawab adalah aborsi 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
yang di lakukan dengan paksaan dan tanpa paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
adanya persetujuan dari perempuan yang Rp. 1 miliar.19
bersangkutan, dengan menggunakan tenaga Pasal 194 Undang-Undang RI Nomor 36
kesehatan yang tidak professional, tanpa Tahun 2009 tentang Kesehatan tersebut dapat
mengikuti standar profesi dan pelayanan yang menjerat pihak dokter dan/atau tenaga
berlaku, diskriminatif, atau lebih kesehatan yang dengan sengaja melakukan
mengutamakan imbalan materi dari pada aborsi ilegal, maupun pihak perempuan yang
indikasi medis.15 dengan sengaja melakukannya.20
Apabila melihat dalam aturan ada
perbedaan antara Kitab Undang-Undang
16
Hukum Pidana dan Undang-Undang RI Nomor Yuke Novia Langie, Tinjauan Yuridis Atas Aborsi Di
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengenai Indonesia, Lex et Societatis Vol. II, No. 7, 2014, hlm 61-71.
17
Trini Handayani dan Ajin Mulyana, Tindak Pidana Aborsi,
aborsi, Perbedaan itu adalah dalam Undang- cetakan 1, Jakarta Barat; Penerbit Indeks, 2019, hlm 18.
Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang 18
Moh, Hatta, Hukum Kesehatan Dan Sengketa Medik,
Kesehatan, tenaga medis diperbolehkan untuk Yogyakarta; Liberty, 2013, hlm.9.
19
Lihat penjelasan dalam Pasal 194 Undang-Undang RI
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
14 20
Lihat Pasal 77 Undang-Undang RI Nomor. 36 Tahun Lihat
2009 Tentang Kesehatan. http://scdc.binus.ac.id/himslaw/2017/03/pengguguran-
15
Lihat Pasal 77 penjelasan atas Undang-Undang RI kandungan-menurut-hukum-di-indonesia/ diakses tanggal
Nomor. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 15 April 2019, 17.50 WITA.

117
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

Dalam hukum, Perbuatan aborsi telah diatur 2. Bayi cacat, Teknologi membantu ahli medis
tentang pengaturan tindakan aborsi yang di untuk mendeteksi apakah ada yang tidak
izinkan maupun tidak. Tindakan aborsi yang beres dengan kehamilan wanita. Melalui
legal dilakukan hanya untuk menyelamatkan pemeriksaan ultrasonik, tes darah, dan
jiwa ibu dan/atau illegal yang dilakukan tidak metode lainnya, wanita bisa tahu apakah
sesuai prosedur, Kedua hal tersebut anaknya berisiko lahir cacat atau tidak. Jika
mempunyai cara masing-masing dalam risiko cacat cukup tinggi, biasanya dokter
aturannya, ketentuan-ketentuan yang menyarankan untuk melakukan aborsi.
diperbolehkan undang-undang memiliki syarat- Sebab jika dipaksakan untuk
syarat jelas untuk melakukan aborsi jika melahirkan, anak juga akan menderita atau
dilakukan dengan tidak sesuai aturan seperti bahkan langsung meninggal dan tidak punya
telah dijelaskan maka termasuk dalam kesempatan hidup dalam waktu lama.
menghilangkan nyawa seseorang . 1. Kondisi kesehatan ibu, kondisi medis
tertentu yang muncul selama hamil
B. Penerapan Tindakan Aborsi secara Legal kemungkinan bisa membahayakan nyawa
maupun Ilegal di Indonesia ibu, penyebabnya bisa jadi adalah karena
Hak-hak wanita korban perkosaan yang ingin kehamilan itu sendiri atau penyakit lain
melakukan aborsi tercermin dalam (seperti kanker yang baru terdeteksi). Dalam
pengaturan Pasal 37 Peraturan Pemerintah RI kasus seperti ini, wanita pun diberi pilihan
Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan apakah harus tetap menjaga janin dalam
Reproduksi yang pada intinya mengatakan kandungannya tetapi nyawanya sendiri yang
bahwa tindakan aborsi berdasarkan kehamilan terancam atau aborsi demi menyelamatkan
akibat perkosaan hanya dapat dilakukan ibu. Aborsi hanya boleh dilakukan jika ada
melalui konseling, yakni pra konseling dan dua indikasi, kata dokter residen obgyn di
pasca konseling.21 Menurut Pasal 37 Peraturan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, R.M. Ali
Pemerintah RI Nomor 61 Tahun 2014 tentang Fadhly, Pertama indikasi ibu, yakni ketika ibu
Kesehatan Reproduksi dapat menjamin wanita mengalami pendarahan yang jika
korban perkosaan mendapatkan konseling agar kehamilannya dipertahankan bisa berbahaya
dapat memulihkan kondisi fisik atau psikis dari bagi si ibu dan janin.Kedua, indikasi bayi,
korban yang terluka atau terganggu akibat yaitu ketika ada masalah medis terhadap
kejadian tersebut. Beberapa alasan medis perkembangan janin tersebut, misalnya bayi
untuk melakukan aborsi. Meskipun dokter tidak berkembang.23 Apabila yang akan
memberi saran untuk melakukan prosedur diaborsi dalam keadaan darurat maka
tersebut, biasanya keputusan tetap berada di dokter boleh melakukan tanpa seijin ibu
tangan ibu hamil, antara lain:22 atau keluarga untuk menyelamatkan
1. Pasti akan keguguran, Kebanyakan kasus jiwanya. Maka tindakan dokter tersebut
keguguran lebih berisiko bagi kesehatan tidak dapat dipidana, bila keadaan si ibu
wanita daripada aborsi. Misalnya saja dalam keadaan:24
pendarahan, ketidaksuburan, dan rasa sakit 1. Pendarahan yang hebat;
yang berlebihan. Jadi ketika dokter 2. Depresi berat akibat pemerkosaan;
mengetahui bahwa janin pasti akan gugur 3. Kehamilan yang mengancam nyawa dan
(dengan ciri-ciri detak jantung janin sudah kesehatan ibu; dan/atau
tidak ada atau kadar darah menurun 4. Kehamilan yang mengancam kesehatan
drastis), metode aborsi justru lebih dan nyawa janin (menderita penyakit
dianjurkan untuk dilakukan. genetik berat dan/atau cacat bawaan.
Keadaan gawat darurat yang sebenarnya
adalah suatu kondisi klinik yang memerlukan
21
Lihat
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt53e
23
83426ce020/legalitas-aborsi-dan-hak-korban- Lihat https://www.rappleSr.com/indonesia/149384-
pemerkosaan, diakses tanggal 4 April 2019, 8.40 WITA. sebelum-40-hari-proses-aborsi-indonesia, diakses tanggal
22
Lihat https://www.merdeka.com/sehat/alasan-medis- 9 April 2019, 6.46 WITA.
24
untuk-melakukan-aborsi.html, diakses tanggal 12 April Trini Handayani dan Aji Mulyana, Tindak Pidana Aborsi,
2019, 19.26 WITA. cetakan 1, Jakarta Barat; Penerbit Indeks, 2019, hlm 91.

118
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

pelayanan medik segera.25 Pasien gawat tinggi. Konsekuensinya penundaan


darurat ini memerlukan pelayanan medik yang perkawinan terjadi, padahal secara
cepat, tapat, bermutu dan terjangkau.26 biologis mereka sudah memasuki masa
Ada beberapa alasan yang digunakan oleh seksual aktif. Hubungan seks di luar nikah
wanita dalam melakukan aborsi atau akan meningkat, terutama karena dipicu
menggugurkan kandungannya baik secara legal oleh sarana hiburan dan media film yang
maupun illegal yang sehingga tidak meneruskan menawarkan kehidupan seks secara
kehamilan mereka sampai melahirkan, alasan- vulgar. Aborsi juga dianggap sebagai
alasan tersebut dapat dirangkum sebagai pilihan yang tepat karena adanya kontrak
berikut: 27 kerja untuk tidak hamil selama beberapa
1. Alasan kesehatan, yaitu apabila ada tahun pertama kerja dan apabila tidak
indikasi vital yang terjadi pada masa aborsi resikonya adalah dipecat dari
kehamilan, apabila diteruskan akan pekerjaan. Alasan ketidaksiapan ekonomi
mengancam dan membahayakan jiwa ibu juga sering menjadi pertimbangan bagi
dan indikasi medis non vital yang terjadi perempuan berkeluarga untuk tidak
pada masa kehamilan dan berdasar menghendaki kehamilannya dengan
perkiraan dokter, apabila diteruskan akan melakukan aborsi, seperti kegagalan
memperburuk kesehatan fisik dan Keluarga Berencana (KB), pendapatan
psikologis ibu. Selain itu ada alasan rendah yang tidak mencukupi untuk
kesehatan janin, yaitu untuk menghindari menanggung biaya hidup.
kemungkinan bayi yang lahir mempunyai 4. Alasan keadaan darurat (keadaan
kelainan cacat fisik maupun mental, memaksa),yaitu kehamilan akibat
walaupun alasan ini sebenarnya belum perkosaan. Kehamilan yang terjadi
dapat diterima sebagai dasar sebagai akibat pemaksaan (perkosaan)
pertimbangan medis; hubungan kelamin (persetubuhan) laki-
2. Alasan social, yaitu tidak seluruhnya laki terhadap perempuan.
kehamilan perempuan merupakan Setiap alasan atau yang menjadi alasan
kehamilan yang dikehendaki. Misalnya untuk melakukan aborsi semakin berkembang
kehamilan tidak dikehendaki dengan sesuai zaman, untuk nantinya akan ada alasan
alasan anak sudah banyak, hamil diluar lain dari yang telah di jelaskan diatas yang
nikah sebagai akibat pergaulan bebas, memungkinkan bisa termasuk dalam
hamil akibat perkosaan atau incest, pengguguran kandungan yang ilegal dan legal.
perselingkuhan. Perempuan yang Tindakan aborsi yang semestinya tidak
mengalami kehamilan yang tidak dilakukan karena bertentangan dengan Hak
dikehendaki berusaha agar kehamilannya Asasi Manusia bahkan norma-norma atau nilai-
gugur baik melalui perantara medis nilai yang ada di masyarakat yang masih sulit
(Dokter) maupun aborsi gelap dengan diterima di Indonesia.
resiko tinggi;
3. Alasan ekonomi, yaitu peningkatan PENUTUP
kesempatan kerja terutama bagi kaum A. Kesimpulan
perempuan juga dianggap sebagai faktor 1. Pengaturan aborsi terkait hal
yang akan mempengaruhi peningkatan pelaksanaan pengguguran tanpa indikasi
aborsi. Perkembangan ekonomi menuju medis untuk kesehatan ibu dalam sistem
ekonomi industri melalui ekonomi hukum pidana di Indonesia diatur dalam
manufaktur akan secara cepat Pasal 299, Pasal 346, Pasal 347, Pasal 348
meningkatkan jumlah perempuan muda dan Pasal 349 Kitab Undang-Undang
diserap sebagai tenaga kerja, dengan Hukum Pidana. Selain di dalam Kitab
latar belakang pendidikan yang lebih Undang- Undang Hukum Pidana juga
telah diundangkannya dalam Undang-
25 Undang RI Nomor 36 Tahun 2009
Ibid, hlm 91.
26
Ibid, hlm 92. Tentang Kesehatan yang juga
27
Youke Novia Langie, Tinjauan Yuridis Atas Aborsi Di mengaturan tindak pidana aborsi yang
Indonesia, Lex et Societatis Vol. II, No.7, 2014, hlm 61-71.

119
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

terdapat dalam Pasal 75, Pasal 76, dan lingkungan pekerjaan dan masyarakat
Pasal 77. Sanksi pidana bagi pelaku aborsi umumnya disertai sosialisasi tentang
ilegal diatur dalam Pasal 194 Undang- aturan hukum ditingkat Desa, RT/RW,
Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Kelurahan, Kecamatan, serta Kota
Tentang Kesehatan. Syarat dan mengenai pelaku aborsi, yang
ketentuan yang lebih jelas tentang menyarankan melakukan aborsi serta
pelaksanaan aborsi yang diizinkan tenaga medis yang melakukannya.
termuat dalam Pasal 76 Undang-Undang Membuat pelatihan kepada tenaga medis
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang yang berkompeten di bidangnya. Adanya
Kesehatan. pertanggung jawaban yang jelas serta
2. Penerapan tindakan aborsi secara ilegal membuat jera pelaku aborsi dengan
di Indonesia yang dilakukan secara tidak tegas agar tidak melakukannya lagi. Bagi
diizinkan seperti korban pemerkosaan ataupun Ibu yang
menggugurkan/mematikan harus mengalami pengguguran dilakukan
kandungannya dengan sengaja maupun rehabilitasi atau konseling kepada
dibantu dengan orang lain akan psikiater untuk memulihkan trauma
dikenakan sanksi secara tegas dan pasca pengguguran.
melarang tindakan aborsi atau praktik
aborsi dilakukan, dan untuk tindakan DAFTAR PUSTAKA
legal Aborsi provokatus/buatan legal Ali, Mahrus. 2011. Dasar-Dasar Hukum Pidana,
yaitu aborsi buatan yang sesuai dengan Jakarta; Sinar Grafika.
ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur Chazawi, Adami. 2014. Pelajaran Hukum Pidana
dalam Undang-Undang Kesehatan dapat Bagian I, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
dilakukan namun memenuhi ketentuan- Daniaty, Kurnia Rahmah. 2012. Tinjauan
ketentuan yang berlaku dan hanya untuk Kriminologis Terhadap Kejahatan Abortus
alasan medis dan korban perkosaan. Provocatus Kriminalis di Kota Makassar,
Tindakan aborsi yang dilegalkan yaitu Fakultas Hukum Universitas Hasanudin
perempuan yang hamil dengan Makasar.
kedaruratan medis dan perempuan yang Farid, Zainal Abidin. 2007. Hukum Pidana I,
hamil akibat perkosaan. Cetakan Kedua, Jakarta; Sinar Grafika.
Handayani, Trini dan Aji Mulyana. 2019. Tindak
B. Saran Pidana Aborsi, Cetakan I, Jakarta Barat;
1. Badan Kependudukan dan Keluarga Indeks.
Berencana Nasional (BKKBN) sebaiknya, Hadikusuma, Hilman. 1995. Metode Pembuatan
lebih banyak melakukan sosialisasi Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,
kepada keluarga Indonesia untuk Bandung; MandarMaju.
menggunakan alat kontrasepsi sehingga Hatta, Moh. 2013. Hukum Kesehatan Dan
tidak menimbulkan Angka Kematian Ibu Sengketa Medik, Yogyakarta; Liberty.
(AKI) dan Anak untuk menjalankan Handayani, Trini. Diktat Hukum Kesehatan
program Keluarga Berencana (KB). tentang Informed Consent, Cianjur; Fakultas
Pemerintah menutup akses informasi Hukum Universitas Suryakancana.
untuk melakukan aborsi, baik secara Iriant, Sulistyowati. 2006. Edisi.1, Perempuan
langsung maupun dunia modern digital dan Hukum Menuju Hukum yang
(seperti iklan obat aborsi, tempat aborsi berperspektif Kesetaraan dan Keadilan,
dan cara melakukan aborsi melalui Jakarta; Yayasan Obor Indonesia.
makanan) di Internet . Langie, Yuke Novia. 2014. Tinjauan Yuridis Atas
2. Sebaiknya rutin melakukan sosialisasi Aborsi Di Indonesia, Lex et Societatis Vol. II,
atau penyuluhan oleh badan-badan No. 7.
pemerintahan yang terkait tentang Muchtar, Masrudi. 2016. Etika Profesi & Hukum
kesehatan reproduksi maupun Kesehatan Perspektif Profesi Bidan Dalam
perempuan dan anak-anak, baik Pelayanan Kebidanan Di Indonesia,
dikalangan sekolah (SD, SMP dan SMA), Yogyakarta; Pustaka Baru Press.

120
Lex Crimen Vol. VIII/No. 6/Jun/2019

Murtika, I Ketut dan Djoko Prakoso. 1992. https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/j


Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman, enis-jenis-aborsi/
cetakan kedua, Jakarta; PT.Rineka Cipta. https://www.komnasham.go.id/files/14752314
Murtika, I Ketut dan Djoko Prakoso. 1992. 74-uu-nomor-39-tahun-1999-tentang-
Dasar-Dasar Ilmu Kedokteran Kehakiman, $H9FVDS.pdf
cetakan kedua, Jakarta; PT. Rineka Cipta. http://scdc.binus.ac.id/himslaw/2017/03/peng
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum guguran-kandungan-menurut-hukum-di-
Kesehatan, Jakarta; Rineka Cipta. indonesia/
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu https://febriirawanto.wordpress.com/2012/07/
Kandungan, edisi kedua cetakan kelima, 21/pengertian-legal-dan-ilegal/
Jakarta; Yayasan bina pustaka. https://www.alodokter.com/memahami-
Ranoemihardja R. Atang. 1991. Ilmu Kedokteran berbagai-sisi-aborsi
Kehakiman (Forensic Science), Bandung: https://daerah.sindonews.com/read/1394640/
Tarsito Bandung. 174/gugurkan-kandungan-dengan-ramuan-
Samil, Ratna Suprapti. 2001. Etika Kedokteran tradisional-remaja-di-bengkulu-ditangkap-
Indonesia, Jakarta; YBP-SP. 1554897390
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2001 https://hukumkes.wordpress.com/2010/12/16/
Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan aborsi-menurut-hukum-di-indonesia/
Singkat), Jakarta; Rajawali Pers. https://www.rappler.com/indonesia/149384-
Soekanto, Soerjono dan Kartono Mohamad. sebelum-40-hari-proses-aborsi-indonesia,
1983. Aspek Hukum dan Etika Kedokteran di http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Perlindungan
Indonesia, Jakarta; Grafitipers. %20dan%20Penegakan%20HAM.pdf
Soekanto, Soerjono. 1990. Segi-Segi Hukum Hak https://nasional.tempo.co/read/599548/aborsi
Dan Kewajiban Pasien Dalam Kerangka -legal-menteri-kesehatan-siapkan-aturan-
Hukum Kesehatan, Cetakan I, Bandung; teknis/full&view=ok
Penerbit Mandar Maju. https://ekspresionline.com/2019/02/07/memp
Trtiwibowo, Cecep. 2014, Etika dan Hukum ertanyakan-kembali-kebijakan-aborsi-di-
Kesehatan, Yogyakarta; Nuha Medika. indonesia/
Yunanto, Ari dan Helmi. 2010. Hukum Pidana https://www.merdeka.com/sehat/alasan-
Malpraktik Medik Tinjauan dan Perspektif medis-untuk-melakukan-aborsi.html
Medikolegal, Yogyakarta; Penerbit ANDI.

Perundang - Undangan
Kitab Undang - Undang Hukum Pidana
Undang - Undang RI Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia
Peraturan Pemerintah RI Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi
Sumber dari Internet
http://blogpengertian.com/pengertian-etika/
https://www.zonareferensi.com/pengertian-
moral/
https://harsanbaharuddin.wordpress.com/2018
/01/14/88/.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/2014
1029111311-12-8642/tercatat-angka-aborsi-
meningkat-di-perkotaan,
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/met
ode-penelitian.html,

121

Anda mungkin juga menyukai