Anda di halaman 1dari 11

AASASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA BPK.

D
DENGAN MASALAH HIPERTENSI

I. PENGKAJIAN
A. Karakteristik Demografi
1. Data demografi
Klien bernama Bpk D, berusia 85 tahun, lahir pada 6 juli 1931 di Yogyakarta,
berjenis kelamin laki-laki. Status perkawinan menikah, agama klien Islam, bersuku
jawa, pendidikan terakhir smp. Alamat rumah komp. akosia no. 27.
Istri klien bernama Ibu M.
2. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
Saat ini klien tidak bekerja, status pekerjaan klien adalah pensiunan. Sebelumnya
klien bekerja sebagai mekanik listrik di RS.carolus. Sumber pendapatan berasal dari
istri yang bekerja sebagai penjahit pakaian, kecukupan kebutuhan keluarga cukup.
3. Aktivitas rekreasi
Hobby klien adalah bermain wayang atau seni lainnya. Aktivitas bepergian klien
terkadang jalan-jalan ke tmii, ragunan, cibodas atau ke kampung halaman. Untuk
saat ini klien tidak mengikuti keanggotaan organisasi di masyarakat namun, klien
pernah menjabat sebagai ketua rw.
4. Lingkungan tempat tinggal
Jenis rumah adalah permanen, status rumah milik sendiri, jumlah ruangan ada 5
ruangan dengan jumlah penghuni 3 orang. Jenis lantai rumah adalah ubin dengan
kondisi bersih, kebersihan dan kerapihan ruangan baik, tidak kumuh dan tertata rapi.
Penerangan rumah baik, dengan lampu. Sirkulasi udara baik dengan adanya ventilasi
sehingga rumah tidak terasa pengap. Keadaan kamar mandi baik, tidak licin.
Keseluruhan kondisi rumah baik, bersih dan nyaman.
5. Riwayat keluarga
Riwayat anggota keluarga terdiri dari Bpk D berumur 86 tahun sebagai kepala
keluarga, pendidikan terakhir smp, pekerjaan pensiun. Ibu M sebagai isteri berumur
38 tahun, pendidikan terakhir sma, pekerjaannya sebagai penjahit, Bpk E berumur 58
tahun sebagai anak pertama, pendidikan terakhir sma, pekerjaan pensiun, Ibu E
berumur 45 tahun sebagai anak kedua, pendidikan terakhir sma pekerjaannya sebagai
karyawan, dan Bpk S berumur 42 tahun sebagai anak ketiga, pendidikan terakhir
sma, pekerjaannya sebagai wiraswasta.

B. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi
Frekuensi makan klien 3 kali sehari, nafsu makan baik, jenis makanan lunak, tidak
ada kebiasaan sebelum makan, tidak ada makanan yang tidak disukai, tidak ada
alergi terhadap makanan. Pantangan makanan yang asin, kecap, banyak minyak.
Keluhan yang berhubungan dengan makan adalah tidak bisa makan nasi dan
makanan yang padat.
2. Eliminasi
Frekuensi bak 4-5 kali sehari dengan waktu tidak menentu. Kebiasaan bak pada
malam hari setiap 3 jam sekali. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan bak.
Frekuensi bab 1-3 kali sehari dengan waktu pagi, siang, sore. Konsistensi baik, padat
setengah cair. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan bab dan tidak ada
pengalaman memakai laxantif atau pencahar.
3. Personal hygiene
Frekuensi mandi 2 kali sehari, waktu mandi pagi dan sore hari menggunakan sabun.
Frekuensi gosok gigi tidak pernah karena klien sudah tidak memiliki gigi. Frekuensi
keramas 2 kali sehari, waktu keramas pagi dan sore hari menggunakan shampoo.
Frekuensi gunting kuku 2 minggu sekali, saat makan klien sebelumnya memiliki
kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun
4. Istirahat dan tidur
Lama tidur malam ± 6 jam, klien terkadang tidur siang selama 1-2 jam. Tidak ada
keluhan yang berhubungan dengan tidur.
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Kebiasaan mengisi waktu luang dengan menonton tv dan membaca al qur’an.
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Klien memiliki riwayat kebiasaan merokok selama masih muda sekitar 5 tahun jenis
rokok malboro atau djarum super jumlah ±1 bungkus/ hari.

C. Status Kesehatan
1. Kondisi kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir sesak, nyeri dada dan panas dingin, gejala
yang dirasakaan saat ini tidak ada karena klien tepat waktu dalam mengkonsumsi
obat. Waktu mulai timbulnya keluhan saat beristirahat. Obat yang dikonsumsi
amlodipin 10 mg 1x1 hari, clopidata objektifgrel bisulfate 75 mg, biscor 5 mg,
acetylsalicilid 80 mg, isosorbide dinitrate 5 mg. Upaya mengatasi kesehatan dengan
rutin kontrol kesehatan ke rs, mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh data
objektifkter.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita adalah hipertensi, tidak ada riwayat alergi obat,
makanan, binatang atau debu, tidak ada riwayat kecelakaan dan tidak pernah ada
riwayat dirawat di rumah sakit.
3. Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik pada lansia yaitu keadaan umum baik dengan keasadaran
compos mentis, gcs 15 (e4m6v5), tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 130/70
mmhg, nadi 93x/menit, suhu 36o c, pernafasan 20x/menit, berat badan 59 kg, tinggi
badan 162 cm, pada pemeriksaan kepala didapatkan hasil bentuknya bulat, tidak
nyeri tekan, tidak ada luka. Pemerikasaan mata didapatkan hasil terdapat warna putih
disekitar kornea, menggunakan kacamata plus. Pemeriksaan hidung didapatkan hasil
tidak ada sinusitis, tidak ada nyeri. Pemeriksaan telinga didapatkan hasil kadang-
kadang mengalami pendengarannya berkurang, bentuk simetris. Tidak ada nyeri,
tidak ada serumen, telinga bersih. Pemeriksaan mulut, gigi, dan bibir didapatkan
hasil pada mulut baik, tidak ada stomatitis, pada gigi yaitu giginya berkurang atau
tidak ada gigi, pada bibir yaitu bibirnya lembab, tidak ada stomatitis. Pemeriksaan
leher didapatkan hasil memiliki gangguan menelan sehingga makannya selalu bubur,
tidak ada nyeri, tidak ada distensi vena jugularis. Pemeriksaan dada didapatkan hasil
pergerakan dada simetris, kadang-kadang jantungnya berdebar-debar. Pemeriksaan
abdata objektifmen didapatkan hasil bentuknya datar, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
mual muntah atau nyeri ulu hati, bising usus 10x/menit. Pemeriksaan genetalia
didapatkan hasil tidak ada masalah pada genetalia. Pemeriksaan kulit didapatkan
hasil turgor kulit kurang elastis, kulitnya lembab. Pemeriksaan ektremitas atas
didapatkan hasil kekuatan ototnya sedikit berkurang, gerakan motorik aktif.
Pemeriksaan ekstremitas bawah didapatkan hasil kekuatan ototnya baik, tidak ada
masalah dalam motorik.

D. Pengkajian Spesfik pada Lansia


1. Masalah kesehatan kronis
Masalah yang dimiliki oleh lansia pada fungsi pengelihatannya terdapat
pengalihatannya sering kabur, tidak ada mata air dan tidak ada nyeri pada mata.
Masalah fungsi pendengarannya yaitu jarang mengalami pendengarannya berkurang dan
tidak mengalami telinga berdenging. Masalah paru (pernafasan) yaitu tidak tampak
batuk berdahak atau batuk lama dan sesak nafas. Masalah fungsi jantung yaitu klien
jarang mengalami jantung berdebar-debar tetapi sering mengalami cepet lelah dan nyeri
dada. Masalah pencernaan yaitu klien tidak mengalami masalah pada pencernaan seperti
mual muntah, nyeri ulu hati, makan dan minum berlebihan, perubahan kebiasaan buang
air besar. Masalah pergerakan yaitu klien tidak memiliki nyeri kaki saat berjalan, nyeri
pinggang atau nyeri pada persendian. Masalah persarafan yaitu klien tidak memiliki
kelemahan pada bagian ekstremitas atas atau bawah, tidak ada kehilangan rasa, tidak
ada tremor, dan jarang mengalami nyeri pada bagian tengkuk. Masalah saluran
perkemihan yaitu sering buang air kecil pada malam hari, mampu mengontrol buang air
kecil. Total skor masalah kesehatan kronis yaitu 10 skor dalam kategori tidak ada
masalah kesehatan atau masalah kesehatan kronis ringan.
2. Fungsi kognitif
Pada fase orientasi didapatkan hasil klien mampu menyebutkan lokasi tempat tinggal
sekarang, nama negara dan nama presiden tetapi klien tidak mampu mengingat secara
baik seperti tahun sekarang, bulan, tanggal dan hari. Pada fase registrasi motorik
didapatkan hasil klien mampu mengambil barang-barang yang telah diinstruksikan
seperti mengambil pensil, buku, bantal, gelas. Pada fase perhatian dan kalkulasi
didapatkan hasil klien mampu menjawab perhitungan angka yang diberikan dengan baik
dan mengeja setiap kata yang diberikan. Pada fase menyebutkan kembali (recalling)
didapatkan hasil klien mampu menyebutkan barang-barang diintruksikan seperti pensil.
Buku, bantal dan gelas. Selanjutnya klien mampu mengulang ucapan kata-kata seperti
mungkin, apabila, nyaman, klien dapat mengikuti perintah dengan baik, klien mampu
menggambar kembali seperti yang dicontohkan oleh perawat. Total skor pada fungsi
kognitif yaitu 25 makan dalam kategori fungsi kognitif normal.
3. Status fungsional
Pada tingkat kemandirian didapatkan hasil klien tidak memerlukan bantuan saat mandi
karena klien dapat mandi secara mandiri, klien mampu berpakaian sendiri, klien mampu
ke toilet sendiri untuk buang air kecil maupun buang air besar, klien mampu berpindah
sendiri dari tempat tidur, kamar mandi, berdiri atau duduk, klien mampu mengatur
berkemih secara mandiri, dan klien memerlukan bantuan mengambil makanan tetapi
mampu makan sendiri. Total skor yang didapat pada status fungsional yaitu 9 maka
kategorinya memerlukan bantuan minimal.
4. Tingkat depresi
Pada fase tingkat depresi didapatkan hasil bahwa klien merasakan puas dengan
kehidupan sekarang, klien mengalami penurunan dengan kegiatan sekarang karena klien
harus membatasi aktivitas dari penyakit jantung yang dialaminya, kadang-kadang klien
mengalami kebosanan dengan sehari-hari, klien mengatakan harus optimis terhadap
kehidupannya dan mensyukuri nikmat yang diberikan, klien merasa bahagia dirumah
masih bisa berkumpul bersama dengan isteri dan anak terkahirnya walaupun anak
pertama dan kedua tidak bersama. Klien mengatakan lebih senang berkegiatan diluar
rumah akan tetapi karena mengalami penyakit yang dialami sekarang maka harus
berada dirumah terus dan membatasi aktivitas. Total skor pada tingkat depresi yaitu 4
maka kategorinya tidak mengalami depresi
II. ANALISA DATA
No. Data Masalah keperawatan
1. Data subjektif: Penurunan curah jantung berhubungan
- Klien mengatakan tengkuknya dengan peningkatan beban kerja
kadang-kadang sakit jantung
- Klien mengatakan sering pusing
- Klien mengatakan kadang-
kadang merasakan jantung
berdebar-debar
Data objektif:
- Klien terlihat memegang kepala
- Klien tampak meringis
- Skala nyeri 2
- Ttv:
Td 130/70mmhg
N 93x/menit
P 20x/menit
S 36oc
2. Data subjektif: Hambatan mobilitas fisik berhubungan
- Klien mengatakan mudah lelah dengan ketidakseimbangan antara
- Keluarga klien mengatakan suplai dan kebutuhan oksigen
aktivitasnya harus dibatasi
Data objektif:
- Klien terlihat lesu
- Klien tampak dibatasi
aktivitasnya
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan beban kerja jantung.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.

IV. INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Penurunan Setelah - Pantau tanda-tanda - Untuk mengetahui
curah dilakukan vital tiap 4 jam keadaan umum klien dan
jantung tindakan terutama tekanan perbandingan dari
berhubunga asuhan darah. tekanan memberikan
n dengan keperawatan - Berikan lingkungan gambaran yang lebih
peningkatan selama 2 hari yang tenang, lengkap tentang
beban kerja diharapkan nyaman kurangi keterlibatan atau bidang
jantung. klien dapat aktivitas/keributan masalah vascular.
berpartisipasi lingkungan. - Membantu untuk
dalam - Anjurkan dan menurunkan rangsang
aktivitas yang pertahankan simpatis meningkatkan
dapat pembatasan relaksasi.
menurunkan aktivitas yaitu - Menurunkan stres dan
tekanan darah istirahat di tempat ketegangan yang
atau beban tidur. mempengaruhi tekanan
kerja jantung. - Lakukan tindakan- darah dan perjalanan
Kriteria hasil: tindakan yang penyakit hipertensi.
- Klien nyaman, seperti: - Mengurangi ketidak-
mengatak pijatan punggung nyamanan dan dapat
an tidak dan leher, menurunkan rangsang
pusing meninggikan kepala simpatis.
dan tidak tempat tidur. - Dapat menurunkan
merasaka - Anjurkan teknik rangsangan yang
n tegang relaksasi atau menimbulkan stres
pada pengalihan dengan membuat efek tenang,
tengkuk relaksasi napas sehingga akan
- Tekanan dalam dan menurunkan tekanan
darah bercakap-cakap. darah.
normal - Anjurkan pada klien - Diit rendah garam dapat
110/70- serta keluarga untuk menurunkan/
120/80 memberikan diit meminimalkan tekanan
mmhg rendah garam pada darah yang berlebihan.
klien. - Untuk mendapatkan
- Menganjurkan klien pengobatan dan data
untuk objektif.
memeriksakan diri
kepuskesmas serta
mengantar klien ke
puskesmas.
2. Hambatan Klien dapat - Kaji respon terhadap - Untuk
mobilitas berpartisipasi aktifitas. mengidentifikasikan
fisik dalam aktivitas yang cocok dan
berhubunga aktivitas seberapa jauh klien dapat
n dengan setelah melakukannya.
ketidakseim diberikan - Perhatikan tekanan
bangan tindakan darah, nadi selama - Untuk
antara keperawatan atau sesudah mengidentifikasikan
suplai dan selama 2 hari istirahat. perubahan yang terjadi
kebutuhan dengan - Perhatikan nyeri
oksigen kriteria hasil : dada, dyspnea,
- Klien pusing. - Mencegah terjadinya
menjukka - Instruksikan tentang kelelahan.
n aktivitas tehnik menghemat
yang tenaga, misal: - Membantu penyesuaian
dilakukan menggunakan kursi tubuh terhadap perubahan
- Klien saat mandi, sisir aktivitas
menunjuk rambut.
kan tidak - Melakukan aktifitas
cepat dengan perlahan-
lelah lahan. - Aktivitas mandiri
membantu dalam
- Beri bantuan sesuai perubahan kebutuhan
dengan kebutuhan. hidup.
- Untuk meningkatkan
aktivitas yang dilakukan.

V. IMPLEMENTASI

No. Hari/ Dx Implementasi Paraf dan


tanggal/jam nama jelas
1. Senin, 1 T: auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, dan irama
27/03/2017 jantung.
08.00 WIB R: tidak terjadi takikardi.

T: memantau tekanan darah


Td: 130/70 mmhg
R: klien kooperatif.

T: mengkaji ada atau tidaknya kulit pucat dan


sianosis.
R: kulit klien tampak normal tidak pucat, tidak
sianosis, dan akral hangat.

T: menanyakan mengenai obat yang dikonsumsi


klien.
R: amlodipin 10 mg 1x1 hari, clopigrel bisulfate
75 mg, biscor 5 mg, acetylsalicilid 80 mg,
isosorbide dinitrate 5 mg.

2. Senin, 2 T: mengkaji respon terhadap aktifitas.


27/03.2017 R: klien dapat ,elakukan aktivitas secara mandiri.
08.15 WIB T: menginstruksikan tentang tehnik menghemat
tenaga dengan melakukan aktifitas dengan
perlahan-lahan.
R: klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri,
tidak tergesa-gesa dalam melakukan aktivitas, dan
mengetahui sebab akibat dari kegiatan aktivitas
yang tergesa-gesa.

VI. EVALUASI
No. Hari/ Dx Implementasi Paraf dan
tanggal/jam nama jelas
1. Senin, 1 S: klien mengatakan sudah minum obat
27/03/2017 amlodipin 10 mg 1x1 hari, clopigrel bisulfate
08.30 WIB 75 mg, biscor 5 mg, acetylsalicilid 80 mg,
isosorbide dinitrate 5 mg, tidak merasa
kelelahan,tidak pusing, dan tidak lemas
O: tidak terjadi takikardi, tekanan darah 130/70
mmhg, nadi 78x/menit, tidak pucat dan tidak
sianosis, akral hangat.
A: masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan
− Pemantauan tekanan darah.
− Anjurkan keluarga untuk tetap
melakukan pemantauan minum obat
klien.
2. Senin, 2 S:
27/03/2017 Klien mengatakan saat beraktivitas secara
08.30 wib perlahan-lahan, mengetahui sebab akbit jika
melakukan aktivitas tergesa-gesa dengan
kondisinya, klien melakukan aktivitas secara
mandiri
O:
Klien dapat melakukan aktivitas secara
mandiri, tidak tampak kelelahan, dapat
menjelaskan sebab akibat melakukan aktivitas
yang tergesa-gesa terhadap kondisinya, tidak
terjadi takikardi, tekanan darah 130/70 mmhg,
nadi 78x/menit, tidak pucat dan tidak sianosis,
akral hangat.
A:
Masalah keperawatan teratasi.
P:
Intervensi dilanjutkan
− Anjurkan keluarga untuk tetap
memantau kegiatan aktvitas klien.

Anda mungkin juga menyukai