Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa distress psiritual adalah kegagalan individu
menemukan arti atau kebermaknaan kehidupannya. Distress spiritual adalah gangguan pada
prinsip hidup yang meliputi aspek dari seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan
biologis seseorang.(Wilkinson, Judith M., 2007: 490) Menurut Monod (2012) Distress spiritual
muncul ketika kebutuhan spiritual tidak terpenuhi, sehingga dalam menghdapi penyakitnya
pasien mengalami depresi, cemas, dan marah kepada tuhan. Distress spiritual dapat
menyebabkan ketidakharmonisan dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhannya
(Mesnikoff, 2002 dalam Hubbell et al, 2006).
Menurut Mooss (1984) yang dikutip Brunner dan Suddarth menguraikan yang positif
(Teknik Koping) dalam menghadapi stress, yaitu:
1. Pengkajian Fisik Pengkajian fisik digunakan untuk melihat keadaan fisik pada klien.
Pengkajian fisik biasanya digunakan pada korban tindak penganiayaan, contohnya seperti
abuse
2. Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan,
ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang
bertentangan (Otis-Green, 2002).
3. Pengkajian Sosial Budaya Dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer,
1998).
Strategi Pelaksanaan Distress Spiritual
Tindakan Psikoterapeutik
1. Psikofarmako
a. Memberikan obat - obatan sesuai program pengobatan pasien.
b. Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri. Berdasarkan
dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia
III aspek spiritual tidak digolongkan secara jelas abuah masuk kedalam aksis satu,
dua, tiga, empat atau lima.
c. Memantau keefektifan dan efek samping obat yang diminum.
d. Mengukur vital sign secara periodik.
2. Manipulasi Lingkungan
a. Memodifikasi ruangan dengan menyediakan tempat ibadah.
b. Menyediakan sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan spiritual.
c. Melibatkan pasien dalam kegiatan spiritual secara berkelompok.
Pengkajian
1. Untuk pasien yang mengindikasikan adanya ketaatan beragama, kaji adanya indikator
langsung slatus spiritual pasien dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah anda merasa keimanan anda dapat membantu anda? Dengan cara apa
keimanan tersebut penling bagi anda saat ini?
b. Bagaiman saya dapat membantu anda menjalankan keimanan anda? Misalnya,
apakah anda ingin saya membacakan buku doa untuk anda?
c. Apakah anda menginginkan kunjungan dari penasihat spiritual atau layanan
keagamaan dari rumah sakit?
d. Tolong beri tahu saya tentang aktivitas agarma tertentu yang penting bagi anda?
2. Lakukan pengkajian tidak langsung terhadap status spiritual pasien dengan melakukan
langkah berikut :
a. Tentukan konsep ketuhanan pasien dengan mengamati buku-buku yang ada
disamping tempat tidur atau program telivisi yang dilihat pasien. Juga catat apakah
kehidupan pasien tampak memiliki arti, nilai, dan tuiuan.
b. “Tentukan sumber-sumber harapan dan kekuatan pasien. Apakah Tuhan dalam arui
tradisional, anggota kluarga, atau kekuatan bersumber dari dalam dirinya."? Catat
siapa yang paling banyak diperbincangkan oleh pasien, atau tanyakan, "'Siapa yang
penting bagi anda?''
3. Amati apakah pasien sedang berdoa ketika anda memasuki ruangan, sebelum makan, atau
saat tindakan.
4. Amati barang-barang, seperti literatur keagamaan,rosario, kartu ucapan semoga lekas
sembuh yang bersifat keagamaan disamping tempat tidur pasien.
5. Dengarkan pandangan-pandangan pasien tentang hubungan antara kepercayaan spiritual
dan kondisi kesehatannya, terutama untuk pernyataan seperti, "mengapa Tuhan
membiarkan hal ini menimpa saya?" atau " Jika saya beriman, saya pasti akan sembuh."
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan berkaitan dengan prinsip dan
aktivitas kehidupan spiritual atau keagamaan akibat masalah fisik atau psikososial yang
dialami oleh pasien adalah Distres spiritual.
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
1. Pasien selalu menujukkan harapan, yang dibuktikan dengan mengungkapkan keyakinan,
arti hidup, kedamaian diri.
2. Pasien menunjukkan tidak ada gangguan kesehatan spiritual yang dibuktikan dengan
mampu untuk mencintai dan memaafkan, mampu untuk berdoa dan beribadah.
3. Pasien mampu memahami bahwa penyakit adalah suatu tantangan terhadap sistem
keyakinan.
4. Pasien mampu mcmahami bahwa terapi bertentangan dengan sistem kepercayaan.
5. Pasien mampu menunjukkan teknik koping untuk menghadapi distress spiritual.
6. Pasien mampu mengungkapkan penerimaan terhadap keterbatasan ikatan budaya atau
keagamaan.
7. Pasien mampu mendiskusikan praktik dan keluhan spiritual.
8. Pasien yang menjelang ajal mampu mengungkapkan penerimaan atau kesiapan
menghadapi kematian.
9. Pasien yang menjelang ajal mampu bcrbahagia dengan hubungan sebelumnya.
10. Pasien yang menjelang ajal mampu mengungkapkan kasih sayang terhadap orang
terdekat.
Ayu, Rani. Makalah Keperawatan Jiwa Asuhan Keperawatan Distress Spiritual. Tersedia dalam :
https://text-id.123dok.com/document/dzxjglvy-makalah-keperawatan-jiwa.html (diakses
pada 15 Februari 2021 pukul 22.00 WIB)