Anda di halaman 1dari 17

TAHAP HUBUNGAN

TERAPEUTIK
PERAWAT – KLIEN

Oleh
ISNA OVARI, S.Kp. M. Kep
1. PRAINTERAKSI
 Dimulai sebelum kontak pertama denga klien

 Perawat eksplorasi perasaan, fantasi dan


ketakutannya, sehingga sdar dan siap untuk
memuai hubungan dengan tanggung jawab.

 Perawat yang sudah berpengalaman dapat


menganalisa diri sendiri, pengalamannya
merupakan nilai tambah sehingga lebih efektif
dalam memberikan asuhan keperawatan
 Perawat seharusnya mempunyai konsep diri
yang stabil, harga diri yang adekuat,mempunyai
hubungan yang konstruktif dengan orang lain,
berpegang pada kenyataan dalam menolong
klien (Stuart dan Sundeen)

 Pemakaian diri secara terapeutik berarti


memaksimalkan pemakaian kekuatan dan
meminimalkan kelemahan diri dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien.

 Tugas tambahan pada fase ini adalah


mendapatkan informasi tentang klien dan
menentukan kontak pertama.
2. PERKENALAN/ ORIENTASI
 Dimulai dengan pertemuan dengan klien

 Hal utama yang dikaji adalah alasan klien minta pertolongan yang
akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat – klien

 Dalam memulai hubungan,tugas utama adalah membina hubungan


rasa percaya, penerimaan, pengertian, komunikasi terbuka,
perumusan kontrak dengan klien

 Elemen – elemen kontrak diuraikan dengan jelas agar kerjasama


optimal.

 Harapannya klien berperan secara penuh dalam kontrak, tapi untuk


kondisi tertentu seperti klien dengan GOR, maka kontrak dapat
sepihak, tapi perawat [erlu mengulang kontrak jika kontak realitas
klien meningkat.
 Perawat dan klien mungkin mengalami perasaan
tidak nyaman, bimbang karena memulai
hubungan baru. Klien yang punya pengalaman
hubungan interpersonal yang menyakitkan akan
sukar menerima dan terbuka pada orang asing.
 Klien anak memerlukan rasa aman untuk
mengekspresikan perasaan tanpa dikritik atau
dihukum. Tugas perawat adalah mengeksplorasi
fikiran, perasaan, perbuatan klien dan
mengidentifikasi masalah serta merumuskan
tujuan bersama klien.
ELEMEN KONTRAK P – K
 Nama individu ( perawat – klien )
 Peran P – K
 Tanggung jawab P – K
 Harapan P - K
 Tujuan hubungan
 Tempat pertemuan
 Waktu Pertemuan
 Situasi terminasi
 Kerahasiaan
3. KERJA
 Pada fase kerja P – K mengeksplorasikan
stressor yang tepat dan mendorong
perkembangan kesadaran diri dengan
menghubungkan persepsi, fikiran, perasaan dan
perbuatan klien.

 Perawat membantu klien mengatasi


kecemasandengan meningkatkan kemandirian
dan tanggung jawab diri sendiri,
mengembangkan koping yang konstruktif
 Perubahan perilaku maladaptif menjadi
adaptif merupakan fokus fase kerja.

 Kenyataannya dalam menjalankan


tindakan keperawatan klien sering tidak
kooperatif, untuk menghadapi masalah
tersebut maka perawat perlu belajar
berperilaku asertif.
4. TERMINASI
 Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting
dari hubungan terapeutik.

 Rasa percaya dan hubungan intim yang terapeutik


sudah terbina dan berada pada tingkat optimal.

 Perawat – klien akan merasa kehilangan

 Terminasi dapat terjadi saat perawat mengakhiri tugas


pada unit tertentu atau klien pulang.

 Apapun alasan terminasi tugas perawat pada fase ini


adalah menghadapi realita perpisahan yang tidak
mungkin diingkari.
 Perawat – klien sama – sama meninjau kembali
proses perawatan yang telah dilalui dan
pencapaian tujuan.

 Perasaan marah, sedih, penolakan, perlu


dieksplorasi dan diekspresikan.

 Fase terminasi harus diatasi dengan memakai


konsep proses kehilangan, proses terminasi
yang sehat akan memberikan pengalaman positif
dalam membantu klien mengembangkan koping
untuk perpisahan.
 Reaksi klien dalam menghadapi terminasi
beragam, klien dapat mengingkari perpisahan,
mengingkari manfaat hubungan.

 Klien dapat mengekspresikan perasaan marah,


bermusuhan dengan tidak menghadiri
pertemuan atau membatasi pembicaraan.

 Terminasi yang mendadak, tanpa persiapan,


mungkin dipersepsikan klien sebagai penolakan,
perilaku klien dapat kembali pada perilaku
sebelumnya, dengan harapan perawat tidak
akan mengakhiri hubungan karena klien masih
memerlukan bantuan.
RESPON KLIEN PADA TIAP FASE
HUBUNGAN
 Respon klien pada tiap fase hubungan berbeda
– beda sesuai dengan keunikan klien.

 Untuk itu perawat harus perlu mengetahui


respon klien yang umum pada tiap fase
hubungan.

 Respon klien yang mungkin terjadi pada tiap


fase hubungan adalah …. ( Fortinash dan
Holoday – Worret 1991 )
Respon Klien pada fase Orientasi
 Bersedia melakukan hubungan
 Menguji perawat dan membatasi hubungan
seperti : terlambat datang untuk
pertemuan,mengakhiri pertemuan, kontrak,
mempermainkan perawat.
 Lupa nama perawat dan waktu pertemuan
 Mencoba mengoncangkan perawat dengan
mengucapkan kata kasar, memperlihatkan
perilaku yang tidak sopan.
 Memfokuskan percakapan pada perawat untuk
menguji kemampuan perawat.
Respon klien pada fase kerja
 Menerima perawat: tidak menguji, tidak berfokus
pada perawat, tidak mengoncangkan perawat.
 Menepati waktu pertemuan / kontrak
 Terbuka : menjelaskan perasaannya dan
melakukan klarifikasi pada hal yang tidak
dimengerti
 Tanggap terhadap interaksi dengan Perawat
 Mendiskusikan topik tertentu dengan perawat
 Perubahan perilaku sesuai dengan hasil diskusi
dan kerjasama dengan perawat.
 Mendiskusikan topik tertentu dengan Perawat.
Respon klien pada fase Terminasi
1. Menolak perpisahan
2. Menolak makna hubungan
3. Mengucapkan rasa marah atau bermusuhan
4. Merubah sikap pada perawat dengan
mengkritik perawat, defensif kepada perawat,
proses kehilangan
5. Merasa ditolak
6. Memutuskan hubungan lebih dini
7. Minta pulang paksa
8. Menerima perpisahan
Kesimpulan
 Hubungan perawat – klien yang terapeutik memberi arah
bagi perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan
secara efektif dan efesien
 Awalnya perawat sadar akan kemampuan dan
kelemahannya, agar setiap tindakan memberi dampak
yang terapeutik
 Hubungan saling percaya merupakan kunci keberhasilan
tindakan keperawatan, dapat diwujudkan dengan kontrak
selama proses hubungan.
 Terminasi merupakan fase yang sering dilupakan,
biasanya hanya berfokus pada aspek administratif. Difase
ini P – K bersama – sama mengevaluasi perkembangan
kesehatan klien dg penekanan pada kemampuan klien
dalam meningkatkan, memelihara dan memulihkan
kesehatan selama di RSdan setelah kembali kerumah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai