JUDUL
PENYUSUN
PENDAHULUAN
Syaikh Al-Faqih As-Shalih Az-Zahid Abdul Malik bin Abdullah
semoga Allah mengampuni beliau- berkata : guruku yang mulia AlImam Az-Zahid As-Said Al-Muwaffiq Hujjatul Islam Zainuddin,
sebaik-baik umat, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin
Muhammad Al-Ghozali At-Thusiy semoga Allah membersihkan
ruhnya dan mengangkat derajatnya di surga- telah mengarang kitab
ringkasan ini padaku. Kitab ini merupakan kitab terakhir yang dikarang
beliau. Tidak ada yang minta untuk mempelajari/membacakan kitab
tersebut dari beliau kecuali para sahabatnya yang khusus.
Segala Puji bagi Allah Yang Maha Merajai, Yang Maha
Bijaksana, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Mulia, Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang menciptakan manusia dalam
bentuk yang paling bagus, yang menciptakan langit dan bumi dengan
kuasa-Nya, yang mengatur semua perkara di dunia dan akhirat dengan
kebijaksanaan-Nya. Allah tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepada-Nya. Maka jalan (untuk taat dan
berkhidmah) kepada Allah terlihat jelas bagi orang-orang yang
RISALAH MINHAJUL ABIDIN
wahai
saudara-saudaraku
semoga
Allah
mereka
menganggap,
sejelek-jelek
perbuatan
mereka
10
11
12
13
bersantai-santai,
bahkan
justru
mendorongnya
pada
14
pelaksanaan
ibadah,
ia
tidak
melihat
sesuatu
yang
15
izin
Allah
SWT,
dengan
cara
penuh
kesungguhan,
16
17
Nya. Lalu para utusan itu memindahkannya dalam kondisi jiwa yang
bagus, penuh kegembiraan dan ketentraman dari dunia fana yang penuh
dengan fitnah menuju kehadirat Ilahi dan menetap di taman surga. Ia
pun melihat dirinya yang lemah memperoleh anugrah kenikmatan yang
kekal, singgasana kerajaan yang besar dan mengagumkan. Disana ia
mendapatkan dari Tuhannya yang Maha Penyayang, yang Maha
Memberi dan Maha Mulia berupa kasih sayang, kelembutan, dianugrahi
kenikmatan-kenikmatan dan kemuliaan yang tidak bisa digambarkan
oleh siapa pun. Setiap hari itu semua terus bertambah untuk selamalamanya. Betapa besar keberuntungannya, alangkah tinggi kerajaan
yang diraih seorang hamba yang beruntung, seorang yang berbahagia,
keadaan yang terpuji dan tempat kembali yang sempurna.
Kita memohon kepada Allah yang Maha Baik serta Maha
Penyayang agar berkenan memberikan anugrah dan nikmat yang besar
kepada kita. Dan itu semua bagi Allah sangatlah mudah. Dan semoga
Allah tidak menjadikan kita termasuk orang-orang yang tidak
mendapatkan bagian, serta semoga kita tidak termasuk orang yang
mendengar, mengetahui, dan berharap dengan tanpa mendapatkan
manfaat. Dan semoga Allah tidak menjadikan ilmu yang kita pelajari
sebagai hujjah yang mengalahkan kita kelak di hari kiamat. Semoga
Allah memberikan pertolongan untuk mengamalkan hal tersebut
sebagaimana yang disukai dan diridloi-Nya.
18
19
dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah yang Maha Tinggi lagi
Maha Agung.
20
Tahapan Ilmu
Wahai orang-orang yang ingin selamat dari pancabahaya dan
yang ingin beribadah yang benar kepada Tuhan-Mu -Semoga Allah
melimpahkan Taufik kepadamu dengan ilmu yang anda bekali- sebab
ilmu merupakan pangkal dari segala perbuatan.
Ketauhilah olehmu, ilmu dan ibadah merupakan 2 mutiara,
karena pada dasarnya apa yang anda lihat, yang anda dengar, yang anda
pelajari dan yang anda pikir dari ahli pemikir adalah berasal dari ilmu
dan ibadah. Juga, karena ilmu dan ibadah, Kitab-kitab diturunkan,
diutusnya seorang Rasul hanya untuk ilmu dan beribadah. Bahkan,
Allah menciptakan langit dan bumi segenap isinya hanya untuk imu dan
ibadah.
Renungkanlah oleh anda, dari 2 ayat kitab Allah:
1. Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula
bumi. Perintah Allah berlaku padanya agar kamu mengetahui
bahwasannya Allah Maha kuasa atas segala seuatu, dan
sesungguhnya Allah, ilmunya benar-benar meliputi segala
sesuatu.(At-Thalaq:12)
Dengan
merenungan
langit
dan
bumi,
bahwasannya
kita
21
22
Apakah kalian tahu, siapa yang paling mulia diantara ahli surga? Para
sahabat menjawab: bahkan kami ingin mengetahuinya, Ya Rasulullah?
Rasulullah bersabda: Yaitu para ulama umatku.
Setelah memaparkan hadist-hadist diatas jelas sudah bahwa ilmu itu
mulia dan seperti mutiara. Juga, lebih utama dibandingkan dengan
ibadah. Tetapi, tidak boleh meninggalkan ibadah, dan beribadah dengan
menggunakan ilmu. Kalua pun tidak demikian sejatinya ilmu tersebut
akan lenyap bagaikan debu ditiup angin.
Kenapa hal itu demikian, karena ilmu itu diibaratkan seperti pohon, dan
ibadah diibaratkan seperti buah. Kedudukan pohon lebih utama karena
merupakan intinya. Akan tetapi, buah mempunyai fungsi yang lebih
utama. Maka haruslah bagi setiap hamba untuk memiliki keduanya,
yaitu ilmu dan ibadah.
Dari pengibaratan diatas, imam hasan Al basri berkata:
Tuntutlah ilmu tanpa melalaikan ibadah, dan beribadahlah dengan
tidak lupa menuntut ilmu
Rasulullah SAW bersabda:
ilmu itu pemimpinnya amal, dan amal merupakn anak buahnya dari
ilmu.
Ilmu menjadi jangkar yang harus diagungkan dan didahulukan daripada
ibadah karena ada 2 alasan:
RISALAH MINHAJUL ABIDIN
23
24