Anda di halaman 1dari 2

DZIKIR FIDA

Dikutip dari Majlis dzikir Tariqat Qadiriyah Wan Naqsyabandiyah Al


Ustmaniyah ( pimpinan Alm. Hadratus Syaikh KH. Achmad Asrori Al-
ishaqi, Kedinding lor, Surabaya ).
Dzikir fida ini bisa dijalankan di rumah masing-masing untuk
dihadiahkan kepada yang sudah meninggal dunia sebagai penebusan
terhadap api neraka dan sebelumnya dilaksanakan untuk diri sendiri
sebagai simpanan di akhirat kelak.

1.Para Masyayikh al-Arifun Billah min Saadaatinaa wa Habaa-ibinaa al-


Haadiin al-Muhtadiin RA telah menjelaskan dan mengamalkan dzikir fida
guna menebus, membebaskan, melepaskan, menyelamatkan dan mengamankan
diri mereka, lebih-lebih keluarga mereka dari siksa api neraka.

2.Penebusan diri dari api neraka itu telah ada sejak zaman Baginda
Habibillah Rasulillah Muhammad SAW dan berkembang corak dan ragamnya.
Kendati demikian, metode yang secara khusus diamalkan oleh para
Masyayikh al-Arifun Billah min Saadaatinaa wa Habaa-ibinaa al-Haadiin
al-Muhtadiin RA yang telah masyhur dengan istilah dzikir fida,
terbagi menjadi dua metode:
Pertama : Ataqot al-Shughra, yaitu membaca Subhanallah wa Bihamdih
sebanyak 1.000 x dan Laa ilaaHha illallaHh sebanyak 70.000 x,
sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api neraka.
Kedua : Ataqot al-Kubra, yaitu membaca surat al-Ikhlas sebanyak
100.000 x, sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api
neraka.

3.Syaikh Nawawi RA / Syaikh Muhammad Nawawi bin Amr al-Jawi RA


berkata: Bacaan Laailaha Illallah sebanyak ini 70.000x disebut ataqat
al-sughra (pembebasan kecil), sebagaimana halnya surat al-Ikhlash
ketika dibaca sampai 100.000 kali disebut ataqat al-kubra (pembebasan
besar), walaupun hal itu dilakukan pada jarak beberapa tahun, karena
tidak disyaratkan untuk berturut-turut.

4.Diriwayatkan dari Sayidina Abdullah bin Abbas RA, beliau berkata,


Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang tiap pagi membaca
Subhanallahi wabihamdihi 1000 kali, maka sungguh ia telah membeli
dirinya dari Allah SWT dan ia di akhir hidupnya menjadi orang yang
dimerdekakan oleh Allah SWT. (H.R. al-Thabrani dalam kitabnya Mujam
al-Ausath)

5.Al-Faqir berkata : saya melihat seorang Syaikh di Masjidil Haram


pada bulan Romadlon tahun 1.261 sedang membaca surat al-Ikhlas di
sebelah pintu Dawudiyyah malam dan siang hari setiap bulan Romadlon.
Kemudian aku mengecup tangannya sambil berkata : Wahai Tuanku, aku
melihatmu setiap hari membaca surat Ikhlas, berilah tahu padaku
tentang faedah dan rahasianya. Kemudian dia menjawab : aku ingin
memerdekakan jasadku dari neraka wahai anakku, dan dia mengangkat
tangan ke lehernya.
Aku berkata : berilah aku ijazah, kemudian beliau mengijazahiku dan
memberi izin padaku serta mendoakan barokah. Semoga Allah memberi
pertolongan pada kamu untuk membacanya sebanyak 1.000 kali. Dan ini
merupakan ijazah melalui tulisan bagi orang yang mau membacanya.
Semoga Allah memberi barokah pada kita dan membukakan rohmatnya.
Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang
selamat sebab kemuliaan surat al-Ikhlas.( Khozinatul Asror, hal. 159;
Sayyid Muhammad Haqqin Nazili )

6.Syeikh Abu al-Abbas Ahmad al-Qasthalani RA berkata: Aku mendengar


Syaikh Abu Abdillah al-Qarsyi berkata: Aku mendengar Abu Yazid al-
Qurthubi RA berkata dalam sebagian atsar: Barang siapa yang
mengucapkan Laailaha Illallah tujuh puluh ribu kali, maka hal itu
menjadi tebusannya dari api neraka. Maka aku mengamalkan hal itu
karena mengharap berkah janji itu. Lalu aku mengerjakannya dan
sebagiannya kupersembahkan untuk keluargaku. Aku mengerjakan beberapa
amal untuk simpanan diriku sendiri (di hari kiamat).

Pada waktu itu ada seorang pemuda yang bermalam bersama kami, pemuda
itu dianugerahi ilmu kasyaf, mampu melihat surga dan neraka. Para
jamaah memang menilai pemuda itu sebagai orang yang mempunyai
keutamaan walaupun usianya masih muda. Di dalam hatiku terbesit
sesuatu tentang pemuda itu. Kemudian sebagian ikhwan sepakat untuk
mengundang dan mengajak kami ke rumah pemuda itu.

Kami menyantap makanan dan pemuda itu bersama kami. Tiba-tiba pemuda
itu berteriak yang menimbulkan asumsi tidak baik. Pemuda itu berkata:
Wahai paman, ini adalah ibuku sekarang berada di neraka. Pemuda itu
berteriak dengan teriakan yang sangat keras. Siapapun yang
mendengarnya pasti akan mengerti kalau pemuda itu tertimpa masalah
yang sangat besar.

Setelah aku melihat kepanikan dan kesedihannya, maka aku berkata:


Hari ini aku akan mencoba untuk bersedekah kepadanya. Lalu Allah SWT
memberi ilham kepadaku untuk membacakan Lailaaha Illallah sebanyak
70.000 kali dan hanya Allah sajalah yang mengetahui hal itu. Aku
berkata dalam hatiku: Atsar ini pasti benar dan orang-orang yang
meriwayatkan kepadaku adalah orang-orang yang jujur. Ya Allah,
Laailaha Illallah sebanyak 70.000 ini adalah sebagai tebusan bagi ibu
pemuda ini.

Belum selesai hatiku berkata seperti itu, tiba-tiba pemuda itu


berkata: Wahai paman, ibuku ini telah dikeluarkan dari neraka.
Segala puji bagi Allah. Dengan peristiwa itu aku memperoleh dua
faidah. Pertama, menguji kebenaran atsar. Kedua, dapat menyelamatkan
pemuda itu dan mengetahui kejujurannya.

Anda mungkin juga menyukai