2.Penebusan diri dari api neraka itu telah ada sejak zaman Baginda
Habibillah Rasulillah Muhammad SAW dan berkembang corak dan ragamnya.
Kendati demikian, metode yang secara khusus diamalkan oleh para
Masyayikh al-Arifun Billah min Saadaatinaa wa Habaa-ibinaa al-Haadiin
al-Muhtadiin RA yang telah masyhur dengan istilah dzikir fida,
terbagi menjadi dua metode:
Pertama : Ataqot al-Shughra, yaitu membaca Subhanallah wa Bihamdih
sebanyak 1.000 x dan Laa ilaaHha illallaHh sebanyak 70.000 x,
sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api neraka.
Kedua : Ataqot al-Kubra, yaitu membaca surat al-Ikhlas sebanyak
100.000 x, sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api
neraka.
Pada waktu itu ada seorang pemuda yang bermalam bersama kami, pemuda
itu dianugerahi ilmu kasyaf, mampu melihat surga dan neraka. Para
jamaah memang menilai pemuda itu sebagai orang yang mempunyai
keutamaan walaupun usianya masih muda. Di dalam hatiku terbesit
sesuatu tentang pemuda itu. Kemudian sebagian ikhwan sepakat untuk
mengundang dan mengajak kami ke rumah pemuda itu.
Kami menyantap makanan dan pemuda itu bersama kami. Tiba-tiba pemuda
itu berteriak yang menimbulkan asumsi tidak baik. Pemuda itu berkata:
Wahai paman, ini adalah ibuku sekarang berada di neraka. Pemuda itu
berteriak dengan teriakan yang sangat keras. Siapapun yang
mendengarnya pasti akan mengerti kalau pemuda itu tertimpa masalah
yang sangat besar.