Anda di halaman 1dari 3

1) Prinsip-prinsip kebebasan manusia di dalam Islam 

adalah manusia diberikan kebebasan


apapun untuk memilih apa yang menjadi pilihannya, berbuat apa yang ingin ia perbuat.
Namun semua itu akan ada konseskuensinya yang harus dia petanggungjawabkan di akhirat.
Manusia adalah makhluk yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala ciptakan untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini. Setiap manusia tidak akan pernah lepas dari takdir yang sudah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetapkan. Akan tetapi karena dia tidak mengetahui takdir
tersebut, maka manusia diberikan kebebasan untuk melakukan apapun sesuka hatinya.
Namun perlu diingat bahwasanya setiap apapun yang kita lakukan ini akan ada balasannya
baik itu di dunia terlebih di akhirat kelak. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di dalam
surat Fussilat ayat 41 yang berbunyi:

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda (kebesaran) Kami, mereka tidak


tersembunyi dari Kami. Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka yang lebih
baik ataukah mereka yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Lakukanlah
apa yang kamu kehendaki!  Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Kemudian pada surat Az Zalzalah ayat 7-8 Allah Berfirman:

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya,dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya.

2) Penjelasan tentang fungsi Ilmu terhadap Iman dan amal yaitu:

- llmu adalah pemimpin Amal, sebagaima disebutkan oleh Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu
(di dalam kitab Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
“Ilmu adalah pemimpin amal  dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.”

Kemudian Imam Bukhori rahimahullah mengatakan "Bab Ilmu sebelum beramal dan berkata"
sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam surat Muhammad ayat 19 yang
berbunyi:

“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain


Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu”

Selain itu jika kita melakukan sebuah amalan tanpa ilmunya (tidak ada dalilnya) maka akan
tertolak sebagaimana hadits Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yaitu:

“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim, no.
1718)

Sehingga jelas dari beberapa dalil tersebut baik Al Quran, Hadits dan perkataan sahabat
bahwasanya Ilmu dulu baru amal. Dengan beramal sesuai ilmunya maka akan menambah
keimanan seseorang.

- Larangan Taklid buta. Taklid buta yaitu hanya ikut-ikutan atau mengekor terhadap satu
amalan. Hal ini sangat dilarang karena hanya akan menjerumuskan seseorang jika yang diikuti
tersebut adalah sesuatu yang salah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencela orang-orang musyrikin
yang mengikuti nenek moyang mereka sebagaimana di dalam Al Quran Surat Az Zukhruf ayat
22 yang berunyi:
“Mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama,
dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak
mereka.”

Kemudian di dalam surat At Taubah ayat 31 yang berbunyi:

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah
dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci
Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

3) Peran yang dimana akan dilakukan oleh seluruh umat beragama yang dimana termasuk ke
dalam masyarakat madani adalah :
1. Menciptakan sebuah bentuk sikap yang dimana akan selalu saling memberikan
pengertian yang dimana berada dinata sesama umat beragama. Peran tersebut akan
dapatlah dilakukan dengan cara mengciptakan sebuah dialog intensif.
2. Melakukan sebuah bentuk dari studi dibidang agama dengan cara menciptakan sebuah
tujuan dari kerukunan akan umat beragama.
3. Melakukan segala macam bentuk usaha untuk melakukan penumbuhan dari sikap
demokratis, pluralis hingga toleran dari kepada sesama dari umat beragama pada masa
sejak dini untuk melalui sebuah pendidikan Islam yang dimana mewajibkan dari
umatnya guna untuk melakukan pendakwaan.

Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat yang dimaan beradab guna untuk melakukan
pembangunan, penjalanan, dan juga melakukan pemaknaan dari sebuah kehidupan.  

4). prinsip kebebasan dalam berekpresi, berpikir dan menyatakan pendapat, beragama,
musyawarah, dan berpindah tempat yang dijelaskan dalam Al-Quran, ayat Al-Quran yang
menjelaskan kelima prinsip kebebasan dalam Islam
1. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu siapa yang ingkar kepada Thâgūt dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha endengar lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. 2 :256).
2. Maka berikanlah peringatan, karena sesungguhnya kamu adalah orang yang memberi
peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka). (Q.S. 88:21-22).
3. Dan jikalau Tuhan-mu menghendaki tentulah semua orang yang ada di muka bumi
beriman seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang-orang yang beriman semuanya. (Q.S 10:99).
4. Katakanlah: Hai Ahli Kitâb marilah (berpegang) pada suatu kalimat (ketetapan) yang
tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak sembah kecuali Allah
dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari pada Allah, jika mereka
berpaling, maka katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami adalah orang-
orang yang menyerahkan diri (kepada Allah). (Q.S. 3:64).
5. Katakanlah: Siapakah yang memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan dari bumi.
Katakanlah: Allah, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik) pasti
berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. 34:24).

Anda mungkin juga menyukai