Anda di halaman 1dari 17

Kiat Agar Semangat Tidak Kendor dalam Belajar Islam,

1- Luruskan niat dalam belajar


Kita tentu tahu bahwa kita diperintahkan untuk ikhlas dalam
ibadah termasuk pula dalam belajar ilmu diin, sebagaimana
Allah Ta’ala perintahkan,

َ ‫َو َﻣﺎ أُ ِﻣ ُﺮوا إِ ﱠﻻ ﻟِ َﻴ ْﻌ ُﺒ ُﺪوا‬


َ ‫ﷲ ُﻣ ْﺨﻠِ ِﺼ َ ﻟَ ُﻪ اﻟ ﱢﺪ‬
‫ﻳﻦ ُﺣﻨَﻔَﺎ َء‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah: 5).
Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫إِ ﱠ َﺎ اﻷَ ْﻋ َ ُل ﺑِﺎﻟﻨﱢ ﱠﻴ‬


‫ َوإِ ﱠ َﺎ ﻟِﻜ ﱢُﻞ ا ْﻣ ِﺮئٍ َﻣﺎ ﻧَ َﻮى‬، ‫ﺎت‬
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan
setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR.
Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907, dari ‘Umar bin Al
Khottob)
Karena ikhlaslah suatu kaum menjadi mulia. Sebagaimana
Abu Bakr Al Marrudzi pernah mendengar seseorang
berkata pada Abu ‘Abdillah yaitu Imam Ahmad bin Hambal
mengenai jujur dan ikhlas. Imam Ahmad pun berkata,

1
‫ﺑﻬﺬا ارﺗﻔﻊ اﻟﻘﻮم‬
“Dengan ikhlas, semakin mulialah suatu kaum.” (Ta’zhimul
‘Ilmi, hal. 25).
Guru kami, Syaikh Sholih Al ‘Ushoimi berkata,

‫وإ ﺎ ﻳﻨﺎل اﳌﺮأ اﻟﻌﻠﻢ ﻋﲆ ﻗﺪر إﺧﻼﺻﻪ‬


“Seseorang bisa meraih ilmu sesuai dengan kadar
ikhlasnya”(Ta’zhimul ‘Ilmi, hal. 25). Artinya, semakin
seseorang ikhlas dalam belajar, maka semakin mudah
meraih ilmu. Jika semakin mudah, maka ia pun akan terus
semangat dalam belajar.
Yang dimaksud ikhlas dalam belajar -sebagaimana kata
Syaikh Sholih Al ‘Ushoimi-:

a- Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada


diri sendiri.
b- Belajar agama untuk menghilangkan kebodohan pada
orang lain.
c- Belajar agama untuk menghidupkan dan menjaga ilmu.
d- Belajar agama untuk mengamalkan ilmu.

2
Guru kami, Syaikh Sholih Al ‘Ushoimi lalu berkata,

‫ﻓﺎﻟﻌﻠﻢ ﺷﺠﺮة واﻟﻌﻤﻞ ﺮة وإ ﺎ ﻳﺮاد اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﻌﻤﻞ‬


“Ilmu itu ibarat pohon, amal itu buahnya. Ilmu itu dicari
untuk diamalkan.”(Ta’zhimul ‘Ilmi, hal. 27).
Memperbaiki niat inilah yang membuat kita bisa terus
semangat dalam belajar. Namun memperbaikinya tentu sulit
dan butuh perjuangan.

Sufyan Ats Tsauri pernah berkata,

‫ﲇ‬ ‫ﻋﺎﻟﺠﺖ ﺷﻴﺌﺎً أﺷ ﱠﺪ ﻋ ﱠ‬


‫ﲇ ﻣﻦ ﻧ ﱠﻴﺘﻲ ؛ ﻷﻧﱠﻬﺎ ﺗﺘﻘﻠ ُﱠﺐ ﻋ ﱠ‬ ُ ‫ﻣﺎ‬
“Tidaklah yang paling sulit untuk kuobati selain daripada
niatku. Karena niatku selalu berbolak-balik.” (Disebutkan
oleh Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam).
Sulaiman bin Daud Al Hasyimiy berkata,

ِ ‫أﺗﻴﺖ ﻋﲆ‬
، ‫ﺑﻌﻀﻪ‬ ٍ
ُ ‫ ﻓﺈذا‬، ‫ﺑﺤﺪﻳﺚ وﱄ ﻧﻴ ٌﺔ‬ ُ‫ر ﱠ ﺎ أُﺣ ﱢﺪث‬
ٍ ‫ﻳﺤﺘﺎج إﱃ ﻧ ﱠﻴ‬
‫ﺎت‬ ُ ‫ ﻓﺈذا اﻟﺤﺪﻳﺚُ اﻟﻮاﺣ ُﺪ‬، ‫ﺗﻐ ﱠ ت ﻧ ﱠﻴﺘﻲ‬
“Terkadang ketika aku menyampaikan satu hadits, aku
butuh pada niat. Lalu jika beralih pada hadits yang lain,
maka berubah pula niatku. Sehingga satu hadits itu butuh

3
pada beberapa niat.” (Disebutkan oleh Ibnu Rajab
dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam).
Bisa jadi seseorang dalam belajar pada awalnya ingin
mengharap ridho selain Allah, namun ilmu nantinya yang
mengantarkan dia pada ridho Allah. Ad Daruquthi berkata,

‫ﻃﻠﺒﻨﺎ اﻟﻌﻠﻢ ﻟﻐ ﷲ ﻓﺄ أن ﻳﻜﻮن إﻻ‬


“Kami dahulu menuntut ilmu karena ingin gapai ridho selain
Allah. Namun ilmu itu enggan, ia hanya ingin niatan tersebut
untuk Allah.” (Disebutkan dalam Tadzkiroh As Saami’ wal
Muta’allim, dinukil dari Ma’alim fii Thoriqi Tholabil ‘Ilmi, hal.
18).

2- Mengamalkan ilmu
Mengamalkan ilmu membuat seseorang semakin kokoh dan
semangat untuk meraih ilmu lainnya. Sedangkan enggan
mengamalkan ilmu adalah sebab hilangnya barokah ilmu.
Bahkan karena tidak mengamalkannya, itu bisa jadi
argumen untuk menjatuhkan diri seorang penuntut ilmu.
Allah telah mencela orang-orang semacam ini dalam ayat,

4
َ ‫ﻳَﺎ أَ ﱡﻳ َﻬﺎ اﻟ ِﱠﺬ‬
‫( ﻛ ُ ََﱪ‬٢) َ‫ﻳﻦ آ َﻣ ُﻨﻮا ﻟِ َﻢ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮنَ َﻣﺎ َﻻ ﺗَ ْﻔ َﻌﻠُﻮن‬
(٣) َ‫ﷲ أَنْ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮا َﻣﺎ َﻻ ﺗَ ْﻔ َﻌﻠُﻮن‬ِ ‫َﻣ ْﻘﺘًﺎ ِﻋ ْﻨ َﺪ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-
apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. Ash Shaff: 3).
Jika seseorang mengamalkan ilmu, maka Allah akan
semakin memudahkan ia mendapatkan taufik untuk meraih
ilmu lainnya. Selain itu, mengamalkannya semakin
menolongnya membedakan antara yang benar dan yang
keliru. Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ﻳَﺎ أَ ﱡﻳ َﻬﺎ اﻟ ِﱠﺬ‬


َ ‫ﻳﻦ آ َﻣﻨُﻮا إِنْ ﺗَﺘﱠﻘُﻮا‬
‫ﷲ ﻳَ ْﺠ َﻌ ْﻞ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓُ ْﺮﻗَﺎﻧًﺎ‬
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada
ALlah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan
(membedakan antara yang hak dan batil)” (QS. Al Anfal:
29).
Dalam ayat lain disebutkan,

َ ‫َواﻟ ِﱠﺬ‬
‫ﻳﻦ ا ْﻫﺘَ َﺪ ْوا زَا َد ُﻫ ْﻢ ُﻫ ًﺪى َوآﺗَﺎ ُﻫ ْﻢ ﺗَ ْﻘ َﻮا ُﻫ ْﻢ‬

5
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah
menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan
balasan ketaqwaannya. ” (QS. Muhammad: 17).
Ibnu Mas’ud berkata,

‫ﻛﺎن اﻟﺮﺟﻞ ﻣﻨﺎ إذا ﺗﻌﻠﻢ ﻋﴩ آﻳﺎت ﻳﺠﺎوزﻫﻦ ﺣﺘﻰ‬


‫ واﻟﻌﻤﻞ ﺑﻬﻦ‬،‫ﻳﻌﺮف ﻣﻌﺎﻧﻴﻬﻦ‬
“Dahulu orang-orang di antara kami (yaitu para sahabat
Nabi) mempelajari sepuluh ayat Qur’an, lalu mereka tidak
melampauinya hingga mengetahui makna-maknanya, serta
mengamalkannya.” (Muqoddimah Tafsir Ibnu Katsir)
Adz Dzahabi berkata,

‫واﻣﺎ اﻟﻴﻮم ﻓ ﺑﻘﻲ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻮم اﻟﻘﻠﻴﻠﺔ اﻻ اﻟﻘﻠﻴﻞ ﰲ‬


‫أﻧﺎس ﻗﻠﻴﻞ ﻣﺎ أﻗﻞ ﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﺑﺬﻟﻚ اﻟﻘﻠﻴﻞ‬
‫ﻓﺤﺴﺒﻨﺎ ﷲ وﻧﻌﻢ اﻟﻮﻛﻴﻞ‬
“Adapun hari ini: ilmu sedikit yang tersisa hanyalah sedikit
yang ditemui pada orang-orang yang jumlahnya pun sedikit.
Yang mengamalkannya pun sedikit. Hasbunallah wa ni’mal
wakil, hanya Allah yang memberikan kecukupan dan
pertolongan” (Tadzkirotul Hafizh, 3: 1031).

6
3– Bergaul dengan orang-orang yang sholih
Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab
utama yang membantu para sahabat Nabi untuk tetap
semangat dalam iman adalah keberadaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah
mereka.
Allah Ta’ala berfirman,

‫ﷲ َو ِﻓﻴ ُﻜ ْﻢ‬ ِ ‫ﺎت‬ ُ َ‫َوﻛَ ْﻴ َﻒ ﺗَ ْﻜ ُﻔ ُﺮونَ َوأَﻧْﺘُ ْﻢ ﺗُﺘْ َﲆ َﻋﻠَ ْﻴ ُﻜ ْﻢ آﻳ‬


‫ﴏ ٍاط ُﻣ ْﺴﺘَ ِﻘ ٍﻴﻢ‬
َ ِ ‫َر ُﺳﻮﻟُ ُﻪ َو َﻣ ْﻦ َﻳ ْﻌﺘَ ِﺼ ْﻢ ﺑِﺎ ِ ﻓَ َﻘ ْﺪ ُﻫ ِﺪ َي إِ َﱃ‬
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir,
sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan
Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan
barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah
maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran: 101).
Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan
orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫اﻟﺼﺎ ِد ِﻗ‬
‫ﷲ َوﻛُﻮﻧُﻮا َﻣ َﻊ ﱠ‬ َ ‫ﻳَﺎ أَ ﱡﻳ َﻬﺎ اﻟ ِﱠﺬ‬
َ ‫ﻳﻦ آ َﻣ ُﻨﻮا اﺗﱠﻘُﻮا‬

7
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah,
dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada


kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan
kebaikan dan sering menasehati kita. Karena dengan
sahabat baiklah yang membuat agama kita semakin kokoh.
Dari Abu Musa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﺎﺣ ِﺐ‬ِ ‫اﻟﺴ ْﻮ ِء ﻛَ َﻤﺜَﻞِ َﺻ‬ ‫ﻴﺲ ﱠ‬ ِ ِ‫اﻟﺼﺎﻟِ ِﺢ َواﻟْ َﺠﻠ‬‫ﻴﺲ ﱠ‬ ِ ِ‫َﻣﺜ َُﻞ اﻟْ َﺠﻠ‬
‫ﺎﺣ ِﺐ اﻟْ ِﻤ ْﺴ ِﻚ‬ ِ ‫ َﻻ َﻳ ْﻌ َﺪ ُﻣ َﻚ ِﻣ ْﻦ َﺻ‬، ‫ َوﻛِ ِ اﻟْ َﺤ ﱠﺪا ِد‬، ‫اﻟْ ِﻤ ْﺴ ِﻚ‬
‫ َوﻛِ ُ اﻟْ َﺤ ﱠﺪا ِد ﻳُ ْﺤﺮ ُِق ﺑَ َﺪﻧَ َﻚ‬، ‫ أَ ْو ﺗَ ِﺠ ُﺪ رِﻳ َﺤ ُﻪ‬، ‫إِ ﱠﻣﺎ ﺗَﺸْ َ ِﱰﻳ ِﻪ‬
‫أَ ْو ﺛ َ ْﻮﺑَ َﻚ أَ ْو ﺗَ ِﺠ ُﺪ ِﻣ ْﻨ ُﻪ رِﻳ ًﺤﺎ َﺧﺒِﻴﺜَ ًﺔ‬
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih
dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan
pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak
dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli
darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman
dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan

8
atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat
baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101)
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah mengatakan, “Hadits ini
menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang
dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini
juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-
orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan
dunia.” (Fathul Bari, 4: 324)
Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat
dengan orang sholih.

Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

‫ﻧَﻈْ ُﺮ اﳌ ُ ْﺆ ِﻣﻦِ إِ َﱃ اﳌ ُ ْﺆ ِﻣﻦِ ﻳَ ْﺠﻠُﻮ اﻟ َﻘﻠ َْﺐ‬


“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain
akan mengilapkan hati.” (Siyar A’lam An Nubala’, 8: 435)
Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang
sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya,
jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak
tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang
sholih lainnya.

9
‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami
memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih
dan merasa diri penuh kekurangan.”

Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda,


maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”
(Lihat Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain
Al ‘Afani, hal. 466)
Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu
Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau
muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau
ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami
segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat.
Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan
mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua
kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan
perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”. (Lihat Shahih Al
Wabilush Shoyyib, hal. 94-95)

4- Bersifat pertengahan
Di antara sebab yang membuat seseorang cepat futur
dalam belajar adalah sikap terlalu berlebihan (esktrim).

10
Terlalu mempress dirinya untuk belajar tanpa mengenal
waktu, tanpa istirahat badan dan tidak memperhatikan
tubuhnya.

Cobalah ambil pelajaran dari hadits berikut ini.

Dari Mujahid, ia berkata, aku dan Yahya bin Ja’dah pernah


menemui salah seorang Anshor yang merupakan sahabat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, para
sahabat Rasul membicarakan bekas budak milik Bani
‘Abdul Muthollib. Ia berkata bahwa ia biasa shalat malam
(tanpa tidur) dan biasa berpuasa (setiap hari tanpa ada
waktu luang untuk tidak puasa). Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pun bersabda, “Akan tetapi aku tidur dan aku shalat
malam. Aku pun puasa, namun ada waktu bagiku untuk
tidak berpuasa. Siapa yang mencontohiku, maka ia
termasuk golonganku. Siapa yang benci terhadap ajaranku,
maka ia bukan termasuk golonganku. Setiap amal itu ada
masa semangat dan ada masa malasnya. Siapa yang rasa
malasnya malah menjerumuskan pada bid’ah, maka ia
sungguh telah sesat. Namun siapa yang rasa malasnya
masih di atas ajaran Rasul, maka dialah yang mendapat
petunjuk.” (HR. Ahmad 5: 409).

11
Kita mesti bersikap pertengahan termasuk pula dalam
belajar agar sikap semangat bisa terus dijaga.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasehati
‘Abdullah bin ‘Amr,

‫ﻟِﻨَﻔ ِْﺴ َﻚ َﻋﻠَ ْﻴ َﻚ َﺣ ﱞﻖ َوﻷَ ْﻫﻠِ َﻚ َﻋﻠَ ْﻴ َﻚ َﺣ ﱞﻖ‬


“Dirimu itu memiliki hak yang mesti diperhatikan. Begitu pula
keluargamu memiliki hak yang mesti diperhatikan.” (HR.
Ahmad 2: 200. Sanad hadits ini hasan).
Begitu pula amalan yang terbaik adalah amalan yang
pertengahan dan rutin, walau jumlahnya sedikit. Dari
‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫َوإِنﱠ أَ َﺣ ﱠﺐ اﻷَ ْﻋ َ ِل إِ َﱃ‬


‫ﷲ َﻣﺎ َدا َم َو ِإنْ ﻗ ﱠَﻞ‬
“Sesungguhnya amalan yang paling dicintai di sisi Allah
adalah yang rutin (kontinu) walau jumlahnya sedikit.” (HR.
Bukhari no. 5861 dan Muslim no. 782).
5- Perbanyak do’a pada Allah agar tetap terus semangat
Dalam Al Qur’an Allah Ta’ala memuji orang-orang yang
beriman yang selalu berdo’a kepada-Nya untuk meminta
keteguhan iman, termasuk dalam hal ini adalah semangat
dalam belajar. Allah Ta’ala berfirman,

12
َ ِ‫َوﻛَﺄَﻳﱢ ْﻦ ِﻣ ْﻦ ﻧَﺒ ﱟِﻲ ﻗَﺎﺗ ََﻞ َﻣ َﻌ ُﻪ ِرﺑﱢ ﱡﻴﻮنَ ﻛَ ِﺜ ٌ ﻓَ َ َو َﻫ ُﻨﻮا ﻟ‬
‫ﷲ‬
ُ ‫ﷲ َو َﻣﺎ َﺿ ُﻌﻔُﻮا َو َﻣﺎ ْاﺳﺘَﻜَﺎﻧُﻮا َو‬ ِ ِ‫أَ َﺻﺎﺑَ ُﻬ ْﻢ ِﰲ َﺳﺒِﻴﻞ‬
‫( َو َﻣﺎ ﻛَﺎنَ ﻗَ ْﻮﻟَ ُﻬ ْﻢ إِ ﱠﻻ أَنْ ﻗَﺎﻟُﻮا َرﺑﱠﻨَﺎ‬١٤٦) ‫ِﻳﻦ‬ ‫ﻳُ ِﺤ ﱡﺐ ﱠ‬
َ ‫اﻟﺼﺎ ِﺑﺮ‬
‫ﴫﻧَﺎ‬ ْ ُ ْ‫ﴎاﻓَﻨَﺎ ِﰲ أَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ َوﺛَﺒﱢ ْﺖ أَﻗْ َﺪا َﻣﻨَﺎ َواﻧ‬ َ ْ ِ‫ا ْﻏ ِﻔ ْﺮ ﻟَﻨَﺎ ُذﻧُﻮﺑَﻨَﺎ َوإ‬
‫اب اﻟ ﱡﺪﻧْ َﻴﺎ‬ َ ‫ﷲ ﺛ َ َﻮ‬ ُ ‫( ﻓَﺂﺗَﺎ ُﻫ ُﻢ‬١٤٧) ‫ِﻳﻦ‬ َ ‫َﻋ َﲆ اﻟْ َﻘ ْﻮ ِم اﻟْﻜَﺎ ِﻓﺮ‬
١٤٨) َ ‫ﷲ ُﻳ ِﺤ ﱡﺐ اﻟْ ُﻤ ْﺤ ِﺴ ِﻨ‬ ُ ‫اﻵ ِﺧ َﺮ ِة َو‬ َ ْ ‫اب‬ِ ‫َو ُﺣ ْﺴ َﻦ ﺛَ َﻮ‬
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-
sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang
bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana
yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai
orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain
ucapan: ‘Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan
tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan
kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir‘. Karena itu Allah memberikan
kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di
akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan” (QS. Ali ‘Imran: 146-148).

13
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

ْ ُ ْ‫َرﺑﱠﻨَﺎ أَﻓْ ِﺮ ْغ َﻋﻠَ ْﻴﻨَﺎ َﺻ ْ ًﱪا َوﺛ َ ﱢﺒ ْﺖ أَﻗْ َﺪا َﻣﻨَﺎ َواﻧ‬
‫ﴫﻧَﺎ َﻋ َﲆ اﻟْ َﻘ ْﻮ ِم‬
َ ‫اﻟْﻜَﺎ ِﻓﺮ‬
‫ِﻳﻦ‬
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan
teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap
orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah: 250)
Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran
adalah,

‫َرﺑﱠ َﻨﺎ َﻻ ﺗُ ِﺰ ْغ ﻗُﻠُﻮﺑَ َﻨﺎ ﺑَ ْﻌ َﺪ إِ ْذ َﻫ َﺪﻳْﺘَ َﻨﺎ َو َﻫ ْﺐ ﻟَ َﻨﺎ ِﻣ ْﻦ ﻟَ ُﺪﻧْ َﻚ‬


ُ ‫َر ْﺣ َﻤ ًﺔ إِﻧﱠ َﻚ أَﻧْ َﺖ اﻟْ َﻮ ﱠﻫ‬
‫ﺎب‬
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari
sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha
Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 8)
Do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam panjatkan adalah,

‫ُﻮب ﺛ َ ﱢﺒ ْﺖ ﻗَﻠْﺒِﻰ َﻋ َﲆ ِدﻳ ِﻨ َﻚ‬


ِ ‫ﻳَﺎ ُﻣ َﻘﻠ َﱢﺐ اﻟْ ُﻘﻠ‬
14
“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat
yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di
atas agama-Mu).”
Ummu Salamah pernah menanyakan kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kenapa do’a
tersebut yang sering beliau baca. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam seraya menjawab,

‫ﻳَﺎ أُ ﱠم َﺳﻠَ َﻤ َﺔ إِﻧﱠ ُﻪ ﻟَ ْﻴ َﺲ آ َد ِﻣ ﱞﻰ إِﻻﱠ َوﻗَﻠْ ُﺒ ُﻪ ﺑَ ْ َ أُ ْﺻ ُﺒ َﻌ ْ ِ ِﻣ ْﻦ‬


‫ﷲ ﻓَ َﻤ ْﻦ ﺷَ ﺎ َء أَﻗَﺎ َم َو َﻣ ْﻦ ﺷَ ﺎ َء أَزَا َغ‬
ِ ِ‫أَ َﺻﺎ ِﺑﻊ‬
“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu
berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah
kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam
iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa
menyesatkannya.” (HR. Tirmidzi no. 3522. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam riwayat lain dikatakan,

ِ ‫ُﻮب ِﺑ َﻴ ِﺪ‬
‫ﷲ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ ﻳُ َﻘﻠﱢ ُﺒ َﻬﺎ‬ َ ‫إِنﱠ اﻟْ ُﻘﻠ‬
“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla,
Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3: 257.

15
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits
ini kuat sesuai syarat Muslim)
Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat,

‫ﷲ ﺛ ُ ﱠﻢ ْاﺳﺘَﻘَﺎ ُﻣﻮا ﺗَﺘَﻨَ ﱠﺰ ُل َﻋﻠَ ْﻴ ِﻬ ُﻢ‬ ُ ‫ﻳﻦ ﻗَﺎﻟُﻮا َرﺑﱡﻨَﺎ‬ َ ‫إِنﱠ اﻟ ِﱠﺬ‬
‫ﴩوا ﺑِﺎﻟْ َﺠﻨﱠ ِﺔ اﻟﱠ ِﺘﻲ‬ ُ ِ ْ‫اﻟْ َﻤﻼﺋِ َﻜ ُﺔ أَﻻ ﺗَ َﺨﺎﻓُﻮا َوﻻ ﺗَ ْﺤ َﺰﻧُﻮا َوأَﺑ‬
َ‫ﻛُﻨْﺘُ ْﻢ ﺗُﻮ َﻋ ُﺪون‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami
ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30); ia pun berdo’a, “Allahumma
anta robbuna, farzuqnal istiqomah (Ya Allah, Engkau adalah
Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).”
(Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 245)

Semoga bermanfaat dan moga semangat tidak kendor


dalam belajar ilmu diin. Hanya Allah yang memberi taufik.

16
Sumber : https://rumaysho.com/3315-kiat-agar-semangat-
tidak-kendor-dalam-belajar-islam.html

17

Anda mungkin juga menyukai