1
ﺑﻬﺬا ارﺗﻔﻊ اﻟﻘﻮم
“Dengan ikhlas, semakin mulialah suatu kaum.” (Ta’zhimul
‘Ilmi, hal. 25).
Guru kami, Syaikh Sholih Al ‘Ushoimi berkata,
2
Guru kami, Syaikh Sholih Al ‘Ushoimi lalu berkata,
ِ أﺗﻴﺖ ﻋﲆ
، ﺑﻌﻀﻪ ٍ
ُ ﻓﺈذا، ﺑﺤﺪﻳﺚ وﱄ ﻧﻴ ٌﺔ ُر ﱠ ﺎ أُﺣ ﱢﺪث
ٍ ﻳﺤﺘﺎج إﱃ ﻧ ﱠﻴ
ﺎت ُ ﻓﺈذا اﻟﺤﺪﻳﺚُ اﻟﻮاﺣ ُﺪ، ﺗﻐ ﱠ ت ﻧ ﱠﻴﺘﻲ
“Terkadang ketika aku menyampaikan satu hadits, aku
butuh pada niat. Lalu jika beralih pada hadits yang lain,
maka berubah pula niatku. Sehingga satu hadits itu butuh
3
pada beberapa niat.” (Disebutkan oleh Ibnu Rajab
dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam).
Bisa jadi seseorang dalam belajar pada awalnya ingin
mengharap ridho selain Allah, namun ilmu nantinya yang
mengantarkan dia pada ridho Allah. Ad Daruquthi berkata,
2- Mengamalkan ilmu
Mengamalkan ilmu membuat seseorang semakin kokoh dan
semangat untuk meraih ilmu lainnya. Sedangkan enggan
mengamalkan ilmu adalah sebab hilangnya barokah ilmu.
Bahkan karena tidak mengamalkannya, itu bisa jadi
argumen untuk menjatuhkan diri seorang penuntut ilmu.
Allah telah mencela orang-orang semacam ini dalam ayat,
4
َ ﻳَﺎ أَ ﱡﻳ َﻬﺎ اﻟ ِﱠﺬ
( ﻛ ُ ََﱪ٢) َﻳﻦ آ َﻣ ُﻨﻮا ﻟِ َﻢ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮنَ َﻣﺎ َﻻ ﺗَ ْﻔ َﻌﻠُﻮن
(٣) َﷲ أَنْ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮا َﻣﺎ َﻻ ﺗَ ْﻔ َﻌﻠُﻮنِ َﻣ ْﻘﺘًﺎ ِﻋ ْﻨ َﺪ
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-
apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. Ash Shaff: 3).
Jika seseorang mengamalkan ilmu, maka Allah akan
semakin memudahkan ia mendapatkan taufik untuk meraih
ilmu lainnya. Selain itu, mengamalkannya semakin
menolongnya membedakan antara yang benar dan yang
keliru. Allah Ta’ala berfirman,
َ َواﻟ ِﱠﺬ
ﻳﻦ ا ْﻫﺘَ َﺪ ْوا زَا َد ُﻫ ْﻢ ُﻫ ًﺪى َوآﺗَﺎ ُﻫ ْﻢ ﺗَ ْﻘ َﻮا ُﻫ ْﻢ
5
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah
menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan
balasan ketaqwaannya. ” (QS. Muhammad: 17).
Ibnu Mas’ud berkata,
6
3– Bergaul dengan orang-orang yang sholih
Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab
utama yang membantu para sahabat Nabi untuk tetap
semangat dalam iman adalah keberadaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah
mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
َ اﻟﺼﺎ ِد ِﻗ
ﷲ َوﻛُﻮﻧُﻮا َﻣ َﻊ ﱠ َ ﻳَﺎ أَ ﱡﻳ َﻬﺎ اﻟ ِﱠﺬ
َ ﻳﻦ آ َﻣ ُﻨﻮا اﺗﱠﻘُﻮا
7
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah,
dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119).
ﺎﺣ ِﺐِ اﻟﺴ ْﻮ ِء ﻛَ َﻤﺜَﻞِ َﺻ ﻴﺲ ﱠ ِ ِاﻟﺼﺎﻟِ ِﺢ َواﻟْ َﺠﻠﻴﺲ ﱠ ِ َِﻣﺜ َُﻞ اﻟْ َﺠﻠ
ﺎﺣ ِﺐ اﻟْ ِﻤ ْﺴ ِﻚ ِ َﻻ َﻳ ْﻌ َﺪ ُﻣ َﻚ ِﻣ ْﻦ َﺻ، َوﻛِ ِ اﻟْ َﺤ ﱠﺪا ِد، اﻟْ ِﻤ ْﺴ ِﻚ
َوﻛِ ُ اﻟْ َﺤ ﱠﺪا ِد ﻳُ ْﺤﺮ ُِق ﺑَ َﺪﻧَ َﻚ، أَ ْو ﺗَ ِﺠ ُﺪ رِﻳ َﺤ ُﻪ، إِ ﱠﻣﺎ ﺗَﺸْ َ ِﱰﻳ ِﻪ
أَ ْو ﺛ َ ْﻮﺑَ َﻚ أَ ْو ﺗَ ِﺠ ُﺪ ِﻣ ْﻨ ُﻪ رِﻳ ًﺤﺎ َﺧﺒِﻴﺜَ ًﺔ
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih
dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan
pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak
dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli
darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman
dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan
8
atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat
baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101)
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah mengatakan, “Hadits ini
menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang
dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini
juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-
orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan
dunia.” (Fathul Bari, 4: 324)
Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat
dengan orang sholih.
9
‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami
memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih
dan merasa diri penuh kekurangan.”
4- Bersifat pertengahan
Di antara sebab yang membuat seseorang cepat futur
dalam belajar adalah sikap terlalu berlebihan (esktrim).
10
Terlalu mempress dirinya untuk belajar tanpa mengenal
waktu, tanpa istirahat badan dan tidak memperhatikan
tubuhnya.
11
Kita mesti bersikap pertengahan termasuk pula dalam
belajar agar sikap semangat bisa terus dijaga.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasehati
‘Abdullah bin ‘Amr,
12
َ َِوﻛَﺄَﻳﱢ ْﻦ ِﻣ ْﻦ ﻧَﺒ ﱟِﻲ ﻗَﺎﺗ ََﻞ َﻣ َﻌ ُﻪ ِرﺑﱢ ﱡﻴﻮنَ ﻛَ ِﺜ ٌ ﻓَ َ َو َﻫ ُﻨﻮا ﻟ
ﷲ
ُ ﷲ َو َﻣﺎ َﺿ ُﻌﻔُﻮا َو َﻣﺎ ْاﺳﺘَﻜَﺎﻧُﻮا َو ِ ِأَ َﺻﺎﺑَ ُﻬ ْﻢ ِﰲ َﺳﺒِﻴﻞ
( َو َﻣﺎ ﻛَﺎنَ ﻗَ ْﻮﻟَ ُﻬ ْﻢ إِ ﱠﻻ أَنْ ﻗَﺎﻟُﻮا َرﺑﱠﻨَﺎ١٤٦) ِﻳﻦ ﻳُ ِﺤ ﱡﺐ ﱠ
َ اﻟﺼﺎ ِﺑﺮ
ﴫﻧَﺎ ْ ُ ْﴎاﻓَﻨَﺎ ِﰲ أَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ َوﺛَﺒﱢ ْﺖ أَﻗْ َﺪا َﻣﻨَﺎ َواﻧ َ ْ ِا ْﻏ ِﻔ ْﺮ ﻟَﻨَﺎ ُذﻧُﻮﺑَﻨَﺎ َوإ
اب اﻟ ﱡﺪﻧْ َﻴﺎ َ ﷲ ﺛ َ َﻮ ُ ( ﻓَﺂﺗَﺎ ُﻫ ُﻢ١٤٧) ِﻳﻦ َ َﻋ َﲆ اﻟْ َﻘ ْﻮ ِم اﻟْﻜَﺎ ِﻓﺮ
١٤٨) َ ﷲ ُﻳ ِﺤ ﱡﺐ اﻟْ ُﻤ ْﺤ ِﺴ ِﻨ ُ اﻵ ِﺧ َﺮ ِة َو َ ْ ابِ َو ُﺣ ْﺴ َﻦ ﺛَ َﻮ
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-
sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang
bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana
yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai
orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain
ucapan: ‘Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan
tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan
kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami
terhadap kaum yang kafir‘. Karena itu Allah memberikan
kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di
akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan” (QS. Ali ‘Imran: 146-148).
13
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
ْ ُ َْرﺑﱠﻨَﺎ أَﻓْ ِﺮ ْغ َﻋﻠَ ْﻴﻨَﺎ َﺻ ْ ًﱪا َوﺛ َ ﱢﺒ ْﺖ أَﻗْ َﺪا َﻣﻨَﺎ َواﻧ
ﴫﻧَﺎ َﻋ َﲆ اﻟْ َﻘ ْﻮ ِم
َ اﻟْﻜَﺎ ِﻓﺮ
ِﻳﻦ
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan
teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap
orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah: 250)
Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran
adalah,
ِ ُﻮب ِﺑ َﻴ ِﺪ
ﷲ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ ﻳُ َﻘﻠﱢ ُﺒ َﻬﺎ َ إِنﱠ اﻟْ ُﻘﻠ
“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla,
Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3: 257.
15
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits
ini kuat sesuai syarat Muslim)
Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat,
ﷲ ﺛ ُ ﱠﻢ ْاﺳﺘَﻘَﺎ ُﻣﻮا ﺗَﺘَﻨَ ﱠﺰ ُل َﻋﻠَ ْﻴ ِﻬ ُﻢ ُ ﻳﻦ ﻗَﺎﻟُﻮا َرﺑﱡﻨَﺎ َ إِنﱠ اﻟ ِﱠﺬ
ﴩوا ﺑِﺎﻟْ َﺠﻨﱠ ِﺔ اﻟﱠ ِﺘﻲ ُ ِ ْاﻟْ َﻤﻼﺋِ َﻜ ُﺔ أَﻻ ﺗَ َﺨﺎﻓُﻮا َوﻻ ﺗَ ْﺤ َﺰﻧُﻮا َوأَﺑ
َﻛُﻨْﺘُ ْﻢ ﺗُﻮ َﻋ ُﺪون
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami
ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30); ia pun berdo’a, “Allahumma
anta robbuna, farzuqnal istiqomah (Ya Allah, Engkau adalah
Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).”
(Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 245)
16
Sumber : https://rumaysho.com/3315-kiat-agar-semangat-
tidak-kendor-dalam-belajar-islam.html
17