Anda di halaman 1dari 18

PENDDIKAN AGAMA ISLAM

ETOS KERJA

Dibuat oleh :
AKHNES NOVIYANTI
XIIAK1 / 02
ETOS KERJA
Adalah semangat kerja yang menjadi ciri
khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok
Islam mengajarkan pemeluknya untuk
beretos kerja. Artinya, pada diri setiap
muslim harus tercermin perilaku suka
bekerja keras penuh semangat sebagai
ciri khasnya
Karakteristik etos kerja dapat dipelajari di dalam
surat :
• QS. Al-Mujadallah ayat 11
• QS. Al-Kahfi ayat 29
• QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10

Etos kerja islami memiliki karakteristik tidaksaja


bekerja penuh semangat dalam mencari harta
tetapi juga dalam mencari ilmu. Tidak hanya
mengejar dunia tetapi juga akhirat, keduanya
harus seimbang.
QS. Al-Mujadallah ayat 11

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mujadallah ayat 11


yang artinya:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu :


‘Berlapang-lapanglah dalam majlis’, Maka lapangkanlah
niscahya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila
dikatakan : ‘Berdirilah kamu’, Maka berdirilah, niscahya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang dibri ilmu pengetahuan beberapa deajat dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Kandungan QS. Al-Mujadallah ayat 11

Berdasarkan arti dan latar belakang turunnya surat ini,


terdapat beberapa kandungan yang bisa diambil, yaitu :
1. Para sahabat Rasulullah senantiasa ingin selalu
bersama Rasullullah SAW untuk mendapatkan
pelajaran dari beliau, karena pelajaran beliau banyak
megandung kebaikan dan keutamaan.
2. Suruhan untuk memberikan kelapangan keadaan
orang lain dalam majlis ilmu, majlis dziir dan segala
majlis yang sifatnya mentaati Allah SWT dan Rasul-
Nya.
4. Seruan untuk melaksanakan hal-hal baik dan ridha
Allah dengan cara yang sebaik-baiknya.
5. Umat islam diwajibkan untuk menuntut ilmu dan
mengamalkannya, karena ilmu tidak ada
manfaatnya apabila tidak diamalkan dalam
kehidupan.
6. Umat islam diperintahkan untuk mensinergikan
antara iman dan ilmu, sebab ilmu tanpa iman akan
menjadi buta dan iman tanpa ilmu akan lumpuh.
7. Allah akan mengangkat derajat (mengistimewakan)
orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan.
Ajaran Islam untuk beretos kerja dalam ayat ini
terutama sekali dalam hal menuntut ilmu. Bahkan
ditegaskan bahwa bagi orang yang beriman dan
berilmu akan ditinggalkan derajatnya oleh Allah
SWT.

Rasullullah bersabda:
“perumpamaan orang berilmu adalah seperti orang yang
membawa lentera di jalan yang gelap. Ia menerangi orang-
orang yang berjalan dengannya dan mereka mendoakan
kebaikan baginnya”. (HR. Ad-Darimi)
Perilaku yang mencerminakan pengamalan
QS. Al-Mujadallah ayat 11
• Lapang dada dan menghormati sesama manusia
• Mau memberi tempat kepada orang yang lebih
tua dan yang dituakan
• Patuh dan taat kepada Rasullulah dengan
senantiasa mengamalkan sennahnya
• Belajar giat meraih kesuksesan dan sangat
mencintai ilmu pengetahuan
• Menyeimbangkan ilmu dan iman,
tafakkur dan tadzakkur
QS. Al-Kahfi ayat 29

Dijelaskan dalam surat Al-Kahfi ayat 29 bahwa Allah SWT


berfirman:

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka


barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya
Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta
minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti
besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman
yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”
Kandungan QS. Al-Kahfi ayat 29
Surat ini menjelaskan bahwa kebenaran berasal dari
Tuhan. Dalam menghadapi atau menerima
kebenaran tidak terdapat perbedaan antara si kaya
atau si miskin. Si kaya yang ingin beriman,
berimanlah. Si miskin yang ingin beriman,
berimanlah. Seseorang yang ingin kafir dipersilakan
oleh Allah swt. Dalam ayat ini Allah swt,
membebaskan manusia untuk menentukan pilihan.
Sebelum menentukan pilihan, manusia sudah diberi
tahu bahwa kebenaran berasal dari Allah swt.
Allah swt mengaruniakan manusia berupa akal. Manusia
mempergunakan akal tersebut untuk berpikir dan
memilih beriman atau kafir. Jika seseorang memilih
beriman, berarti ia telah menuruti kata hati atau suara
akal. Bagi orang-orang yang memilih kafir, mereka akan
menanggung akibat pilihannya itu. Bukan orang lain yang
akan bertanggung jawab terhadap pilihannya.

Beriman atau kafir merupakan suatu hal yang harus


dipilih. Allah telah memberi kebebasan kepada manusia
untuk menjatuhkan pilihan. Di balik pilihan yang
disediakan terdapat akibat yang telah menunggu. Orang-
orang kafir telah menzalimi diri mereka sendiri. Mereka
menolak kebenaran yang datang dari Allah swt.
Mereka menolak atau mengingkari kata hatinya tentang
kebenaran yang datang dari-Nya. Bagi mereka yang memilih
kafir atau menzalimi diri sendiri, neraka menjadi tempat
kembalinya. Mereka terkepung di dalarn neraka dan tidak
dapat keluar. Pagar neraka terlalu kukuh untuk dilewati
manusia yang ada di dalamnya.
Ayat 29 Surah al-Kahfi juga menjelaskan bahwa orang-orang
yang ada di dalam neraka jika mereka minum, mereka akan
diberi minum. Akan tetapi, minuman yang mereka terima
berupa air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan wajah. Jika penghuni neraka meminum air
tersebut, haus yang mereka rasakan tidak hilang. Semakin
diminum penghuni neraka akan merasakan kesengsaraan.
Wajah mereka hangus oleh panasnya api neraka dan
panasnya minuman yang mereka minum.
Minuman yang disediakan untuk penghuni neraka
merupakan minuman yang paling buruk. Manusia belum
pernah melihat, bahkan membayangkan minuman tersebut
di dunia. Akan tetapi, sejelek-jelek minuman itulah yang
akan diterima oleh penghuni neraka (mereka yang memilih
kafir). Selain menjelaskan tentang seburuk-buruknya
minuman, ayat ini juga menjelaskan bahwa neraka
merupakan tempat istirahat yang paling jelek.

Beginilah akibat yang akan diterima orang-orang yang


memilih kafir. Mereka selama di dunia sombong dengan
kedudukannya dan menolak kebenaran yang datang dari
Allah swt. Di akhirat kelak mereka akan tinggal di neraka
dan diberi minuman yang paling buruk. Selain itu, orang-
orang yang memilih kafir juga diberi tempat istirahat yang
paling buruk.
QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10

Ajaran Islam tentang etos kerja terdapat dalam ayat 9-10


surat ini. Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan


shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada megingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui (9). Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah sebanyak-bnayaknya supaya kamu beruntung(10)”
Kandungan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10
Agar kita dapat meraih kebahagiaan dunia sekaligus
kebahagiaan akhirat maka hendaklah ada keseimbangan
dalam menjalin kehidupan ini. Kita tidak dibenarkan
hanya mencari kebahagiaan dunia saja atau hanya
akhirat saja. Apa artinya kebahagiaan dunia yang
sementara ini, kalau nanti di akhirat kita mendapatkan
siksa Allah SWT. Dunia hendaklah kita jadikan lahan
untuk bercocok tanam amal untuk kita panen dikampung
akhirat. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam
QS. Al-Qasas ayat 77 :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangan
kamu lupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) dunia”
Beberapa poin kandungan QS. Al-Jumu’ah ayat 9-10
1. Seruan terhadap orang-orang beriman apabila sudah
saatnya shalat Jumu’ah segera melaksanakan shalat jumu’ah
terutama ketka adzan sudah dkumandangkan.
2. Agar seruan dapat dilaksanakan, bagi orang yang beriman
wajib meninggalkan segala kegiatannya yang tidak ada
hubungannya dengan shalat jumu’ah.
3. Apabila shalat jumu’ah telah dilaksanakan, maka umat islam
hendaknya melanjutkan kembali kegiatannya yang baik dan
diridhai Allah SWT.
4. Dalam tugas atau bekerja umat islam hendaknya senantiasa
mengirngi dengan mengingat Allah (dzikrullah) sebanyak-
banyaknya.
5. Ayat ini menggambarkan pentignya keseimbangan dalam
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Perilaku yang mencerminka pengamalan QS.
Al- Jumu’ah ayat 9-10
Berdasarkan keterangan-keterangan ayat Qur’an yang lain,
tafsir serta hadis-hadis kandungan QS. Al Jumu’ah 9-10
tentang etos kerja bisa diwujudkan dalam perilaku :
• Bekerja keras
• Tetap menunaikan ibadah dengan baik, di tengah suasana
kerja
• Tidak meninggalkan kewajiban kepada Allah dan
mengutamakan ibadah dalam bekerja
• Melaksanakan ibadah Jumu’ah sekalipun dalam suasana sibuk
dengan pekerjaan
• Tidak memisahkan antara kerja dan ibadah
• Menerima hsilnya dengan ikhlas dan qana’ah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai