Anda di halaman 1dari 20

AYAT-AYAT TENTANG

DEMOKRASI

OLEH: RIZQY ARUM FAUZI (28)


X AKUNTANSI 3
STANDAR KOMPETENSI
 KOMPETENSI DASAR :
 5.1 Membaca QS Ali Imran; 159 dan QS Asy Syura;
38.
 5.2 Menyebutkan arti QS Ali Imran 159 dan QS Asy
Syura; 38.
 5.3 Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti
terkandung dalam QS Ali Imran 159, dan QS Asy
Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari.
TUJUAN
 TUJUAN MODUL :  A. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Siswa dapat :  Setelah mempelajari kegiatan ini anda
diharapkan mempunyai kemampuan sesuai
 1. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu
indikator dibawah ini :
kata
 1. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu
 2. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu
kata
kalimat/ayat
 2. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu
 3. Menentukan hukum bacaan idzhar,
kalimat/ayat
idgham, ihfa’, iqlab dan qalqalah
 3. Menentukan hukum bacaan idzhar,
 4. Menyebutkan ma’anil mufradat
idgham, ihfa’, iqlab dan qalqalah
 Q.S Ali Imran 159  4. Menyebutkan ma’anil mufradat
 Q.S sy Syura 38  Q.S Ali Imran 159
 5. Menerjemahkan Q.S Ali Imran 159 dan  Q.S sy Syura 38
Asy Yura 38
 5. Menerjemahkan Q.S Ali Imran 159 dan
 6. Menyimpulkan kandungan Q.S Ali Asy Yura 38
Imran 159 dan Asy Yura 38
 6. Menyimpulkan kandungan Q.S Ali
 7. Menampilkan perilaku yang Imran 159 dan Asy Yura 38
mencerminkan pengamalan dari Q.S Ali
 7. Menampilkan perilaku yang
Imran 159 dan Asy Yura 38
mencerminkan pengamalan dari Q.S Ali
Imran 159 dan Asy Yura 38
PRINSIP DEMOKRASI
 Menurut Sadek, J. Sulaymân, dalam demokrasi terdapat
sejumlah prinsip yang menjadi standar baku. Di antaranya:
 • Kebebasan berbicara setiap warga negara
 .• Pelaksanaan pemilu untuk menilai apakah pemerintah yang
berkuasa layak didukung kembali atau harus diganti.
 • Kekuasaan dipegang oleh suara mayoritas tanpa
mengabaikan kontrol minoritas
 Peranan partai politik yang sangat penting sebagai wadah
aspirasi politik rakyat.
 • Pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif
 • Supremasi hukum (semua harus tunduk pada hukum).
 • Semua individu bebas melakukan apa saja tanpa boleh
dibelenggu
Menurut Salim Ali al-Bahnasawi
Menurutnya, demokrasi mengandung sisi yang
baik yang tidak bertentangan dengan islam dan
memuat sisi negatif yang bertentangan dengan
Islam.Sisi baik demokrasi adalah adanya
kedaulatan rakyat selama tidak bertentangan
dengan Islam. Sementara, sisi buruknya adalah
penggunaan hak legislatif secara bebas yang
bisa mengarah pada sikap menghalalkan yang
haram dan menghalalkan yang haram.
Karena itu, ia menawarkan adanya islamisasi
demokrasi sebagai berikut:- menetapkan tanggung
jawab setiap individu di hadapan Allah.- Wakil rakyat
harus berakhlak Islam dalam musyawarah dan tugas-
tugas lainnya.- Mayoritas bukan ukuran mutlak dalam
kasus yang hukumnya tidak ditemukan dalam
Alquran dan Sunnah (al-Nisa 59) dan (al-Ahzab: 36).-
Komitmen terhadap islam terkait dengan persyaratan
jabatan sehingga hanya yang bermoral yang duduk di
parlemen.
KESIMPULAN
 KesimpulanDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak
sepenuhnya sejalan dengan Islam.Prinsip dan konsep
demokrasi yang sejalan dengan islam adalah keikutsertaan
rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan menurunkan
pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat
wakilnya.Adapun yang tidak sejalan adalah ketika suara rakyat
diberikan kebebasan secara mutlak sehingga bisa mengarah
kepada sikap, tindakan, dan kebijakan yang keluar dari rambu-
rambu ilahi.Karena itu, maka perlu dirumuskan sebuah sistem
demokrasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Yaitu di
antaranya:1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah
payung agama.2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan
aspirasinya3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan
dengan musyawarah.4. Suara mayoritas tidaklah bersifat
mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama dalam
musyawarah.
AYAT YANG MENERANGKAN
DEMOKRASI
 Ayat-ayat al-Qur’an tentang DemokrasiA. Surat Ali
Imran [3]: 159 tentang Musyawarah
ِ ‫يظ ْال َق ْل‬
 ‫ب‬ َ ِ‫اغل‬ َ ‫ظ‬ًّ ‫نت لَ ُهم َْولَ ْو ُكن َت َف‬
َ ِ‫ارحْ َم ٍة ِّم َناللّ ِهل‬ َ ‫َف ِب َم‬
َ ‫اورْ هُمْ فِياألَ ْم ِر َفإِ َذا َع َز ْم َت َف َت َو َّك ْل َعلَىاللّ ِهإِ َّناللّ َه ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل‬
‫ِين‬ َ ‫الَن َفضُّو ْا ِم ْن َح ْولِ َك َفاعْ فُ َع ْنه‬
َ ‫ُمْواسْ َت ْغ ِفرْ لَه‬
ِ ‫ُمْو َش‬
 Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.” (QS Ali Imran : 159)
 Kalau kita mempunyai persoalan, sedang kita sudah
memecahkannya dengan cara bermusyawarah yang kita
kehendaki maka kita serahkan saja kepada Allah SWT apa
hasil yang akan dicapai nanti. Karena sesungguhnya Allah
SWT menyukai orang-orang yang bertakwa dan berserah diri
kepadanya.Rasulullah saw telah memberikan contoh tentang
musyawarah. Menjelang perang Uhud terjadi perbedaan
pendapat antara beliau dengan sejumlah sahabat. Nabi SAW
berpendapat sebaiknya orang Islam bertahan di dalam kota,
tetapi sebagian sahabat beliau berpendapat agar musuh
dihadapi di luar kota. Nabi akhirnya menerima usul mereka
walaupun dengan berat hati. Setelah terbukti kalah dalam
perang itu, Nabi tetap bersikap lemah lembut kepada mereka.
Hal yang penting, selalu menyepakati sesuatu melalui
musyawarah, yaitu semua pihak harus teguh dengan pilihan
kesepakatannya, bukan menyesali hasil pilihan. Allah SWT
pasti akan membela mereka yang telah bersikap istiqamah dan
bertawakal kepada Allah.
 Oleh karen itu, dapat dipahami bahwa Islam mengajarkan
bahwa tatanan kehidupan muslim adalah mengedepankan
perdamaian yang menitik beratkan
demokrasi/musyawarah.Oleh sebab itu Q.S. Ali ‘Imran : 159
tersebut di atas mempunyai makna/pesan moral agar umat
Islam di dalam menjalankan kehidupannya baik dalam
berdakwah (mengajak orang lain) untuk memahami Islam,
atau berperan sebagai seorang pemimpin (khalifah)
hendaknya memperhatikan Q.S. Ali ‘Imran : 159 ( sebagai ciri
–ciri kepemimpinan yang baik) d. Mengedepankan
musyawarah dalam memecahkan suatu persoalan
(demokratis).
 e. Bertawakkal (memasrahkan diri segela urusan dan
keputusan musyarawah kepada Allah).
ISI KANDUNGAN DARI SURAT ALI-
IMRAN
 Allah SWT menjelaskan bahwa setiap manusia hidup di dunia
tidak terlepas dari problem dan persoalan yang dihadapi.
Untuk itu mereka harus dapat memecahkan masalah tersebut.
Adapun cara menyelesaikan persoalan hidup dalam surat Ali
Imran ayat 159 dijelaskan, harus dengan mencontoh dan
mengambil teladan dari nabi Muhammad SAW yaitu dengan
cara lemah lembut berdasarkan rahmat Allah SWT, setiap
persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah.Orang yang
selalu bersikap keras dalam menghadapi masalah maka ia akan
dijauhkan dalam pergaulan. Oleh karena itu, apabila kita
terlanjur berbuat salah dan berlaku kasar kepada orang lain
maka segeralah minta maaf atas segala kesalahan yang telah
diperbuat. Baik dengan tidak sengaja, apalagi disengaja.
Kesimpulan dari isi kandungan Surat
Ali-Imran yaitu :
 a. Berlaku lemah lembut terhadap sesama (bersikap simpatik). Maksudnya
adalah menjaga tutur kata dengan ucapan yang baik, tidak membuat orang
lain marah dan tersinggung, justru merasa dihargai, dan berkomunikasi yang
baik.
 b. Saling mema’afkan (sikap terbuka dan interaktif). Maksudnya adalah jika
terjadi kesalahpahaman saat menyelesaikan persoalan, mungkin saja salah
satu dari kita membuat kesalahan. Minta dan berikan ma’af. Mema’afkan
kesalahn orang lain adalah bagian dari taqwa (Q.S. 3 : 133 dan 134).
 c. Memohon ampun (empati dengan kekurangan dan kesalahan diri dan
orang lain).
 d. Mengedepankan musyawarah dalam memecahkan suatu persoalan
(demokratis).
 e. Bertawakkal (memasrahkan diri segela urusan dan keputusan
musyarawah kepada Allah).
PRINSIP-PRINSIP
MUSYAWARAH
 a. Musyawarah dilandasi dengan hati yang bersih
 b. Bermusyawarah dalam hal-hal yang baik atau tidak
mengarah kepada perbuatan dosa dan kejahatan.
 c. Bersikap dan berperilaku yang baik misalnya : saling
menghargai dan menghormati, berkata yang sopan, tidak
memaksakan kehendak dan lain-lain.
 d. Berlapang dada, bersedia memberi maaf dan meminta maaf
apabila ada kesalahan.
 e. Terhadap hasil yang sudah disepakati kita laksanakan
bersama dan kita pasrah atau bertawakkal kepada Allah swt.
PENERAPAN SIKAP &
PERILAKU
 Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan Q.S. Ali
‘Imran : 159 adalah sebagai berikut :
 Menunjukkan sikap lemah lembut terhadap sesama manusia.
 Menunjukkan sifat kejujuran dalam mengemukakan pendapat,
dan menyampaikan informasi.
 Ikhlas saat memberikan ma’af kepada orang lain.
 Menghormati pendapat atau saran orang lain, walaupundirinya
yang benar.
 Senantiasa bertawakkal dengan sabar serta berusaha dan
ikhtiar.
 B. Surat Asy Syuura [42]: 38 tentang Anjuran Bermusyawarah
 

ٍ ‫ون فِي آيَاتِنَا َما لَهُ ْم ِم ْن َم ِح‬


 ‫يص‬ َ ‫َويَ ْعلَ َم الَّ ِذ‬
َ ُ‫ين يُ َجا ِدل‬
 ‫ين آ َمنُوا‬ َ ‫ع ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َو َما ِع ْن َد هَّللا ِ َخ ْي ٌر َوأَ ْبقَى لِلَّ ِذ‬ ُ ‫فَ َما أُو ِتيتُ ْم ِم ْن َش ْي ٍء فَ َمتَا‬
‫ون‬َ ُ‫َو َعلَى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكل‬
 ‫ُون‬َ ‫ضبُوا هُ ْم يَ ْغفِر‬ ِ ‫ش َوإِ َذا َما َغ‬ ِ ‫اإلث ِم َو ْالفَ َو‬
َ ‫اح‬ ْ ‫ُون َكبَائِ َر‬ َ ‫ين يَجْ تَنِب‬َ ‫َوالَّ ِذ‬
 ‫ورى بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما َر َز ْقنَاهُ ْم‬ َ ‫ين ا ْستَ َجابُوا لِ َربِّ ِه ْم َوأَقَا ُموا الصَّالةَ َوأَ ْم ُرهُ ْم ُش‬ َ ‫َوالَّ ِذ‬
‫ون‬ َ ُ‫يُ ْنفِق‬

 Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)


seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS Asy Syura : 38)
 isi kandungan
 Isi KandunganDalam ayat tersebut Allah swt
menyerukan agar umat Islam mengesakan dan
menyembah Allah SWT. Menjalankan shalat
fardu lima waktu tepat pada waktunya.
Apabila mereka menghadapi masalah maka
harus diselesaikan dengan cara musyawarah
 QS. Asy Syura 38 diatas menjelaskan sifat-sifat orang yang
beriman yang akan memasuki surga Yaitu :
 a. Senantiasa melaksanakan perintah Allah swt, dan
meninggalkan larangannya.
 b. Disiplin dalam mengerjakan sholat.
 c. Selalu bermusyawarah dalam hal-hal yang perlu
dimusyawarahkan.
 d. Menafkahkan sebagian rizki yang telah dikaruniakan oleh
Allah swt. Untuk hal-hal yang diridloiNya.
PENERAPAN SIKAP &
PERILAKU
 Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan Q.S. Asy Syura : 38
adalah sebagai berikut :
 a. Menyeru atau mengajak manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah
SWT, yang dilakukan dengan cara berdialog atau berdiskusi dengan baik
dan penuh argumentasi yang tepat.
 b. Terbiasa mendirikan shalat tepat waktu yang dilaksanakan secara
berjama’ah, sebagai simbol kekuatan ummat dan kebersamaan.
 c. Ikut serta berperan aktif dalam kegiatan organisasi dan peduli terhadap
permasalahan di lingkungannya.
 d. Selalu bermusyawarah untu mencari jalan keluar dalam menghadapi
hal-hal yang penting
 e. Peduli kepada kaum dlu’afa dengan kelebihan rezeki yang Allah berikan
kepadanya,
PENTINGNYA
MUSYAWARAH
 a. Permasalahan yang sulit menjadi mudah karena
dipecahkan oleh orang banyak lebih-lebih kalau yang
membahas orang yang ahli.
 b. Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak.
 c. Menghindari prasangka yang negatif, terutama
masalah yang ada hubungannya dengan orang banyak
 d. Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang
lain
 e. Berlatih menghargai pendapat orang lain.
TERIMA KASIH

SUKSES SLALU

Anda mungkin juga menyukai