X AKUNTANSI 3 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR : 5.1 Membaca QS Ali Imran; 159 dan QS Asy Syura; 38. 5.2 Menyebutkan arti QS Ali Imran 159 dan QS Asy Syura; 38. 5.3 Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam QS Ali Imran 159, dan QS Asy Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari. TUJUAN TUJUAN MODUL : A. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat : Setelah mempelajari kegiatan ini anda diharapkan mempunyai kemampuan sesuai 1. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu indikator dibawah ini : kata 1. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu 2. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu kata kalimat/ayat 2. Melafalkan huruf hijaiyah dalam satu 3. Menentukan hukum bacaan idzhar, kalimat/ayat idgham, ihfa’, iqlab dan qalqalah 3. Menentukan hukum bacaan idzhar, 4. Menyebutkan ma’anil mufradat idgham, ihfa’, iqlab dan qalqalah Q.S Ali Imran 159 4. Menyebutkan ma’anil mufradat Q.S sy Syura 38 Q.S Ali Imran 159 5. Menerjemahkan Q.S Ali Imran 159 dan Q.S sy Syura 38 Asy Yura 38 5. Menerjemahkan Q.S Ali Imran 159 dan 6. Menyimpulkan kandungan Q.S Ali Asy Yura 38 Imran 159 dan Asy Yura 38 6. Menyimpulkan kandungan Q.S Ali 7. Menampilkan perilaku yang Imran 159 dan Asy Yura 38 mencerminkan pengamalan dari Q.S Ali 7. Menampilkan perilaku yang Imran 159 dan Asy Yura 38 mencerminkan pengamalan dari Q.S Ali Imran 159 dan Asy Yura 38 PRINSIP DEMOKRASI Menurut Sadek, J. Sulaymân, dalam demokrasi terdapat sejumlah prinsip yang menjadi standar baku. Di antaranya: • Kebebasan berbicara setiap warga negara .• Pelaksanaan pemilu untuk menilai apakah pemerintah yang berkuasa layak didukung kembali atau harus diganti. • Kekuasaan dipegang oleh suara mayoritas tanpa mengabaikan kontrol minoritas Peranan partai politik yang sangat penting sebagai wadah aspirasi politik rakyat. • Pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif • Supremasi hukum (semua harus tunduk pada hukum). • Semua individu bebas melakukan apa saja tanpa boleh dibelenggu Menurut Salim Ali al-Bahnasawi Menurutnya, demokrasi mengandung sisi yang baik yang tidak bertentangan dengan islam dan memuat sisi negatif yang bertentangan dengan Islam.Sisi baik demokrasi adalah adanya kedaulatan rakyat selama tidak bertentangan dengan Islam. Sementara, sisi buruknya adalah penggunaan hak legislatif secara bebas yang bisa mengarah pada sikap menghalalkan yang haram dan menghalalkan yang haram. Karena itu, ia menawarkan adanya islamisasi demokrasi sebagai berikut:- menetapkan tanggung jawab setiap individu di hadapan Allah.- Wakil rakyat harus berakhlak Islam dalam musyawarah dan tugas- tugas lainnya.- Mayoritas bukan ukuran mutlak dalam kasus yang hukumnya tidak ditemukan dalam Alquran dan Sunnah (al-Nisa 59) dan (al-Ahzab: 36).- Komitmen terhadap islam terkait dengan persyaratan jabatan sehingga hanya yang bermoral yang duduk di parlemen. KESIMPULAN KesimpulanDari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam.Prinsip dan konsep demokrasi yang sejalan dengan islam adalah keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan menurunkan pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat wakilnya.Adapun yang tidak sejalan adalah ketika suara rakyat diberikan kebebasan secara mutlak sehingga bisa mengarah kepada sikap, tindakan, dan kebijakan yang keluar dari rambu- rambu ilahi.Karena itu, maka perlu dirumuskan sebuah sistem demokrasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Yaitu di antaranya:1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama dalam musyawarah. AYAT YANG MENERANGKAN DEMOKRASI Ayat-ayat al-Qur’an tentang DemokrasiA. Surat Ali Imran [3]: 159 tentang Musyawarah ِ يظ ْال َق ْل ب َ ِاغل َ ظًّ نت لَ ُهم َْولَ ْو ُكن َت َف َ ِارحْ َم ٍة ِّم َناللّ ِهل َ َف ِب َم َ اورْ هُمْ فِياألَ ْم ِر َفإِ َذا َع َز ْم َت َف َت َو َّك ْل َعلَىاللّ ِهإِ َّناللّ َه ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل ِين َ الَن َفضُّو ْا ِم ْن َح ْولِ َك َفاعْ فُ َع ْنه َ ُمْواسْ َت ْغ ِفرْ لَه ِ ُمْو َش Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya.” (QS Ali Imran : 159) Kalau kita mempunyai persoalan, sedang kita sudah memecahkannya dengan cara bermusyawarah yang kita kehendaki maka kita serahkan saja kepada Allah SWT apa hasil yang akan dicapai nanti. Karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang bertakwa dan berserah diri kepadanya.Rasulullah saw telah memberikan contoh tentang musyawarah. Menjelang perang Uhud terjadi perbedaan pendapat antara beliau dengan sejumlah sahabat. Nabi SAW berpendapat sebaiknya orang Islam bertahan di dalam kota, tetapi sebagian sahabat beliau berpendapat agar musuh dihadapi di luar kota. Nabi akhirnya menerima usul mereka walaupun dengan berat hati. Setelah terbukti kalah dalam perang itu, Nabi tetap bersikap lemah lembut kepada mereka. Hal yang penting, selalu menyepakati sesuatu melalui musyawarah, yaitu semua pihak harus teguh dengan pilihan kesepakatannya, bukan menyesali hasil pilihan. Allah SWT pasti akan membela mereka yang telah bersikap istiqamah dan bertawakal kepada Allah. Oleh karen itu, dapat dipahami bahwa Islam mengajarkan bahwa tatanan kehidupan muslim adalah mengedepankan perdamaian yang menitik beratkan demokrasi/musyawarah.Oleh sebab itu Q.S. Ali ‘Imran : 159 tersebut di atas mempunyai makna/pesan moral agar umat Islam di dalam menjalankan kehidupannya baik dalam berdakwah (mengajak orang lain) untuk memahami Islam, atau berperan sebagai seorang pemimpin (khalifah) hendaknya memperhatikan Q.S. Ali ‘Imran : 159 ( sebagai ciri –ciri kepemimpinan yang baik) d. Mengedepankan musyawarah dalam memecahkan suatu persoalan (demokratis). e. Bertawakkal (memasrahkan diri segela urusan dan keputusan musyarawah kepada Allah). ISI KANDUNGAN DARI SURAT ALI- IMRAN Allah SWT menjelaskan bahwa setiap manusia hidup di dunia tidak terlepas dari problem dan persoalan yang dihadapi. Untuk itu mereka harus dapat memecahkan masalah tersebut. Adapun cara menyelesaikan persoalan hidup dalam surat Ali Imran ayat 159 dijelaskan, harus dengan mencontoh dan mengambil teladan dari nabi Muhammad SAW yaitu dengan cara lemah lembut berdasarkan rahmat Allah SWT, setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah.Orang yang selalu bersikap keras dalam menghadapi masalah maka ia akan dijauhkan dalam pergaulan. Oleh karena itu, apabila kita terlanjur berbuat salah dan berlaku kasar kepada orang lain maka segeralah minta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat. Baik dengan tidak sengaja, apalagi disengaja. Kesimpulan dari isi kandungan Surat Ali-Imran yaitu : a. Berlaku lemah lembut terhadap sesama (bersikap simpatik). Maksudnya adalah menjaga tutur kata dengan ucapan yang baik, tidak membuat orang lain marah dan tersinggung, justru merasa dihargai, dan berkomunikasi yang baik. b. Saling mema’afkan (sikap terbuka dan interaktif). Maksudnya adalah jika terjadi kesalahpahaman saat menyelesaikan persoalan, mungkin saja salah satu dari kita membuat kesalahan. Minta dan berikan ma’af. Mema’afkan kesalahn orang lain adalah bagian dari taqwa (Q.S. 3 : 133 dan 134). c. Memohon ampun (empati dengan kekurangan dan kesalahan diri dan orang lain). d. Mengedepankan musyawarah dalam memecahkan suatu persoalan (demokratis). e. Bertawakkal (memasrahkan diri segela urusan dan keputusan musyarawah kepada Allah). PRINSIP-PRINSIP MUSYAWARAH a. Musyawarah dilandasi dengan hati yang bersih b. Bermusyawarah dalam hal-hal yang baik atau tidak mengarah kepada perbuatan dosa dan kejahatan. c. Bersikap dan berperilaku yang baik misalnya : saling menghargai dan menghormati, berkata yang sopan, tidak memaksakan kehendak dan lain-lain. d. Berlapang dada, bersedia memberi maaf dan meminta maaf apabila ada kesalahan. e. Terhadap hasil yang sudah disepakati kita laksanakan bersama dan kita pasrah atau bertawakkal kepada Allah swt. PENERAPAN SIKAP & PERILAKU Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan Q.S. Ali ‘Imran : 159 adalah sebagai berikut : Menunjukkan sikap lemah lembut terhadap sesama manusia. Menunjukkan sifat kejujuran dalam mengemukakan pendapat, dan menyampaikan informasi. Ikhlas saat memberikan ma’af kepada orang lain. Menghormati pendapat atau saran orang lain, walaupundirinya yang benar. Senantiasa bertawakkal dengan sabar serta berusaha dan ikhtiar. B. Surat Asy Syuura [42]: 38 tentang Anjuran Bermusyawarah
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Asy Syura : 38) isi kandungan Isi KandunganDalam ayat tersebut Allah swt menyerukan agar umat Islam mengesakan dan menyembah Allah SWT. Menjalankan shalat fardu lima waktu tepat pada waktunya. Apabila mereka menghadapi masalah maka harus diselesaikan dengan cara musyawarah QS. Asy Syura 38 diatas menjelaskan sifat-sifat orang yang beriman yang akan memasuki surga Yaitu : a. Senantiasa melaksanakan perintah Allah swt, dan meninggalkan larangannya. b. Disiplin dalam mengerjakan sholat. c. Selalu bermusyawarah dalam hal-hal yang perlu dimusyawarahkan. d. Menafkahkan sebagian rizki yang telah dikaruniakan oleh Allah swt. Untuk hal-hal yang diridloiNya. PENERAPAN SIKAP & PERILAKU Sikap dan Perilaku yang mencerminkan penghayatan Q.S. Asy Syura : 38 adalah sebagai berikut : a. Menyeru atau mengajak manusia untuk senantiasa berada di jalan Allah SWT, yang dilakukan dengan cara berdialog atau berdiskusi dengan baik dan penuh argumentasi yang tepat. b. Terbiasa mendirikan shalat tepat waktu yang dilaksanakan secara berjama’ah, sebagai simbol kekuatan ummat dan kebersamaan. c. Ikut serta berperan aktif dalam kegiatan organisasi dan peduli terhadap permasalahan di lingkungannya. d. Selalu bermusyawarah untu mencari jalan keluar dalam menghadapi hal-hal yang penting e. Peduli kepada kaum dlu’afa dengan kelebihan rezeki yang Allah berikan kepadanya, PENTINGNYA MUSYAWARAH a. Permasalahan yang sulit menjadi mudah karena dipecahkan oleh orang banyak lebih-lebih kalau yang membahas orang yang ahli. b. Akan terjadi kesepahaman dalam bertindak. c. Menghindari prasangka yang negatif, terutama masalah yang ada hubungannya dengan orang banyak d. Melatih diri menerima saran dan kritik dari orang lain e. Berlatih menghargai pendapat orang lain. TERIMA KASIH SUKSES SLALU