Anda di halaman 1dari 37

Penyusun:

Nama :Muhamad Faiz Al-Hafidz


Kelas :x2 SMK Yamin Plus Minhajut Thalibin
Jurusan :Teknik Komputer Dan Jaringan (TKJ)
Tugas :PAI
Daftar isi
Bab 1 Ayat tentang musyawarah (demokrasi)
Bab 2 Iman kepada Malaikat allah
Bab 3 Perialaku Terpuji
Bab 4 Perilaku Tercela
Bab 5 Zakat Haji dan Wakaf
Bab 6 Keteladanan Rasulullah Periode Madinah

BAB 1
AYAT TENTANG MUSYAWARAH
(DEMOKRASI)

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Demokrasi merupakan suatu paham

yang

didalamnya

mengandung asas-asas

musyawarah yang pernah dilakukan Rasulullah SAW semasa hidup beliau dan diperintahkan
oleh Allah SWT dalam Al-Quranul-Karim. Indonesia juga merupakan negara demokrasi, akan
tetapi demokrasi di Indonesia adalah demokrasi pancasila yang didasarkan pada sila-sila yang
terdapat dalam pancasila tersebut.
Seperti halnya ajaran islam demokrasi juga menjunjung nilai persatuan dan kesatuan,
maka dari itu kita sebagai generasi bangsa indonesia haruslah tahu tentang demokrasi. Dalam AlQuran ada beberapa ayat yang menerangkan tentang demokrasi, salah satunya yaitu QS Ali
Imraan: 159 Dan QS Asy-Syuura: 38.
Pembahasan

A. Mengartikan QS Ali Imraan: 159 Dan QS Asy-Syuura: 38


1. QS Ali Imraan: 159





)(

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali Imran : 159)1[1]

2. QS Asy-Syuura: 38

)(

Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS Asy Syura : 38)2[2]

B. Menjelaskan Kandungan Qs Ali Imraan: 159 Dan Qs Asy-Syuura : 38


Dari Qs Ali Imraan: 159 Dan Qs Asy-Syuura : 38 ada beberapa isi kandungan atau ajaran
yang termuat dan tercantum di dalamnya yang dapat kita ambil, antara lain:
1. QS Ali Imraan: 159
a. Dalam menghadapi semua masalah harus dengan lemah lembut melalui jalur musyawarah untuk
mufakat, tidak boleh dengan hati yang kasar dan perilaku kekerasan.
b. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap urusan.
c.

Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, maka semua pihak harus menerima dan bertawakal
(menyerahkan diri dan segala urusan) kepada Allah.

d. Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal. 3[3]


2. QS Asy-Syuura: 38
a.

Perintah kepada setiap muslim untuk bertakwa kepada Allah.

b. Perintah Allah kepada setiap muslim untuk mendirikan Shalat.


c.

Menggunakan jalur musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap perkara.

d. Menafkahkan sebagian rizki kita kepada orang-orang yang tidak mampu. 4[4]
C. Menerapkan Perilaku Hidup Demokrasi Seperti Terkandung Dalam QS Ali Imraan:
159 Dan QS Asy-Syuura: 38 Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Adapun hal-hal yang dapat kita amalkan dalm kehidupan sehari-hari setelah mempelajari
QS Ali Imraan: 159 Dan QS Asy-Syuura: 38 adalah sebagai berikut:
1. QS Ali Imraan: 159
a.

Tidak boleh berkeras hati dan bertindak kasar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi
dengan hati yang lemah lembut.

b.

Setiap muslim harus berlapang dada, berperilaku lemah lembut, pemaaf dan memohonkan
ampun kepada Allah.

c.

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
menyelesaikan setiap persoalan.

d.

Apabila telah tercapai mufakat, maka setiap individu harus menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah.

e.

Selalu berserah diri kepada Allah sehingga tercapai keseimbangan antara ikhtiyar dan berdoa.
2. QS Asy-Syuura: 38

a.

Setiap hari kita harus selalu berusaha semaksimal mungkin untuk senantiasa menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

b.

Sebagai seorang muslim kita harus menjalankan Shalat wajib sesuai ketentuan syariat Islam
dengan tertib.

c.

Kita senantiasa mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap


permasalahan yang terjadi.

d. Kita juga harus menyisihkan sebagian harta kita bagi orang-orang yang tidak mampu.

Penutup
C. Kesimpulan
Allah SWT dalam QS Ali Imraan: 159 menjelaskan bahwa setiap manusia hidup di dunia
tidak terlepas dari problem dan persoalan yang dihadapi. Untuk itu mereka harus dapat
memecahkan masalah tersebut. Adapun cara menyelesaikan persoalan hidup dalam QS Ali
Imraan: 159 dijelaskan, harus dengan mencontoh dan mengambil teladan dari nabi Muhammad
SAW yaitu dengan cara lemah lembut berdasarkan rahmat Allah SWT, setiap persoalan
diselesaikan dengan jalan musyawarah.
Dalam QS Asy-Syuura: 38 Allah SWT menyerukan agar umat Islam mengesakan dan
menyembah Allah SWT. Menjalankan shalat fardu lima waktu tepat pada waktunya. Apabila
mereka menghadapi masalah maka harus diselesaikan dengan cara musyawarah. Rasulullah
SAW sendiri mengajak para sahabatnya agar mereka bermusyawarah dalam segala urusan, selain
masalah-masalah hukum yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Tugas!
Soal!
1. Apa Tujuan demokrasi ?
2. Sebutkan ayat alquran yang menjelaskan demokrasi !
3. Tulis surat ali-imron ayat 159 ?
4. Tulis arti dari surat ali-imron ayat 159 ?
5. Tulis surat Asy-Syuura ayat 38 ?
6. Tulis arti surat Asy-Syura ayat 38 ?
7. Hal-hal apa saja yang bisa di amalkan dalam surat ali-imron ayat 159 ?
8. Hal-hal apa saja yang bisa di amalkan dalam surat asy-syuura ayat 38 ?
9. Apakah Hukum pancasila itu bisa di gunakan dalam agama islam ?
10. Kenapa demokrasi itu sangat penting dalam kehidupan manusia ?

Jawaban
1. ..
2. ..
3. ..
4. ..
5. ..
6. ..
7. ..
8. ..
9. ..
10. ..

BAB 2
IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH SWT

PEMBAHASAN
A. Pengertian Malaikat
Menurut bahasa bentuk jama dari . Konon malaikat berasal dari kata
( risalah) atau menyampaikan pesan, dan ada yang menyatakan dari ( mengutus)
dan ada pula yang berpendapat selain dari keduanya.
Adapun menurut istilah, ia adalah salah satu jenis mahluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk
taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya (Q.S. al-Anbiya:1920). Malaikat berarti mahluk langit. Sedangkan menurut istilah syara, malaikat berarti Mahluk
ghaib yang diciptakan Allah yang berasal dari nur atau cahaya dengan wujud dan sifat-sifat
tertentu dan senantiasa mengabdi dan taat kepada Allah. Tidak diperoleh penjelasan kapan
malaikat diciptakan, tetapi diciptakan lebih awal daripada Adam, manusia pertama (Q.S. alBaqarah:30).
Allah telah menciptakan sejenis mahluk ghaib, yaitu malaikat di samping mahluk lainnya.
Sebagai mahluk ghaib wujud malaikat tidak dapat dijangkau oleh pancaindra manusia, kecuali
jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Malaikat adalah
hamba Allah yang mulia (Q.S. Al-Anbiya:26). Malaikat dibekali akal tetapi tidak mempunyai
nafsu, oleh karena itu senantiasa menyembah kepada Allah patuh atas segala perintah-Nya dan
tidak pernah berduhaka kepada-Nya (Q.S. Al-Anbiya:27). Atas dasar ketaatan kepada Allah
pula malaikat bersedia sujud kepada manusia. Hal ini berbeda dengan iblis yang terbuat dari nar
(api) yang menentang perintah bersujud tersebut. Dikisahkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah
ayat 34:

Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepda para malaikat: sujudlah kamu kepada Adam,
maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah : 34)

Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukan sujud memperhambakan diri.
Karena sujud memperhambakan diri hanya kepada Allah.
Malaikat diberi tugas-tugas yang ada hubugannya dengan wahyu, rasul, manusia, alam semesta,
akhirat, di samping ada malaikat yang diberi tugas untuk melakukan sujud kepada Allah swt.
Secara terus menerus.
Malaikat mempunyai sifat yang berbeda dengan mahluk lainnya. Percaya kepada adanya
malaikat terdapat dalam enam rukun iman yaitu pada rukun iman kedua. Yaitu iman kepada
malaikat Allah. Iman kepada malaikat, artinya percaya bahwa malaikat adalah mahluk Allah
yang senantiasa patuh pada-Nya dan tidak pernah mendurhakai-Nya. Beriman kepada malaikat
hukumnya wajib bagi setiap orang islam (fardlu ain). Orang islam yang tidak mengimani adanya
malaikat dianggap murtad dan Allah mengkafirkan orang-orang yang mendurhakai-Nya.
Perintah untuk beriman kepada malaikat ditegaskan dalam Al-Quran dan Al-Hadits (Q.S. AlBaqarah:285). Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang qathiy (pasti),
sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma umat islam, karena ingkar kepada
mereka berarti menyalahi kebenaran al-Quran dan As-Sunnah. Dengan izin Allah sewaktuwaktu dapat menjelma ke alam materi, sebagaimana pernah terjadi pada zaman rasul dahulu.
Tanda-tanda beriman pada malaikat ada yang berupa sikap mental yakni pikiran dan perasaan,
ada pula yang berupa sikap lahir yaitu ucapan dan perbuatan. Tanda-tanda beriman yang berupa
sikap mental itu bersiat abstrak, tidak dapat diketahui dengan pancaindra dan yang
mengetahuinya individu itu sendiri dan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib
dan yang nyata (syahadah).
Mengacu kepada ajaran-ajaran Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadits, tanda-tanda
beriman kepada malaikat yang berupa sikap mental itu seperti:
1. Meyakini dalam hati bahwa malaikat adalah mahluk yang lebih dulu diciptakan Allah daripada
manusia, asal kejadiannya dari nur atau cahaya. Tempat tinggal tetap malaikat adalah di langit,
dan dalam rangka melaksanakan perintah Allah setiap saat mereka turun ke bumi(Q.S.
Maryam:64).
2. Meyakini dalam hati bahwa malaikat bersifat ghaib, tidak dapat dilihat oleh manusia biasa,
senantiasa mentaati perintah Allah dan tidak pernah mendurhakai-Nya, tidak berjenis laki-laki
ataupun wanita, tidak memiliki hawa nafsu dan tidak beranak atau diperanakkan, tidak
membutuhkan makanan dan segala apa yang bermateri, para malaikat tidak akan mengalami

kematian sebelum datang hari kiamat, para malaikat hanya bisa mengerjakan apa yang hanya
diperintahkan oleh Allah, tidak memiliki inisiatif untuk berbuat lain, dan para malaikat itu
diciptakan Allah untuk tugas-tugas tertentu(Q.S An-Nur:50 dan Q.S. At-Tahrim:6).
3. Meyakini bahwa tugas malikat itu bermacam-macam, ada yang berkaitan dengan alam ruhani
dan ada pula yang berhubungan dengan alam dunia, khususnya umat manusia.
4. Meyakini bahwa orang-orang beriman dan beramal shaleh itu kedudukannya lebih tinggi dari
pada para malaikat. Karena ilmu para manusia lebih tinggi daripada para malaikat (Q.S. AlBaqarah:30-34).
Mengenai tanda-tanda beriman kepada para malaikat yang berupa sikap lahir, yaitu ucapan
dan perbuatan,antara lain:
1. Pernyataan lisan bahwa ia percaya kepada adanya malaikat dan sifat-sifatnya sesuai dengan
penjelasan Al-Quran dan Hadits.
2. Melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan beriman kepada malaikat.
Contoh perilaku beriman kepada para malaikat:
1. Selalu berkata yang baik-baik dan kalau tidak bisa lebih baik diam (H.R. Bukhari dan Muslim).
2. Perilakunya senantiasa mendatangkan manfaat bagi pelakunya dan orang lain.
3. Perilaku orang beriman dan orang beriman lainnya akan saling membantu dan menguatkan
dalam hal-hal positif yang diridhai Allah (H.R. Muslim).
4. Kalau berada pada situasi yang menyenangkan ia akan bersyukur kepada Allah dengan cara
dengan cara memelihara dan meningkatkan takwa. Sedangkan kalau berada pada situasi susah, ia
akan bersabar, tidak gelisah dan berkeluh kesah dan tetap bertakwa kepada Allah.
5. Malu kalau berbuat dosa, karena ia yakin perbuatannya selalu dicatat malaikat.
Sebagai mahluk immaterial, malaikat mempunyai ciri-ciri diantaranya:
1. Mereka adalah mahluk yang selalu takut dan patuh kepada Allah.
2. Mereka adalah mahluk yang tidak pernah berbuat dosa dan bermaksiat.
3. Mereka dalah mahluk yang tidak pernah sombong dan selalu bertasbih kepada Allah.
Ibadah Para Malaikat
Para malaikat diciptakan untuk senantiasa beribadah dan menaati perintah Allah. Dalam
ibadahnya tidak dikenal istilah patah semangat dan mengendur. Ibadah-ibadah yang dilakukan
oleh para malaikat adalah:

a.

Senantiasa membaca tasbih sebagai dzikir paling agung yang dikerjakan para malikat secara
terus menerus.

b. Malaikat melakukan shalat.


c.

Melaksankan ibadah haji. Malaikat memiliki kabah khusus di langit ketujuh yang dengannya
mereka menjalankan ibadah haji. Allah menamainya dengan Baitul Mamur.

d. Sangat takut kepada Allah. Pengetahuan yang mendalam terhadap Allah menyebabkan rasa takut
mereka kepada Allah sangat besar.
Rasa Malu dan Disiplin Para Malaikat
Di samping rasa malu, para malaikat pun memiliki kedisiplinan tinggi dan teratur dalm berbagai
perkara. Pada hari kiamat para malaikat akn berbaris dengan teratur. Kita pun dapat melihat
keisiplinan malaikat melalui hadist Isra Miraj. Di dalam hadist tersebut I sebutkan bahwa
malikat Jibril tidak diiizinkan masuk di setiap pintu langit sebelum di tanya dengan beberapa
pertanyaan.
Kepercayaan Manusia Tentang Malaikat Sebelum Islam
Wujud malaikat diakui dan tidak diperselisihkan oleh umat manusia sejak dahulu kala.
Sebagaimana tidak seorang jahiliyah pun diketahui mengingkarinya, meskipun cara
penetapannya berbeda-beda antara pengikut para Nabi dan yang lainnya.
Orang-orang musyrik menyangka para malaikat itu anak-anak perempuan Allah Subhanallah
(Mahasuci Allah)-. Allah telah membantah mereka dan menjelaskan tentang ketidaktahuan
mereka dalam (Q.S. Ash-Shaffat:150-152).
Macam-Macam Malaikat
Malaikat adalah hamba Allah yang dimuliakan dan utusan Allah yang dipercaya. Allah
menciptakan mereka khusus untuk beribadah kepada-Nya. Mereka bukanlah putra putri Allah
dan bukan pula putra putrid selain Allah. Mereka membawa risalah Tuhannya, dan menunaikan
tugas masing-masing di ala mini. Mereka juga bermacam-macam dan masing-masing
mempunyai tugas khusus.
Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah yang mengetahuinya (Q.S. AlMudatsir:31). Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama lain. Sebagian dari
mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya saja.
Diantara nama-nama malaikat adalah sebagai berikut:

1. Malaikat Jibril
2. Malaikat Mikail
3. Malaikat Israfil
4. Malaikat Izrail
5. Malaikat Raqib dan Atid
6. Malaikat Munkar dan Nakir
7. Malaikat Malik
8. Malaikat Ridwan

Tugas-Tugas Malaikat
Pengetahuan manusia tentang malaikat terbatas pada keterangan yang diungkapakan dalam
Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang
cukup besar, seperti kejujuran, ketabahan, dan keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat
sebagaimana di jelaskan dalam Alquran. Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan
hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama
lain. Sebagian dari mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya saja.
Diantara nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai berikut:
1. Malaikat Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak nabi Adam
sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds (Q.S. AnNahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2.

Malaikat Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti: makanan,
minuman, dan menurunkan hujan.

3. Malaikat Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai kebangkitan (Q.S. AlHaqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4. Malaikat Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh mahluk hidup
lainnya.
5. Malaikat Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan manusia. Raqib
untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
6. Malaikat Munkar dan Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap manusia,
di alam kubur.

7. Malaikat Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat menyiksa
penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
8. Malaikat Ridwan: bertugas sebagai penjaga surge (Q.S. Ar-Rad:23-24).
Di bawah ini di antara malaikat yang tidak di ketahui nama-namanya namun diketahui tugastugasnya sebagai berikut:
1. Malaikat lain ada yang menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang dikehendaki-Nya.
2. Malaikat ada yang bertugas meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3. Malaikat ada yang mendoakan kaum muslimin.
4. Malaikat ada yang menjadi kawan atau penjaga orang-orang mukmin.
5. Malaikat ada yang bertugas melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6. Ada malaikat yang memohonkan ampunan bagi manusia.
7. Ada malaikat yang membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
8. Malaikat ada yang bertugas member salam dan keselmatan kepada ahli surga.

Tugas Malaikat bagi Manusia pada Umumnya

Malaikat mengawasi dan memberikan perhatian pada manusia ketika diciptakan, memelihara
manusia ketika dilahirkan, serta mengambil ruh manusia ketika ajal datang. Malaikat pun
bbertugas membawa wahyu dari Allah bagi manusia.
Tugas lain yang diemban malaikat adalah menjadi pendaming manusia. Hadits yang terdapat
pada shahih muslum telah mempertegas hal itu. Dapat dikatakan bahwa malaikat yang menjadi
pendamping manusia itu adalah malikat yang ditugaskan untuk memelhara amal manusia.
Sementara itu dua pendamping manusia yang terdiri atas jin dan malikat senantiasa berada dalam
kondisi bertentangan. Jin mengajak manusia untuk berbuat jahat, sedangkat malaikat mengajak
manusia untuk berbuat kebaikan. Siapapun yang mmemperoleh bisikan malaikat harus bersyukur
dan memuji Allah. Jika yang diperolehnya adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus
berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
Lain halnya dengan malaikat Jibril, setiap malam bulan Ramadhan, biasa mendatangi Rasulullah
saw, untuk bertadarus Al-quran. Tugas lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal
perbuatan manusia.

Tugas
Soal
1. Arti kata malaikat adalah ?
2. Malaikat menurut istilah adalah ?
3. Malaikat menurut syara adalah ?
4. Malaikat oleh allah swt diciptakan dari ?
5. Malaikat yang wajib di ketahui ada ?
6. Malaikat yang memimpin para malaikat adalah malaikat?
7. Sebutkan malaikat yang wajib di ketahui ?
8. Malaikat adalah makhluk allah swt yang?
9. Sebutkan tugas malaikat ?
10. Sebutkan ayat alquran tentang jumlah malaikat ?
Jawaban
1..
2..
3..
4..
5..
6..
7..
8..
9..
10..

BAB 3

PERILAKU TERPUJI

A. PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak berasal dari kata akhlaq yang merupakan jama dari khulqu dari bahasa Arab yang
artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau
Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang
Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari
sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil.
Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup
bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan
berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.
Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan
tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang
penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah
lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat
diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala
perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah
Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang maruf dan menjauhi yang munkar, seperti
firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya Kamu adalah umat yang terbaik untuk
manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki,
sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati
yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi
orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai
contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam
Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar-Ruum: 41).

B. PENGERTIAN AKHLAK MAHMUDAH (TERPUJI)


Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan
RasulNya). Contohnya :
disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur,
rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah,

tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qanaah,
dan tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzhzhan, tasaamuh dan taaawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida, amal salih, persatuan dan kerukunan, akhlak
terpuji dalam pergaulan remaja, serta pengenalan tentang tasawuf.
1. Contoh-Contoh Akhlak Mahmudah
Dalam pembahasan ini kami akan menjabarkan akhlak mahmudah yang meliputi ikhlas, sabar,
syukur, jujur, adil dan amanah.
a. Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti
memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, Aku pernah
bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, Aku telah menanyakan hal itu kepada
Allah, lalu Allah berfirman, (Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke
dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota masyarakat
yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-akhirat, bersih
dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian serta kesejahteraan.
b. Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa (memenuhi) dan wadiah (titipan) sedangkan secara
definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada
firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipantitipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi
dengan adil (QS 4:58).
Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman: Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka mereka semua enggan memikulnya karena
mereka khawatir akan mengkhianatinya, maka dipikullah amanah itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh (QS. 33:72).
c. Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa
perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat,
yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw
bersabda, Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendiriaan dan
di khalayak ramai, berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah
dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil,
dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri. (HR. AbuSyeikh).
d. Bersyukur

Syukur menurut kamus Al-mujamu al-wasith adalah mengakui adanya kenikmatan dan
menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur
secara syari adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang
dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat
tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
Tugas
Soal
1. Akhlaq berasal dari kata jama ?
2. Akhlaq terbagi menjadi ?
3. Akhlaq mulia menurut imam Ghazali ada 4 sebutkan ?
4. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei yaitu ?
5. Pengertian akhlaq terpuji ?
6. Sebutkan 5 contoh aklaq terpuji ?
7. Pengertian Iklash adalah ?
8. Pengertian Amanah adalah ?
9. Pengertian Adil adalah ?
10. Pengertian Syukur adalah ?
Jawaban
1..
2..
3..
4..
5..
6..
7..
8..
9..
10..

Bab 4
Perilaku Tercela

A.PENGERTIAN AKHLAK MAZMUMAH (TERCELA)


Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan
RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka,
khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah,
fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur,
hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar
(seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
Dalam konteks pembahasan Akhlak itu, maka akhlak dapat di bagi kepada 3 (tiga) bagian
yaitu :
1. Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah adalah perbuatan hambaNya terhadap Allah SWT.
2. Akhlak kepada MakhlukNya
Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti
Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan.
3. Akhlak kepada Lingkungan
Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam),
seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.

Contoh Sifat Mazmumah (Tercela) yaitu:


1. Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri:
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan. Sikap
ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak
senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan isu-isu yang
tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati, maka akan muncul perselisihan,
permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil
dan Habil.

2. Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki.


Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha agar
kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau
orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri. Hanya saja sifat dengki
sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan, permusuhan, menjelek-jelekkan,
menjatuhkan nama baik orang lain.

3. Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah
tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat
seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus ditutupi.
Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu
penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang
lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit
kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu
hasud.
Tugas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Soal
Pengertian Akhlak tercela adalah ?
Hukum Akhlak tercela adalah ?
Ayat alquran tentang haramnya mempunyai akhlak tercela ?
Akhlak tercela bisa dihindari dengan cara?
Akhlak tercela itu apakah takdir ?
Cara menghilangkan akhlak tercela pada diri kita dengan cara ?
Akhlak tercela termasuk sifat yang?
Jika seseorang mempunyai akhlak tercela maka harus segera ?
Sebutkan macam-macam akhlak tercela?
Jika diri kita mempunyai akhlak tercela maka hati kita akan ?

Jawaban
1..
2..
3..
4..
5..
6..
7..
8..
9..
10..

Bab 5
INFAK, ZAKAT, HAJI DAN WAKAF
A.

INFAK

1.Pengertian Infak
Infak menurut arti bahasa adalah biaya, belanja atau mengeluarkan. Sedangkan infak menurut
istilah adalah mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki kepada orang yang mebutuhkan
dengan tujuan mencari ridha Allah.

Hukum infak ada dua yaitu :


1. Wajib yaitu mengeluarkan harta untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga, yang disebut dengan
nafaqah/nafkah. Firman Allah :

Artinya: Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut


kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah
dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. At-Talaq/65; 7)
1. Sunat yaitu mengeluarkan sebagaian harta kepada orang yang membutuhkan untuk
mencari keridhaan Allah. Firman Allah :
Artinya : Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. AlBaqarah/2; 274)
Contoh Pengelolaan Infak

Banyak lembaga di Indonesia yang mengelola infak yang kemudian disalurkan kepada mereka yang
berhak menerimanya, khususnya kepada mereka yang tertimpa musibah atau bencana.Infak juga dapat
didayagunakan untuk kegiatan produktif, misalnya untuk modal membuka koperasi sekolah, membiayai
kegiatan kerohanian dan sebagainya.
Membiasakan diri berinfak

Berinfak merupakan bagian dari amal saleh, untuk itu hendaknya dibiasakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Untuk dapat membiasakan diri berinfak, maka sebaiknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tanamkan keyakinan bahwa pada setiap harta yang kita miliki ada hak orang lain yang
membutuhkannya.
2. Tanamkan rasa kasih sayang terhadap sesama.
3. Mulaihah berinfak sesuai kemampuan, sehingga terbiasa setelah berkecukupan.

B. ZAKAT
1. Pengertian Zakat
Zakat menurut arti bahasa adalah tumbuh, berkembang, bertambah, bersih dan suci. Sedang zakat
menurut istilah adalah kadar (ukuran) harta yang wajib dikeluarkan kepada orang yang berhak
menerimanya.
Zakat hukumnya wajib. Firman Allah :
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. AtTaubah/9; 103)

Pada garis besarnya zakat terbagi 2 bagian yaitu :


1. Zakat Fitrah
Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan untuk membersihkan setiap jiwa muslim laki-laki atau
perempuan, besar, kecil, merdeka atau hamba sahaya yang memiliki kelebihan harta di akhir bulan
Ramadhan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Adapun Syarat wajib zakat Fitrah adalah :
Islam
Hidup di bulan Ramadhan dan malam hari raya Idul Fitri walaupun hanya sebentar.
Memiliki kelebihan makanan pokok untuk dimakan di malan dan siang hari raya idul fitri.
1. Zakat Mal
Zakat Mal atau zakat harta ialah mengeluarkan sebagian harta benda yang menjadi hak milik seseorang
sesuai dengan ketentuan syariat dengan tujuan untuk membersihkan atau mensucikan harta tersebut.
Adapun harta yang wajib di zakati adalah sebagai berikut :
Barang tambang (Madin), yang wajib dizakati ada 2 yaitu :
1. Emas, nisabnya (batas minimal wajib zakat) adalah 93,6 gram, sedangkan zakatnya adalah 2,5 % atau
1/40.
2. Perak, nisabnya 624 gram zakatnya 2,5 %
Perniagaan/Perusahaan (Tijarah), semua harta perniagaan wajib dizakati, nisab dan zakatnya sama
dengan emas, waktunya mengeluarkan zakatnya setelah haul (satu tahun) berniaga.
Hasil pertanian (Ziraah), berupa biji-bijian yaitu seperti. Padi, jagung dan gandum. Buah-buahan
seperti kurma dan anggur. Nisabnya adalah 930 liter/7 kwintal (untuk biji-bijian) bersih dari kulitnya, atau
14 kwintal yang masih berkulit. Zakatnya 5 % untuk pengairan yang memakai biaya, 10 % yang
pengairannya tidak memakai biaya (tadah hujan). Waktu mengeluarkan zakatnya setiap kali panen.
Peternakan (Anam), yang wajib dizakati adalah :
1. Unta, nisabnya 5 ekor
2. Sapi/Kerbau, nisabnya 30 ekor
3. Kambing/Domba, nisabnya 40 ekor
Barang terpendam (Rikaz). Barang terpendam yang ditemukan seperti emas, perak dan lainnya wajib
dikeluarkan zakatnya sebesar 20 % (1/5).
Uang (Nuqud), nisab dan zakat uang sama dengan zakat emas.

Golongan yang berhak menerima (Mustahik) zakat ada 8 Asnaf


yaitu :
1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta, pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari
2. Miskin adalah orang yang memiliki harta dan penghasilan namun tidak mencukupi kebutuhannya
sehari-hari.
3. Amilin adalah oarang yang mengelola zakat.
4. Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam.
5. Riqab adalah hamba sahaya yang mau memerdekakan dirinya.
6. Gharim adalah orang yang mempunyai utang untuk kemaslahtan dirinya atau umat.
7. Ibnu Sabil adalah orang yang ada dalam perjalanan (musafir) yang kehabisan bekal.
Firman Allah :
Artinya :Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS.
At-Taubah/9; 60)

C. HAJI dan UMRAH


1. Pengertian Haji dan Umrah
Haji menurut arti bahasa adalah menyengaja berbuat sesuatu. Sedangkan menurut istilah haji adalah
sengaja mengunjungi kabah (Baitullah) untuk melakukan ibadah kepada Allah pada waktu dan dengan
cara-cara yang telah ditentukan.
Umrah menurut arti bahasa adalah pergi menuju. Sedang menurut istilah umrah adalah pergi menuju
kabah (Baitullah) untuk melakukan ibadah kepada Allah dengan cara-cara yang telah ditentukan.
Hukum melaksanakan ibadah haji adalah wajib bagi setiap orang yang mampu seumur hidup satu kali,
berdasarkan firman Allah :
Artinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (QS. Ali Imran/3; 97)
2. Syarat, Rukun, Wajib, Haji dan Umrah
a. Syarat Haji dan Umrah

Syarat Haji dan Umrah ada lima yaitu :


Beragama Islam
Balig
Berakal sehat
Merdeka
Mampu, mempunyai bekal dan aman

b. Rukun Haji dan Umrah

Rukun Haji ada 5 yaitu :


Ihram yaitu niat haji
Wukuf yaitu diam di padang Arafah
Thawaf yaitu mengelilingi kabah sebanyak 7 kali
SaI yaitu berlari-lari kecil antara Safa dan Marwah sebanyak 7 kali
Tahalul yaitu akhir dari ibadah haji ditandai dengan mencukur rambut minimal tiga helai.
Tertib yaitu berurutan sesuai dengan perintah.

Rukun Umrah sama dengan rukun haji kecuali wukuf.


c. Wajib Haji
Wajib haji ada 7 yaitu :
Ihram pada miqatnya
Bermalam di Muzdalifah
Melontar jumrah Aqabah
Melontar tiga jumrah (Ula, Wustha dan Aqabah)
Mabit (bermalam) di Mina
Thawaf Wada
Menjauhkan diri dari larangan selama ihram haji

D.Sunat Haji

Hal-hal yang disunatkan dalam melakukan ibadah haji antara lain :


Menunaikan haji secara Ifrad yaitu mendahulukan haji dari pada Umrah.
Talbiyah,
Berdoa setelah membaca talbiyah
Thawaf Qudum
Melakukan salat dua rakaat setelah Thawaf qudum
Masuk ke kabah
Ziarah ke makam Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim as.

D. WAKAF
1. Pengertian, Syarat dan Rukun Wakaf
a. Pengertian Wakaf

Wakaf menurut arti bahasa ialah menahan, berhenti atau diam. Sedang menurut istilah ialah
menahan harta benda yang tahan lama zatnya untuk diambil manfaat oleh umum demi
mendekatkan diri kepada Allah swt.
Dalil yang berhubungan dengan wakaf diantaranya
Artinya : Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS.Ali Imran/3; 92)
Ada 3 syarat wakaf yaitu :
1. Barang yang diwakafkan harus tahan lama zatnya dan bisa diambil manfaatnya tanpa mengurangi
zatnya.
2. Milik sendiri
3. Digunakan untuk tujuan baik
b. Rukun Wakaf

Dalam ibadah wakaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi antara lain :
1.Wakaf yaitu Orang yang mewakafkan dengan syarat :

Balig dan rasyid artinya dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih Tidak punya
hutang Kemauan sendiri Wakaf tidak boleh dibatalkan
2. Mauquf yaitu harta yang diwakafkan dengan syarat :
Harta yang difakafkan zatnya tahan lama
Batas-batasnya jelas
Milik sendiri dan tidak dalam sengketa
3.Maukuf Alaih yaitu penerima wakaf syaratnya :

Dewasa, bertanggung jawab dan mampu melaksanakan amanat. Sangat dibutuhkan oleh orang
banyak, boleh diberikan kepada badan sosial atau yayasan yang berbadan hukum.
4.,Sigat yaitu serah terima wakaf.
Tugas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Soal
Pengertian Infak adalah ?
Sebutkan hukum infak ?
Sebutkan pengertian zakat ?
Ayat tentang hokum zakat ?
Zakat terbagi dua yaitu ? jelaskan !
Sebutkan syarat wajib zakat fitrah ?
Apa pengertian haji ?
Ayat tentang hokum pergi berangkat haji ?
Apa Pengertian wakaf ?
Sebutkan Rukun wakaf ?

Jawaban
1..
2..
3..
4..
5..
6..
7..
8..
9..
10..

Bab 6
Keteladanan Rasulullah Periode Madinah

1. Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah


A.Sebab-Sebab Rasulullah Hijrah ke Madinah
a. Adanya provokator, intimidasi dan penganiayaan terhadap diri Rasulullah dan pengikutnya di Mekkah
yang telah mencapai titik mengkhawatirkan.
b. Adanya suasana kondusif dawah di Madinah yang ditandai dengan dukungan penuh dari sebagian
penduduknya akan keberadaan Islam.

1. Arti hijrah dan tujuan rasulullah Saw dan umat Islam berhijrah.
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama,
hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah Swt, untuk
melakukan perbuatanperbuatan yang baik, yang disuruh Allah Swt dan diridlai-Nya.
Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar.
Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang
berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu. Arti hijrah dalam
pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Rasulullah Saw bersabda
: "al Muhaajiru man haajara ma nahaa Allahu 'anhu" HR. Bukhori
Artinya: "Orang yang berhijrah ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang
Allah Swt. (H. R. Bukhari)
Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri
itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak memiliki
kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir itu,
berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanaan. dan kebebasan dalam berdakwah
dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah Saw dan umat Islam,
yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah
bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M. Tujuan hijrahnya Rasulullah Saw dan umat
Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yatsrib (negeri Islam) adalah :
-

Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir
Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah Saw meninggalkan rumahnya di Mekkah untuk
berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum kafir Quraisy
dengan maksud untuk membunuhnya.

Agar memperoleh keamanandan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah. Sehingga


dapat

meningkatkan usaha-usahanya

dalam

berjihad di

jalan Allah Swt

untuk

menegakkandan meninggikan nama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari Q.S. AnNahl, 16: 4142)

2. Dakwah Rasulullah Saw periode Madinah


Dakwah Rasulullah Saw periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni
dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan wafatnya
Rasulullah Saw tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah Saw pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyahdan hadist periode Makkah, juga
ajaran Islam yang terkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadits periode Madinah.
Adapun ajaran Islam periode Makkah sudah dikemukakan dalam Bab 6 semester pertama
buku ini. Sedangkan ajaran Islam yang terkandung pada 25 surah Madaniyah dan hadis
periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai objek dakwah Rasulullah Saw pada periode Madinah adalah orang-orang
yang sudah masuk Islam dari golongan Muhajirin dan Anshar. Riga orang-orang yang
belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota
Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan Yang tidak termasuk bangsa Arab.
Rasulullah Saw diutus oleh Allah Swt bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh
umat manusia di dunia, Allah Swt berfirman:

Artinya: "Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi alam
semesta. " (Q.S. Al-Anbiya', 21: 107)
Dakwah Rasulullah Saw yang ditujukan kepada orang-orang yang, sudah masuk
Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang
diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah. Kemudian mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa.

Selain itu Rasulullah Saw dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar
terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madam di Madinah.
Usaha-usaha nyata Rasulullah Saw seperti tersebut akan dibahas pada subpokok bahasan
tentang strategi Rasulullah dalam membentuk masyarakat madani di Madinah.

Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum, masuk Islam
bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaranajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa
beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.
Tujuan dakwah Rasulullah Saw yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji,
menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan
kemauandan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak
bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk
Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka
itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Makkah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutusekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah Swt untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam
Surah Al Hajj (22): 39dan Al-Baqarah (2): 190, maka kemudian Rasulullah Saw dan para
sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang
tidak dapat dihindarkan lagi.
Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para pengikutnya
itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta rampasan perang,
tetapi bertujuan untuk :
-

Membela diri, kehormatan, dan harta.

Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang hendak
menganutnya.

Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia dan Romawi.
Setelah Rasulullah Saw dan para pengikutnya mampu membangun suatu negara
yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha menyiarkan dan
memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap Para penduduk jazirah Arabia, tetapi juga
keluar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia menjadi cemas dan khawatir
kekuasaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu, bangsa Romawi dan bangsa Persia
bertekad untuk menumpas dan menghancurkan umat Islam dan agamanya. Untuk
menghadapi tekad bangsa Romawi dan Persia tersebut, Rasulullah dan para pengikutnya
tidak tinggal diam sehingga terjadi peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi,
yaitu perang Mut'ah pada tahun 8 H, di dekat desa Mut'ah. bagian utara jazirah Arabia dan

kedua Perang Tabuk pada tahun 9 H di kota Tabuk, bagian utara. Jazirah Arabia.
Sedangkan bangsa Persia selalu mengadakan penyerangan kepada wilayah kekuasaan umat
Islam. Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah Saw seperti :
a. Perang Badar Al-Kubra, terjadi pada tanggal 1 Ramadhan tahun 2 H di sebuah tempat dekat
Perigi Badar, Yang letaknya antara Mekah dan Madinah. Peperangan ini terjadi antara
Rasulullah Saw dan para pengikutnya dengan kaum kafir Quraisy yang telah mengusir
kaum Mukimin penduduk Mekah untuk pindah ke Madinah dengan meninggalkan rumah
dan harta benda. Mereka masih tetap bertekad untuk menghancurkan Islam dan kaum
muslimin di Madinah. Dalam Perang Badar ini kaum Muslimin memperoleh kemenangan
yang gemilang.
b. Perang Uhud terjadi pada pertengahan Sya'ban tahun 3 H. Pada peperangan ini kaum
Muslimin mengalami kekalahan.
c. Perang Ahzab (Khandaq), terjadi pads bulan Syawal tahun 5 H. Ahzab artinya golongangolongan, yaitu gabungan kaum kafir Quraisy, kaum Yahudi, Bani Salim, Bani Asad,
Garhfan, Bani Murrah, dan Bani Asyja, sehingga berjumlah 10.000 lebih. Pasukan Ahzab
ini menyerbu Madinah untuk menumpas Islam dan umat Islam. Atas inisiatif dari Salman
Al-Farisi, untuk mempertahankan kota Madinah dibuat parit yang dalam dan lebar. Berkat
inisiatif itu, kekompakan umat Islam dan pertolongan Allah Swt, dalam perang Ahzab ini
umat Islam memperoleh kemenangan.
Pada tahun keenam hijriah Rasulullah Saw dan para pengikutnya umat Islam
penduduk Madinah dan 1.000 orang berangkat menuju Makkah untuk melakukan u mrah.
Agar kaum kafir Quraisy tidak menduga bahwa kedatangan kaum muslim ke Makkah untuk
memerangi mereka, maka jauh sebelum mendekati kota Makkah umat Islam sudah
mengenakan pakaian ihram, tidak membawa alat-alat perang, kecuali pedang dalam
sarungnya sekadar untuk menjaga diri di perjalanan.
Rombongan kaum muslimin tiba di suatu tempat yang bernama "Al Hudaibiyah".
Yang letaknya beberapa kilometer dari kota Mekah, dengan maksud selain untuk
beristirahat. juga untuk melihat situasi. Sebenarnya saat itu termasuk bulan yang disucikan
oleh bangsa arab Islam. Mereka dilarang melakukan peperangan di dalamnnya. Namun
dalam kenyataannya, kaum kafir Quraisy telah menempatkan sejumlah bala tentara yang
cukup besar di perbatasan kota Makkah, siap untuk melakukan peperangan. Membaca

situasi demikian, kemudian Rasulullah Saw mengutus sahabat Utsman bin Affan memasuki
kota Makkah untuk menemui pimpinan kaum kafir Quraisy dan menjelaskan kepadanya,
bahwa kedatangan mereka ke Mekah bukan untuk berperang, tetapi semata-mata untuk
melakukan ibadah umrah. Namun kaum kafir Quraisy bersikeras tidak mengizinkan kaum
Muslimin memasuki kota Makkah, dengan alasan akan menjahihkan kewibawaan kaum
kafir Quraisy di mata bangsa Arab.
Sahabat Utsman ditahan oleh kaum kafir Quraisy, bahkan tersiar kabar bahwa beliau
telah dibunuh. Menyikapi kabar tersebut kaum Muslimin telah bersepakat mengadakan
"sumpah setia" (baiat), untuk berperang melawan kafir Quraisy, sampai meraih
kemenangan. Sumpah setia itu disebut "Baiatur Ridwan".
Untunglah di saat-saat genting seperti itu sahahat Utsman bin Affan.muncul,
membawa berita akan diadakannya perundingan antara kaum kafir Quraisy dengan kaum
muslimin. Maka terjadilah perundingan antara delegasi kaum kafir Quraisy yang dipimpin
oleh Suhail Ibnu Umardan delegasi umat Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw
Perundingan tersebut melahirkan kesepakatan antara dua belah pihak,dan melahirkan
sebuah perjanjian, yang dikenal dalam sejarah sebagai perjanjian Hudaibiyah (Sulhul
Hudaibiyah).
Isi perjanjian itu sebagai berikut :
1) Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy penduduk
Makkahdan umat Islam penduduk Madinah.
2) Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin walinya
hendaklah ditolak oleh umat Islam.
3) Kaum Quraisy, tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan bergabung dengan
mereka.
4) Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy atau dengan kaum
muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan.
5) Kaum muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke Madinah
dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya dengan persyaratan :
-

Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk sementara keluar dari
koa Makkah.

Kaum muslimin memasuki kota Makkah tidak boleh membawa senjata.

Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalam kota Makkah lebih dari tiga hari tiga malam.
Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah ini sangat
menguntungkan kaum muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh
semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab yang paling selatan telah
menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy merasa terpojok dan mereka secara
sepihak berniat membatalkan perjanjian Hudaibiah itu, dengan cara menyerang Bani
Khuza'ah yang berada di bawah perlindungan Islam. Sejumlah prang dari Bani Khuza'ah
mereka bunuh dan selebihnya mereka cerai-ceraikan. Bani Khuza'ah segera mengadu
kepada Rasulullah saw, dan mohon keadilan.
Mendapat pengaduan seperti itu kemudian Nabi Muhammad Saw dengan sepuluh
ribu bala tentaranya berangkat menuju kora Mekah untuk membebaskan kota Mekah dari
para penguasa kafir yang zalim, yang telah melakukan pembunuhan secara kejam terhadap
umat Islam dari Bani Khuza'ah.
Rasulullah Saw sebenamya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang sudah
tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah Sawdan bala tentaranya
berkemah di pinggiran kota Makkah dengan maksud agar kaum kafir Quraisy melihat
sendiri, kekuatan besar dari bala tentara kaum Muslimin. Taktik Rasulullah Saw seperti itu
ternyata berhasil, sehingga dua orang pemimpin Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi Saw)
dan Abu Sufyan (seorang bangsawan Quraisy yang lahir tahun 567M dan wafat tahun 652
M) datang menemui Rasulullah Saw dan menyatakan diri masuk Islam.
Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu Rasulullah
Saw dan bala tentaranya dapat memasuki kota Makkah dengan aman dan membebaskan
kota itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang dzalim. Pembebasan kota Makkah ini
terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya pertumpahan darah. Bahkan setelah itu,
kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri masuk Islam, menerima ajakan
Rasulullah dengan kerelaan hati. Kemudian bersama-sama bala tentara Islam mereka
membersihkan Ka'bah dari berhala-berhala dan menghancurkan berhala-berhala itu.
Kaum Muslimin masih menghadapi kaum musyrikin, yang semula bersekutu dengan
kaum kafir Quraisy yang telah masuk Islam itu, yaitu Bani Saqif, Bani Hawazin, Bani Nasr,
dan Bani Jusyam. Kaum musyrikin tersebut bersatu di bawah pimpinan Malik bin Auf

(Bard Nasr) berangkat menuju Makkah untuk memerangi kaum Muslimin, yang telah
menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah.
Mendengar berita bahwa kaum musyrikin itu akan memerangi umat Islam di
Makkah, maka Rasulullah Saw memimpin bala tentaranya sebanyak 12.000 orang menuju
ke lembah Hunain tempat kaum musyikin berkemah. Maka terjadilah pertempuran sengit
antara pasukan Islam dan pasukan musyrikin yang berakhir dengan kemenangan di pihak
Islam. Perang Hunain ini terjadi dua minggu setelah peristiwa pembebasan kota Makkah
(Fathul Makkah).
Sisa pasukan musyrikin melarikan diri ke Thaif. Rasulullah Sawdan bala tentaranya
mengejar mereka ke Thaif, lain mengadakan pengepungan selama beberapa hari lamanya
sehingga pemimpin mereka Malik bin Auf dengan seluruh pasukan gabungannya, Yaitu:
Bani Saqif, Bani Hamazim, Bani Nasr, dan Bani Jusyam menyatakan masuk Islam.
Pada tahun ke-9dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Barn Tamim, Bani
Amr, Bani Sa'ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah menghadap
Rasulullah Saw untuk menyatakan dukungannya.
Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk wilayah
pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullah Sawdan umat Islam memperoleh
kemenangan yang gilang-gemilang (lihatdan pelajari QS. An-Nasr, 1 10: 1-3).

3. Dakwah Islam keluar Jazirah Arabia


Rasulullah Saw menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk agama
Islam, dengan jalan, mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah Rasulullah Saw
kepada para penguasa atau para pembesar mereka. Para penguasa atau para pembesar
negara yang dikirimi surat dakwah Rasulullah Saw itu seperti :
a. Heraclius, Kaisar Romawi Timur
Yang menerima surat dakwah Rasulullah, melalui utusannya DillijAli bill Khalifah.
Heraclius tidak menerima seruan dakwah Rasulullah Saw karena tidak mendapat
persetujuan dari para pembesar negara dan para pendeta. Namun surat dakwah itu
dibalasnya dengan tutur kata sopan, di samping mengirimkan hadiah untuk Rasulullah Saw.
b. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir

Rasulullah Saw mengirim surat dakwah kepada Muqauqis melalui utusannya yang bernama
Hatib. Setelah surat itu dibaca Muqauqis belum bisa menerima seruan untuk masuk Islam,
namun dia menyampaikan surat balasan kepada Rasululfah Sawdan mengirim hadiahhadiah berupa seorang budak wanita, kuda, keledai, dan pakaian-pakaian.
c. Syahinsyah, Kaisar Persia
Syahinsyah adalah penguasa yang lalim dan sombong. Karena kesombonganya surat
dakwah Rasulullah Saw itu dirobek-robeknya. Mengetahui Surat dakwah itu dirobek-robek,
Rasulullah menjelaskan bahwa Syahinsyah yang sombong itu akan dibunuh oleh anaknya
sendiri pada malam Selasa tanggal 10 Jumadil Awal tahun ke-7 hijrah. Apa yang diucapkan
Rasulullah Saw ternyata sesuai dengan kenyataan. Syahinsyah dibunuh oleh anaknya
sendiri yaitu as Syirwaih karena kelalimannya.
Kemudian Surat dakwah Rasulullah Saw dikirimkan pula kepada An Najasii (Raja
Ethiopia), AlMunzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja Yamamah) dan Al
Haris (Gubernur Romawi di Syam). Di antara penguasa-penguasa tersebut yang menerima
seruan dakwah Rasulullah, hanyalah Al-Munzir bin Sawi penguasa Bahrain yang
menyatakan masuk Islam dan mengajak para pembesar negara dan rakyatnya agar masuk
Islam.

B. Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah


Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah Saw periode
Madinah adalah :
1. Berdakwah dimulai dari diri sendiri. Maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini
kebenaran Islamdan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah
itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah Swt dalam Surah AnNahl (16): 125. (Coba kalian cari dan pelajari!)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah Saw dan umatnya. Dalil wajibnya: Al Qur'an Surah Ali Imran, 3: 104,dan Hadis Rasulullah Saw:
"Baliighuu `annii walau ayatan " HR. Bukhori.
Artinya: Sampaikanlah apa yang berasal dariku (tentang Islam) walau hanya satu ayat
(H.R. Bukhari).

4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah Swt semata, bukan dengan niat untuk
memperoleh popularitasdan keuntungan yang bersifat materi. Umat Islam dalam
melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan pokok-pokok pikiran yang
dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah Saw, juga hendaknya meneladani strategi
Rasulullah Saw dalam membentuk masyarakat Islam atau masyarakat madani di Madinah.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan ajaran Islam untuk seluruh aspek
kehidupan, sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun thoyyibatun wa
rabbun ghofuur yakni masyarakat yang baik, aman, tentram, damai, adil dan makmur di
bawah naungan rida illahi dan ampunannya. Adapun usaha-usaha Rasulullah SAW dalam
mewujudkan masyarakat sebagai mana tersebut adalah :
a. Membangun masjid
Masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah Saw di Madinah ialah masjid Quba,
yang berjarak + 5 km, sebelah barat Madinah. Masjid Quba ini dibangun pada tanggal 12
Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
Setelah Rasulullah saw menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau
mengunjungi Masjid Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam. Masjid
kedua yang dibangun oleh Rasulullah Saw dan sahabatnya adalah masjid nabawi di
Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh kaum muhajirin dan Ansar, yang
peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dan peletakan batu kedua,
ketiga, keempat, dan kelima dilaksanakan oleh para sahahat terkemuka yakni: Abu Bakar
r.a., Umar bin Khotob r.a. Utsman bin Affan r.a., dan Ali bin Abi Tholib r.a. Mengenai
fungsi atau peranan masjid masa Rasulullah Saw adalah sebagai berikut :
-

Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang aqidah dan akhlak.

Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya sholat lima waktu, salat Jumat, salat Tarwih,
salat Idul Fitri, dan Idul Adha. (Lihat Q.S. Al-Jinn, 72: 18)

Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam yang bersumber
kepada Al-Qur'an dan Hadist.

Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan sesama muslim
(ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan.

Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial, misalnya sebagai tempat penampungan
zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, terutama
para fakir miskin dan anak-anak yatim telantar.

Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat pengobatan para
penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita luka akibat perang melawan
orang-orang kafir. Sejarah mencatat adanya seorang perawat wanita terkenal pada masa
Rasulullah yang bernama "Rafidah".

Rasulullah Saw menjadikan masjid sebagai tempat bermusyawarah dengan para sahabatnya.
Masalah-masalah yang dimusyawarahkan antara lain: usaha-usaha untuk mengatasi
kesulitan, usaha-usaha untuk memajukan umat Islam, dan strategi peperangan melawan
musuh-musuh Islam agar memperoleh kemenangan.

b. Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Anshar


Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah Saw penduduk Mekah yang berhijrah ke
Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah Saw, penduduk asli Madinah yang
memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah Saw bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a.dan Umar bin Khattab, untuk
mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar hingga terwujud persatuan yang tangguh.
Hasil musyawarah memutuskan bahwa setiap orang Muhajirin mencari dan mengangkat
seorang dari kalangan Anshar menjadi saudara senasab (seketurunan), dengan niat ikhlas
karena Allah Swt, demikian juga sebaliknya orang Anshar. Rasulullah Saw memberi
contoh dengan mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai saudaranya. Apa yang dicontohkan
oleh Rasulullah Saw untuk seluruh sahabatnya misalnya:
Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah Saw sebagai pahlawan Islam yang
pemberani bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya yang kemudian
dijadikan anak angkat Rasulullah Saw Abu BakarAsh-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah
bin Zaid. Umar bin Khattab bersaudara dengan Irban bin Malik Al Khazraji (Ansar).
Utsman bin Affan bersaudara dengan Aus bin Tsabit. Dan Abdurrahman bin Auf
bersaudara dengan Saad bin Rabi (Anshor).
Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan orang Anshar, termasuk
Muhajirin setelah hijrahnya Rasulullah Saw, dipersaudarakan secara sepasang-sepasang,
layaknya seperti saudara senasab.

Persaudaraan secara sepasang-sepasang seperti tersebut, ternyata membuahkan hasil antara


Muhajirin dan Anshar terjalin hubungan persaudaraan yang lebih baik. Mereka saling
mencintai, saling menyayangi, hormat-menghormati, dan tolong-menolong dalam kebaikan
dan ketakwaan.
Kaum Anshar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin
berupa tempat tinggal, sandang pangan, dan lain-lain yang diperlukan. Namun kaum
Muhajirin juga tidak diam berpangku tangan, mereka berusaha sekuat tenaga untuk mencari
nafkah agar dapat hidup mandiri. Misalnya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, Abu
Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abu Thalib menjadi petani karma.
Kaum Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian oleh
Rasulullah Saw ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang beratap yang disebut suffa dan
mereka dinamakan ahlu Suffa (penghuni suffa). Kebutuhan-kebutuhan mereka dicukupi
oleh kaum Muhajirin dan Anshar secara gotong royong. Kegiatan Ahlu Suffa itu antara lain
mempelajari dan menghafal AlQur'an dan Hadits, kemudian diajarkan kepada yang lain.
Sedangkan apabila terjadi perang antara. kaum Muslimin dengan kaum kafir, mereka ikut
berperang.

C. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Muslim dan Umat Non-Islam


Pada waktu Rasulullah Saw menetap di Madinah, Penduduknya terdiri. 3 golongan,
yaitu umat Islam umat Yahudi (Banu Qainuqa, Bani Nadzir, Banu Quraidhoh) dan orangorang arab yang belum masuk Islam.
Rasulullah Saw membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam dan tertuang
dalam Piagam Madinah. Isi Piagam Madinah itu antara lain :
1. Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi, keagamaan,
dan politik. Sehubungan dengan itu Setiap golongan penduduk Madinah, berhak
menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan
kepada orang yang mematuhi peraturan.
2. Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebasan beragama.
3. Seluruh penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muslimin, kaum Yahudi, dan orang orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka hendaknya sating membantu dalam

bidang moril dan materiil. Apabila Madinah diserang musuh, maka seluruh penduduk
Madinah harus bantu-membantu dalam mempertahankan kota Madinah.
4. Rasulullah adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara dan perselisihan
yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada Rasulullah untuk diadili sebagaimana
mestinya.

D. Meletakakan Dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yang Islami demi Terwujudnya
masyarakat Madani
Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah, tetapi mengajarkan juga
bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang kesemuanya bersumber pada Al Qur' an dan
hadits.
Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah beragama Islam,
sehingga masyarakat Islam sudah terbentuk, maka adanya pemerintahan Islam merupakan
keharusan. Rasulullah Saw selain sebagai seorang nabi dan rasul, juga tampil sebagai
seorang kepala negara (khalifah).
Sebagai kepala negara, Rasulullah Saw telah meletakkan dasar bagi sistem politik
Islam, yakni musyawarah. Melalui musyawarah, umat Islam dapat mengangkat wakil-wakil
rakyat dan kepala pemerintahan, serta membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
seluruh rakyatnya. Dengan syarat, peraturan-peraturan itu tidak menyimpang dari tuntunan
Al Qur'an dan Hadits (dalil naqlinya lihat Q.S. An Nisa'- (4): 59).
Dalam bidang ekonomi Rasulullah Saw telah meletakkan dasar bahwa sistem
ekonomi Islam itu harus dapat menjamin terwujudnya keadilan sosial.
Dalam bidang sosial kemasyarakatan, Rasulullah Saw telah meletakkan dasar antara
lain adanya persamaan derajat di antara semua individu, semua golongan, dan semua
bangsa. Sesuatu yang membedakan derajat manusia ialah amal salehnya atau hidup
bermanfaat (lihat QS. Al-Hujurat (49): 13).
D. Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW
1. Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshar dapat memberikan
rasa aman dan tentram.
2. Persatuan dan saling menghormati antar agama.
3. Menumbuh kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya dan miskin.
4. Memahami bahwa umat islam harus berpegang menurut aturan Allah SWT.
5. Memahami dan menyadari bahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah SWT dan antara
manusia dengan manusia.

6. kita mendapat warisan yang sangat menentukan kaselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat.
7. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam.
8. Terciptanya hubungan yang kondusif

Rangkuman
Dakwah Rasulullah Saw periode Madinah dilakukan selama sepuluh tahun. Dakwah
ditujukan kepada umat Islam dan umat yang belum masuk Islam. Dakwah periode Madinah
ini mendapat hambatan dan tantangan dari kaum kafir Quraisy, Yahudi Madinah, dan
sekutu-sekutunya. Mereka musuh-musuh Islam bertekad untuk melenyapkan Islamdan
kaum Muslimin. Untuk menghadapi tantangan dan tekad musuh-musuh Islam tersebut, dan
setelah turun ayat Al-Qur'an yang isinya izin dari Allah Swt untuk berperang, maka
terjadilah beberapa kali peperangan seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Ahzab.
Pada tahun ke-6 H terjadi Perjanjian Hudaibiyah antara umat Islam, dengan kaum kafir
Quraisy. Perjanjian ini menguntungkan umat Islam, antara lain umat Islam memperoleh
keleluasaan untuk berdakwah, sehingga dalam waktu dua tahun saja berbagai kabilah Arab
berduyun-duyun masuk Islam. Pada tahun ke-8 H kaum kafir Quraisy melanggar Perjanjian
Hudaibiyah. Hal ini memberi kesempatan kepada Rasulullah Saw dan umat Islam untuk
membebaskan Makkah dan penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim. Rasulullah Saw
dengan bala tentaranya sebanyak 10.000 orang berangkat menuju Makkah dan tanpa
perlawanan kaum kafir Quraisy menyerah dan menyatakan diri masuk Islam. Tidak lama
setelah pembebasan kota Makkah, terjadi lagi Perang Hunain dan Thaif. Dalam peperangan
ini kaum musyrikin mengalami kekalahan dan seluruhnya masuk Islam. Pada tahun ke-9
dan ke-10 H berbagai kabilah bangsaArab menghadap Rasulullah Saw untuk menyatakan
dukungannya. Demikianlah seluruh Jazirah Arab sudah masuk Islam dan masuk wilayah
pemerintahan Islam Yang berpusat di Madinah.

Tugas
Soal
1. Sebutkan sebab-sebab rasulullah saw hijrah ?
2. Arti Hijrah yaitu?
3. Tulis rangkuman dakwah rasulullahsaw di madinah ?
4. Pada waktu Rasulullah Saw menetap di Madinah, Penduduknya terdiri. 3 golongan,
yaitu ?
5. Isi piagam madinah yaitu ?
6. Sebutkan Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW ?
7. Apa saja sebab Rasulullah hijrah ke Madinah?
8. Apa saja upaya yang dilakukan Rasulullah dalam pembinaan umat di Madinah?
9. Bagaimana peristiwa hijrahnya Rasulullah?
10. Apa saja strategi yang dilakukan Rasulullah dalam membina masyarakat Islam Madinah?
Jawaban
1..
2..
3..
4..
5..
6..
7..
8..
9..
10..
Sekian dari saya,mohon maaf jika ada kekurangan.
Wassalamualaikum.wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai