Alhamdulillahirobbil alamin puji syukur kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena atas
berkat rahmat dan karunianya sehingga makalah dengan judul “memahami demokrasi menurut
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad
SAW, karena jasa-jasa perjuangan beliau sehingga manusia dapat memilah dan memilih menuju
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan initentu masih jauh dari kesempurnaan, jika
dalam penulisan ini terdapat banyak kesalahan bahkan kekurangan dalam pembahasan penyusun
minta ma’af yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan unutk perbaikan yang selanjutnya, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiiiiin........
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
A. Kesimpulan.................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam suart al-imran ayat 159 ini menyerukan kepada kita agar selalu bermusyawarah
mengenai suatu perkara agar tidak ada masalah yang timbul. Ayat ini juga merupakan petunjuk
bagi setiap muslim, khususnya para pemimpin agar bermusyawarah dengan anggota-anggotanya.
Dalam surat ini juga menghimbau agar kita selalu berlemah lembut menghargai dan menghormati
dan kewjiban orang lain, serta tidak ingin menang sendiri dan memaksakan kehendak sendiri
untuk orang lain. Bila terjadi perbedaan pendapat yang menyebabkan oarang lain tersinggung,
Didalam surat as-syura ayat 38 ini juga menjelaskan masalah musyawarah yang baik dan
2. Tidak boleh dalam musyawarah itu mengangkat seorang pemimpin yang tidak beragam
islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan layar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah dalam
1. Bagaimana cara bermusyawarah yang baik dan benar yang sesuai dengan surat al-imran
ayat 159?
a. Tujuan
1. Dapat mengetahui bagaimana cara musyawarah yang baiak dan benar yang sesuai dengan
suart al-imran
b. Manfaat
Adapun manfaatnya yaitu :
BAB II
PEMBAHASAN
Bila melihat beberapa ayat dalam Al-Qur’an, nampak ada beberapa ayat yang cenderung
kepada anjuran untuk mengatur suatu negara ( ummat ) dalam sistem demokrasi, yaitu sebuah
sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk mempengaruhi
keputusan politik, baik langsung atau tidak langsung. Dan dalam pengambilan keputusan itu
Terjemahan:
‘’Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu
َاو ۡرهُمۡ فِي ٱَأۡلمۡ ۖ ِر فَِإ َذا َعزَ مۡ تَ فَتَ َو َّك ۡل َعلَى ٱهَّلل ۚ ِ ِإ َّن ٱهَّلل َ يُ ِحبُّ ۡٱل ُمتَ َو ّكِلِين
ِ َو َش
Terjamahan:
“Maka berkat rahmat Allahlah engkau (muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sunggu1h, Allah mencintai orang yang
Ayat diatas dari segi redaksional ditujukan kepada nabi Muhammad SAW. Agar
Tetapi ayat ini juga merupakan petunjuk bagi setiap muslim, khususnya bagi setiap pemimpin,
Diawal surah tadi disebutkan bahwa karena rahmat Allohlah kamu bersikap lemah lembut
terhadap mereka. Unggkapan ini mengisaratkan bahwa untuk bisa melaksanakan musyawarah
dengan baik, baik pihak yang ditunjuk sebagai ketua dalam acara musyawarah, maupun pihak
yang menjadi anggoata atau peserta, harus bersikap lemah lembut, mau menghargai dan
menghormati hak dan kewajiban oarang lain, tidak ingin menang sendiri, dan tidak memaksakan
Bila terjadi silang pendapat yang menjadikan orang lain tersinggung atau sakit hati, semua
Suasana seperti ini harus bisa dikondisikan dalam setiap mengambil keputusan bersama, dan
insyaAllah musyawarah akan berjalan dengan baik, yang akhirnya akan menghasilkan keputusan-
Itulah petunjuk Al-Qur’an bagi pelaksanaan musyawarah sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan mengenai urusan keduniaan atau muamalah dan menyangkut kepentingan orang
banyak, seperti membangun masjid, madrasah, dan jalan umum, memilih ketua RT, RW, atau
kepala Desa. Semua itu harus dilakukan dengan cara musyawarah sesuai dengan petunjuk Al-
Qur’an.
Sedangkan hal-hal yang perlu dimusyawarahkan adalah hal-hal yang terkait dengan urusan
mu’amalah, sementara masalah aqidah dan ibadah sudah jelas petunjuknya baik dari Al-Qur’an
Mengenai urusan dunia, Rasulullah SAW. Memberi kebebasan kepada ummatnya untuk
Kandungan Surah Ali ‘Imran Ayat 159, Surah A-li ‘Imran ayat 159 membahas tentang tata
cara melakukan musyawarah. Jika dirunut dari asbabun nuzulnya, ayat ini diturunkan sebagai
teguran terhadap sikap para sahabat Rasulullah saw. yang telah menyepakati keputusan
musyawarah dalam menerapkan strategi Perang Uhud, tetapi mereka melanggar kesepakatan
tersebut. Oleh karena sikap melanggar dari keputusan musyawarah, dalam Perang Uhud, kaum
Rasulullah sebagai pemimpin sering mengajak para sahabat untuk menyelesaikan masalah.
Misalnya dalam mengatur strategi memenangkan perang, menyelesaikan tahanan perang, dan
menentukan tempat ibadah. Dalam menyelesaikan suatu persoalan, jika tidak mendapat petunjuk
Pelajaran yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut :
Seorang pemimpin juga harus lapang dada dalam menghadapi permasalahan yang
Dalam memecahkan segala urusan yang terkait dengan kepentingan orang banyak,
seorang pemimpin tidak boleh mengambil keputusan sendiri, tetapi harus meminta
Hal-hal yang bisa dimusyawarahkan hanya hal-hal yang terkait dengan masalah
َصلَ ٰوةَ َوَأمۡ ُرهُمۡ ُشو َر ٰى بَ ۡينَهُمۡ َو ِم َّما َرزَ ۡق ٰنَهُمۡ يُنفِقُون ْ ُوا لِ َربِّ ِهمۡ َوَأقَا ُم
َّ وا ٱل ْ ٱست ََجاب
ۡ ََوٱلَّ ِذين
Terjemahan :
“Dan (bagi) orang-oarang yang menerima (mematuhi) seruan tuhan dan melaksanakan shalat,
sedang urusan mereka ( diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mengimfakkan
sebagian dari rizki yang kami beri kepada mereka. (Q.S.Asy-syura’:38)
Ayat ini turun sebagai ujian kepada kelompok muslim madinah (Anshar) yang bersedia
membela Nabi Muhammad SAW. Dan menyepakati hal tersebut melalui musyawarah yang
mereka laksanakan dirumah Abu Ayyub Al-Anshari. Namun demikian, ayat ini juga berlaku
Bila kita membuka sejarah islam khususnya sejarah empat khalifah Rasulullah SAW; yaitu
Abu Bakar, Umar bin khattab, usman bin-affan, Ali bin Abi-thalib dapat kita ketahui mulai dari
cara pengangkatan masing-masing dari mereka sampai dengan cara mereka memimpin, dan
Dalam melakukan musyawarah, tentu ada beberapa perinsip yang harus dipedomani oleh
1. Tidak boleh melakukan musyawarah unutk hal-hal yang dilarang agama. Larangan ini dapat
2. Tidak boleh melakukan musyawarah untuk mengangkat seorang pemimpin yang tidak
beragama islam, larangan ini dapat dipahami dari isi ayat 51 surah al-maidah sebagai
berikut :
Terjemahan :
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadikan orang yahudi dan nasrani sebagai
teman setiamu; mereka satu sama lain saling melindungi, barang siapa diantara kamu yang
menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh,
Empat khalifah yang menggantikan Rasulullah secara bergantian, dipilih dan diangkat secara
Musyawarah tidak boleh dilakukan untuk menyepakati hal-hal yang tidak dibolehkan oleh
syara’ (agama)
Musyawarah tidak boleh dilakukan untuk menyepakati pengangkatan seorang pemimpin yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Seorang yang dipercaya menjadi pemimpin dalam menghadapi rakyatnya garus bersikap
lemah lembut.
2. Seorang pemimpin juga harus lapang dada dalam menghadapi permasalahan yang
3. Dalam memecahkan segala urusan yang terkait dengan kepentingan orang banyak,
seorang pemimpin tidak boleh mengambil keputusan sendiri, tetapi harus meminta
4. Musyawarah tidak boleh dilakukan untuk menyepakati hal-hal yang tidak dibolehkan oleh
syara’ (agama)
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak salah oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan keritik saran yang sifatnya membangun sehingga penyusun makalah yang