Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA

Menghidupkan Hati Nurani dengan Kritis dan Demokrasi

KELOMPOK 1 :

- Chayara Mukhbita Meysun


- Haikal Azmi Burhan Habibi
- Hasby Alfarizi
- Muhammad Adam Alfarizi
- Muhammad Sofyan Syah

SMAN 1 TAMBUN SELATAN


Jl. Kebon Kelapa No.2, Tambun, Kec. Tambun Sel., Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penyusun panjantkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan hidayah Nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Menghidupkan

Hati Nurani dengan Kritis dan Demokrasi” dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan

dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih

banyakkekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak

yang sifat-sifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang

akan datang.

Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan terima kasih kepada

Keduaorang tua saya yang telah memberikan motivasi dan semua teman teman yang ikut

membantudalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita

semua,dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal „alamin.

Bekasi, 08 Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Makna Berfikir kritis...............................................................................................................5
2.2 Tafsir/Penjelasan Ayat...........................................................................................................6
2.3 Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab) sesuai Pesan Q.S.
Ali-Imran/3: 190-191.........................................................................................................................8
2.4 Manfaat Toleransi Hidup Beragama dalam Pandangan Islam..............................................10
2.5 Menerapkan Prilaku Mulia...................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menghidupkan hati nurani dengan kritis dan demokrasi.

Q.S. Ali 'Imran /3:190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan

pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Orang-orang

yang berakal dalam ayat yang ke-191 adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah

Swt. dalam segala keadaan.

Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia, semuanya mengandung makna,

manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang mau merenungkannya. Orang yang cerdas

menurut Rasulullah saw. adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di

akhirat kemudian mengisi hidupnya sebagai bekal kehidupan kedua itu.

1.2 Rumusan Masalah

1.3

1. Mengapa Menghidupkan Hati Nurani dengan Kritis dan Demokrasi penting dalam

hidup kita?

2. Mengapa kita harus saling menasehati?

3. Apa manfaat dari berfikir Kritis dan ber-Demokrasi?

4. Bagaimana contoh berfikir kritis dan demokrasi dalam kehidupan sehari - hari

1.3 Tujuan
1. Mengetahui seberapa penting Menghidupkan Hati Nurani dengan Kritis dan

Demokrasi dalam hidup kita.

2. Mengetahui alasan mengapa kita harus saling menasehati satu sama lain.

3. Mengetahui apa saja manfaat berfikir kritis dan demokrasi terhadap sesama.

4. Mengetahui contoh perilaku yang menunjukkan Menghidupkan Hati Nurani dengan

Kritis dan Demokrasi .

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Makna Berfikir kritis

Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja

yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman

dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan

tindakan”.

Berpikir kritis memungkinan untuk memanfaatkan potensi diri dalam melihat

masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadiri diri.Salah satu mukjizat

al-Quran adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan

alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut.

Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali 'Imran/3:190-

191 berikut ini.

١٩٠ ﴿ ‫ِإَّن ِفي َخ ْلِق الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف الَّلْيِل َو الَّنَهاِر آَل َياٍت ُأِلوِلي اَأْلْلَباِب‬
(inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari laaayaatin li-ulii

al-albaabi)

‫اَّلِذ يَن َيْذ ُك ُروَن َهَّللا ِقَياًم ا َو ُقُعوًدا َو َع َلٰى ُج ُنوِبِهْم َو َيَتَفَّك ُروَن ِفي َخ ْلِق الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َر َّبَنا َم ا َخ َلْقَت َٰه َذ ا َباِط اًل ُسْبَح اَنَك َفِقَنا‬
١٩١ ﴿ ‫َع َذ اَب الَّناِر‬

(alladziina yadzkuruuna allaaha qiyaaman waqu'uudan wa'alaa junuubihim wayatafakkaruuna

fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka

faqinaa 'adzaaba alnnaari)

Artinya:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat

tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang

senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan

memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau

ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api

neraka”.

2.2 Tafsir/Penjelasan Ayat

Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu

apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh

tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala

keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk
memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang

menggambarkan kesempurnaan-Nya.

Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk meneliti alam

raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan

langit itu (dalam enam masa). Para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan

dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam

bukunya Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Quran dan Sains

Modern (tahun 2003), Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi

adalah sebagai berikut:

1. Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya

Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce).

2. Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas

bentuknya, dan d isebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos).

3. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini.

4. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk.

5. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan

radiasi, dan j agad raya terus mengembang.

Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet.

Berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan

melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, kita sadar betapa

Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi
Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba

yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.

Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali - Imran ayat 190-191 yaitu diawali oleh

kedatangan orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian mereka para kaum

Quraisy bertanya mengenai bukti – bukti kebenaran yang dibawa nabi Musa dan bukti

– bukti kebenaran yang dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun menjawab bahwa tangan

dan tongkat nabi Musa mampu bersinar putih, sedangkan

nabi Isa mampu menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta mampu

menghidupkan orang yang sudah mati.

Kemudian orang – orang Quraisy mendatangi Rasulullah S.A.W seraya

berkata “ Mintalah dari Tuhanmu agar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “

lantas Rasulullah berdoa dan turunlah surah Ali – Imran ayat 190 – 191, mengajak

mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan

di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan, dan matahari serta peredarannya, laut,

gununggunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya.

2.3 Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil
Albab) sesuai Pesan Q.S. Ali-Imran/3: 190-191

Mustaji mendefinisikan bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan

reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai

atau dilakukan”. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang

pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah mengetahui

bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam

setiap perbuatan kita harus ada pertimbangan akal sehat.

Pelajari baik-baik sabda Rasulullah saw. berikut ini.

‫ الَك ِّيُس َم ْن َداَن‬: ‫ َقاَل‬، - ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ عن الَّنبّي‬، - ‫ رضي هللا عنه‬- ‫عن أبي يعلى شداد بن أوس‬
‫ [رواه الترمذي‬.‫ والَع اِج ُز َم ْن أْتَبَع َنْفَس ُه َهواَها َو َتمَّنى َع َلى ِهللا‬، ‫ َو َع ِمَل ِلَم ا بعَد الَم وِت‬، ‫َنْفَس ُه‬

Artinya :

Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang

yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal

untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang

selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan

kosong”. (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata: Hadis Hasan).

Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar

cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi,

yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu

saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan

kedua, yaitu akhirat.


Rasulullah saw. bersabda:

: ‫َو َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه َأَّن َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬

‫ َأو‬،‫ أو َهَر مًا ُم َفِّندًا‬،‫ َأْو َم َر ضًا ُم فِس دًا‬،‫ َأو ِغ َنًى ُم طِغ يًا‬،‫ َهل َتْنَتِظ ُروَن ِإَّال َفْقرًا ُم ْنِس يًا‬،‫َباِد ُروا ِباَألْع َم اِل َس ْبعًا‬
‫ َأْو الَّس اَع َة َو الَّس اَع ُة َأْد َهى وَأَم ُّر ؟‬،‫ َفَش ُّر َغاِئٍب ُيْنَتَظُر‬، ‫ ََأْو الَّد َّجاَل‬،‫َم وتًا ُم ْج ِهزًا‬

‫ َحِد ْيٌث َحَس ٌن‬: ‫ َر َو اُه الُّتْر ُمِذ ي َو َقاَل‬.

Artinya:

Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw.

bersabda:“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa

yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang

menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau

kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang

dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar

bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata:

Hadis hasan).

Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan

tidak menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah saw. menyebut tujuh macam

peristiwa yang buruk untuk menyadarkan kita semua.

1. Pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah Swt. karena

sibuk mencari penghidupan (harta).

2. Kedua, kekayaan yang membuat kita menjadi sombong karena menganggap

semua kekayaan itu karena kehebatan kita.


3. Ketiga, sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan kita pudar, atau

bahkan cacat.

4. Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya.

5. Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi

manfaat.

6. Keenam, datangnya dajjal yang dikatakan sebagai makhluk terburuk karena

menjadi fitnah bagi manusia.

Ketujuh, hari kiamat, bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya.

Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah saw. dalam dua hadis di atas adalah

mengumpulkan bekal amal salih sebanyak-banyaknya untuk kehidupan pasca

kematian (akhirat),

2.4 Manfaat Toleransi Hidup Beragama dalam Pandangan Islam

Adapun manfaat berfikir kritis di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.

2. Dapat mengoptimalkan pemanfaatan alam untuk kepentingan umat manusia.


3. Dapat mengambil inspirasi dari semua ciptaan Allah Swt. dalam

mengembangkan IPTEK.

4. Menemukan jawaban dari misteri penciptaan alam (melalui penelitian).

5. Mengantisipasi terjadinya bahaya, dengan memahami gejala dan fenomena

alam.

6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain,

baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta.

7. Semakin bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan.

8. Semakin termotivasi untuk menjadi orang yang visioner.

9. Semakin bersemangat dalam mengumpulkkan bekal untuk kehidupan di

akhirat dengan meningkatkan amal saleh dan menekan/meninggalkan

kemaksiatan.

2.5 Menerapkan Prilaku Mulia

Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan

berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadis di atas yaitu sebagai berikut.

1. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal sehat.

2. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi

manusia.

3. Melakukan kajian-kajian terhadap ayat-ayat al-Qur±n secara lebih mendalam

bersama para pakar di bidang masing-masing.

4. Menjadikan ayat-ayat al-Quran sebagai inspirasi dalam melakukan penelitian-

penelitian ilmiah untuk mengungkap misteri penciptaan alam.


5. Menjadikan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) sebagai inspirasi dalam

mengembangkan IPTEK.

6. Mengoptimalkan pemanfaatan alam dengan ramah untuk kepentingan umat

manusia.

7. Membaca dan menganalisis gejala alam untuk mengantisipasi terjadinya bahaya.

8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang

yang visioner.

9. Senantiasa berupaya meningkatkan amal salih dan menjauhi kemaksiatan sebagai

tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan

sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. atas semua anugerah-Nya.

10. Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan

fenomena alam yang terjadi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beriman kepada Allah SWT. akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah

putus asa, sebabyang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah

takdirkan kepadanya danAllah akan memberikan yang terbaik kepada seorang

muslim,sesuai dengan sifatnya yangMaha Pengasih dan Maha Penyayang.Olehkarena

itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum

tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurutkita belum tentu baik menurut

Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahirsikap sabar dan tawakal
yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengankemampuan untuk

mencari takdir yang terbaik dari Allah.

3.2 Saran

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh

karenaitu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa

kita kepadaAllah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah

SWT.Jugakeyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi

meningkatkan amal ibadahkita.Serta Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan

bertawakal dalam menghadapi takdirAllah SWT.

Anda mungkin juga menyukai