KELOMPOK 1 :
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penyusun panjantkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan hidayah Nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Menghidupkan
Hati Nurani dengan Kritis dan Demokrasi” dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan
dengan baik.
banyakkekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
yang sifat-sifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan terima kasih kepada
Keduaorang tua saya yang telah memberikan motivasi dan semua teman teman yang ikut
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua,dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal „alamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Makna Berfikir kritis...............................................................................................................5
2.2 Tafsir/Penjelasan Ayat...........................................................................................................6
2.3 Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab) sesuai Pesan Q.S.
Ali-Imran/3: 190-191.........................................................................................................................8
2.4 Manfaat Toleransi Hidup Beragama dalam Pandangan Islam..............................................10
2.5 Menerapkan Prilaku Mulia...................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Q.S. Ali 'Imran /3:190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang, mengandung tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Orang-orang
yang berakal dalam ayat yang ke-191 adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah
Tidak ada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia, semuanya mengandung makna,
manfaat, dan pelajaran berharga bagi orang yang mau merenungkannya. Orang yang cerdas
menurut Rasulullah saw. adalah orang yang berpikir jauh ke depan, sampai pada kehidupan di
1.3
1. Mengapa Menghidupkan Hati Nurani dengan Kritis dan Demokrasi penting dalam
hidup kita?
4. Bagaimana contoh berfikir kritis dan demokrasi dalam kehidupan sehari - hari
1.3 Tujuan
1. Mengetahui seberapa penting Menghidupkan Hati Nurani dengan Kritis dan
2. Mengetahui alasan mengapa kita harus saling menasehati satu sama lain.
3. Mengetahui apa saja manfaat berfikir kritis dan demokrasi terhadap sesama.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar dan sengaja
dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan
tindakan”.
al-Quran adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan
alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut.
Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali 'Imran/3:190-
١٩٠ ﴿ ِإَّن ِفي َخ ْلِق الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف الَّلْيِل َو الَّنَهاِر آَل َياٍت ُأِلوِلي اَأْلْلَباِب
(inna fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi waikhtilaafi allayli waalnnahaari laaayaatin li-ulii
al-albaabi)
اَّلِذ يَن َيْذ ُك ُروَن َهَّللا ِقَياًم ا َو ُقُعوًدا َو َع َلٰى ُج ُنوِبِهْم َو َيَتَفَّك ُروَن ِفي َخ ْلِق الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َر َّبَنا َم ا َخ َلْقَت َٰه َذ ا َباِط اًل ُسْبَح اَنَك َفِقَنا
١٩١ ﴿ َع َذ اَب الَّناِر
fii khalqi alssamaawaati waal-ardhi rabbanaa maa khalaqta haadzaa baathilan subhaanaka
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang
senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan
memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api
neraka”.
Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu
tanda-tanda kebesaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala
keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk
memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang
menggambarkan kesempurnaan-Nya.
Banyak ayat yang menginspirasi dan memotivasi manusia untuk meneliti alam
raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan
langit itu (dalam enam masa). Para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan
dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam
Modern (tahun 2003), Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi
1. Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya
2. Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas
melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. Dengan demikian, kita sadar betapa
Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi
Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba
Asbabun Nuzul
Asbabun Nuzul turunnya Surah Ali - Imran ayat 190-191 yaitu diawali oleh
kedatangan orang – orang Quraisy ke kaum Yahudi. Kemudian mereka para kaum
Quraisy bertanya mengenai bukti – bukti kebenaran yang dibawa nabi Musa dan bukti
– bukti kebenaran yang dibawa nabi Isa. Kaum Yahudi pun menjawab bahwa tangan
nabi Isa mampu menyembuhkan mata buta, penyakit sopak, serta mampu
berkata “ Mintalah dari Tuhanmu agar bukit Safa itu menjadi emas untuk kami “
lantas Rasulullah berdoa dan turunlah surah Ali – Imran ayat 190 – 191, mengajak
mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan
2.3 Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil
Albab) sesuai Pesan Q.S. Ali-Imran/3: 190-191
Mustaji mendefinisikan bahwa berpikir kristis adalah “berpikir secara beralasan dan
reflektif
dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai
atau dilakukan”. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang
pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah mengetahui
bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam
الَك ِّيُس َم ْن َداَن: َقاَل، - صلى هللا عليه وسلم- عن الَّنبّي، - رضي هللا عنه- عن أبي يعلى شداد بن أوس
[رواه الترمذي. والَع اِج ُز َم ْن أْتَبَع َنْفَس ُه َهواَها َو َتمَّنى َع َلى ِهللا، َو َع ِمَل ِلَم ا بعَد الَم وِت، َنْفَس ُه
Artinya :
Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus r.a. dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Orang
yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal
untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang
selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharap kepada Allah Swt. dengan harapan
Dalam hadis ini Rasulullah saw. menjelaskan bahwa orang yang benar-benar
cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi,
yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu
saja, hal itu sangat dipengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan
: َو َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه َأَّن َر ُسوَل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل
َأو، أو َهَر مًا ُم َفِّندًا، َأْو َم َر ضًا ُم فِس دًا، َأو ِغ َنًى ُم طِغ يًا، َهل َتْنَتِظ ُروَن ِإَّال َفْقرًا ُم ْنِس يًا،َباِد ُروا ِباَألْع َم اِل َس ْبعًا
َأْو الَّس اَع َة َو الَّس اَع ُة َأْد َهى وَأَم ُّر ؟، َفَش ُّر َغاِئٍب ُيْنَتَظُر، ََأْو الَّد َّجاَل،َم وتًا ُم ْج ِهزًا
Artinya:
Dan dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Rasulullah saw.
yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang
menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau
kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang
dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar
bencananya serta yang terpahit dideritanya?” (HR. At-Tirmizi dan beliau berkata:
Hadis hasan).
Dalam hadis di atas, Rasulullah saw. mengingatkan kita supaya bersegera dan
tidak menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah saw. menyebut tujuh macam
1. Pertama, kemiskinan yang membuat kita menjadi lalai kepada Allah Swt. karena
bahkan cacat.
4. Keempat, masa tua yang membuat kita menjadi lemah atau tak berdaya.
5. Kelima, kematian yang cepat karena usia/umur yang dimilikinya tidak memberi
manfaat.
Jadi, berpikir kritis dalam pandangan Rasulullah saw. dalam dua hadis di atas adalah
kematian (akhirat),
1. Dapat menangkap makna dan hikmah di balik semua ciptaan Allah Swt.
mengembangkan IPTEK.
alam.
6. Semakin bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah akal dan fasilitas lain,
baik yang berada di dalam tubuh kita maupun yang ada di alam semesta.
kemaksiatan.
Berikut ini adalah sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan
berpikir kritis berdasarkan ayat al-Qur'an dan hadis di atas yaitu sebagai berikut.
2. Senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas anugerah alam semesta bagi
manusia.
mengembangkan IPTEK.
manusia.
8. Senantiasa berpikir jauh ke depan dan makin termotivasi untuk menjadi orang
yang visioner.
tindak lanjut dari keyakinanannya tentang adanya kehidupan kedua di akhirat dan
sebagai perwujudan dari rasa syukur kepada Allah Swt. atas semua anugerah-Nya.
10. Terus memotivasi diri dan berpikir kritis dalam merespon semua gejala dan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
putus asa, sebabyang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah
itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurutkita belum tentu baik menurut
Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahirsikap sabar dan tawakal
yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengankemampuan untuk
3.2 Saran
kita kepadaAllah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah