Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Larangan bercerai berai Dan mengajak manusia dalam kebaikan

Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah tafsir tematik agama

Dosen Pengampu:

Muqni affan,LC

Oleh Kelompok 2

RIZKY AFZALUL RIZAL(210302011)

MAKHRAJI MUNTAHA

JURUSAN STUDI AGAMA AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN AR RANIRY BANDA ACEH

2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

BAB I.................................................................................................................................2

PENDAHULUAN..............................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................4

PEMBAHASAN...............................................................................................................4

BAB III..............................................................................................................................8

PENUTUP.........................................................................................................................8

3.Kesimpulan....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kami kemudahan. Sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, tentu

saja kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Salawat serta

salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya. Baik itu

berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga kami mampu menyelesaikan makalah

sebagai tugas harian dari mata kuliah Filsafat pendidikan yang berjudul “larangan bercerai

berai dan mengajak manusia dalam kebaikan”. Makalah ini tentunya masih jauh dari kata

sempurna, masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu

sangat diharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar dapat menjadi

bahan bacaan dan sumber kognitif yang baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada

Bapak muqni affan,lc selaku dosen mata kuliah tafsir tematik agama yang telah membimbing

kami dan kepada seluruh pihak yang turut membantu. Demikian, semoga makalah ini dapat

bermanfaaat dengan baik.

Banda Aceh, 13 November 2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Larangan bercerai berai dan kewajiban mengajak manusia kepada kebaikan merupakan
prinsip-prinsip moral dan etika yang sering ditemukan dalam banyak agama dan budaya.
Bercerai berai dapat merusak stabilitas keluarga dan masyarakat, sementara mengajak
manusia kepada kebaikan adalah tindakan yang dianjurkan untuk menciptakan harmoni dan
keadilan dalam masyarakat. Kedua prinsip ini mendorong individu untuk bertanggung jawab
terhadap tindakan mereka dan berkontribusi positif dalam lingkungan sekitar.

Dalam dinamika kehidupan masyarakat, kebaikan memiliki peran penting dalam membentuk
karakter dan kualitas hubungan antarindividu. Masyarakat yang diisi oleh tindakan kebaikan
cenderung lebih harmonis dan sejahtera. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk
membahas pentingnya mengajak manusia dalam kebaikan sebagai upaya membangun
masyarakat yang peduli dan berempati.

‫اْلُم ْس ِلُم َأُخ و اْلُم ْس ِلِم اَل َيْظِلُم ُه َو اَل َيْخ ُذُلُه َو اَل َيْح ِقُر ُه الَّتْقَو ى َهاُهَنا َو ُيِش يُر ِإَلى َص ْد ِر ِه َثاَل َث َم َّراٍت ِبَح ْس ِب اْم ِر ٍئ ِم َن الَّش ِّر َأْن‬
‫َيْح ِقَر َأَخ اُه اْلُم ْس ِلَم ُك ُّل اْلُم ْس ِلِم َع َلى اْلُم ْس ِلِم َحَر اٌم َد ُم ُه َو َم اُلُه َوِع ْر ُضُه‬

“Muslim adalah saudara muslim yang lain, dia tidak boleh menzhaliminya, membiarkannya
(dalam kesusahan), dan merendahkannya. Takwa itu di sini, -beliau menunjuk dadanya tiga
kali- cukuplah keburukan bagi seseorang, jika dia merendahkan saudaranya seorang
muslim. Setiap orang muslim terhadap muslim yang lain haram: darahnya, hartanya, dan
kehormatannya.” (HR Muslim)

2
2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep larangan bercerai berai dan mengajak manusia dalam kebaikan?
2. Tafsir tafsir ayat tentang larangan bercerai berai dan mengajak manusia dalam
kebaikan

3.Tujuan

1. Untuk memahami konsep larangan bercerai berai dan mengajak manusia


dalam kebaikan
2. Untuk mengetahui tafsir tafsir ayat tentang larangan bercerai berai dan
mengajak manusia dalam kebaikan

3
BAB II

PEMBAHASAN

1.Konsep larangan bercerai berai

Persatuan kaum muslimin di atas al haq dan larangan berpecah-belah, merupakan


prinsip yang agung dalam agama Islam. Namun layak disesalkan, kenyataan yang nampak
di kalangan kaum muslimin berbeda dengan ajaran agama yang suci ini. Maka di sini,
kami sampaikan sebagian keterangan agama mengenai masalah besar ini. Semoga
bermanfaat untuk kita.
Allah Ta’ala berfirman,
‫َو اْعَتِصُم وا ِبَح ْبِل ِهللا َجِم يًعا َو َال َتَفَّر ُقوا َو اْذ ُك ُروا ِنْع َم َت ِهللا َع َلْيُك ْم ِإْذ ُك نُتْم َأْع َدآًء َفَأَّلَف َبْيَن ُقُلوِبُك ْم َفَأْص َبْح ُتم‬
‫ِبِنْع َم ِتِه ِإْخ َو اًنا‬

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali
Imran:103)
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir: Muhammad bin Ishaq bin Yasar dan ulama lainnya
menyebutkan bahwa: “Ayat ini turun berkaitan dengan keadaan kaum Aus dan Khazraj.
Yaitu ada seorang Yahudi yang berjalan melewati sekumpulan orang dari kaum Aus dan
Khazraj. Orang Yahudi itu merasa tidak senang dengan keeratan dan kekompakan mereka.
Kemudian ia mengirimkan seseorang dan memerintahkannya untuk duduk bersama mereka,
serta mengingatkan kembali berbagai peperangan yang pernah terjadi di antara mereka pada
peristiwa Bu’ats dan peperangan-peperangan lainnya. Orang itu tidak henti-hentinya
melakukan hal tersebut hingga emosi mereka bangkit dan sebagian mereka murka atas
sebagian lainnya, masing-masing saling mengobarkan emosinya, meneriakkan slogan-slogan,
mengangkat senjata mereka dan saling mengancam untuk ke tanah lapang.

Ketika hal itu terdengar oleh Nabi, maka beliau datang dan menenangkan mereka seraya
berseru: “Apakah kalian menanti seruan Jahiliyyah padahal aku masih berada di tengah-
tengah kalian?” Beliau pun membacakan ayat di atas, maka mereka pun menyesali apa yang
mereka lakukan. Dan akhirnya mereka saling bersalaman, berpelukan dan meletakkan
senjata. Mudah-mudahan Allah meridhai mereka semuanya. Ikrimah menyebutkan, bahwa
ayat ini turun kepada mereka ketika mereka saling naik pitam dalam masalah berita bohong
(yang menimpa diri Aisyah Radhiyallahu Anha).

4
Mengapa umat Islam dilarang bertikai, berbantah-bantahan dan bercerai-berai? Jawabannya
ada dalam firman Allah berikut:

‫َو َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َر ُسوَل ۥُه َو اَل َتَٰن َزُعو۟ا َفَتْفَش ُلو۟ا َو َتْذ َهَب ِر يُح ُك ْم ۖ َو ٱْص ِبُر ٓو ۟ا ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َم َع ٱلَّٰص ِبِر ين‬

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Dalam ayat di atas apabila kita berbantah-bantahan menyebabkan kita menjadi lemah dan
hilang kekuatan laksana lidi apabila bersatu padu menjadi sapu yang kuat, namun apabila
bercerai-berai menjadi lemah dan tidak memiliki kekuatan.

tafsir ayat di atas: “Dan tetaplah taat kepada Allah dan taat kepada rasul-Nya dalam ucapan-
ucapan, perbuatan-perbuatan, dan seluruh hal ihwal kalian. Dan janganlah kalian berselisih
pendapat. Karena perselisihan akan membuat kalian menjadi lemah, takut, dan kehilangan
kekuatan kalian. Dan bersabarlah ketika kalian berhadapan dengan musuh kalian.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar dalam bentuk pertolongan,
dukungan, dan bantuan. Dan barangsiapa yang Allah menyertai-Nya, maka ialah orang yang
pasti meraih kemenangan dan mendapatkan pertolongan’ (Tafsir Al-Mukhtashar – Markaz
Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam
Masjidil Haram).

‫َو اَل َتُك وُنوا َك اَّلِذ يَن َتَفَّر ُقوا َو اْخ َتَلُفوا ِم ْن َبْع ِد َم ا َج اَء ُهُم اْلَبِّيَناُت َو ُأوَلِئَك َلُهْم َع َذ اٌب َع ِظ يٌم‬

Artinya:“Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan
berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-
orang yang mendapatkan azab.” (Surat Al-Maidah ayat 105)
Sebagaimana pada ayat yang lalu, ayat ini ditujukan kepada umat Nabi Muhammad saw agar
menjadi umat yang bercerai-berai dan berselisih. Mayoritas para mufasir mulai Ibnu Jarir al-
Thabar, al-Zamakhsyari, hingga Ibnu ‘Asyur menilai bahwa yang dimaksud dalam ayat
dengan contoh orang-orang (ka alladzina) adalah Ahli Kitab: Yahudi dan Nasrani. Mereka
terkotak-kotak dan berselisih ketika kebenaran wahyu telah datang kepada mereka.
Ibnu Katsir mengutip sebuah hadis populer yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hanbal
ketika menjelaskan ayat ini. Diceritakan bahwa Abu Sufyan bin Muawiyah baru tiba ke
Mekah dan menemui Rasulullah setelah salat dzuhur, ia mengatakan:

‫ وإَّن هِذِه األَّم َة َس َتْفَتِر ُق‬،‫ “إَّن أْهَل اْلَك َتاَبْيِن اْفَتَر ُقوا ِفي ِد يِنِهْم َع َلى ثنتْيِن َو َس ْبِع يَن ِم َّلًة‬: ‫ِإَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬
‫”… َع َلى َثالٍث َو َس ْبِع يَن ِم َّلًة الحديث‬

Artinya:

5
Rasulullah saw bersabda: Dua ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) akan terpecah dalam agama
mereka pada tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan terpecah hingga tujuh puluh tiga
golongan.

Dari kutipan hadis di atas kita bisa melihat bagaimana Ibnu Katsir tidak hanya melihat
kepada golongan lain saja, tetapi juga melakukan introspeksi ke dalam golongannya sendiri.
Artinya, dari sabda Rasulullah saw ini kita bisa tahu perbedaan ini merupakan keniscayaan
yang tidak bisa dielakkan bahkan dalam satu agama yang sama.

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar ketika menjelaskan ayat ini mengatakan bahwa
perpecahan timbul dikarenakan hawa nasfu. Mereka meninggalkan prinsip karena
kepentingan pribadi. Bagi Hamka, yang menghambat persatuan dan menimbulkan
perpecahan bukan perbedaan pendapat atau pemikiran, akan tetapi kepala batu yang tidak
menerima dan lapang dada atas perbedaan.

2 .Mengajak manusia dalam berbuat kebaikan

Saat kita mengajak orang lain kepada kebaikan maka Allah Ta’ala akan memberikan pahala
semisal dengan pahala orang yang melakukannya. Sebagai contoh, dahulu kakek kita
mengajari ayah kita membaca Al Quran. Dengan sebab itulah ayah kita bisa membaca Al
Quran setiap hari. Kemudian dengan sebab itu pula akhirnya ayah kita bisa mengajari kita
dan kakak adik kita membaca Al Quran. Kemudian kita, kakak dan adik kita mengajarkan
ilmu membaca Al Quran itu kepada anak-anaknya. Dalam contoh ini, kakek kita
mendapatkan pahala karena mengajarkan ayah kita membaca Al Quran. Selain itu, kakek kita
juga mendapatkan pahala membaca Al Quran seperti yang dilakukan ayah kita, kita, kakak,
adik, dan anak-anaknya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan sebaliknya, orang
yang mengajak kepada kesesatan akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallaahu
‘alaihi wa sallam,

“Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala
orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan
barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan dosa seperti
dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit
pun” (H.R. Muslim).

Surat Ali ‘Imran Ayat 104


‫َٰٓل‬
‫َو ْلَتُك ن ِّم نُك ْم ُأَّم ٌة َيْدُع وَن ِإَلى ٱْلَخْيِر َو َيْأُم ُروَن ِبٱْلَم ْعُروِف َو َيْنَهْو َن َع ِن ٱْلُم نَك ِرۚ َو ُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلُم ْفِلُحوَن‬

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-
orang yang beruntung.

6
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan hendaklah di antara kalian (wahai kaum Mukminin), ada segolongan orang yang
mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan kepada yang ma’ruf, yaitu sesuatu yang telah
diketahui kebaikannya menurut syariat dan akal, dan melarang dari kemungkaran, yaitu apa-
apa yang diketahui keburukannya dari segi syariat maupun akal. Mereka itu adalah orang-
orang yang beruntung menggapai surga yang penuh kenikmatan.

‫َو اْلُم ْؤ ِم ُنوَن َو اْلُم ْؤ ِم َناُت َبْعُضُهْم َأْو ِلَياُء َبْع ٍضۚ َيْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُر وِف َو َيْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُيِقيُم وَن الَّص اَل َة َو ُيْؤ ُتوَن الَّزَك اَة‬
‫َٰل‬
‫َو ُيِط يُعوَن َهَّللا َو َر ُس وَلُهۚ ُأو ِئَك َسَيْر َح ُم ُهُم ُهَّللاۗ ِإَّن َهَّللا َع ِز يٌز َح ِكيٌم‬

Allah berfirman: "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, sembahyang, menunaikan zakat,
dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(At-Taubah:71)

Keterangan dan kandungan ayat:

Ayat ini mengandung beberapa sifat orang-orang mukmin baik pria maupun wanita, yaitu;

Bahwa mereka satu sama lain menjadi penolong dalam menegakkan agama, kasih
sayang, memberikan loyalitas dan dukungan dan dalam meraih kemenangan.Mereka
menyuruh mengerjakan yang ma'ruf, yaitu setiap kebaikan baik itu menyangkut
masalah aqidah, amal saleh atau akhlak yang mulia. Dan mereka adalah orang yang
pertama melaksanakan suruhan tersebut.Mencegah kemungkaran, yaitu setiap yang
bertentangan dengan yang makruf, berupa akidah yang batil, perbuatan-perbuatan
buruk dan akhlak yang tidak terpuji.Melakukan salat dengan khusyuk, sesuai dengan
syarat-syarat, rukun-rukun,dan sunah-sunah serta etikanya.Mengeluarkan zakat harta
dengan berbagai jenisnya, dengan senang hati dan berkomitmen taat kepada Allah dan
rasul-Nya.

Allah berfirman: "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf,
serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh".(Al A'raf:199)

Keterangan dan kandungan ayat:

Ayat ini menghimpun tentang akhlak yang baik terhadap manusia. dengan menjelaskan kiat-
kiat dalam bergaul dengan mereka yaitu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

7
1. Toleransi, yaitu menyuruh mereka agar berakhlak mulia serta melakukan amalan-
amalan yang mereka sanggupi dan mereka anggap mudah sesuai dengan kondisi dan
kapasitas masing-masing, dan tidak membebani mereka dengan amalan-amalan yang
tidak mereka sanggupi dan tidak sesuai dengan kondisi dan kapasitas mereka.
Menghargai setiap ucapan dan perbuatan baik mereka bahkan yang lebih kecil
(remeh) dari itu. Mentolerir kekurangan mereka dan berusaha menutupinya, tidak
meremehkan yang kecil (muda), yang kurang akalnya dan yang fakir. Akan tetapi
menyikapi semuanya dengan lemah lembut, dan sesuai dengan keadaan serta
membuat lapang dada mereka.

2. Menyeru kepada yang ma'ruf, yaitu berupa semua ucapan dan perbuatan yang baik
serta akhlak yang mulia baik terhadap kerabat dekat ataupun jauh atau orang lain
(yang tidak memiliki hubungan kekerabatan). Tebarkanlah kebaikan kepada manusia
baik dengan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, menganjurkan kebaikan,
menyambung silaturahmi, mendamaikan perselisihan, nasihat yang bermanfaat,
pendapat yang benar, tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, menegur kejahatan
dan membimbing untuk mendapatkan maslahat baik agama ataupun akhirat.

3. Berpaling dari orang bodoh, dan tidak membalas suatu kebodohan dengan kebodohan
pula.

Maka barang siapa disakiti, baik dengan ucapan maupun perbuatan, hendaknya jangan
membalasnya dengan kejahatan yang sepadan. Janganlah kamu menahan kebaikan terhadap
orang telah menahan kebaikan untukmu. Sambunglah hubungan silaturahmi dengan orang
yang memutuskanmu, dan hendaknya berbuat adil terhadap yang berbuat lalim terhadapmu.

BAB III

PENUTUP

3.Kesimpulan

Bersatu dan tidak berpecah belah merupakan panggilan untuk membangun fondasi
masyarakat yang kokoh dan harmonis. Kesatuan dalam keanekaragaman menjadi kunci untuk
menciptakan lingkungan yang adil, inklusif, dan berkembang secara berkelanjutan. Dengan
memahami nilai-nilai persatuan, menghargai perbedaan, dan menerapkan strategi konkret,
masyarakat dapat mengatasi potensi konflik dan merajut kembali benang persatuan.

8
Demikian pula, mengajak manusia untuk berbuat kebaikan adalah sebuah dorongan untuk
membentuk masyarakat yang peduli dan berempati. Tindakan kebaikan tidak hanya
membawa dampak positif pada individu yang menerapkannya, tetapi juga membangun
hubungan sosial yang sehat dan saling mendukung. Edukasi, peran keluarga, dan kampanye
kebaikan di media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menyebarkan pesan kebaikan
dan memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam aksi-aksi positif.

Kesimpulannya, persatuan dan kebaikan merupakan dua pilar utama yang dapat membentuk
masyarakat yang lebih baik. Dengan kesadaran akan pentingnya bersatu tanpa berpecah belah
dan mengajak manusia untuk berbuat kebaikan, kita dapat membentuk sebuah masyarakat
yang lebih inklusif, berdaya, dan penuh rasa empati, memberikan harapan untuk masa depan
yang lebih cerah.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alquran-sunnah.com/alquran/tafsir-alquran/405-mengajak-kepada-kebaikan-
dan-mencegah-kemungkaran.html
https://tafsirweb.com/1236-surat-ali-imran-ayat-104.html
https://muslim.or.id/6884-bersatu-dan-jangan-berpecah-belah.html

Anda mungkin juga menyukai