Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AYAT-AYAT KOMSUMSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah


Tafsir Ayat Ekonomi

Disusun oleh :
Kelompok 1

1. Anggel Silva Ramadani


2. Octaviana
3. Muhammad Gazali

Dosen Pembimbing :

H. Samsul Bahry Harahap, Lc, MA

MAHASISWA JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
2022 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

‫بــــســــم هللا الـرحـــمــن الـرحــيــم‬


ْ َ‫سالَ ُم َعلًَ اَلِ َِ َوا‬
َ‫ص َحابِ َِ اَ ْج َو ِعيْي‬ ‫صالَةُ َوال ه‬ ‫ّلِل اله ِذي فَ ه‬
ّ ‫ض ْلٌَا َعلًَ َكثِ ْي ٍز ِّهيْ ِع َبا ِد ٍِ ا ْل ُوؤْ ِهٌِيْيَ َوال‬ ِ ‫اَ ْل َح ْو ُد ِ ه‬

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, atas limpahan berkah dan
karunianya yang mengalir tiada terkira, shalawat dan keselamatan semoga
senantiasa dicurahkan Allah, SWT untuk Nabi Muhammad SAW, atas
pengorbanan beliau yang sangat besar dalam memperjuangkan Islam.

Penulisan makalah ini sudah menjadi ketetapan proses perkuliahan di


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci. Makalah ini di buat untuk memenuhi
Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Tafsir Ayat Ekonomi yang membahas
tentang Ayat-ayat komsumsi.

Penulis bukanlah Malaikat tentu tidak lepas dari kesalahan dalam


pembuatan makalah ini dan penulis akui jauh dari kesempurnaan. Dalam makalah
masih banyak kelemahan dan kekurangan. Untuk itu kepada para pembaca,
penulis mengharapkan kritikannya serta saran untuk menyempurnakan makalah
ini. Harapan penulis kiranya makalah ini membawa manfaat bagi agama, bangsa
dan negara kini dan masa yang akan datang.

Akhirnya, kepada Allah penulis berserah diri, dengan harapan semoga


makalah ini bernilai ibadah kepada-Nya.

Sungai Penuh, November 2022

Penulis,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................1

C. Tujuan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Ayat –ayat tentang komsumsi ..................................................................2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................8

B. Saran .........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam telah mengatur segala kehidupan manusia dengan berbagai
pedoman yang lengkap. Segala hal tersebut telah tercantum dalam al-quran
dan juga as-sunnah. Berbagai ayat Allah turunkan melalui Rasulullah dengan
berbagai makna. Baik itu hal-hal yang telah jelas penafsirannya dan hal-hal
yang perlu ditafsirkan kembali.
Allah telah mengatur segala bidang kehidupan dalam kitab al-quran,
termasuk dalam bidang ekonomi. Ekonomi merupakan salah satu instrumen
penting dalam kehidupan. Tanpa ekonomi yang sejahtera manusia sulit untuk
mendapatkan kesejahteraan. Islam akan meraih kemenangan jika para
umatnya telah menguasai perekonomian. Islam menghendaki pengakuan atas
harta pribadi dan kelompok dengan batasan dan aturan yang syar’i. Batasan
tersebut sebagai bentuk keadilan untuk pemerataan harta.
Pemerataan harta diatur dengan distribusi Islami dalam bentuk Zakat,
infaq, sedekah, dan lain sebagainya. Hal itulah yang akan dibahas dalam
makalah ini mengenai “DISTRIBUSI HARTA DALAM ISLAM SESUAI
DENGAN KANDUNGAN QS. AL-ISRA’ : 29 – 30”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tafsir Ayat tentang distribusi ?
2. Bagaimana Tafsir Ayat tentang produksi ?
3. Bagaimana Tafsir Ayat tentang komsumsi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Bagaimana Tafsir Ayat tentang distribusi
2. Mengetahui Bagaimana Tafsir Ayat tentang produksi
3. Mengetahui Bagaimana Tafsir Ayat tentang komsumsi

1
BAB II
PEMBAHASAN

AYAT TENTANG KOMSUMSI

A. Ayat tentang Konsumsi


1. Q. S An-Nisa ayat 29

          

              

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

Tafsir Mufradat
ü ‫يَا أَيُّ َها اله ِذييَ آَ َهٌُىا‬
yang diseru adalah orang-orang beriman karena yang mau sadar,
mau tunduk, mau berubah, mau ikut aturan itu adalah orang beriman.
Kalau kita mengaku beriman, tatapi kita masih ragu tentang kebenaran
sistem perekonomian Islam, seperti kita masih ragu keharamannya
transaksi dengan riba dan bank konvensional, maka keimanan kita perlu
dipertanyakan. Karena itulah Allah memanggil orang yang beriman
secara tegas, agar mereka sadar untuk mau tunduk.

ü ‫ََل تَأْ ُكلُىا‬

2
Kita dilarang oleh Allah, padahal larangan itu menunjukkan haram
kecuali ada dalil, sedang untuk ayat ini tidak ada dalil lain. Jadi haram
hukumnya mendapatkan harta dengan cara yang tidak dibolehkan syara`.

ü ‫أَ ْه َىا َل ُك‬


(harta kalian). Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya harta adalah
adalah milik umum, kemudian Allah memberikan hak legal kepada
pribadi untuk memiliki dan menguasainya, tetapi dalam satu waktu Islam
menekannya kewajiban membantu orang lain yang membutuhkan. Perlu
diketahui, bahwa kalaupun harta itu sudah menjadi milik pribadi tapi
bukan berarti kita diperbolehkan untuk menggunakannya kalau
digunakan dalam hal yang tidak dibenarkan syariat, maka harta itu juga
tidak boleh digunakan. Apalagi kalau kita mendapatkan harta tersebut
dari orang lain dengan cara batil: tidak sesuai aturan syara`.

ü ‫إِ هَل أَىْ تَ ُكىىَ ِت َجا َرة‬


ini adalah dzikrul juz lilkul. Artinya menyebut sebagian untuk
seluruhnya, karena umumnya harta itu didapatkan dengan transaksi jual
beli (perdagangan) yang didalamnya terjadi transaksi timbal balik.
Selama transaksi tersebut dilakukan sesuai aturan syar`I, maka hukumnya
halal. Tentu transaksi jual beli ini, tidaklah satu-satu cara yang halal
untuk mendapatkan harta, disana ada hibah, warisan dll.

ü ‫ض ِه ٌْ ُك ْن‬
ٍ ‫عَيْ تَ َزا‬
(kalian saling ridha): Jual beli itu harus dilandasi dengan keikhlasan dan
keridloan. Artinya tidak boleh ada kedhaliman, penipuan, pemaksaan dan
hal-hal lain yang merugikan kedua pihak. Oleh karena itu, pembeli
berhak mengembalikan barang yang dibeli ketika mendapati barangnya
tidak sesuai dengan yang diinginkan.

َ ُ‫َو ََل تَ ْقتُلُىا أَ ًْف‬


ü ‫س ُك‬

3
(jangan saling membunuh), apa hubungannya dengan bisnis? Sangat
berhubungan. Dalam bisnis sering terjadi permusuhan. Kata ulama
makna ayat ini adalah “jangan saling membunuh”. Adapun makna
dhahirnya “jangan bunuh diri”. Keduanya bisa diterima, karena bisa saja
orang berbisnis, bangkrut, stress, lalu bunuh diri.

َ ‫إِىه ه‬
ü ‫َّللا َكاىَ بِ ُك ْن َر ِحيوا‬
(sesungguhnya Allah itu Maha Kasih sayang kepada kalian), di antaranya
dengan memberikan penjelasan kepada manusia tentang sistem transaksi
harta, agar manusia bisa hidup berdampingan, jauh dari permusuhan
apalagi sampai bunuh-bunuhan hanya karena persaingan dagang.

Kandungan isi
Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih khusus
kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Sebelumnya telah
diterangkan transaksi muamalah yang berhubungan dengan harta, seperti
harta anak yatim, mahar, dan sebagainya. Dalam ayat ini Allah
mengharamkan orang beriman untuk memakan, memanfaatkan,
menggunakan, (dan segala bentuk transaksi lainnya) harta orang lain
dengan jalan yang batil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Kita
boleh melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan jalan
perdagangan dengan asas saling ridha, saling ikhlas. Dan dalam ayat ini
Allah juga melarang untuk bunuh diri, baik membunuh diri sendiri
maupun saling membunuh. Dan Allah menerangkan semua ini, sebagai
wujud dari kasih sayang-Nya, karena Allah itu Maha Kasih Sayang
kepada kita. Ayat ini melarang mengambil harta orang lain dengan jalan
batil (tidak, benar), kecuali dengan perniagaan yang berlaku atas dasar
kerelaan bersama.

4
2. Q. S. Al-Baqarah ayat 168-169

          

           

      

Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat
dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.

Penjelasan Ayat dan Hadist


Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai suatu
kaum yang terdiri dari Bani Saqif, Bani Amir bin Sa’sa’ah, Khuza’ah dan
Bani Mudid. Mereka mengharamkan menurut kamauan mereka sendiri,
memakan beberapa jenis binatang seperti bahirah yaitu unta betina yang
telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu dibelah
telinganya; dan wasilah yaitu domba yang beranak dua ekor, satu jantan
dan satu betina lalu anak yang jantan tidak boleh dimakan dan harus
diserahkan kepada berhala. Padahal Allah tidak mengaharamkan
memakan jenis binatang itu, bahkan telah menjelaskan apa-apa yang
diharamkan memakannya dalam firman-Nya, yang artinya:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, dan (hewan
yang mati) tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih, dan

5
(diharamkan juga bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharam juga) mengundi nasib dengan anak panah; itu adalah suatu
kefasikan. (QS. Al-Maidah ayat 174).
Karena itu selain dari yang tersebut dalam ayat ini boleh dimakan,
sedangkan bahirah dan wasilah itu tidak tersebut di dalam ayat ini.
Memang ada beberapa ulama berpendapat bahwa disamping yang
tersebut dalam ayat ini, ada lagi yang diharamkan memakannya
berdasarkan hadis Rasulullah SAW seperti memakan binatang yang
bertaring tajam atau bercakar kuat, tetapi sebagian ulama berpendapat
bahwa memakan binatang-binatang tersebut hanya makruh saja
hukumnya.
Allah menyuruh manusia memakan yang baik sedang makanan
yang diharamkan oleh beberapa kabilah yang ditetapkan menurut
kemauan dan peraturan yang mereka buat sendiri halal dimakan, karena
Allah tidak mengharamkan makanan itu. Allah hanya mengharamkan
beberapa macam makanan tertentu sebagaimana tersebut dalam ayat 3
Surat Al-Ma’idah dan dalam ayat 173 surat kedua ini.
Adapun selain dari yang diharamkan Allah itu dan selain yang
tersebut dalam hadis sesuai dengan pendapat sebagian ulama adalah
halal, boleh dimakan. Kabilah-kabilah itu hanya mengharamkan beberapa
jenis tanaman dan binatang berdasarkan hukum yang mereka tetapkan
dengan mengikuti tradisi yang mereka pusakai dari nenek moyang
mereka dan karena memperturutkan hawa nafsu dan kemauan seta
belaka. Janganlah kaum muslimin mengikuti langkah-langkah setan itu,
karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
Setan selalu menyuruh manusia supaya melakukan kejahatan dan
mengerjakan yang keji dan yang mungkar. Setan tidak rela dan tidak
senang bila melihat seseorang beriman kepada Allah dan mentaati segala
perintah dan peraturan Nya dan dia tidak segan-segan menyuruh
membikin peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang bertentangan
dengan hukum Allah sehingga dengan demikian aka kacau-balaulah

6
peraturan agama dan tidak dapat diketahui lagi mana yang peraturan
agama mana yang tidak.

Kandungan ayat
a. Allah menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik.
b. Manusia dilarang mengikuti ajaran setan karena setan itu hanya
mengajak kepada perbuatan yang keji dan jahat.
c. Pengikut-pengikut setan tidak mau mengikuti ajaran Allah, karena
mereka bertaklid buta saja kepada apa yang mereka warisi dari nenek
moyang mereka walaupun nenek moyangnya tidak mengetahui apa-
apa.
d. Orang kafir itu seolah-olah tuli, bisu, dan buta, tidak mau menerima
kebenaran dan ajaran Allah. Mereka adalah seperti hewan yang
mengikuti saja kemauan pengemblanya tanpa mengerti dan
memikirkan maksud pengembalanya itu.1

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
dalam distribusi islam telah di atur oleh beberapa ayat dalam al-quran dan as-
sunnah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah swt. salah satunya
tercantum dalam QS. Al-Isra : 29 – 30.
Produksi adalah mencari, mengalokasikan, dan mengolah sumber daya
menjadi output dalam rangka meningkatkan maslahah bagi manusia. Oleh
akrena itu, produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan menghasilkan
output serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya. Tujuan
dari produksi Islam adalah pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada
takaran moderat dan sarana pemenuhan kegiatan sosial ibadah kepada Allah.

B. Saran
Demikian hal-hal yang dapat penulis sampaikan dalam makalah ini.
Semoga setelah membaca dan memahami makalah ini, penulis dan pembaca
semakin gemar bersedekah dan membantu sesama. Sehingga dapat
bertambahlah ketaqwaan kita kepada Allah swt. dan ditinggikan pula derajat
kebaikan kita disisi Allah swt. aamiin.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suma, Muhammad Amin. Tafsir Ayat Ekonomi. Jakarta: Amzah. 2013


Afzalurrahman. Muhammad sebagai Seorang Pedagang. Terj. Dewi Nurjulianti.
Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy. 1994
Sudarsono, Heri. Konsep Ekonomi Islam. Yogyakarta: EKONISIA. 2004
Rivai, Veithzal, Antoni Rizal U. Islamic Economics and Finance. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. 2012
Rivai, Veithzal, et all. Principle Of Islamic Finance. Yogyakarta: BPFE. 2012
Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir. Terj. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i. 200
Azazy, Yusup. 2016. Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi (Tafsir Al-ayaat Al-Iqtishadiyah).
Bandung
http://tafsirq.com/59-al-hasyr/ayat-7
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-al-hasyr-ayat-7.

Anda mungkin juga menyukai