Anda di halaman 1dari 15

HADITS TENTANG KEWIRAUSAHAAN

Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Hadits
Ekonomi

Dosen Pengampu:

Eka Junila Saragih, M. Si

Disusun Oleh:

FERDY HASAN HASWIN 12204015

DZIKRI HAWIN A.R 12204022

PROGAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kita nikmat kesehatan, nikmat untuk bernafas, nikmat rezeki dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas “Hadist tentang
Kewiusaha’an” yang alhamdulillah dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi Mata Kuliah Kapita Selekta
Hadist Ekonomi yang diampu oleh Ibu Eka Junila Saragih, M.Si. Adapun tujuan lain dari
penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan atau pengetahuan serta minat untuk
mengetahui lebih dalam mengenai Hadis tentang kewirausha’an, baik para pembaca
makalah, dan ibu dosen serta kami sebagai penulis.

Tentunya penulisan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan dari
kami penulis. Oleh karena itu, kami sangat berharap para pembaca mau memberikan kritik
dansaran yang tentunya akan membuat kami dapat membuat makalah ini dengan lebih baik
dan sempurna.

Pontianak, 18 Marer 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan............................................................................................................................ 14
B. Saran ..................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadis merupakan dasar hukum umat Islam setelah Al-Qur’an, dalam perkembangan
zaman yang samakin pesat, semakin banyak muncul Saat ini perkembangan hukum ekonomi
syariah sedang marak di dunia, yang ditandai dengan peraturan-peraturan yang mengatur
tentang hukum yang berbasis syariah di negara-negara Islam. Adapun kajian yang terpenting
dari perekonomi jual-beli barang adalah kewirausaan, menjadi posisi yang penting dari bagian
perkembangan ekonomi pada sa’at ini.

Dalam makalah ini kami akan mencoba menguraikan materi Konsep Tauhid pada
Tradisi Kebudayaan Borneo di Perkotaan. Ajaran Islam terhadap budaya lokal dalam konteks
kehidupan keberagamaan pada sebagian besar masyarakat Borneo di Perkotaan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tradisi dan masyarakat kota?
2. Apa saja tradisi-tradisi kebudayan yang ada di masyarakat kota Borneo?
3. Apa tujuan dari Tradisi-tradisi tersebut ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan pengertian tradisi dan masyarakat kota.
2. Untuk mengetahui tradisi-tradisi kebudayaan yang ada di masyrakat kota Borneo.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari wira dan usaha. Wira berati pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur. Usaha, berati perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. jadi,
wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu, ini baru dari segi etimologi
(asal usul kata).1
Jadi, wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha atau kegiatan sendiri
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada
seseorang atau sekelompok orang yang sikapnya dimiliki seorang wirausaha dalam
melaksanankan usaha atau kegiatan tersebut.
Wirausaha erat kaitanya dengan pengembangan setiap produk yang awalnya sederhana
lalu kemudian dikembangkan tentunya secara professional, melihat perkembangan zaman dan
ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman semakin pesat berkembang. Allah SWT menciptakan
segala yang ada dimuka bumi ini untuk dikembangkan manusia, sebagaimana di sebutkan
dalam surat Nuh ayat 19-20 :

ُ َ
ً َ ًُ ُ َ ْ ْ ُ َْ ً َ َ َْْ ُ ُ َ َ َ ُ‫َ ه‬
ࣖ ‫واّٰلل جعل لكم الارض ِبساطاۙ ِلتسلكوا ِمنها سبلا ِفجاجا‬
artinya: dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani
jalan-jalan yang Luas di bumi itu".

Demikianlah perintah Allah dalam Al-qur’an, yaitu tanah yang datar sehingga mudah untuk
membudidayakannya, sebagai sumber kehidupan baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai
ladang-ladang pertanian, seperti sawah, dan tanaman lainnya yang membutuhkan air secara
permanen. Manusia diperintahkan tidak hanya tinggal diam, tetapi memanfaatkan bumi yang luas
itu, baik untuk ibadah dan juga mencari rezeki-Nya.
Di sisi lain, salah satu indikator yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi suatu bangsa dapat dilihat dari pertumbuhan wirausaha pada tiap Negara. Entrepreneur
merupakan agen perubahan ekonomi yang strategis sehingga Indonesia dapat berubah dari Negara
berpendapatan menengah ke bawah (lower middle country) menjadi Negara berpendapatan

1
B Basrowi, ‘Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi’, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

5
menengah ke atas. Kelompok kewirausahaan dikenal sebagai modal manusia yang memiliki
peranan dalam memajukan perekonomian. Berdasarkan data statistik tahun 2014 jumlah
wirausahawan di Indonesia masih di bawah 2 persen atau sekitar 1.65 persen dari populasi,
jauhtertinggal bila dibandingkan dengan jumlah wirausaha di negara-negara lain.
Salah satu upaya memberdayakan potensi ekonomi serta membangun sebuah masyarakat
yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan baru. Asumsinya sederhana,
kewirausahaan pada dasarnya adalah kemandirian, terutama kemandirian ekonomis; dan
kemandirian adalah keberdayaan.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :


‫ى‬ ‫ى‬
‫ ليس ر‬:‫ قال رسول هللا صّل هللا عليه و سلم‬،‫عن أنس بن مالك قال‬
‫بخيكم من ترك دنياه آلخرته و ال‬
‫ا‬ ‫آخرته لدنياه ى‬
‫حت يصيب منهما جميعا فإن الدنيا بالغ إىل اآلخرة و ال تكونوا كّل عّل الناس (رواه‬
)‫الديلىم و ابن عساكر‬

Artinya: “Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Bukanlah orang yang
terbaik di antara kalian, seseorang yang mengabaikan urusan duniawinya demi urusan
akhiratnya, dan bukan pula seseorang yang mengabaikan urusan akhiratnya demi urusan
duniawinya, sehingga ia mendapatkan keduanya secara bersamaan. Sesungguhnya dunia itu
merupakan sarana atau jalan untuk menuju ke akhirat, dan jangan sekali-kali kalian menjadi
beban bagi orang-orang lain” HR. ad-Dailami dan Ibnu ‘Asakir.2

Dari hadis di atas bisa kita pahami bahwa, mukmin terbaik bukanlah meraka yang lebih
mengutamakan urusan akhiratnya saja, dari pada urusan dunianya. Mukmin terbaik ialah mereka
yang bisa menyeimbangkan antara ke dua-duanya antara urusan dunia dan urusan akhiratnya
sama-sama di perhatikan, dan seorang mukmin di perintahkan untuk bekerja agar tidak menjadi
beban untuk orang lain.

B. Kewirausahaan dalam presfektif Islam

Nabi Muhammad SAW mengajarkan melakukan berwirausaha dan transaksi dilakukan


secara jujur, adil dan jangan membuat konsumen kecewa. Seorang wirausaha islam harus mampu

2
S A Al Hasyimi, ‘Syaarah Mukhtaarul Alhadiits (Hadis-Hadis Pilihan Berikut Penjelasannya), Diterjemahkan Dan
Disyarahi Oleh KH Moch’, Anwar Dkk., Bandung: CV Sinar Baru, 1993.hal 740

6
meniru sifat Rasulullah SAW yaitu berkata benar, bertindak benar atau diam saja (jika tidak
mampu berkata dan bertindak benar). Artinya, baik pemimpin ataupun karyawan dalam
berwirausaha harus bisa berperilaku benar dan jujur kepada setiap keputusan dan tindakan, jujur
terhadap konsumen, pesaing sehingga usaha yang dijalankan dikelola dengan prinsip kebenaran
dan kejujuran. 3
i. Jujur dalam hal berkaitan dengan pada saat bertransaksi dengan nasabah,
mengedepankan kebenaran informasi, menjelaskan keunggulan barang. Jika ada
kelemahan atau cacat pada produk, maka disampaikan kepada calon pembeli.
ii. Amanah yaitu sifat kepercayaan baik dari dari sisi internal maupun eksternal.
Amanah dan bertanggung jawab merupakan kunci sukses dalam menjalankan
wirausaha. Memiliki sifat amanah akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan
sikap penuh tanggung jawab pada setiap diri seorang muslim. Sifat amanah
memainkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa
kredibilitas dan tanggung jawab ,kehidupan ekonomi dan bisnis akan hancur.
iii. Tugas manusia adalah amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan.
Implikasi dari cara pandang ini adalah pengakuan sekecil apapun upaya dan
perbuatan manusia, baik atau buruk, tetap mendapat perhatian dari Allah dan akan
mendapatkan balasan yang kembali pada dirinya sendiri.
iv. Tabligh yaitu kemampuan menyampaikan, kemampuan berkomunikasi efektif.
Wirausaha yang efektif merupakan kempuan menyampaikan komunikasi. Kewajiban
semua Nabi untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah
berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum agama. Maknanya adalah para
wirausahawan harus mampu melatih diri dalam menyampaikan ide dan produk
bisnisnya, harus mampu menyampaikan dan mempromosikan keunggulan-
keunggulan produk dengan menarik dan tepat sasaran, serta mampu
mengkomunikasikannya secara tepat dan mudah dipahami oleh siapapun yang
mendengarkannya. Hal yang paling penting harus mampu menjembatani antara pihak
perusahaan dan pihak customer.

Tentunya sudah kita ketahui bersama ke empat sifat yang di sebutkan di atas adalah sifat
wajib bagi rasul, oleh karena itu ke empat sifat ini menandakan sifat yang paling sempurna.

3
Rycho Nur Nirbita Sias, Jurusan Ilmu Hadis, and Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
‘Kewirausahaan Perspektif Hadis: Studi Takhrij Dan Syarah’, Gunung Djati Conference Series, 9 (2022), 34–46.

7
Bukan berarti untuk menjadi seorang wirausahaan harus memiliki sifat-sifat tadi, tapi alangkah
lebih baiknya sebagai ummat Islam kita memegamg erat ke empat sifat itu dalam berbisnis, kita
usahakan semampu kita.

‫اب ىم َن‬ ٌّ ‫ إ ْذ َط َل َع َع َل ْي َنا َش‬-‫صّل هللا عليه وسلم‬- ‫اَّلل‬ ‫ه‬ ُ َ َ َ ٌ ُ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ُ ‫َع ْن َأب ُه َر ْي َر َة َر ِ َ ه‬
‫ى‬ ‫ول ى‬ ‫ بينما نحن جلوس مع رس ى‬: ‫ض اَّلل عنه قال‬ ‫ى‬ ‫ِى‬
‫ه َ َ َ َ َ َ َ َََ َ ُ ُ ه‬ َ ِ ُ َ َّ ُ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ
َ َّ ْ َ : َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ َّ َّ
- ‫اَّلل‬
‫اَّلل قال فس ىمع مقالتنا رسول ى‬ ‫يل ى‬ ‫الث ىني ىة فلما رأيناه ىبأبص ِارنا قلنا لو أن هذا الشاب جعل شبابه ونشاطه وقوته ىف س ىب ى‬
َِ َ ‫ه‬ َ ِ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َّ ‫يل ه‬ َ َ
‫اَّلل َو َم ْن َس ََع َعّل ىع َي ىال ىه ف ىف‬ ‫يل ى‬ ‫اَّلل ىإال من ق ىتل؟ من سَع عّل و ىالدي ىه ف ىف س ىب ى‬
َ َ
‫« و َما س ىب ُ ى‬: ‫ قال‬-‫صّل هللا عليه وسلم‬
َ َّ
‫يل الش ْيط ىان‬ َ ِ َ ُ َ ُ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ‫اَّلل َو َم ْن َس ََع َع َّل َن ْفسه ل ُيع َّف َها َف ِف َسبيل ه‬ ‫ه‬ َ
‫اَّلل ومن سَع عّل التكاث ِر فهو ىف س ىب ى‬ ‫ى ى ى‬ ‫ى‬ ‫ى ى ى ى‬ ‫يل ى‬ ‫س ىب ى‬

Artinya; Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Ketika kami duduk
bersama Rasulullah shollAllahu alaihi wasallam, tiba-tiba muncul seorang pemuda dari
Tsaniyyah. Ketika kami melihat dia, kami berkata: Duhai seandainya pemuda ini
memanfaatkan masa muda, semangat, dan kekuatannya di jalan Allah! Rasulullah shollAllahu
alaihi wasallam mendengar ucapan kami. Beliau bersabda: “Apakah perjuangan di jalan Allah
hanya untuk yang terbunuh (berperang) saja? Barangsiapa yang berusaha (mencari nafkah)
untuk kedua orangtuanya, ia berada di jalan Allah. Barangsiapa yang berusaha (mencari
nafkah) untuk keluarganya, ia berada di jalan Allah. Barangsiapa yang berusaha (mencari
nafkah) untuk dirinya (dalam rangka menjaga kehormatannya, tidak meminta-minta), ia berada
di jalan Allah. Barangsiapa yang berusaha (bekerja) untuk memperbanyak harta (semata), ia
berada di jalan syaithan.”4

Hadis di atas memberi semangat bagi kita agar memanfaatkan usia muda, dan berniat
dalam mencari nafkah untuk kedua orang tua, dan untuk keluarga atau pun untuk dirinya
sendiri dalam artian untuk menjaga kehormatannya, dan menghindari untuk meminta-minta,
selama masih dalam niat itu maka is berada di jalan Allah, akan tetapi jika mencari nafkan
hanya untuk memperbanyak harta semata maka ia berada di jalan syaithan, maka penting bagi
seorang muslim untuk berniat demikian dalam mencari harta, agar tetap berada di jalan yang di
ridhai oleh Allah ta’ala.

4
AL ustadz Abu Utsman Kharisman, ‘KAJIAN HADITS SEPUTAR BEKERJA MENCARI REZEKI Yang HALAL’,
Salafi.or.Id, 2020 <https://salafy.or.id/kajian-hadits-seputar-bekerja-mencari-rezeki-yang-halal/> [accessed 18
March 2023].

8
C. Kareteristik kewirausahaan

Ada beberapa ciri-ciri bagaimana seseorang atau sekelompok orang termasuk atau bisa
disebut sebagai seorang wirausaha, wirausaha harus selalu optimis dalam melakukan
pekerjaannya sampai tujuan tercapai. Wirausaha harus tekun, ulet, tidak mudah putus asa
sebelum tujuannya tercapai. Dalam bekerja wirausaha tidak asal berspekulasi tapi segala
sesuatunya telah diperhitungkan sebelumnya. Karena itu wirausaha harus disertai dengan
semangat yang tinggi. yang mendorong wirausaha terus berjuang mencari peluang sampai
usahanya membuahkan hasil.
Hasil-hasil yang dicapai harus jelas, juga merupakan umpan balik bagi kelancaran
usahanya. Dengan semangat yang tinggi karena usahanya berhasil, sehingga keuntungan uang
yang diperoleh harus dikelola secara aktif dan dianggap sebagai sumber daya yang penting. Oleh
karena itu, untuk mencapai hal-hal itu seorang wirausaha harus mempunyai karateristik sebagai
berikut,:5

i.) Desire for responsibility, yaitu memiliki tanggung jawab atas usahausaha
yang dilakukannya.
ii.) Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat,
artinya ia selalu menghindari resiko yang tinggi.
iii.) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya
untuk berhasil.
iv.) Desire for immediate feed back, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang
segera.
v.) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
vi.) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif dan
berwawasan jauh ke depan.
vii.) Skill at Organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan
sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
viii.) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.

5
Oki Dermawan, ‘Kewirausahaan Mahasiswa Di Iain Lampung’, Jurnal Kewirausahaan, 1.1 (2013), 145–60.

9
Sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha adalah sebagai berikut :6
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Pengambilan resiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi ke depan
7. Kreativitas

D. Fungsi dan peran kewirausahaan

Setiap kewirausahaan atau wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari kewirausahaan
adalah sebagai berikut:7

A. Fungsi Pokok Kewirausahaan

• Membuat keputusan-keputusan penting dalam mengambil resiko tentang tujuan dan


sasaran perusahaan.
• Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan
• Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.
• Menghitung skala usaha yang diinginkannya.
• Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar) dengan
komposisi yang menguntungkan.
• Memilih dan menetapkan kriteria pegawai atau karyawan dan memotivasinya.
• Mengendalikan secara efektif dan efisien.
• Mencari dan menciptakan berbagai cara baru.
• Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengelolanya
menjadi barang dan atau jasa yang lebih menarik.

6
B Alma, M Pemasaran, and P Jasa, Bandung: Alfabeta (Kewirausahaan, 2003).
7
Mas Malik, ‘Pengertian Kewirausahaan Adalah: Karakteristik, Manfaat, Tujuan, Fungsi, Sifat, Dan Prinsipnya’,
Kudupinter, 2019 <https://www.kudupinter.com/2019/12/pengertian-kewirausahaan.html> [accessed 18
March 2023].

10
• Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan sekaligus
dapat memperoleh keuntungan yang maksimal

B. Fungsi Tambahan Kewirausahaan

• Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang


usaha.
• Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.
• Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun merusak
lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkan nya.
• Meluangkan dan peduli atas CSR. Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta
bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial di sekitarnya .

Adapun tujuh peran wirausaha muslim dalam perekonomian Indonesia di era Mea yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas barang dan jasa


2. Mampu meningkatkan pendapatan per kapita
3. Mendorong inovasi produk baru
4. Mampu menciptakan lapangan kerja
5. Memberikan kemudahan dan kenyamanan hidup
6. Mendorong kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi)
7. Meningatkan Penerimaan Negara dari Sektor Pajak.8

Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan kewirausahaan di atas, maka butuh kerja sama
diantara seluruh elemen masyarakat terutama masyarakat muslim, dengan tetap menjalankan
zakat-zakat hartanya, untuk membantu saudara kita yang masih belum berkecukupan.

E. Motivasi dalam kewirausahaan

Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang bertindak atau berperilaku
dengan cara-cara motivasi yang mengacu pada sebab munculnya sebuah perilaku, seperti

8
S D Damayanti and A Effane, ‘Fungsi Kewirausahaan Dalam Pendidikan’, KARIMAH TAUHID, 2022
<https://ojs.unida.ac.id/karimahtauhid/article/view/7711>.

11
faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi
dapat diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan pengakuan yang lebih
tinggi bagi setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai sukses pada
berbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan dan kemauan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motivasi motivasi suatu dorongan atau
keinginan seseorang didalam melakukan suatu keinginan atau usaha demi tercapainya tujuan yang
diinginkan dan memegang peranan penting dalam diri seseorang.9
Nabi SAW bersabda :
ُ‫سى َم ْغفُ ْو ًرا لَه‬ َ ‫سى ك اَاًّل مِ ْن‬
َ ‫ع َم ِل يَدَ ْي ِه ا َ ْم‬ َ ‫َم ْن اَ ْم‬
Artinya; Siapa yang di waktu sore merasa lelah karena mencari nafkah maka di saat itu
diampuni dosanya. (HR. Thabrani)
‫وقال صّل هللا عليه و سلم من كان له ثالث بنات فأنفق عليهن وأحسن إليهن ى‬
‫حت يغنيهن هللا عنه أوجب هللا له‬
‫الجنة ألبتة إال أن يعمل عمال ال يغفر له‬

Artinya; Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang memiliki tiga putri, lalu memenuhi
nafkah mereka dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga Allah menjadikan mereka
mandiri terhadap ayahnya, niscaya Allah jadikan surga untuknya sama sekali kecuali ia
mengamalkan jenis dosa yang tidak dapat diampuni (seperti syirik),’ (HR Al-Kharaithi).10

F. Produktivitas Dalam Islam

secara terminologi sangat erat kaitannya bekerja. Menurut Pramandhika sesorang yang bekerja
adalah adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga,
masyarakat, dan negara tanpa menyusahkan orang lain. Oleh karena itu, kategori “ahli surga”
seperti yang digambarkan dalam al-Qur’an bukanlah orang yang mempunyai pekerjaan/jabatan
yang tinggi dalam suatu organisasi, tetapi orang yang mempunyai derajat taqwa kepada Allah,

9
Fikri Maulana, ‘Pendidikan Kewirausahaan Dalam Islam’, IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 2.01
(1970), 30–44 <https://doi.org/10.37542/iq.v2i01.23>.
10
Alhafiz Kurniawan, ‘Ini Hadits Keutamaan Mencari Nafkah Keluarga Sumber: Https://Islam.Nu.or.Id/Nikah-
Keluarga/Ini-Hadits-Keutamaan-Mencari-Nafkah-Keluarga-VgYpx’, Nuonline, 2022
<https://islam.nu.or.id/nikah-keluarga/ini-hadits-keutamaan-mencari-nafkah-keluarga-
VgYpx#:~:text=Artinya%2C “Rasulullah saw bersabda%2C,” (HR Muttafaq alaih).> [accessed 18 March 2023].

12
yaitu orang yang khusyu dalam shalatnya, baik tutur katanya, memelihara kemaluannya serta
menunaikan tanggungjawab sosialnya seperti mengeluarkan zakat dan lainnya.11

‫َلر ُج ِل‬
َّ ‫ل ا‬
ُ ‫م‬ َ ِ ‫س‬ ُّ َ‫ أ‬:‫ل‬ َّ ‫اع َة بْ ِن َراف ٍِع – رضي هللا عنه – أَ َّن اَل َّن ِب‬
َ ‫ع‬
َ – :‫ل‬
َ ‫ب? َقا‬
ُ َ‫ب أ ْطي‬ ْ َ‫ي اَ ْلك‬ َ ِ‫سئ‬
ُ – ‫ي – صلى هللا عليه وسلم‬ َ ‫ع ْن ِر َف‬
َ
‫ِم‬
ُ ‫ْحاك‬
َ ‫ص َّح َح ُه اَل‬
َ ‫ َو‬،‫ار‬
ُ ‫اه اَلْبَ َّز‬
ُ ‫ور – َر َو‬
ٍ ‫مبْ ُر‬
َ ‫ل بَيْ ٍع‬
ُّ ‫ َو ُك‬, ِ‫ ِبيَدِه‬.

Artinya, “Rasulullah SAW. pernah ditanya, pekerjaan apa yang paling baik? Beliau menjawab,
pekerjaan terbaik adalah usaha yang seseorang dengan tangannya sendiri dan semuaperjualbelian
yang dianggap baik.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)

Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam. Bahkan
dinilai sebagai pekerjaan yang paling baik. Allah telah berjanji kepada orang yang beriman dan
melakukan pekerjaan yang baik bahwa bagi mereka ampunan Allah dan ganjaran yang besar.
Kelayakan produktivitas tercermin pada besarnya produksi, kualitas produk, efektivitas dan
efesiensi serta realisasi kepuasan para pekerja pada tingkat maksimal. Karena itu, sebaiknya
masyarakat diarahkan pada perkembangan kepribadian yang produktif sehingga kelayakan
produksi dapat tercapai.

11
Baharuddin Baharuddin, ‘Produktivitas Kerja Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, BALANCA : Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Islam, 1.1 (2019), 35–55 <https://doi.org/10.35905/balanca.v1i1.1038>.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Telah kita bahas mengenai Hadis-hadis yang berkenaan dengan kewirausahaan, mulai dari
pengertian, pandangan Islam terhadap kewirausahaan, fungsi sampai dengan motivasi untuk
berwirausaha, intinya Nabi menganjurkan ummatnya untuk berwirausaha, agar tidak menjadi
beban bagi saudaranya yang lain, dan seorang yang bekerja mencari nafkah akan mendapat
ganjaran tersendiri di pandangan Allah ta’ala.
B. Saran

Kami selaku penulis menyadari bahwasanya masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan
dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu kami sangat berterimakasih
apabila bapak ibu dan teman-teman sekalian memberikan kritik dan sarannya untuk makalah
kami agar menjadi makalah yang lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Alhafiz Kurniawan, ‘Ini Hadits Keutamaan Mencari Nafkah Keluarga Sumber:
Https://Islam.Nu.or.Id/Nikah-Keluarga/Ini-Hadits-Keutamaan-Mencari-Nafkah-Keluarga-VgYpx’,
Nuonline, 2022 <https://islam.nu.or.id/nikah-keluarga/ini-hadits-keutamaan-mencari-nafkah-
keluarga-VgYpx#:~:text=Artinya%2C “Rasulullah saw bersabda%2C,” (HR Muttafaq alaih).>
[accessed 18 March 2023]
Alma, B, M Pemasaran, and P Jasa, Bandung: Alfabeta (Kewirausahaan, 2003)
Baharuddin, Baharuddin, ‘Produktivitas Kerja Dalam Perspektif Ekonomi Islam’, BALANCA : Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Islam, 1.1 (2019), 35–55 <https://doi.org/10.35905/balanca.v1i1.1038>
Basrowi, B, ‘Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi’, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
Damayanti, S D, and A Effane, ‘Fungsi Kewirausahaan Dalam Pendidikan’, KARIMAH TAUHID, 2022
<https://ojs.unida.ac.id/karimahtauhid/article/view/7711>
Dermawan, Oki, ‘Kewirausahaan Mahasiswa Di Iain Lampung’, Jurnal Kewirausahaan, 1.1 (2013),
145–60
Hasyimi, S A Al, ‘Syaarah Mukhtaarul Alhadiits (Hadis-Hadis Pilihan Berikut Penjelasannya),
Diterjemahkan Dan Disyarahi Oleh KH Moch’, Anwar Dkk., Bandung: CV Sinar Baru, 1993
Malik, Mas, ‘Pengertian Kewirausahaan Adalah: Karakteristik, Manfaat, Tujuan, Fungsi, Sifat, Dan
Prinsipnya’, Kudupinter, 2019 <https://www.kudupinter.com/2019/12/pengertian-
kewirausahaan.html> [accessed 18 March 2023]
Maulana, Fikri, ‘Pendidikan Kewirausahaan Dalam Islam’, IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan
Islam, 2.01 (1970), 30–44 <https://doi.org/10.37542/iq.v2i01.23>
Nur Nirbita Sias, Rycho, Jurusan Ilmu Hadis, and Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, ‘Kewirausahaan Perspektif Hadis: Studi Takhrij Dan Syarah’, Gunung Djati Conference
Series, 9 (2022), 34–46
AL ustadz Abu Utsman Kharisman, ‘KAJIAN HADITS SEPUTAR BEKERJA MENCARI REZEKI Yang HALAL’,
Salafi.or.Id, 2020 <https://salafy.or.id/kajian-hadits-seputar-bekerja-mencari-rezeki-yang-
halal/> [accessed 18 March 2023]

15

Anda mungkin juga menyukai