Anda di halaman 1dari 16

PEMUDA DAN PERAN PENTINGNYA DALAM MEMBANGUN

PERADABAN UMMAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah HADIST TEMATIK
Dosen Mata Kuliah :
Ibu Nurlaela Sa’dillah, S.TH.I, M.Pd.

Disusun Oleh :
Qolbu Dzakirilah 221105070864
M Ashabul Hawari 221105071347

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah, Puji serta syukur atas kehadirat Allah ‫ ﷻ‬rabb semesta alam yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “TEORI BISNIS INTERNASIONAL” tepat pada waktunya.
Shalawat beriringkan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda kita nabi
Muhammad ‫ﷺ‬, kepada para keluarga, sahabat, tabi’in, hingga kepada kita selaku ummatnya yg
Insya Allah senantiasa istiqomah dalam melanjutkan estafet dakwah-Nya hingga akhir hayat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rara Genta Munggarani Basri, M.E. selaku
Dosen mata kuliah Bisnis Internasional yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami juga menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk terus
meningkatkan perbaikan demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Terimakasih
Wassalamu’alaikum wr wb

Bogor, 03 Oktober 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PERAN PEMUDA.......................................................................................... 2
B. DAMPAK PERAN PEMUDA ....................................................................... 3
C. TERBENTUKNYA KARAKTER PEMUDA DALAM AL-QUR’AN DAN
PERHATIAN BESAR NABI KEPADA PARA PEMUDA .......................... 3
D. HADIST-HADIST YANG BERKAITAN DENGAN PEMUDA ................. 7
E. KISAH INSPIRATIF SINGKAT PEMUDA PADA ZAMAN
RASULULLAH ‫ ﷺ‬.......................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang telah menciptakan masa keemasan
bagi hamba-Nya yang hidup di muka bumi ini, yaitu masa muda, sebuah masa indah untuk
menanam kebaikan yang akan dipetik di akhirat kelak. Salam dan shalawat semoga
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga beliau,
para sahabat dan pengikut beliau sampai hari kiamat kelak. Amin. Masa muda adalah
sebuah kata yang identik dengan jiwa yang penuh semangat, optimisme, percaya diri,
penuh energi, penuh impian dan cita-cita. Pemuda di setiap zaman dan ruang merupakan
ujung tombak yang memiliki peran dan andil besar dalam Islam.
Seorang Pemuda hebat seperti Usamah bin Zaid yang di usia 18 tahun sudah
menjadi panglima perang menghadapi romawi, Umar bin Abdul Aziz usia 22 tahun
menjadi gubernur Madinah, Imam Syafi’i usia 15 tahun sudah menjadi seorang mufti, dan
Muhammad Al Fatih pada usia 22 tahun sudah menjadi sulthan bahkan setelah 2 tahun
menjabat berhasil menaklukan benteng legendaris Konstatinopel pada usia 24 tahun.
Sebuah peran pemuda Islam akan nampak jelas dengan sebuah diskripsi, gambaran dan
perumpamaan, karena perumpamaan merupakan salah satu metode Al-Qur’an dan As-
Sunnah dalam menerangkan hakikat suatu makna, mendekatkan dan mempermudah
pemahaman, Allah Ta’ala berfirman :

‫إَّلل ََل ي َْس َت ْح يِي َأ ْن ي َ ْ ي‬


‫ْض َب َمث اًَل َما ب َ ُعوضَ اة فَ َما فَ ْوقَهَا‬ َ َّ ‫إ َّن‬
ِ
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih
kecil dari itu“. (QS. Al-Baqarah : 26)

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERAN PEMUDA
Pemuda adalah aset suatu bangsa maupun Agama. Pemuda merupakan aset yang
sangat mahal dan terpenting dalam kehidupan, selain memiliki kemampuan berpikir secara
kritis dan progresif pemuda menjadi harapan masa depan.1 Peran pemuda dalam setiap
episode sejarah kehidupan suatu bangsa telah terbukti nyata. Sejarah telah mencatat dengan
tinta emasnya, bahwa peran pemuda sangat penting dalam proses perubahan suatu bangsa.
Bukan hanya sejarah bangsa modern saja, namun bangsa-bangsa atau kaum terdahulu pun
tidak terlepas dari kontribusi pemuda di dalamnya.
Yusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir kontemporer berkata, "Apabila
ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemudanya hari ini". Hal ini
menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi suatu bangsa.
Terlebih di masa yang akan datang, kenapa? Karena generasi mudalah yang akan
meneruskan estafet kepemimpinan di masa yang akan datang untuk menggantikan
pemimpin sekarang.
Pemuda bukan hanya sekedar harapan regenerasi, akan tetapi pemuda adalah bibit-
bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban hingga akhir zaman, jika kita lihat pada
kenyataannya pemuda saat ini, pemuda islam mulai kehilangan spirit perjuangan, spirit
belajar, padahal dengan sadar maupun tidak sadar pemudalah yang akan meneruskan
perjuangan-perjuangan islam kedepanny, zaman yang dinamis bukan menjadi alasan untuk
mundur. Akan tetapi harus menjadi alasan untuk bangkit dan mendalami Al-Qur’an dan
As-Sunnah dengan tepat dan lebih bijak. Karna kita juga meyakini bahwa sunnah
mengandung pancaran dan teladan dari baginda Nabi Mihammad ‫ ﷺ‬yang sudah terjamin
dan menjadi orang yang terpercaya dalam lingkungan masyarakatnya di Makkah.
Terbentuknya generasi yang unggul dan berkualitas tidak terlepas dari peran
penting orang tua dalam mendidik anak-anaknya, seperti kisah luqman yang memberikan
wejangan kepada anaknya.2 Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam Al-Qur’an :

١٣ ‫لّشكَ لَ ُظ ْ ٌْل َع يظ ٌۭمي‬ ‫َوإ ْذ قَا َل لُ ْق َم ٰـ ُن يلبْني يهۦ َوه َُو ي َ يع ُظهُۥ ي َ ٰـ ُب َ ََّن ََل تُ ْ ي‬
ْ ِ ‫ّشكْ بيٱ َّ يَّلل ۖ إ َّن أ ي‬
ِ ِ
“Dan ˹ingatlah˺ ketika Luqmân berkata kepada putranya sambil menasihatinya, “Wahai
anakku sayang! Jangan sekali-kali menyekutukan ˹apa pun˺ dengan Allah ˹dalam ibadah˺,
karena menyekutukan ˹orang lain dengan-Nya˺ sungguh merupakan kesalahan yang
paling buruk.”(Luqkamn ; 9)

1
Wahyu Ishardino Satries, “PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT”, Jurnal Madani Edisi
I/Mei 2009, hlm. 89
2
Al-Dikra, Studi Ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah, 1 Juni 2019, halaman 71 dan 78

2
B. DAMPAK PERAN PEMUDA

Berbicara dampak berarti kita berbicara konsekuensi atau akibat dari suatu sebab.
Masa depan adalah akibat, maka ciptakanlah sebab yang baik. Jika dikontekstualisasikan
dalam kehidupan pemuda sebagai agent of change in a relegiont and a state, maka yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana perkembangan dan pola kehidupan pemudanya.
Karena pola kehidupan akan mempengaruhi sebuah kehidupan pribadi maupun social,
lebih-lebih pada kehidupan pribadi-agama (man and relegion) maupun pribadi-negara
(man and state).
Sebagai garis pembatas, sikap yang harus dilakukan oleh kaum muslimin terutama
kaum muda, pertama, Islam, secara individu, menganjurkan kepada kita menangkal segala
informasi atau data yang masih perlu dipertanyakan dengan bekal keimanan dan ketakwaan
yang tangguh (klarifikasi). Yakni, dengan membentuk individu muslim dengan
kepribadian yang islami semaksimal mungkin; misalnya, dengan mengadakan ruang
dialektik atau pengajian secara intensif, yang akan mempengaruhi cara berfikir dan
bersikap seseorang terhadap realitas kehidupan. Pemahaman Islam yang demikian harus
benar-benar tertancap dalam benak generasi muslim atau kaum muda, agar mereka
memiliki benteng yang kuat, untuk menyaring segala informasi yang diterimanya. Dengan
cara in, mereka akan mampu memilah dan memilih segala informasi.
Kedua, kehidupan pemuda tidak bisa lepas dari kehidupan masyrakat, tentu harus
ada upaya yang harus dilakukan agar membawa kemaslahatan pada lingkungan, yaitu amar
ma’ruf nahi munkar. Sikap tegas dan frontal diperlukan jika terjadi ada ketidakseimbangan
yang terjadi dalam masayrakat. Pemuda harus memasang sikap dengan sigap mentutas
habis informasi-informasi miring terkait isu yang menjelek-jelekkan Islam. Seperti yang
sangat marak di media-media elektronik saat ini. Karena masyarakat hanya sebatas
mengkonsumsi saja, maka perlu adanya peringatan dan kepedulian terkait informasi miring
yang akan merusak ideologi bahkan keimanan masyarakat terhadap agamanya sendiri.
Ketiga, persatuan dan kesatuan kaum muslimin. Berbagai usaha kita akan sulit
terwujudkan secara sempurna kalau tidak didukung oleh kekuasaan dan kekuatan yang
besar. Jaringan komunikasi yang terorganisasi secara rapi, dan lobi-lobi politik Yahudi,
tidak mungkin kita hadapi secara individu. Karena itu, kita sangat memerlukan adanya
persatuan dan kesatuan kaum muslimin seluruh dunia. Itulah upaya ketiga yang mesti kita
lakukan untuk menghapuskan media Barat tehadap dunia Muslim. Persatuan umat Muslim
seluruh dunia dalam rangka menyelesaikan permasalahan-permasalahan tidak mungkin
terealisasi tanpa suatu institusi.

C.
TERBENTUKNYA KARAKTER PEMUDA DALAM AL-QUR’AN DAN
PERHATIAN BESAR NABI KEPADA PARA PEMUDA
Al-Qur’an telah memberikan petunjuk mengenai sikap keteladanan orang tua
dalam mendidik anak-anaknya melalui penggambaran Luqman. Dalam memberikan
wasiat-wasiat kepada putra-putranya, Luqman adalah figur seorang ayah yang sangat
bijaksana. Itulah sebabnya ayat yang menceritakan tentang Luqman didahului dengan

3
pujian kepadanya. Luqman adalah orang yang mendapatkan hikmah, sedangkan manusia
yang memperoleh hikmah, dia telah menerima kebajikan yang luar biasa.

‫َولَقَدْ َءإتَيْنَا لُ ْق َم ٰـ َن ألْ يح ْْكَ َة أَ ين أ ْش ُك ْر ي َّ يَّلل ۚ َو َمن ي َْش ُك ْر فَان َّ َما ي َْش ُك ُر يل َن ْف يس يهۦ ۖ َو َمن كَفَ َر فَا َّن أ َّ ََّلل غَ ي ٌَّن َ يَحي ٌۭد‬
ِ ِ
١٣ ‫لّشكَ لَ ُظ ْ ٌْل َع يظ ٌۭمي‬ِْ ‫ّشكْ بيٱ َّ يَّلل ۖ إ َّن أ ي‬ ‫ َوإ ْذ قَا َل لُ ْق َم ٰـ ُن يلبْني يهۦ َوه َُو ي َ يع ُظهُۥ ي َ ٰـ ُب َ ََّن ََل تُ ْ ي‬١٢
“Dan sungguh telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: ‚Bersyukurlah kepada
ِ ِ
Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
pada dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah
Mahakaya lagi Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberikan pelajaran kepadanya: ‚Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezhaliman yang besar.‛ (Luqman: 12;13)

Sedangkan pada ayat 16 sampai 19, wasiat Lukman kepada anak-anaknya terangkai
sebagai berikut :

‫َص َر ٍة َأ ۡو يف أ َّلس َم ٰـ َو ٰٰ يت َأ ۡو يف أ ۡ َل ۡر يض‬ ۡ َ ‫ي َ ٰـ ُب َ ََّن إَّنَّ َ ۤا إن ت َُك يمثۡقَا َل َحبَّةࣲ ي ِم ۡن خ َۡردَلࣲ فَ َت ُكن يف‬
ِ ِ
‫) ي َ ٰـ ُب َ ََّن َأ يق يم أ َّلصلَ ٰو َة َوأ ُم ۡر بيٱلۡ َم ۡع ُر ي‬١6( ࣲ‫يَٱۡ يت ِبي َا أ َّ ُ َّۚلل إ َّن أ َّ ََّلل لَ يط ٌيف َخبيری‬
‫وف َوأنۡ َه َع ين ألۡ ُمن َك ير‬ ۡ
ِ
ۖ
‫) َو ََل ت َُص يِع ۡر َخدَّكَ يللنَّ ياس َو ََل تَ ۡم يش يف‬١7( ‫َوأ ۡص ي ِۡب عَ َ َٰل َم ۤا َأ َصاب َ َك إ َّن َذ ٰٰ ي َل يم ۡن َع ۡز يم أ ۡ ُل ُمو ير‬
ِ
‫) َوأ ۡق يصدۡ يف َم ۡش ي َيك َوأ ۡغضُ ۡض يمن‬١8( ࣲ‫ُك ُم ۡختَالࣲ فَخُور‬ َّ ُ ‫أ ۡ َل ۡر يض َم َر احا ۖ إ َّن أ َّ ََّلل ََل ُ يُی ُّب‬
ِ
‫( َص ۡوتي َۚك إ َّن َأن َك َر أ ۡ َل ۡص َو ٰٰ يت لَ َص ۡو ُت ألۡ َح يم يری‬19)
Luqmân menambahkan,˺ “Wahai anakku sayang! ˹Bahkan˺ jika suatu amalan
ِ
seberat biji sawi, entah itu ˹tersembunyi˺ di batu, di langit atau di bumi—Allah akan
memunculkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. “Wahai
anakku sayang! Dirikanlah shalat, doronglah pada kebaikan, dan cegahlah pada
keburukan, dan sabarlah menghadapi apa pun yang menimpamu. Tentunya ini adalah
sebuah tekad yang ingin dicita-citakan. “Dan janganlah kamu menengadahkan hidungmu
kepada manusia, dan janganlah kamu berjalan dengan sombong di muka
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sombong.
Bersikaplah moderat dalam kecepatan Anda. Dan kecilkan suaramu, karena suara yang
paling buruk tentu saja adalah ringkikan keledai.”

Luqman yang digambarkan dalam al-Qur’an sebagai sosok pribadi seorang ayah
yang bijaksana merupakan cermin pendidkan bagi orang tua Muslim dalam mendidik
putra-putranya. Dalam wasiat-wasiat tersebut mengandung hakikat-hakikat pendidikan
anak yang mendasar, dengan arah tujuan yang jelas tanpa membutuhkan pemikiran rumit.
Melihat kisah arif Luqman dalam al-Qur’an tersebut, orientasinya jika dikaitkan dengan

4
kehidupan pemuda dalam bermasyarakat tidak lepas dari didikan orang-orang yang telah
lebih dahulu muda yaitu para sesepuh atau orang tua sendiri. Hubungan diantara keduanya
harus ada kolaborasi tentang bagaimana memikirkan masa depan. Sebagai orang tua
memberikan arahan terhadap generasi sebagai penerus penegakan agama Islam, bangsa
dan Negara. Sebab banyak orang tua maupun tokoh masyarakat enggan memberikan
mandat atau kesempatan dalam hal-hal tertentu atau jika dalam bahasa organisasi
pengkaderan terhadap para pemuda saat ini minim dilakukan oleh orang tua, sehingga tidak
jarang para pemuda kehilangan dasar-dasar hidup bermasyarakat secara lokal maupun
universal yang dimiliki oleh para sesepuhnya. Semua itu terjadi karena masih ada saja
kebanyakan orang tua -walaupun tidak semuanya- berfikir jika sebuah peran penting
diberikan kepada kaum muda, seakan-akan martabat dan kedudukannya hilang dimata
masyarakat.
Sebenarnya tidak cukup jika para pemuda menunggu dan diberikan nasihat saja
oleh orang tua maupun guru. Tapi juga harus ada upaya dari pemuda itu sendiri atau
kesadaran beban dan tanggung jawab yang nyata dipundaknya. Sebab jika bukan pemuda
yang akan memberi perubahan dan meneruskan perjuangan siapa lagi?. Oleh karena itu
tidak heran bapak proklmasi Republik Indinesia Ir. Soekarno mengatakan: ‚Berilah aku
sepuluh pemuda maka akan ku goncang dunia‛. Tentu ungkapan ini bukanlah hanya kata
tanpa fakta, sebab secara nyata pemuda telah memberikan bukti pada dunia bahwa mereka
adalah agen perubahan. Seperti yang terjadi tahun 80-an, pemudalah yang mampu
membubarkan orde baru demi terciptanya Indonesia yang lebih berkeadilan.
Yusuf al-Qardhawi memberikan gambaran kepada pemuda yang tergambar dalam
tulisan diatas dikategorikan sebagai generasi idaman. Generasi idaman adalah generasi
yang tak asing bagi orang-orang yang membaca al-Qur’an dan mempelajari As-Sunnah.3
Siapa saja yang membaca al-Qur’an, niscaya menjumpai ciri-ciri generasi idaman tersebut
di banyak ayat dan surah. Antara lain dalam surat al-A’raf ayat 181:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫َو يم َّم ْن َخلَ ْقنَ ۤا ُإ َّم ٌة َّيَّ ْدُ ْو َن يِب لْ َح ِ يـق َو يب ٖه ي َ ْع يدلُ ْو َن‬
"Dan di antara orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk
dengan (dasar) kebenaran, dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 181)

Setelah mengangkat tokoh besar Luqman yang terekam dalam al-Qur’an sebagai
pokok pembahasan dalam kaitannya sebagai teladan orang tua muslim mendidik anak atau
lebih jelasnya mendidik generasi penerus atau anak pemuda, selanjutnya akan dibahas
seperti apa perhatian Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬terhadap kaum Pemuda. Rasulullah saw
senantiasa memberikan pengarahan kepada kaum muda untuk mengikuti jalan kebajikan.
Dalam sebuah hadis beliau menegaskan: ‚Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan
baik, sebab mereka berhati halus. Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan

3
Dr. Yusuf al-Qardhawi, “Generasi Idaman”, (Jakarta: Media Da’wah, 1990), hlm. 30

5
agama yang bijaksana ini, maka kaum mudalah yang pertama-tama menyambut saya,
sedangkan kaum tua menentangnya.‛
Kemudian beliau membacakan ayat Al-Qur’an berikut :

‫إَّلل َو َما نَ َز َل يم َن إلْ َح ِ يـق ٰ َو ََل يَ ُك ْون ُْوإ َك َّ يِل ْي َن ُإ ْوتُوإ إلْ يك ٰت َب‬ ‫َإلَ ْم يَٱْ ين يل َّ يَّل ْي َن ٰإ َمنُ ْۤوإ َإ ْن َ َْتشَ َع قُلُ ْوِبُ ُ ْم ي يِل ْك ير ٰ ِ ي‬
‫يم ْن قَ ْب ُل فَ َطا َل عَلَيْ ي ُم ْ َإَل َمدُ فَقَ َس ْت قُلُ ْوِبُ ُ ْم ٰ َوكَثي ْ ٌری ي ِمْنْ ُ ْم ٰف يس ُق ْو َن‬
"Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk
mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan
janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu,
kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan
banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 16)

Dalam hadis yang lain, beliau bersabda:


“Raihlah lima perkara sebelum datangnya yang lima: masa mudamu sebelum masa
tuamu, kesehatanmu sebelum datangnya sakitmu, kayamu sebelum datangnya miskinmu,
kesempatanmu sebelum datangnya kesempitanmu dan dan hidupmu sebelum engkau mati‛.
(H.R. An-Nasai)

Kehidupan di masa muda sangat berarti bagi setiapkehidupan manusia. Karena


kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Tidak ada pemuda yang mendapatkan
naungan ilahi selain yang senantiasa menghambakan dirinya kepada Allah. Rasulullah saw
menegaskan tentang beberapa hal yang harus dilakukan guna membimbing kepribadian
para pemuda. Diantaranya adalah sebagai berikut:

“Hai para pemuda, barangsiapa kuasa beristri hendaklah segera berumah tangga
untuk menjaga kehormatan.Tapi barang siapa tidak kuasa melakukannya, hendaklah
berpuasa untuk mejadi penawarnya.‛ (H.R. Bukhari dan Muslim)

Masih bayak ayat dan hadis yang lain tentang petunjuk mengenai pendidikan Islam
kepada kaum mudanya. Namun yang lebih utama dikemukakan di sini adalah bahwa Islam
sangat memperhatikan pembentukan kepribadian para pemuda. Selagi masih ada, mereka
diarahkan agar memiliki budi pekerti yang luhur. Digambarkan oleh Rasulullah saw dalam
hadis di atas betapa halusnya hati kaum muda. Mereka masih dalam kesucian hati, tidak
banyak kotoran yang melekat di dalamnya. Itulah sebabnya, tatkala pertama kali Islam
hadir di tengah kehidupan manusia, merekalah yang mula-mula menyambutnya. Dengan
ketulusan dan kesucian hati, mereka siap membela perjuangan Rasulullah saw, dan
menentang tradisi para sesepuh mereka yang sesat.4

4
Hasan Al Banna dkk, Pemuda Militan, (Solo:CV. Pustaka Mantiq, 1992), hlm. 63

6
Masa muda hendaknya dimanfaatkan untuk melakukan perbuatan yang baik, sebab
kesempatan itu hanya datang satu kali dalam rentang kehidupan manusia di dunia. Tenaga
yang masih segar di tambah dengan semangat yang menyala merupakan modal utama
untuk mengejar kesempatan emas menyongson masa depan yang gemilang melalui ilmu
pengetahuan. Pada saat usia menua nanti, kesempatan itu tidak banyak diharapkan. Karena
sejalan dengan bertambahnya umur, kesehatan semakin menurun dan semangat hidup juga
melemah. Itulah sebabnya, selagi masih menunjukkan ketegaran di kala usia muda,
kesempatan menunaikan kewajiban membela agama Allah hendaknya dimanfaatkan
sebaik-baiknya.5

D. HADIST-HADIST YANG BERKAITAN DENGAN PEMUDA

Hadits Ke-1: Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ٌ‫اب لَي َْس ْت َ َُل َص ْب َوة‬


ِ ٍ ‫يَ ْع َج ُب َرب ُّ َك يم ْن َش‬
“Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah”6 [HR. Ahmad]

Shabwah adalah kecondongan untuk menghindari kebenaran.

Hadits Ke-2 : Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫إَّلل َور َ ُج ٌل‬ ٌّ ‫إَّلل ي َ ْو َم إلْ يق َيا َم ية يِف يظ ي ِ يِل ي َ ْو َم ََل يظل َّ إ ََّل يظ ُّ ُِل إ َما ٌم عَا يد ٌل َو َش‬
‫اب نَشَ ٱَ يِف يع َبا َد ية َّ ي‬ ُ َّ ‫َس ْب َع ٌة يُ يظلُّه ُْم‬
ِ ِ
‫إَّلل يِف خ ًََل ٍء فَفَاضَ ْت َع ْينَا ُه َو َر ُج ٌل قَلْ ُب ُه ُم‬ َ َّ ‫َذ ُإت َمنْ يص ٍب َو ََجَالٍ إ َل ن َ ْف يسهَا قَا َل إ ي ِِن أَخ َُاف إ َّ ََّلل َذكَ َر‬
ِ ِ
‫َو َر ُج ٌل ت ََصد ََّق ب َيصدَ قَ ٍة فَٱَ ْخفَاهَا َح ََّّت ََل تَ ْع َ َْل ي َِش ُ ُاَل َما َصنَ َع ْت ي َ يمينُ ُه‬
Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allâh dibawah naungan 'Arsynya
pada hari tidak ada naungan selain naungan Allâh Azza wa Jalla (yaitu): imam yang adil;
Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allâh Azza wa Jalla ; Seorang laki-laki yang
mengingat Allah dalam kesunyian (kesendirian) kemudian dia menangis (karena takut
kepada adzab Allah); Seorang laki-laki yang hatinya selalu bergantung pada masjid-
masjid Allâh; Dua orang yang saling mencintai, mereka berkumpul dan berpisah karena
Allâh Azza wa Jalla ; Dan seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang permpuan
yang memilki kedudukan dan cantik akan tetapi dia menolak dan berkata, 'sejujurnya aku
taku kepada Allâh.' Dan seorang laki-laki yang bersedekah dengan sesuatu yang ia
sembunyikan,[HR. Al-Bukhâri dan Muslim]7

5
Hasan Al Banna dkk, Pemuda Militan, (Solo:CV. Pustaka Mantiq, 1992), hlm. 64
6
Dikeluarkan oleh Imam Ahmad (4/151), dan at-Thabrani dalam kitab al -Kab î r (17/903, no: 853), dan Abu Ya'la
(3/288). Al-Haitsami mengatakan dalam kitab Majma' Zaw â id (10/273), “Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu
Ya'la, dan Thabrani, sanadnya hasan.”
7
Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, dalam Kitab al-Adz â n , no. 660, dan Muslim, kitab Zak â t , no. 1031

7
Hadits Ke-3 : Dikatakan kepada penghuni surga:

‫َوإ َّن لَ ُ ُْك أَ ْن ت َ يش ُّبوإ فَ ًَل َتَ ْ َر ُموإ أَبَدا إ‬


kalian sejatinya akan terus-menerus muda dan tidak akan pernah menua selamanya. [HR. ِ 8

Muslim]

Hadits Ke-4 :

ٌّ ‫ يل َزيْ يد ْب ين ََث إن ََّك َر ُج ٌل َش‬-‫قَا َل أَبُو بَ ْك ٍر – َو يع ْندَ ُه ُ َُع ُر ْب ُن إلْخ ََّط ياب‬
‫ َوقَدْ ُك ْن َت ت َْك ت ُُب‬،‫اب عَا يق ٌل ََلنََّتَّ ي ُم َك‬
ِ
َ ْ َ‫ فَ َت َت بَّع ي إلْ ُق ْرأ َن ف‬،‫إَّلل عَلَ ْي يه َو َس َّ َْل‬
‫اَج ْع ُه‬ َ ْ ‫إلْ َو‬
‫ْح يل َر ُسولي َّ ي‬
ُ َّ ‫إَّلل َص ََّل‬
“Abu Bakar Radhiyallahu anhu mengatakan kepada Zaid bin Tsâbit saat itu Umar bin al-
Khatthab Radhiyallahu anhu berada di antara mereka, “sebenarnya kamu laki-laki yang
masih muda, cerdas dan kami tidak menuduhmu (berbuat dusta), kamu terlebih dahulu
menulis wahyu untuk Rasûlullâh, maka sekarang telitilah al-Qur'an itu dan kumpulkanlah
ia".”9 [HR. Al-Bukhari]

Hadits Ke-5 :

َ َّ ‫ «كَ ْي َف ََتيدُ كَ ؟» أَ ْر ُجو‬:‫ فَقَا َل‬،‫إَّلل عَلَ ْي يه َو َس َّ َْل عَ ََل َر ُج ٍل َو ُه َو يِف إلْ َم ْو يت‬
‫إَّلل‬ ‫ول َّ ي‬
ُ َّ ‫إَّلل َص ََّل‬ ُ ‫َد َخ َل َر ُس‬
‫ َ«َل َ َْي َت يم َع يان يِف قَلْ يب َع ْب ٍد يِف يمثْلي ه ََذإ إلْ َم ْو يط ين‬:‫إَّلل عَلَ ْي يه َو َس َّ َْل‬ ‫ول َّ ي‬
ُ َّ ‫إَّلل َص ََّل‬ ُ ‫ فَقَا َل َر ُس‬،‫َوأَخ َُاف ُذن يُوِب‬
‫إَّلل َّ يإِلي يَ ْر ُجو َوأَ َّمنَ ُه َّ يإِلي َ ََي ُاف‬
ُ َّ ‫إ ََّل أَع َْطا ُه‬
Hadits Lemah Tasyahud Dalam Sujud Sahwi
ِ
“Rasulullah mendatangi seorang pemuda yang dalam keadaan bernafas, Rasullah berkata
kepadanya: bagaimana keadaanmu? Saya berharap kepada Allâh Ya Rasulullah, dan saya
takut akan dosa-sosaku, kemudian Rasulullah bersabda: tidaklah roja' ( pengharapan) dan
khauf ( rasa takut) berkumpul dalam hati seorang hamba disaat seperti ini, kecuali Allâh
akan memberikan kepadanya apa yang dia harapkan, dan akan melindunginya dari segala
hal yang dia takutkan.”10 [HR Ibnu Majah]

Hadits Ke-6 :

ٌ ‫إَّلل عَلَ ْي يه َو َس َّ َْل َو َ َْن ُن َش َب‬


‫اب‬ ُ َّ ‫ ُكنَّا نَغ ُْز ْو َم َع إلن ي ي َِِّب َص ََّل‬: ‫هللا َع ْن ُه قَا َل‬
ُ ‫ِض‬َ ‫َع ين إ ْب ين َم ْس ُع ْو ٍد َر ي‬

8
Dikeluarkan oleh Imam Muslim, Kitab al-Jannah wa shifat Na' î mih â , no. 2837
9
HR. Imam al-Bukhari, no. 4679
10
Dikeluarkan oleh Ibnu Mâjah, Kitab az-Zuhdi , no. 4261, dan Tirmizi, Kitab al-Jan â iz , no. 983

8
“Dari Ibnu Mas'ûd Radhiyallahu anhu berkata, “Kami ikut berseru bersama Rasûlullâh
padahal saat itu kami masih muda.”11 [HR. Ahmad]

Hadits Ke-7 :

“Alqamah rahimahullah , salah seorang Shahabat Ibnu Mas'ûd Radhiyallahu anhu


bercerita, “Aku berjalan bersama Abdullah bin Mas'ûd, kemudaian dia bertemu dengan
Utsmân bin Affân Radhiyallahu anhu yang mengajak dia berbicara. Utsman Radhiyallahu
anhu berkata pada Ibnu Mas'ûd Radhiyallahu anhu , 'Wahai Abu Abdirrahman! Maukah
engkau kami nikahkan dengan seorang pemudi? Semoga dia bisa membangkitkan lagi
kenangan-kenangan lamamu?' Abdullâh bin Mas'ud Radhiyallahu anhu pun
menanggapinya, 'Jika engkau mengatakan seperti itu, maka sesungguhnya Rasûlullâh
pernah mengatakan kepada kami:

‫ فَان َّ ُه أَغَ ُّض ليلْ َب َ ي‬, ‫ َم ين ْإس َت َطا َع يمنْ ُ ُُك إلْ َب َاء َة فَلْ َي َ ََتو َّْج‬،‫إلش َب ياب‬
‫ َو َم ْن لَ ْم‬, ‫ َوأَ ْح َص ُن ليلْفَ ْر يج‬, ‫َص‬ َّ ‫ّش‬ َ َ ‫ََي َم ْع‬
ِ
‫ فَا َّن إل َّص ْو َم َ َُل يو َجا ٌء‬, ‫ فَلْ َي ُص ْم‬, ‫ي َْس َت يط ْع‬
ِ
Wahai para pemuda! Barangsiapa sudah mampu untuk menikah, maka hendaklah dia
menikah! Karena menikah lebih menjaga pandangan dan lebih membentengi kemaluan.
Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, sesungguhnya puasa
itu adalah tameng bagi pelakunya.”12 [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Hadits Ke-8 : Dalam hadist Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tentang dajjal diceritakan :

‫ َويَ َت‬، ‫ فَ ُي ْق يب ُل‬، ‫ ُ َُّث يَدْ عُو ُه‬،‫ فَ َي ْق َطع ُ ُه جي ْزلَ َت ْ يْي َر ْم َي َة إلغ ََر يض‬،‫ْضبُ ُه يِب َّلس ْي يف‬
‫يَدْ عُو َر ُج اًل ُم ْم َت يلئ اا َش َبا اِب فَ َي ْ ي‬
‫َهلَّ ُل َو ْ ُْج ُه يَضْ َح ُك‬
“Dajjal memanggil seorang laki-laki muda belia, kemudian dajjal dikurung dengan
pedang dan membelahnya menjadi dua, kemudian dajjal menggali kembali, ia pun datang
memanggut-manggutkan wajahnya seraya tertawa.”13[HR . Muslim]

Hadits Ke-9 : Dari Mâlik bin al-Huairist Radhiyallahu anhu , dia berkata:

‫ّش َين لَ ْي َ ال َو َك َن َر ُسول ُ َّ ي‬


‫إَّلل َص ََّل‬ ‫ون فَٱَقَ ْمنَا يع ْندَ ُه يع ْ ي‬ َ ُ‫إَّلل عَلَ ْي يه َو َس َّ َْل َو َ َْن ُن َشبَ َب ةٌ ُمتَقَ يارب‬
ُ َّ ‫أَتَيْنَا إلنَّ ي َِّب َص ََّل‬
‫إَّلل عَلَ ْي يه َو َس َّ َْل َريفيقاا فَلَ َّما َظ َّن أََّنَّ ق َ ْد ْإش تَ ْقنَا أَ ْهلَنَا َسٱَلَنَا َ َُّع ْن تَ َر ْكنَا ب َ ْعدَ َّنَ فَٱَخ َْب ْرَّنَ ُه فَقَا َل ْإرجي ُعوإ إ َل‬
ُ َّ
ِ
11
Imam Ahmad (1/390, 432)
12
Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, Kitab an-Nik â h , no. 5065, 5066, dan Muslim, kitab an-Nikâh,no.1400
13
Dikeluarkan oleh Imam Muslim, no. 2137

9
ْ ُ ‫يُك فَٱَ يقميُوإ يف يي ْم َوعَ يل ِ ُمو ُ ُْه َو ُم ُر‬
ْ‫وُه َو َذكَ َر أَ ْش َي َاء أَ ْحفَ ُظهَا أَ ْو ََل أَ ْحفَ ُظهَا َو َصلُّوإ َ ََك َرأَيْ ُت ُم يوِن أُ َص ي ِِل أَ َحدُ ُُك‬ ْ ُ ‫أَ ْه يل‬
‫َولْ َي ُؤ َّم ُ ُْك َأ ْك َ ُِبُ ُْك‬
“Kami mendatangi Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam dan kami adalah para
pemuda yang hampir sebaya. Kami tinggal bersama Rasûlullâh selama 20 hari. Sungguh,
Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang penyayang. Ketika Beliau
Shallallahu'alaihi wa sallam melihat kami kepada rindu keluarga kami, Beliau
Shallallahu'alaihi wa sallam menanyakan kepada kami tentang keluarga yang kami
tinggalkan, lalu kami mengabarkan kepada Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam tentang
keluarga yang kami tinggal. Kemudian Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam bersada,
'Kembalilah kalian kepada keluarga kalian! dan tinggallah bersama mereka! Ajarilah
mereka dan perintahkanlah mereka! dan Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam
Menyebutkan banyak hal, ada yang bisa saya hafal dan ada pula yang tidak bisa hafal.
(Beliau Shallallahu'alaihi wa sallam juga bersabda :) Dan shalatlah kalian sebagaimana
kalian melihat aku shalat! Dan apabila waktu shalat telah tiba, maka salah satu diantara
kalian hendaknya mengumandangkan adzan, dan yang mengimami kalian adalah orang
yang paling tua diantara kalian.”14[HR. Al-Bukhâri]15

E. KISAH INSPIRATIF SINGKAT PEMUDA PADA ZAMAN RASULULLAH ‫ﷺ‬

1. Usamah bin Zaid. Usianya 18 tahun. Namun ia mampu memimpin para anggotanya
untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat pada masa itu. Yang mana anggotanya
adalah para pembesar sahabat, seperti Abu Bakar dan Umar.

2. Saad bin Abu Waqqash. Pada saat usia 17 tahun untuk yang pertama kalinya, ia mampu
melontarkan anak panah di jalan Allah. Beliau termasuk dari enam orang ahlus syuro.

3. Al Arqam bin Abil Arqam. Saat usianya 16 tahun, ia menjadikan rumahnya sebagai
dakwah Rasulullah SAW selama 13 tahun berturut-turut.

4. Zubair bin Awwam. Di saat usianya yang ke 15 tahun, ia menghunuskan pedang di jalan
Allah. Dan diakui oleh Rasulullah SAW sebagai hawarinya.

5. Zaid bin Tsabit. Di usia yang masih sangat muda 13 tahun. Ia sebagai penulis wahyu.
Dalam 17 malam ia mampu menguasai bahasa Suryani, sehingga dijadikan penterjemah
Rasulullah SAW. Beliau juga hafal kitabullah dan ikut serta dalam kodifikasi Alquran.

14
Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, no. 631, dan Imam Muslim, no. 274
15

10
6. Atab bin Usaid. Rasulullah SAW mengangkat Atab bin Usaid sebagai gubernur Makkah
di usianya yang ke 18 tahun.

7. Mu’adz bin Amr bin Jamuh, usianya 13 tahun. Beserta Mu’awwidz bin ‘Afra, usianya
14 tahun. Mereka membunuh Abu Jahal ketika perang Badar. Seorang jenderal kaum
musyrikin.

8. Thalhah bin Ubaidullah. Usianya 16 tahun. Ia merupakan orang Arab yang paling mulia.
Bahkan beliau berbaiat untuk mati demi Rasulullah SAW pada perang Uhud. Dan beliau
juga rela dirinya dijadikan sebagai tameng bagi Nabi SAW.

9. Muhammad Al Fatih. Di usianya 22 tahun, beliau mampu menaklukan Konstatinopel,


ibu kota Byzantium. Pada saat itu para jenderal agung sudah merasa putus asa.

10. Abdurrahman An Nashir. Pada saat usianya 21 tahun, ketika masanya Andalusia
mencapai puncak keemasan. Dia mampu menganulir berbagai pertikaian dan membuat
kebangkitan sains yang tiada duanya.

11. Muhammad Al Qasim. Di usianya yang ke 17 tahun, dapat menaklukan India sebagai
seorang jenderal agung pada masanya.16

16
https://www.islampos.com/pemuda-bangkitlah-seperti-pemuda-di-zaman-rasulullah-160485/

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pemuda adalah aset suatu bangsa maupun Agama. Pemuda merupakan aset yang
sangat mahal dan terpenting dalam kehidupan, selain memiliki kemampuan berpikir secara
kritis dan progresif pemuda menjadi harapan masa depan. Peran pemuda dalam setiap
episode sejarah kehidupan suatu bangsa telah terbukti nyata. Sejarah telah mencatat dengan
tinta emasnya, bahwa peran pemuda sangat penting dalam proses perubahan suatu bangsa.
Bukan hanya sejarah bangsa modern saja, namun bangsa-bangsa atau kaum terdahulu pun
tidak terlepas dari kontribusi pemuda di dalamnya.

Terbentuknya generasi yang unggul dan berkualitas tidak terlepas dari peran
penting orang tua dalam mendidik anak-anaknya, seperti kisah luqman yang memberikan
wejangan kepada anaknya. Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam Al-Qur’an :

١٣ ‫لّشكَ لَ ُظ ْ ٌْل َع يظ ٌۭمي‬ ‫َوإ ْذ قَا َل لُ ْق َم ٰـ ُن يلبْني يهۦ َوه َُو ي َ يع ُظهُۥ ي َ ٰـ ُب َ ََّن ََل تُ ْ ي‬
ْ ِ ‫ّشكْ بيٱ َّ يَّلل ۖ إ َّن أ ي‬
ِ ِ
“Dan ˹ingatlah˺ ketika Luqmân berkata kepada putranya sambil menasihatinya, “Wahai
anakku sayang! Jangan sekali-kali menyekutukan ˹apa pun˺ dengan Allah ˹dalam ibadah˺,
karena menyekutukan ˹orang lain dengan-Nya˺ sungguh merupakan kesalahan yang
paling buruk.”(Luqkamn ; 9)

Masa muda hendaknya dimanfaatkan untuk melakukan perbuatan yang baik, sebab
kesempatan itu hanya datang satu kali dalam rentang kehidupan manusia di dunia. Tenaga
yang masih segar di tambah dengan semangat yang menyala merupakan modal utama
untuk mengejar kesempatan emas menyongson masa depan yang gemilang melalui ilmu
pengetahuan. Pada saat usia menua nanti, kesempatan itu tidak banyak diharapkan. Karena
sejalan dengan bertambahnya umur, kesehatan semakin menurun dan semangat hidup juga
melemah. Itulah sebabnya, selagi masih menunjukkan ketegaran di kala usia muda,
kesempatan menunaikan kewajiban membela agama Allah hendaknya dimanfaatkan
sebaik-baiknya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Ishardino Satries, “PERAN SERTA PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN


MASYARAKAT”,
Al-Dikra, Studi Ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah,
Dr. Yusuf al-Qardhawi, “Generasi Idaman”, (Jakarta: Media Da’wah, 1990)
Hasan Al Banna dkk, Pemuda Militan, (Solo:CV. Pustaka Mantiq, 1992)
Hasan Al Banna dkk, Pemuda Militan, (Solo:CV. Pustaka Mantiq, 1992)
Dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan at-Thabrani dalam kitab al -Kabir dan Abu Ya'la
Al-Haitsami mengatakan dalam kitab Majma' Zaw â id “Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu
Ya'la, dan Thabrani, sanadnya hasan.”
Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, dalam Kitab al-Adz â n , no. 660, dan Muslim, kitab Zak â t ,
Dikeluarkan oleh Imam Muslim, Kitab al-Jannah wa shifat Na' î mih â ,
HR. Imam al-Bukhari
Dikeluarkan oleh Ibnu Mâjah, Kitab az-Zuhdi dan Tirmizi, Kitab al-Jan â iz
Imam Ahmad
Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, Kitab an-Nikah dan Muslim, kitab an-Nikâh
Dikeluarkan oleh Imam Muslim
Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri dan Imam Muslim
https://www.islampos.com/pemuda-bangkitlah-seperti-pemuda-di-zaman-rasulullah-160485/

13

Anda mungkin juga menyukai