Anda di halaman 1dari 57

i

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK USIA DASAR DI LINGKUNGAN

SEKOLAH DI MIN 2 BANJAR KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN

BANJAR

OLEH:

YULIANA
170102070174

UNIVERSITAS NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2020 M/1442 H
ii

MOTTO

ِۚ‫َو َم ا تَ ْوفِيقِ ي إِ اَّل ِِب اَّلل‬

“Tidak ada kesuksesan melainkan dengan pertolongan Allah ”.

(QS.Hud: 88)
iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap Allah limpah

curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

kepada kita semua, karena dengan izin-Nya lah penulis diberikan nikmat

kesehatan juga iman dan Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal

Skripsi yang berjudul “Pendidikan Akhlak Anak Usia Dasar di Lingkungan

Sekolah di MIN 2 Banjar Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar”. Sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar S.Pd pada jurusan Pendidikan Guru Madrasa

Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

(UIN) Antasari Banjarmasin.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang membantu terselesaikannya Proposal Skripsi ini, baik berupa

moril maupun materil. Meskipun bukan suatu karya yang sempurna, tetapi

semoga bisa memberikan manfaat bagi semua dan tentunya bagi penulis sendiri.

Aamiinnn.

Banjarmasin, 02 Januari 2020


Penulis,

Yuliana
NIM. 170102070174
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN MOTTO .................................................................................. ii

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian............................................................................ 4

C. Definisi Operasional .................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

E. Signifikansi Penelitian ................................................................. 8

F. Alasan Memilih Judul .................................................................. 8

G. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9

H. Sistematika Penelitian ................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Akhlak ........................................................................ 11

B. Anak Usia Dasar .......................................................................... 19

C. Lingkungan Sekolah .................................................................... 23


v

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Anak Usia Dasar di

Lingkungan Sekolah .................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................... 36

B. Tempat Penelitian ........................................................................ 36

C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 37

D. Data dan Sumber Data ................................................................. 37

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 41

G. Prosedur Penelitian ....................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 44

LAMPIRAN ................................................................................................. 47
vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Daftar Tabel .................................................................. 47

Lampiran II : Daftar Terjemah ............................................................ 48

Lampiran III : Riwayat Hidup Penulis .................................................. 50


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan tanpa memiliki ilmu

pengetahuan apapun, akan tetapi di telah dilengkapi dengan fitrah yang

memungkinkan dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan peradaban.

Dengan fungsi fitrah itulah dia dapat belajar dari lingkungan dan masyarakat

orang dewasa yang mendirikan institusi pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk

mengembagkan kepribadian dan kemampuan kearah kedewasaan serta

pembentukkan manusia seutuhnya. Dengan kata lain pendidikan adalah ikhtiar

manusia supaya berkembang sampai kepada titik maksimum yang dapat

dicapai sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Di dalam Undang-Undang

RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionan pada Bab II pasal 3

yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

1
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.
2

Pendidikan di pandang sebagai proses penumbuhan, pengembangan,

dan penampungan seperangkat nilai dan norma baik melalui kegiatan

pembelajaran maupun menciptakan suasan interaksi mendidik diluar jam

kegiatan pembelajaran. 2

Peran peneliti dalam kemajuan suatu bangsa dan masyarakat

merupakan suatu keniscayaan, karena pendidikan merupkan salah satu

investasi jangka panjang yang harus selalu ditingkatkan mutunya, jika mutu

pendidikan rendah, maka akan berdampak pada ketidakpastian investasi

pendidikan, bahkan akan menimbulkan masalah sosial baru pada masa yang

akan datang.

Al Qur‟an diturunkan pertama kali dimulai dengan ayat-ayat yang

mengandung nilai-nilai pendidikan, hal itu memberikan isyarat bahwa tujuan al

Qur‟an yang terpenting adalah pendidikan, sebagaimana firman Allah berikut

ini:

ِ ِ ‫ْاق رأْ ِِبس ِم ربِ ا‬


َ ُّ‫) ْاق َرأْ َوَرب‬2( ‫نسا َن م ْن َعلَ ٍق‬
)3( ‫ك ْاْلَ ْكَرُم‬ ِ
َ ‫) َخلَ َق ْاْل‬1( ‫ك الذي َخلَ َق‬ َ َّ ْ َ
5( ‫نسا َن َما ََلْ يَ ْعلَ ْم‬ ِ ‫ا‬ ِ ِ ‫اِ ا‬
َ ‫) َعل َم ْاْل‬4( ‫الذي َعل َم ِبلْ َقلَم‬

Islam, dalam ajarannya jelas menitik beratkan pada pembentukan

akhlak yang sempurna menuju insan sempurna. Nabi Muhammad yang

merupakan Nabi terakhir merupakan sosok yang sempurna. Ia menjadi panutan

bagi seluruh umat Islam dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, seperti

tersebut dalam QS. al Ahzab ayat 21:

‫اَّللَ َكثِ ًريا‬ ‫ُس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكا َن يَ ْر ُجو ا‬


‫اَّللَ َواْليَ ْوَم ْاْل ِخَر َوذَ َكَر ا‬ ِ‫ول ا‬
ْ ‫اَّلل أ‬
ِ ‫لَ َق ْد َكا َن لَ ُكم ِِف رس‬
َُ ْ
2
Muhaimin, Wacana PengembanganPendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2003), h. 221.
3

Ibnu Al-Mubarak rahimahullah meriwayatkan ketika mendefinisikan

tentang akhlak yang baik ia berkata, “Yaitu bermanis muka, melakukan

kebaikan, dan menahan diri dari perbuatan buruk. Akhlak menempati

kedudukan yang luhur dalam Islam, bahkan di antara misi utama agama ini

adalah menyempurnakan akhlak yang mulia, sebagaimana sabda Nabi SAW :

‫يد َحداثَنَا َسعِي ٌد َح ادثَِِن ابْ ُن َع ْج ََل َن َع ِن الْ َق ْع َق ِاع بْ ِن َح ِكي ٍم َع ْن أَِب‬ ِ‫حداثَنا عبد ا‬
َ ‫اَّلل بْ ُن يَِز‬ ُ َْ َ َ
ً َ‫ني إِمي‬ ِِ ِ ‫اَّللِ صلاى ا‬ ُ ‫ قَ َال َر ُس‬,‫صالِ ٍح َع ْن أَِب ُىَريْ َرَة قَ َال‬
‫اًن‬ َ ‫اَّللُ َعلَْيو َو َسلا َم أَ ْك َم ُل الْ ُم ْؤمن‬ َ ‫ول ا‬ َ
‫َح َسنُ ُه ْم ُخلًُقا‬
ْ‫أ‬
Dari penjelasan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang

mempunyai keimanan paling sempurna adalah apabila orang tersebut memiliki

akhlak yang baik, karena dari akhlak yang baik akan menimbulkan hati yang

bersih untuk beribadah dan menambah keimanan seseorang kepada Tuhannya.

Bahkan akhlak yang baik menjadi penyebab terbanyak masuknya seorang

hamba ke dalam surga, karena dengan begitu seorang hamba akan selalu

melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Al Gulayani mengatakan bahwa pendidikan akhlak bertujuan

membentuk jiwa anak didik menjadi bermoral, berjiwa bersih, berkemauan

keras, bercita-cita besar, tahu akan arti kewajiban dan pelaksanaannya,

menghormati hak-hak orang lain, tahu membedakan mana yang baik dan

buruk, memilih keutamaan karena cinta keutamaan, menghindari suatu

perbuatan yang tercela karena memang hal itu tercela dan selalu ingat kepada

Allah setiap melakukan pekerjaan.3

3
Darmuin (ed.), Pemikiran Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 1999), h. 121.
4

B. Fokus Penelitian

Sebagaimana yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, maka

fokus Penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana Pendidikan Akhlak Anak Usia Dasar Di Lingkungan

Sosial Di MIN 2 Banjar Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar ?

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Akhlak Anak Usia

Dasar Di Lingkungan Sosial Di MIN 2 Banjar Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar ?

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan pahaman judul di atas, maka peneliti merasa

perlu untuk memberikan beberapa penjelasan sebagai berikut :

1. Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan sub/bagian pokok dari materi

pendidikan agama, karena sesungguhnya agama adalah akhlak. Karena

begitu besar peran pendidikan akhlak dalam pembentukan kepribadian

anak manusia maka semua filosuf muslim, sepakat bahwa pendidikan

akhlak merupakan jiwa pendidikan Islam, karena tujuan tertinggi dari

pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan akhlak.4

Pendidikan akhlak dapat juga diartikan sebagai perbuatan mendidik,

pengetahuan didik atau pendidikan, dan pemeliharaan badan, batin dan

4
Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Teras,
2010), h. 96-97.
5

jasmani. 5 Dengan kata lain akhlak adalah pranata perilaku yang

mencerminkan struktur dan pola perilaku manusia dalam segala aspek

kehidupan. 6

Dari definisi diatas, maka penulis simpulkan bahwa pendidikan

akhlak sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian anak

dimana pendidikan akhlak memberikan bimbingan kepada anak agar

terbentuk kepribadian yang baik di dalam jiwanya.

Pendidikan akhlak harus diberikan sejak dini, mulai dari usia kanak-

kanak, remaja bahkan sampai dewasa. Pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah, pendidikan akhlak mutlak harus diberikan, karena pada jenjang

itulah terjadi pembentukan kepribadian, pembiasaan untuk menguasai

konsep-konsep Islam dan mengamalkan dalam kehidupan. Dengan

demikian pendidikan saangat berfungsi dan berperan dalam membangun

peserta didik yang beriman, berilmu dan sekaligus menghiasi dirinya

dengan akhlak mulia. 7

2. Anak Usia Dasar

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki

fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak

bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai

masa tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk

5
M. Yatiman Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, h. 21
6
Abu Ahmadi, Noor Salimi,Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi
Aksara,2008), h. 201.
7
Heri Gunawan M.Ag, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, h. 17.
6

pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa

selanjutnya (Gunarsa, 2006).

Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12

tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika

anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri

dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang

lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar

pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa

dan memperoleh keterampilan tertentu.

3. Lingkungan Sekolah

Lingkungan berasal dari kata lingkung yang berarti ”sekeliling,

sekitar, selingkung, seluruh suatu lingkaran, daerah dan sebagainya. 8

Lingkungan sekolah, Menurut Imam Supardi menyatakan “lingkungan

adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada

didalam ruang yang kita tempati” 9 . Menurut pengertian lain “adalah

mencakup segala material dan stimulus didalam dan diluar individu baik

yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio kultural” 10

Menurut Syamsu Yusuf menyatakan sebagai berikut: Sekolah

merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka

membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang

menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

8
Heri Gunawan M.Ag, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, h. 17.
9
Supardi, Imam, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya (Bandumg : PT Alumni, 2003),
h. 23
10
Ananda Fitria http/www.com. pengaruh lingkungan sekolah,peran guru dalam proses
pembelajaran, di akses tanggal 10 Januari 2016, jam 11.00 WIB.
7

Lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta

seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa

mengembangkan potensinya.

Jadi lingkungan adalah “segala sesuatu yang berada dialam sekitar

yang memiliki makna atau pengaruh terhadap karakter atau sifat seseorang

secara langsung ataupun tidak langsung. 11

4. MIN 2 Banjar

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Banjar merupakan sebuah

lembaga pendidikan yang setingkat dengan Sekolah Dasar (SD) yang

beralamat di Jl. Syekh M.Arsyad al-Banjary desa Sungai Tuan Ilir

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini

bertujan untuk:

1. Untuk mengetahui pendidikan akhlak anak usia dasar di lingkungan

sekolah di Desa Sungai Tuan Ilir Keecamatan Astambul Kabupaten

Banjar.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

pendidkan akhlak anak usia dasar di lingkungan sekolah.

E. Signifikansi Penelitian

11
Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 54
8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang

dapat di ambil dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Untuk memberikan gambaran tentang pendidikan akhlak anak usia

dasar di MIN 2 Banjar.

2. Kegunaan dari penelitian ini paling tidak memberikan gambaran bagi

para peneliti, bahwa masih banyak pendidikan akhlak pada siswa yang

belum tercapai akhlaknya, sehingga diharapkan dapat memotivasi

peneliti intuk meneliti lebih lanjut. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi informasi bagi ilmu pendidikan Islam.

3. Untuk memeperkaya pengetahuan penulis dalam penelitian yang

dijalankan.

4. Khasanah bagi perpustakan UIN Antasari, khususnya perpustakaan

Fakultas Tarbiyah.

F. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa hal yang mendasar yang menjadi alasan penulis mengangkat

judul penelitian ini, antara lain:

a. Mengingkat tentang pentingnya pendidikan program pendidikan yang

berakhlak pada madrasah ibtidaiyah.

b. Mengingkat tentang pentingnya peran guru dalam mendidik akhlak

yang baik bagi siswa.

c. Sebagai calon guru, tentunya penulis perlu mengamati secara langsung

bagaiman proses pelaksanaan pendidikan akhlak guru di sekolah

tersebut dalam mendidik siswa, agar menjadi acuan kedepan nantinya.


9

G. Tinjauan Pustaka

Penelusuran bahan pustaka yang berhubungan dengan masalah

penelitian merupakan cara yang tepat untuk dilakukan sejak dini yang digali

perbendaharaan pengetahuan ilmiah. Adapun tahapan kegiatannya dapat

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Melakukan inventarisasi judul-judul bahan pustaka yang berhubungan

dengan masalah penelitian.

2. Melakukan pemilihan isi dalam bahan pustaka itu.

3. Melakukan penelaahan terhadap isi tulisan dalam bahan pustaka.

Penelaahan ini dilakukan dengan cara pemilihan unsur-unsur

informasi.

4. Melakukan pengelompokan hasil bacaan yang telah ditulis, sesuai

dengan rumusan yang tercantum dalam masalah dan

pertanyaanpenelitian.

H. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran awal tentang penelitian ini, maka penulis membuat

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,

definisi operasional, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, alasan memilih

judul, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.


10

Bab II, tinjauan teoritis, yang terdiri dari pengertian pendidikan akhlak,

anak usia dasar, lingkungan sekolah, serta saja faktor-faktor yang

mempengaruhi pendidkan akhlak anak usia dasar di lingkungan sekolah.

Bab III, metode penelitian, yang terdiri dari jenis dan pendekatan

penelitian, tempat penelitian, subjek dan objek, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, serta prosedur

penelitian.

Bab IV, laporan hasil penelitian, yang meliputi gambaran umum

lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data.

Bab V merupakan penutup dari penelitian ini, meliputi: simpulan

seluruh penelitian dan saran konstruktif berkaitan dengan penelitian ini.


11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Akhlak

1. Pendidikan

Secara bahasa pendidikan yang dalam bahasa Arab disebut “tarbiyah”

memiliki tiga asal makna. Makna pertama tarbiyah bermakna az-

ziyadah dan an-namâ` yang berarti bertambah atau tumbuh. Makna kedua

tarbiyah adalah nasya`a dan tara’ra’ah yang bermakna tumbuh dan

berkembang. Dan makna ketiga, tarbiyah bermakna aslaha yang berarti

memperbaiki.

Sedangkan secara umum pendidikan atau tarbiyah adalah sebuah amal

yang memiliki tujuan dan sebuah seni yang fleksibel dan selalu

berkembang. Adapun tujuannya adalah membentuk karakter kebaikan

sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri.

Dengan begitu maka pendidikan atau tarbiyah adalah menjaga supaya

manusia tetap dalam fitrahnya sebagaimana ia dilahirkan supaya tidak

tersusupi oleh hawa nafsu yang dihembuskan setan.12

Pendidikan juga berasal dari kata mendidik, memelihara, dan

memberikan latihan (ajaran, pimpinan) terutama mengenai akhlak dan

12
https://www.dakwatuna.com/2016/02/25/79273/konsep-pendidikan-dalam-al-quran/
12

kecerdasan pikiran, mendapatkan awal "pe" dan akhiran "an" yang berarti

pendidikan mempunyai arti perbuatan atau cara.13

Pendidikan adalah perbuatan atau usaha generasi tua untuk

mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, serta

ketrampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan

mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun

rohaniah.14 Menurut Ahmad Marimba pendidikan adalah "bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani si Peserta didik menuju terbentuknya kepribadian" 15 Dari

beberapa penjelasan di atas pendidikan berarti suatu usaha yang sifatnya

memberikan pengetahuan, perlindungan, pimpinan atau bimbingan yang

dilakukan oleh pendidik secara sadar dan teratur terhadap perkembangan

jasmani dan rohani menaju terbentuknya kepribadian.

Al-Qur‟an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya

pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan

menjadi sengsara. Tidak hanya itu, Al-Qur‟an bahkan memposisikan

manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. al-Qur‟an

surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:

ٍ ‫اَّلل الا ِذين آمنُوا ِمْن ُكم والا ِذين أُوتُوا الْعِْلم درج‬
ۚ‫ات‬ َ ََ َ َ َْ َ َ ُ‫يَ ْرفَ ِع ا‬

13
WJS. Poerwadarminta, Kamus Ummu Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pusaka, 1985),
h. 250
14
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011), h. 84 - 85.
15
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al Ma‟Ari,
1962), h. 19
13

Al-Qur‟an juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu

pengetahuan, sebagaimana dalam Al-Qur‟an surat at-Taubah ayat 122

disebutkan:

‫اهوا ِِف ال ِّدي ِن َولِيُ ْن ِذ ُروا قَ ْوَم ُه ْم إِ َذا َر َج ُعوا إِلَْي ِه ْم‬ ِ ِ ٍِ ِ ِ
ُ ‫فَلَ ْوََّل نَ َفَر م ْن ُك ِّل ف ْرقَة مْن ُه ْم طَائ َفةٌ ليَ تَ َفق‬

‫لَ َعلا ُه ْم ََْي َذ ُرو َن‬

Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi

kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan

mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah,

yang membawa manfaat dan yang membawa madharat.

2. Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab jama‟ dari bentuk

mufradatnya“khuluqun” yang berari budi pekerti, perangai, tingkah laku

dan tabiat. Sedangkan menurut istilah adalah pengetahuan yang

menjelaskan tentang baik dan buruk (benar dan salah), mengatur pergaulan

manusia, dan menentukan tujuan akhir dari usaha dan pekerjaannya.

Akhlak pada dasarnya melekat dalam diri seseorang, bersatu dengan

perilaku atau perbuatan. Jika perilaku yang melekat itu buruk, maka

disebut akhlak yang buruk atau akhlak mazmumah. Sebaliknya, apabila

perilaku tersebut baik disebut akhlak mahmudah. 16

Ibn A'syur dalam kitab Tafsir al-Tahrir wa At-Tanwir, Akhlak adalah

tabi'at jiwa yang akan memunculkan perilaku yang baik jika tidak

16
Jurnal PESONA DASAR Universitas Syiah Kuala Vol. 1 No. 4, Oktober 2015, h. 73 -
87
14

dipengaruhi hal-hal yang mengiringinya, akhlak akan selalu tertanam pada

jiwa, dan akan melahirkan perbuatan yang bisa dilihat dari tutur katanya, raut

wajahnya, ketegarannya, kebijakannya, gerak diamnya, pola makan

minumnya, sikap terhadap keluarganya dan seterusnya. 17

Berakhlak dengan akhlak yang disyariatkan dalam Islam diantaranya;

jujur, amanah, bertanggung jawab, menjaga kesucian, malu, berani,

darmawan, menepati janji, menjauhi semua yang diharamkan oleh Allah

Subhanahu wa Ta‟ala, berbuat baik kepada tetangga, membantu orang

yang membutuhkan sesuai kemampuan, dan selainnya dari akhlak-akhlak

yang tertera dalam Al-Qur‟an dan sunnah yang dijelaskan tentang

disyariatkannya akhlak-akhlak tersebut.

Akhlak yang baik adalah tanda kebahagiaan seseorang di dunia dan di

akhirat. Tidaklah kebaikan-kebaikan datang atau didapatkan di dunia dan

di akhirat kecuali dengan berakhlak dengan akhlak yang baik. Dan

tidaklah keburukan-keburukan ditolak kecuali dengan cara berakhlak

dengan akhlak yang baik.

Maka kedudukan akhlak dalam agama ini sangat tinggi sekali. Bahkan

Nabi kita Shallallahu „Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang apa yang

paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau mengatakan:

)‫الّتمذى و ابن جمو‬ ِ ِ ‫تَ ْقوى‬


ّ ‫اَّلل َو ُح ْس َن ا ْْلُلُقز (رواه أمحد و‬
ّ َ

Juga beliau Shallallahu „Alaihi wa Sallam bersabda:

17
Ibn A'syur, al-Tahrir wa At-Tanwir, jld 29, h.64
15

ِ ِ ِ ِ ‫إِ ان ِم ْن أ َِحبِّ ُك ْم إِ َا‬


)‫الّتمذى‬
ّ ‫ (رواه‬.‫َخ ََلقًا‬ ْ ‫َل َوأَقْ َربِ ُك ْم م ِِّن َْجمل ًسا يَ ْوَم الْقيَ َامة أ‬
ْ ‫َح َسنُ ُك ْم أ‬

Juga ada banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang

keutamaan akhlak yang baik, juga tingginya kedudukan akhlak dalam

agama ini, serta baiknya buah yang akan didapatkan oleh orang yang

berakhlak dengan akhlak yang baik ketika di dunia dan di akhirat.

Allah Tabaraka wa Ta‟ala telah mensifati NabiNya Shallallahu „Alaihi

wa Sallam dalam Al-Qur‟anul Karim dengan akhlak yang sempurna,

akhlak yang agung dan akhlak yang baik. Allah „Azza wa Jalla berfirman:

﴾٤﴿ ‫اك لَ َعلَ ٰى ُخلُ ٍق َع ِظي ٍم‬


َ ‫َوإِن‬

Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan kelanjutan dari

pendidikan orang tua atau keluarga. Dalam Islam, lembaga

pendidikan/sekolah adalah sebagai media untuk merealisasikan pendidikan

berdasarkan akidah dan syariat Islam demi terwujudnya penghambaan diri

kepada Allah SWT, sikap meng-Esakan serta pengembangan setiap bakat

dan potensi manusia sesuai fitrahnya (bertauhid) sehingga manusia akan

terhindar dari penyimpangan-penyimpangan yang tidak dibenarkan

agama.18

Karena itu, walaupun fungsi para guru di sekolah hanya sebagai

penerus dan pembantu bagi para orang tua dalam melaksanakan

pendidikan namun para guru juga dituntut untuk turut bertanggungjawab

18
Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an, h. 82.
16

di dalam mencapai cita-cita pendidikan dimana dia terlibat langsung di

dalamnya. Oleh karena itulah tugas guru dan para pengelola dunia

pendidikan bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada

anak, akan tetapi dia harus sanggup menempatkan dirinya sebagai figur

uswatun hasanah dalam setiap tutur kata dan perbuatannya. Karena

keberadaannya merupakan cermin bagi anak didiknya.

Sebagai guru harus memberi contoh dan menjadi teladan bagi murid-

muridnya dan dalam segala mata pelajaran ia dapat menanamkan rasa

keimanan dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Maka dalam rangka

mendidik akhlak anak selain harus diberikan keteladanan yang tepat, juga

harus ditunjukan tentang bagaimana harus menghormat dan seterusnya.

3. Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak adalah Al-Qur‟an dan Hadits, karena akhlak

merupakam sistem moral yang bertitik pada ajaran Islam. Al-Qur‟an dan

Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam menjelaskan kriteri baik dan

buruknya suatu perbuatan. Al-Qur‟an sebagai dasar akhlak menjelaskan

tentang kebaikan Rasululullah SAW sebaiagai teladan bagi seluruh umat

manusia, maka selaku umat Islam sebagai penganut Rasulullah SAW

sebagai tauladan bagi seluruh umat manusia, srbagaimana firman Allah

Swt., dalam QS. Al-Ahzab : 21 :

‫اَّللَ َكثِ ًريا‬ ‫ُس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكا َن يَ ْر ُجو ا‬


‫اَّللَ َوالْيَ ْوَم ْاْل ِخَر َوذَ َكَر ا‬ ِ‫ول ا‬
ْ ‫اَّلل أ‬
ِ ‫لَ َق ْد َكا َن لَ ُكم ِِف رس‬
َُ ْ

Pendidikan akhlak merupakan sub/bagian pokok dari materi

pendidikan agama, karena sesungguhnya agama adalah akhlak. Karena

begitu besar peran pendidikan akhlak dalam pembentukan kepribadian


17

anak manusia maka semua filusuf muslim, sepakat bahwa pendidikan

akhlak merupakan jiwa pendidikan Islam, karena tujuan tertinggi dari

pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan akhlak.19

Pendidikan akhlak dapat juga diartikan sebagai perbuatan mendidik,

pengetahuan didik atau pendidikan, dan pemeliharaan badan, batin dan

jasmani. 20 Dengan kata lain akhlak adalah pranata perilaku yang

mencerminkan struktur dan pola perilaku manusia dalam segala aspek

kehidupan. 21 Dari definisi diatas, maka penulis simpulkan bahwa

pendidikan akhlak sangat berperan penting dalam pembentukan

kepribadian anak dimana pendidikan akhlak memberikan bimbingan

kepada anak agar terbentuk kepribadian yang baik di dalam jiwanya.

Pendidikan akhlak harus diberikan sejak dini, mulai dari usia kanak-

kanak, remaja bahkan sampai dewasa. Pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah, pendidikan akhlak mutlak harus diberikan, karena pada jenjang

itulah terjadi pembentukan kepribadian, pembiasaan untuk menguasai

konsep-konsep Islam dan mengamalkan dalam kehidupan. Dengan

demikian pendidikan saangat berfungsi dan berperan dalam membangun

peserta didik yang beriman, berilmu dan sekaligus menghiasi dirinya

dengan akhlak mulia. 22 Keluarga sebagai pendidikan pertama bagi

seseorang, memiliki tanggung jawab yang paling penting. Oleh karena itu

sudah menjadi kewajiban orang tua untuk menjaga dengan benar

19
Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an,(Yogyakarta: Teras,
2010), h. 96-97.
20
M. Yatiman Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran, h. 21.
21
Abu Ahmadi, Noor Salimi,Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi
Aksara,2008), h. 201.
22
Heri Gunawan M.Ag, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, h. 17.
18

pembinaan anak melalui akhlak yang baik dan apa yang dapat memberikan

manfaat kepadanya di dunia dan akhirat.23

Rasulullah saw. bersabda bahwa “Semua manusia dilahirkan dalam

keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu

menjadi Yahudi, atau Nasrani, atau majusi. (HR. Bukhari)

Maka untuk menjaga fitrah manusia tetap dalam tauhid dan karakter

kebaikan maka Allah menurunkan risalahnya berupa Al-Quran dan juga

Sunnah Rasul-Nya sebagai buku panduan untuk menjaga fitrah tersebut

sekaligus mendidiknya dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan yang

sempurna.

Jika Al-Quran dan juga sunnah sudah dijadikan pedoman dalam

mendidik, tidak diragukan lagi hasil didikan tersebut akan menuai

kesuksesan sebagaimana kesuksesan Lukman dalam mendidik anak-

anaknya yang secara gamblang Allah tegaskan dalam surat-Nya, surat

Lukman.

Ustadz „Atif as-Sayid dalam bukunya at-Tarbiyah al-Islamiyah

Ushuluha wa manhajuha wa mualimuha menerangkan bahwa pendidikan

dalam pandangan Islam adalah pembentukan karakter sehingga menjadi

insan yang sempurna dari segi jasad, ruh, dan akhlaq berdasarkan apa yang

menjadi misi Islam.

Singkatnya, pendidikan dalam Islam bertujuan untuk menjadikan

manusia sebagai insan yang bertakwa. Sebab takwa merupakan sebaik-

23
Quraish Shihab, Yang Hilang dari Kita Akhlak, (Tanggerang : Lentera Hati, 2016), h.
51.
19

baik bekal untuk menghadapi hari esok. Tanpa takwa manusia akan

merasakan kesengsaraan yang amat pada hari mendatang.

Inilah output sesungguhnya dari pendidikan dalam Islam. Takwa yang

memiliki maka berusaha untuk melaksanakan apa yang Allah perintahkan

sesuai dengan kemampuan hamba-Nya dan menjauhi larangan-larangan-

Nya sekuat tenaga inilah tujuan utama. Sebab, jika seseorang sudah

memiliki sifat taqwa, berarti pendidikan terhadapnya telah berhasil.

B. Anak Usia Dasar

Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan pada

anak usia dini yang juga merupakan hak warga negara dalam mengembangkan

potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia ini

merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di masa

depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan kemampuan

dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia berikutnya.

Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang harus

dijalani oleh seluruh umat manusia, karena dalam agamapun kita diwajibkan

untuk menuntut ilmu sampai akhir hayat. Pendidikan mendapat perhatian yang

sangat serius dalam agama Islam. Hal ini bisa dicermati dari wahyu yang

pertama kali turun di mana diserukan perintah untuk “membaca” (iqra‟).

Perintah “membaca” pada dasarnya merupakan anjuran yang sangat kuat

mengenai pentingnya pendidikan dalam Islam.

Mengingat betapa pentingnya posisi anak dalam keluarga, maka Islam pun

menyerukan agar mengelola potensi anak dengan sungguh-sungguh. Seruan ini


20

untuk menghindarkan agar jangan sampai anak ditelantarkan sehingga menjadi

tumbuh menjadi manusia yang lemah dalam segala hal. Seruan secara eksplisit

diungkap dalam Surat anNisa: 9:

‫اَّللَ َوْليَ ُقولُوا قَ ْوًَّل َس ِد ًيدا‬


‫ين لَ ْو تََرُكوا ِم ْن َخ ْل ِف ِه ْم ذُِّرياةً ِض َعافًا َخافُوا َعلَْي ِه ْم فَ ْليَ تا ُقوا ا‬ ِ ‫وْليخ ا‬
َ ‫ش الذ‬
َ ْ ََ

Anak yang dilahirkan dari orangtua yang baik maka ia berpotensi untuk

menumbuhkan sifat-sifat baik dalam dirinya. Namun apabila anak tersebut

hidup dalam lingkungan yang rusak, dan berakhlak rendah maka anak tersebut

bisa menjadi orang yang suka merusak dan jahat. Sebaliknya anak yang

dilahirkan dari orang tua yang jahat berpotensi menumbuhkan sifat-sifat tercela

dalam perilakunya. Seandainya hidup dalam lingkungan yang penuh dengan

kebaikan dan diserahkan kepada pendidik yang baik, ada kemungkinan sifat-

sifat buruk mereka akan tertutupi dan tumbuh menjadi orang yang memiliki

keutamaan dan keimanan.

Anak-anak adalah harapan masa depan dan penerus kelangsungan serta

kelanjutan hidup. Oleh karena itu tugas orang tua adalah mendidik dan

mengarahkan anak-anaknya sesuai dengan talenta yang dimiliki. Karena pada

anak usia dini penuh dengan rasa ingin tahu yang besar, mereka berhasrat

untuk menjadi seorang individu yang memiliki kemampuan memadai sesuai

dengan taraf kedewasaannya. Bila sejak usia dini, seorang anak memperoleh

kesempatan baik, maka kemudian hari ia akan menjadi orang yang kreatif.

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih

kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang

tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di
21

mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan

berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006).

Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun,

yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak

dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan

dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah

merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk

keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh

keterampilan tertentu.

Fase kanak-kanak yaitu antara umur 6 hingga 8 tahun yaitu fase anak

mulai masuk sekolah dasar. Tahap usia ini disebut juga sebagai usia kelompok

(gangage), di mana anak mulai mengalihkan perhatian dan hubungan intim

dalam keluarga ke kerjasama antar teman dan sikap-sikap terhadap kerja atau

belajar. Dengan memasuki S.D. salah satu hal penting yang perlu dimiliki anak

adalah kematangan sekolah. Pada masa anak sekolah ini ,anak –anak

membandingkan dirinya dengan teman-temannya dimana ia mudah sekali

dihinggapi ketakutan akan kegagalan dan ejekan teman, bila pada masa ini ia

sering gagal dan merasa cemas akan tumbuh rasa rendah diri, sebaliknya bila ia

tahu tentang bagaimana dan apa yang perlu dikerjakan dalam menghadapi

tuntutan masyarakatnya dan ia berhasil mengatasi masalah dalam hubungan

teman dan prestasi sekolahnya ,akan timbul motivasi yang tinggi terhadap

karya dengan lain perkataan terpupuklah “industry”

Pentingnya pendidikan Islam oleh para orang tua terhadap anak-anak

mereka didasarkan oleh sabda Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa setiap
22

anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtuanyalah yang menjadikan

anak-anak itu Nasrani, Yahudi atau Majusi. Hal tersebut juga didukung oleh

teori psikologi perkembangan yang menegaskan bahwa masing-masing anak

dilahirkan dalam keadaan seperti kertas putih. Teori ini dikenal dengan

“Tabularasa”, yang menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan

bersih, ia akan menerima pengaruh dari luar lewat indera yang dimiliki.

Tentang pentingnya peranan orangtua dalam pendidikan anak di lingkungan

keluarga ini, Allah swt berfirman:

‫اْلِ َج َارةُ َعلَْي َها َم ََلئِ َكةٌ ِِ ََل ٌٌ ِِ َد ٌاد‬


ْ ‫ااس َو‬ ِ ِ‫ا‬
ُ ‫ود َىا الن‬
ُ ُ‫آمنُوا قُوا أَنْ ُف َس ُك ْم َوأ َْىلي ُك ْم ًَن ًرا َوق‬
َ ‫ين‬
َ ‫ََي أَيُّ َها الذ‬

‫اَّللَ َما أ ََمَرُى ْم َويَ ْف َعلُو َن َما يُ ْؤَم ُرو َن‬


‫صو َن ا‬
ُ ‫ََّل يَ ْع‬

Ada beberapa aspek pendidikan yang perlu diterapkan oleh para orangtua

dalam hal membentuk tingkah laku atau kepribadian anak mereka sesuai

dengan tuntunan al-Qur‟an dan hadist. Diantara aspek-aspek tersebut adalah

pendidikan yang berhubungan dengan penanaman atau pembentukan dasar

keimanan (akidah), pelaksanaan ibadah, akhlak, dan lain sebagainya. Memang

usaha orangtua dalam mendidik anak tidaklah semudah membalikan telapak

tangan. Orangtua harus memiliki kesabaran dan kreativitas yang tinggi. Secara

umum ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh para orangtua

muslim dalam mendidik anak. Berikut beberapa langkah tersebut:

1. Memahami tentang konsep dan tujuan pendidikan anak.

2. Banyak menggali informasi tentang pendidikan anak.


23

3. Memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian, setiap

gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan

cepat.

Cara mudah mendidik anak dengan nilai-nilai yang baik antara lain

orangtua harus terlebih dahulu mempraktikannya sebelum nilai tersebut

ditransfer kepada anak. Orangtua harus menjamin lingkungan anak sesuai

dengan ajaran Islam. Selain itu orangtua harus menjalankan fungsinya masing-

masing. 24

C. Lingkungan Sekolah

Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat

tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain

lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam

kehidupan yang senantiasa berkembang, ia adalah seluruh yang ada, baik

manusia maupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak atau tidak

bergerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan

seseorang.25

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola,

scolae atau skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang,

dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di

tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu

untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu

24
Albari, Subhan Husain, Agar Anak Rajin Solat, (Yogyakarta: DIVA Press, 2011) h. 45-
46
25
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) , h. 63
24

adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal

tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam

kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti

tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-

besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui

berbagai pelajaran di atas.

Adapun secara istilah Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang

untuk pengajaran siswa (atau “murid“) di bawah pengawasan guru. Dengan

demikian, lingkungan sekolah dapat diartikan segala sesuatu yang tampak dan

terdapat di sekolah, baik itu alam sekitar maupun setiap individu yang berada

di dalamnya.

Secara umum lingkungan sekolah diartikan sebagai suatu sarana belajar

yang penting dan perlu ada dalam sebuah sekolah. hal tesebut karena jika tidak

lingkungan sekolah maka semua proses belajar mengajar tidak dapat

dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan. Lingkungan sekolah

dikondisikan sedemikian rupa hingga proses belajar anak dapat berjalan

denagn baik.

Sebuah lingkungan sekolah memiliki makna yang penting bagi setiap

siswa. Melalui lingkungan sekolah diharapkan dapat membentuk manusia yang

dewasa dalam berinteraksi dengan sesama teman siswa, dapat memberikan

suasana yang nyaman, aman, dan kondusif bagi kelangsungan belajar maupun

pada saat istirahat. Oleh sebab itu setiap pontensi siswa akan mudah

dikembangkan di sekolah maupun di luar sekolah.


25

Lingkungan sekolah merupakan keadaan sekolah tempat belajar yang turut

mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. Setelah lingkungan keluarga

lingkungan sekolah juga sangat berperan dalam mengembangkan pola pikir

anak. Hal tersebut dapat terjadi karena ada kelengkapan sarana dan prasarana

dalam belajar serta kondisi lingkungan yang baik sangat membantu guna

mendukung terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan.

Tanpa lingkungan sekolah proses belajar mengajar tidak dapat dilakukan

dengan baik dan berlangsung tepat. Proses belajar mengajar memerlukan

lingkungan sekitarnya sebagai wujud kecintaan siswa dan pengalaman yang

lebih luas terhadap lingkungan. Melalui lingkungan sekolah akan akan belajar

untuk peduli terhadap lingkungan di sekililingnya serta dapat mengasah

kreatifitas anak.

Di sekolah yang disana tempat berkumpulnya anak-anak yang memiliki

umur yang sebaya dan wawasan pengetahuan yang relatif sederajat sekaligus

menerima pengajaran yang sama sehingga mereka akan memasuki dan

merasakan sebuah lingkungan yang berbeda sekali dengan lingkungan keluarga

atau rumah yang pernah mereka rasakan. Adapun yang membedakan

lingkungan keluarga dengan lingkungan sekolah antara lain :

1. Suasana

Rumah adalah tempat anak-anak itu lahir dan kelahirannya juga

disambut dengan sukacita. Kemudian setelah itu mereka diasuh oleh kedua

orang tua mereka dengan penuh kasih sayang. Sedangkan di sekolah

mereka akan menghadapi guru yang tak mereka kenal dan kasih sayang

guru juga tak sedalam kasih sayang kedua orangnya.


26

2. Tanggung jawab

Di rumah, dikarenakan ayah dan ibu sebagai orang tua kandung anak-

anak mereka, maka sudah barang tentu orang tua tersebut memiliki

perhatian yang lebih terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak-

anaknya. Sebaliknya di sekolah guru yang seharusnya memiliki kewajiban

untuk mendidik peserta didiknya, sebagian besar guru merasa telah

memenuhi kewajibannya ketika hanya berhasil menaikkan atau

meluluskan peserta didiknya.

3. Kebebasan

Ketika di rumah anak memiliki kebebasan yang lebih dalam gerak-

geriknya, ia bebas makan ketika lapar, atau tidur ketika ngantuk.

Sedangkan di sekolah kebebasan semacam itu tak bisa di dapatkannya

karena di sana ada aturan-aturan yang harus dipatuhi.

4. Pergaulan

Pergaulan di rumah senantiasa diliputi suasana kasih sayang, saling

mengerti dan saling bantu membantu, meskipun terkadang terdapat

pertikaian antara kakak dan adik, tetapi di luar rumah pasti kakak

senantiasa melindungi adiknya. Di sekolah pergaulan antar murid acapkali

lebih “lues” (zakelijk). Mereka harus menghargai hak dan kepentinagn

masing-masing.

Hal-hal diatas, menunjukkan perbedaan yang asasi antara rumah dengan

sekolah. Rumah ialah lingkungan pendidikan yang sewajarnya. Pemeliharaan

orang tua terhadap anak bukan diperoleh dari suatu pengalaman, melainkan

adalah sifat yang naluriyah. Sekolah yang dibuat sendiri oleh manusia, karena
27

semakin tinggi tingkat kebudayaan, maka tuntutan masyarakat bertambah

tinggi pula. Lingkungan rumah tak lagi mampu mendidik anak dengan

maksimal. Dengan demikian masyarakat mendirikan sekolah-sekolah, yang

disana dilaksanakan pendidikan untuk anak disertai peraturan-peraturan

tertentu.

Fungsi dan Peranan Sekolah

Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui oleh

lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia.

Mulai dari anak tukang sapu jalan, anak tukang batu, anak tukang jambret,

anak pak tani, anak bisnismen, anak pejabat tinggi negara, dan sebagainya

harus bersekolah minimal selama 9 tahun lamanya hingga lulus SMP.

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki tigah ranah kemampuan

pembelajaran yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik

(keterampilan). Dengan ditetapkannya tiga ranah ini maka guru dapat

mempertimbangkan bagaimana proses pembelajarannya, keberhasilan guru

dalam suatu proses pengajaran dapat dilihat dari daya serap siswa,contohnya :

Tes atau ulangan yang diambil dengan evaluasi belajar. Jika evalausi baik ,

maka tujuan belajar tercapai, sedangkan hasil belajar tidak baik, maka tujuan

belajar tidak tercapai.

Ada beberapa manfaat lingkungan dijadikan sebagai sumber belajar adalah:

1. Mengatasi kebosanan dalam belajar


28

Dengan adanya lingkungan sekolah siswa tidak akan bosan dan lebih

nyaman dalam proses belajar.

2. Memberikansuasanabelajar yang unikbagisiswa

Suasana belajar yang unik dapat membuat siswa lebih senang dan

lebih betah berada di dalam kelas.

3. Memberikan suatu pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih

berprestasi

Adanya lingkungan sekolah memberikan materi yang lebih luas

tentang masalah yang ada di luar sekolah. Ini tentunya membuat siswa

menjadi lebih berprestasi.

4. Sebagai sarana belajar siswa yang kompetitif

Lingkungan sekolah kali ini berperan dalam mewujudkan suasana

belajar yang kompetitif, yaitu di berikannya sebuah materi mengenai

lingkungan sekitar dan manfaatnya bagi siswa yang tentunya berguna dan

bermanfaat sekali bagi siswa.

5. Dukungan lingkungan hidup membuat siswa menjadi lebih nyaman

belajar

Kenyamanan belajar menjadi prioritas utama guru dalam membuat

siswanya lebih berrestasi. Oleh karena itu lingkungan hidup itu sangat

penting sekali.

Adapun tujuan dari lingkungan sekolah bagi siswa yaitu :

1. Dapat membuat siswa lebih mendalami semua mata pelajaran yang

ada di sekolah

2. Membuat siswa lebih rajin dalam menuntut ilmu


29

3. Membuat siswa lebih aktif di kelas dan berprestasi di kelas

4. Dapat memberikan siswa motifasi belajar di dalam maupun di luar

kelas

5. Sebagai wujud kepedulian siswa untuk lebih mencintai lingkungan

sekitar sekolah

6. Dapat memberikan siswa pengalaman belajar di lingkungan luar

sekolah

Lingkungan sekolah merupakan suatu sarana belajar yang penting dan

perlu ada dalam sebuah sekolah. Karena tanpa lingkungan sekolah semua

proses belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan baik dan berlangsung

tepat. Perlu diketahui bahwa semua proses belajar mengajar memerlukan

lingkungan sekitar sebagai wujud kecintaan siswa dan pengalaman yang lebih

luas terhadap lingkungan. Lingkungan yang ada saat ini juga perlu

dikembangkan dengan baik, oleh karena itu, keaktifan siwa dan sikap peduli

lingkungan di perlukan untuk mewujudkan lingkungan yang indah dan

tentunya berguna bagi semua warga sekolah.

Sekolah memegang peranan penting dalam sosialisasi anak. Ada empat

cara yang dapat digunakan sekolah yakni:

1. Transmisi kebudayaan, termasuk norma-norma, nilai-nilai dan

informasi melalui pengajaran secara langsung misalnya: sifat-sifat

kewarganegaraan yang baik, struktur pemerintahan, serta sejarah

bangsa.
30

2. Mengadakan kumpulan-kumpulan sosial seperti perkumpulan sekolah

misalnya: pramuka dan olahraga serta mempelajari dan mempraktekan

berbagai keterampilan sosial.

3. Memperkenalkan anak dengan tokoh-tokoh yang dapat dijadikan anak

sebagai model yang dapat ditiru kelakuannya. Dalam hal ini guru-guru

dan pemimpin sekolah memegang peranan yang penting.

4. Menggunakan tindakan positif dan negatif untuk mengharuskan murid

mengikuti kelakuan yang layak dalam bimbingan sosial. Yang

termasuk tindakan positif ialah pujian, hadiah, dan sebagainya dan

yang negatif hukuman, celaan, dan sebagainya.

Secara umum lingkungan pendidikan sekolah ialah membantu peserta

didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial,

dan budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar

dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Penataan lingkungan pendidikan

itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang secara

efisien dan efektif.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak Anak Usia

Dasar di Lingkungan Sekolah

Banyak faktor yang memepengaruhi pendidikan akhlak anak usia dasar di

lingkungan sekolah, diantaranya faktor yang mempengaruhi lingkungan

sekolah, yaitu :
31

1. Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui

didalam mengajar. Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa.

2. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu jalan yang di perlukan siswa dalam

materi pembelajaran yang ada di dalam kelas.

3. Disiplin sekolah

Disiplin sekolah menunjang keberhasilan siswa sekolah untuk

mencapai tujuan hidupnya yang lebih baik. Dengan disiplinnya siswa

sekolah semua keberhasilan yang siswa inginkan akan dapat tercapai.

4. Kerajinan siswa sekolah

Kerajinan siswa sekolah adalah suatu keperluan yang penting yang

perlu siwa kembangkan dalam sekolah.

5. Keaktifan siswa sekolah

Keaktifan siswa sekolah merupakan acuan belajar yang lebih

menyenangkan dan menumbuhkan semangat belajar yang tinggi.

Menurut H. A. Mustafa bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan akhlak ada 6, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan,

kebiasaan, kehendak dan pendidikan.26

1. Insting

Pengertian insting lebih lanjut ialah sifat jiwa yang pertama yang

membentuk akkhlak, akan tetapi suatu sifat yang masih primitif, yang

tidak dapat lengah dan dibiarkan begitu saja, bahkan wajib di didik dan di

26
http://aghiesna.blogspot.com/2016/02/faktor-faktor-pembentukan-akhlak-dalam.html
32

asuh. Cara mendidik dan mengasuh insting kadang-kadang dengan ditolak

dan kadang-kadang pula diterima.

2. Pola Dasar Bawaan

Ada teori yang mengemukakan masalah turunan, yaitu:

a. Turunan (pembawaan) sifat-sifat manusia.

Dimana-mana tempat orang membawa turunan dengan berbeda-

beda sifat yang bersamaan. Seperti bentuk, pancaindera, perasaan,

akal dan kehendak. Dengan sifat sifat manusia yang diturunkan ini,

manusia dapat mengalahkan alam didalam beberapa perkara, sedang

seluruh binatang tidak dapat menghadapinya.

b. Sifat-sifat bangsa.

Selain adat kebiasaan tiap-tiap bangsa, ada juga sifat yang

diturunkan sekelompok orang dahulu kepada kelompok orang

sekarang. Sifat-sifat ini ialah menjadikan beberapa orang dari tiap-tiap

bangsa berlainan dari beberapa orang dari bangsa lain, bukan saja

dalam bentuk mukanya bahkan juga dalam sifat-sifat yang mengenai

akal.

3. Lingkungan

Lingkungan ialah suatu yang melingkungi tubuh yang hidup.

Lingkungan tumbuh-tumbuhan oleh adanya tanah dan udaranya,

lingkungan manusian ialah apa yang melingkungi dari negeri, lautan,

sungai, udara dan bangsa.

4. Kebiasaan
33

Ada pemahaman singkat, bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang

diulang-ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti

kebiasaan berjalan, berpakaian, berbicara, berpidato, mengajar dan lain

sebagainya.

5. Kehendak

Kehendak adalah suatu kekuatan dari beberapa kekuatan. Seperti uap

atau listrik, kehendak ialah kehendak manusia dan dari padanya timbul

segala perbuatan yang hasil dari kehendak, dan segala sifat manusia dan

kekuatannya seolah olah tidur nyenyak sehingga dibangunkan oleh

kehendak. Maka kemahiran penggunaan, kekuatan akal ahli pikir,

kepandaian bekerja, kekuatan urat, tahu akan wajib dan mengetahui apa

yang seharusnya dan tidak seharusnya, kesemuanya ini tidak

mempengaruhi dalam hidup, bila tidak didorongkan oleh kekuatan

kehendak, dan semua tidak ada harganya bila tidak dirubah oleh kehendak

menjadi perbuatan.

6. Pendidikan

Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap

perubahan prilaku akhlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar

siswa memahaminya dan dapat melakukan perubahan pada dirinya.

Dengan demikian, setrategis sekali, dikalangan pendidikan dijadikan pusat

perubahan perilaku yang kurang baik untuk diarahkan menuju ke prilaku

yang baik. Maka dibutuhkan beberapa unsur dalam pendidikan, untuk bisa

dijadikan agen, perubahan sikap dan perilaku manusia, yaitu:

a. Tenaga pendidik
34

b. Materi pengajaran

c. Metodologis pengajaran

d. Lingkungan sekolah

Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengembangkan Potensi Nilai Moral

Peserta Didik. 27 Syamsu Yusuf L.N. dan Nani M. Sugandhi menjelaskan

beberapa strategi yang bisa diterapkan dalam mengembangkan potensi nilai

moral peserta didik di sekolah, yaitu:

1. Menciptakan iklim religius yang kondusif.

Sekolah perlu memiliki komitmen untuk merealisasikan nilai-nilai

agama atau ketakwaan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa

2. Menata iklim sosio- emosional

Sekolah perlu memperhatikan hubungan interpersonal (human

relationship) yang positif antar pimpinan, guru, staf, dan siswa, sikap dan

perlakuan guru terhadap siswa yang penuh kasih sayang, dan respek

terhadap pribadi siswa, dan kepemimpinan kepala sekolah yang bijak dan

berwibawa.

3. Membangun budaya akademik

Yang meliputi sikap mental, kebiasaan, dan prilaku yang tekait

dengan proses pendidikan termasuk didalamnya aspek kejujuran,

kedisiplinan, dan lainnya.

4. Terpadu dalam proses pembelajaran

27
Jurnal Al-Ta‟dib, Studi Analisis Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Mengembangkan
Potensi Nilai Moral Peserta Didik Di Mi Kabupaten Demak oleh Khoirul Azhar dan Izzah Sa’ida,
Vol. 10 No. 2, Juli-Desember 2017
35

Ini berarti setiap guru dituntut untuk menanamkan nilai-nilai karakter

(akhlak mulia) para siswa

5. Terpadu dalam program bimbingan dan konseling

Dengan memasukkan pendidikan karakter ke dalam empat

area/bidang garapan bimbingan, yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial,

akademik, dan karier.

6. Terpadu dalam kegiatan ekstrakurikuler

Bisa dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti

kerohanian. Nilai-nilai yang bisa diambil dari kegiatan ekstrakurikuler

diantaranya adalah kebersamaan, toleransi, dan kehalusan budi

7. Kerja sama dengan pihak lain

Seperti organisasi keagamaan, instansi dan juga masyarakat. Jalinan

kerja sama ini semakin dirasakan penting apabila dikaitkan dengan

banyaknya faktor penyebab rusaknya moral siswa yang berasal dari luar

sekolah (Yusuf, 2011).

Dari uraian diatas, dapat diketahui betapa pentingnya perkembangan

potensi nilai moral anak terutama pada masa imitasi, di mana seorang anak

mempunyai kacenderungan untuk meniru perilaku dan perkataan orang yang

ada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, orang tua maupun guru diharapkan

dapat memberikan contoh keteladanan, bimbingan, arahan, dan stimulasi yang

positif sehingga anak-anak tidak melakukan peniruan pada hal-hal yang negatif

sehingga potensi yang dimiliki oleh anak diharapkan dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik dan optimal.


36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan untuk memperoleh

kebenaran mengenai sesuatu masalah dengan dengan menggunakan metode

ilmiah, dorongan utama mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

ada pada setiap manusia. 28

Berdasarkan judul dan rumusan masalah maka jenis penelitian yang

dilakukan adalah penelitian lapangan (field research), yang dilakukan dengan

pendekatan kualitatif. Sesuai dengan pendekatan kualitatif , maka kehadiran

peneliti di lapangan sanagat penting, karena peneliti bertindak langsung

sebagai instrument langsung dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang

mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian.

Dalam hal ini peneliti mendiskripsikan bagaimana pendidikan akhlak anak

usia dasar di lingkungan sekolah di MIN 2 Banjar Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar.

B. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Banjar yang beralamat

di Desa Sungai Tuan Ilir Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

28
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang, UIN-MALIKI PRESS, 2010), Cet I,, h. 4
37

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah para guru dan masyarakat di lingkungan

sekitar sekolah di MIN 2 Banjar.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kegitatan pendidikan akhlak anak usia

dasar di MIN 2 Banjar.

D. Jenis Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari data pokok dan data

penunjang.

a. Data pokok

Data yang menjadi data pokok adalah :

1) Bagaimana pendidikan akhlak anak usia dasar di MIN 2 Banjar

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak

anak usia dasar di MIN 2 Banjar Kecamatan Astambul

Kabupaten Banjar.

b. Data penunjang

Data tentang gambaran umum lokasi penelitian, meliputi :

1) Gambaran umum sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

Negri 2 Banjar.

2) Keadaan kepala sekolah, guru dan staf TU


38

3) Keadaan siswa-siswa di sekolah tersebut.

4) Keadaan masyarakat di sekitar sekolah tersebut.

2. Sumber Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis mengambil data

yang bersumber dari informan sebagai berikut :

a. Kepala sekolah

Dari kepala sekolah diperoleh informasi (data) secara akurat

mengenai gambaran umum MIN 2 Kab. Banjar yang meliputi:

sejarah berdirinya, visi dan misi MIN 2 Kab. Banjar.

b. Guru

Guru merupakan pihak yang berkaitan langsung dalam pendidikan

akhlak anak di sekolah tersebut.

c. Siswa

Sebagai objek pelaksanaan pendidikan akhlak anak.

d. Lingkungan Sekolah (masyarakat)

Lingkungan Sekolah (masyarakat) merupakan yang menentukan

bagaimana akhlak anak selain di lingkungan keluarga.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menggali data-data pokok dan data penunjang di atas, maka

penelitian ini menggunakan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang

tersebut di bawah ini:

1. Observasi, yaitu mengumpulkan data secara langsung yang terdiri

dari pemberian informasi secara rinci tentang kegiatan, perilaku, tindakan


39

orang-orang, serta proses penataan yang merupakan bagian dari

pengalaman manusia yang dapat diamati.29 Teknik ini yang akan

membantu peneliti secara langsung untuk kelokasi penelitian guna

mengetahui lebih dekat masalah yang akan diteliti terutama pendidikan

anak di usia sekolah dasar.

2. Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dalam satu penelitian.

Karena menyangkut data, maka wawancara merupakan salah satu elemen

penting dalam proses penelitian.

Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mendapatkan informasi atau data dari responden dengan cara bertanya

langsung secara bertatap muka (face to face). Namun dalam perkembangan

teknik wawancara tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung (face

to face), melainkan dapat dilakukan dengan sarana komunikasi. 30 Teknik

ini yang akan membantu peneliti apa diperlukan, baik data pokok maupun

data penunjang dalam aktifitas guru dalam pelaksanaan pendidikan

karakter serta faktor-faktor yang penghambatnya.

3. Dokumenter, yaitu penggalian data pada dokumen sekolah

tersebut, meliputi sejarah berdirinya sekolah , kepala sekolah , guru-guru,

kelas, siswa-siswinya dan masyarakat sekitar.

Untuk lebih jelasnya mengenai data, sumber data dan teknik pengumpulan

data, dapat di lihat pada table berikut ini:

No DATA SUMBER TPD

29
Bagong Soyanto, Metode Peneilitian Sosial, ( Jakarta: Kencana Prenanda Media Grup,
2008), h. 186
30
Bagong Soyanto, Metode Penelitian Sosial, …. h. 70
40

DATA

Data pokok

1. Bagaimana pendidikan akhlak 1. Kepala 1. Wawancara

anak usia dasar di lingkungan sekolah &

sekolah di MIN 2 Kec. Astambul dan Guru Observasi

1 Kab. Banjar. kelas

2. Apa saja faktor-faktor yang 2. Guru Kelas 2. Wawancara

mempengaruhi pendidikan

akhlak anak usia dasar di

lingkungan sekolah di MIN 2

Kec. Astambul Kab. Banjar.

2 Data penunjang

1. Gambaran umum sejarah Kepala sekolah Observasi,

berdirinya Madrasah Ibtidaiyah dan guru Wawancara

Negri 2 Banjar. &

2. Keadaan kepala sekolah, guru Dokomenter

dan staf TU.

3. Keadaan siswa-siswa di sekolah

tersebut.

4. Keadaan lingkungan sekolah di

sekolah tersebut.

3.1 Tabel mengenai data, sumber data dan teknik pengumpulan data
41

F. Teknik Pengolahan dan Anlaisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dalam penelitian terkumpul, maka tahap selanjutnya yaitu

melaksanakan pengolahan data. Dalam pengolahan data ini ada beberapa

macam teknik yang digunakan sebelum menganalisis data, yaitu :

a. Koleksi data, yaitu pengumpulkan data sebanyak-banyaknya sesuai

dengan keperluan dalam penelitian.

b. Editing, Penulis memeriksa atau mengontrol kembali mengenai

kelangkapan, kejelasan dan kesempurnaan data yang sudah didapat

melalui wawancara, observasi, dan juga studi dokomentasi untuk

mengetahui apakah semua data sudah lengkap, dapat dipahami, dan

dapat digunakan.

c. Klasifikasi Data, Dalam klasifikasi data ini yaitu mengelompokkan

data sesuai dengan jenis dan sifat data, agar mudah dipahami dan

dipelajari.

d. Interprestasi Data, Setelah semua kegiatan dilaksanakan dengan

baik kemudian penulis melakukan penafsiran atau penjelasan-

penjelasan terhadap data-data yang sudah terkumpul, sehingga

menjadi rangkian kalimat yang mudah dipahami dan tidak

mengandung penafsiran lain.

2. Teknik Analisis Data

Setelah langkah-langkah pengolahan data ditempuh, kemudia

diadakan penganalisaan. Analisis data diperlukan saat data yang di


42

perlukan terkumpul, selanjutnya data tersebut dianalisis metode analisis

yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif.

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokomentasi. Peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif dalam

tahap penganalisaan data, sedangkan dalam penarikan kesimpulan

digunakan metode induktif, yaitu menarik kesimpulan yang bersifat

khusus menjadi suatu kesimpulan umum yang berkaitan dengan

bagaimana pendidkan akhlak anak usia dasar di lingkungan sekolah di

MIN 2 Banjar Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pendahuluan

a. Penjajakan ke lokasi penelitian

b. Membuat usulan proposal penelitian

c. Berkonsultasi dengan pembimbing

d. Meminta persetujuan judul dan mohon ditetapkan dosen

pembembing

2. Tahap Persiapan

a. Mengadakan seminar desain operasional skripsi

b. Memohon surat riset kepada Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Antasari Banjarmasin dalam rangka pengumpulan

data

c. Menyiapkan instrumen pengumpulan data


43

3. Tahap Pelaksanaan

a. Menghubungi responden dan informan untuk mencari data

b. Mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data tersebut

c. Meminta surat bukti riset kepada sekolah MIN 2 kab. Banjar

bahwa penelitian telah dilaksanakan.

4. Tahap Penyusunan Laporan

a. Menulis laporan penelitian dalam bentuk skripsi yang utuh

b. Menyerahkan kepada dosen pembimbing untuk dikoreksi dan

disetujui

c. Memperbanyak naskah skripsi dan siap untuk dipertanggung

jawabkan serta diujikan dan dipertahankan dihadapan Tim Sidang

Munaqasyah Skripsi UIN Antasari Banjarmasin.


44

DAFTAR PUSTAKA

Albari, Subhan Husain, Agar Anak Rajin Solat, (Yogyakarta: DIVA Press,

2011)

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

(Bandung: Citra Umbara, 2003)

Muhaimin, Wacana PengembanganPendidikan Islam,(Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003)

Darmuin (ed.), Pemikiran Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar,

1999)

Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta:

Teras, 2010)

Yatiman Abdullah, Muhammad, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran

Ahmadi, Abu, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam,

(Jakarta: PT Bumi Aksara,2008)

Gunawan, Heri, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh

Supardi, Imam, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya (Bandumg : PT

Alumni, 2003)

Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya, 2001)

Poerwadarminta, WJS., Kamus Ummu Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pusaka, 1985)

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2011)
45

Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al

Ma‟Ari, 1962)

Jurnal PESONA DASAR Universitas Syiah Kuala Vol. 1 No. 4, Oktober

2015

Ibn A'syur, kitab al-Tahrir wa At-Tanwir, jld 29

Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an,(Yogyakarta:

Teras, 2010)

Yatiman Abdullah, Muhammad, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Quran.

Shihab, Quraish, Yang Hilang dari Kita Akhlak, (Tanggerang : Lentera

Hati, 2016)

Albari, Subhan Husain, Agar Anak Rajin Solat, (Yogyakarta: DIVA Press,

2011)

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008)

Jurnal Al-Ta‟dib, Studi Analisis Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam

Mengembangkan Potensi Nilai Moral Peserta Didik Di Mi

Kabupaten Demak oleh Khoirul Azhar dan Izzah Sa’ida, Vol. 10

No. 2, Juli-Desember 2017

Kasiram, Moh, Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan

Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang,

UIN-MALIKI PRESS, 2010), Cet I.

Bagong Soyanto, Bagong, Metode Peneilitian Sosial, ( Jakarta: Kencana

Prenanda Media Grup, 2008)


46

Internet

Ananda Fitria http/www.com. pengaruh lingkungan sekolah,peran guru

dalam proses pembelajaran, di akses tanggal 10 Januari 2016, jam

11.00 WIB.

https://www.dakwatuna.com/2016/02/25/79273/konsep-pendidikan-dalam-

al-quran/

http://aghiesna.blogspot.com/2016/02/faktor-faktor-pembentukan-akhlak-

dalam.html
47

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Data, sumber data dan teknik pengumpulan data


48

DAFTAR TERJEMAHAN

No HAL BAB TERJEMAHAN

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan (1) Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah
1. 2 I yang Maha pemurah (3) yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”. (QS. Al-
„Alaq: 1-5)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu


suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
2. 2 I yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS.
al Ahzab: 21)
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Yazid, dia berkata; telah menceritakan kepada
kami Sa‟id, dia berkata; telah menceritakan
kepadaku Ibnu „Ajlan dari Al Qa‟qa‟ bin Hakim
3. 3 I dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dia berkata;
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaqnya.”(Ahmad –
10397)

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang


beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
4. 12 II
ilmu pengetahuan beberapa derajat…”. (QS. Al-
Mujadalah : 11)
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
5. 12 II
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
49

pengetahuan mereka tentang agama dan untuk


memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya”. (QS, At-Taubah : 122)
“Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan
6. 41 II akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Majah)
“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling
aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada
7. 15 II
hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang
paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
“Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak
8. 41 II
yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
9. 16 II yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS.
Al-Ahzab : 21)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
10. 22 II
mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-
Tahrim: 6)
50

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama Lengkap : Yuliana

2. Bin : Mardiani

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Sungai Tuan Ulu, 29 Desember 1998

4. Agama : Islam

5. Kebangsaan : Indonesia

6. Status Perkawinan : Belum Menikah

7. Alamat asal : Jl. Karya Baru, desa Sungai Tuan Ulu

Sebrang RT.004 No.62 Kec. Astambul, Kab. Banjar, Kalimantan

Selatan 70671.

8. Alamat Sekarang : Jl. Manunggal II, Gg. VI, Kel. Kebun

Bunga, Kec. Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

70631.

9. Pendidikan

e. TK Irsyadul Amin Sungai Tuan 2005

f. TPA Al Irsyad Sungai Tuan 2006

g. MIN Sungai Tuan Ilir, sekarang MIN 2

Banjar 2011

h. MTsN Astambul, sekarang MTsN 8

Banjar Sungai Tuan 2014

i. MIN 4 Martapura, Sekarang MIN 2 Banjar

10. Organisasi : SSLK Al-Banjary sebagai anggota 2017

LPPI Annisa sebagai anggota 2019

AMMBA sebagai anggota 2017


51

FKMKB sebagai anggota 2017

SBchapter Banjarmasin sebaagai anggota

2019

11. Orang Tua

Ayah

Nama : Mardiani

Tempat Tanggal Lahir : Kaliukan, 15 Febriari 1960

Pekerjaan : Petani

Alamat : Jl. Karya Baru, desa Sungai Tuan Ulu Sebrang

RT.004 No.62 Kec. Astambul, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan 70671.

Ibu

Nama : Nurhasanah

Tempat Tanggal Lahir : Sungai Tuan Ulu, 10 Oktober 1960

Pekerjaan : Petani

Alamat : Jl. Karya Baru, desa Sungai Tuan Ulu Sebrang

RT.004 No.62 Kec. Astambul, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan 70671.

12. Saudara

j. Kakak : Mahdiana

k. Adik : Muhammad Umar Said

Anda mungkin juga menyukai