Tafsir Ekonomi
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan syafaat sehingga kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem Perekonomian Islam: Keadilan,
Pemerataan, dan Kejujuran ini dengan baik. Mungkin dalam penulisan makalah ini
kami merasa masih memiliki banyak kekeurangan baik dalam segi penulisan kalimat
maupun dalam penjelasaan materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran sangat kami terima demi menyempurnakan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem perekonomian memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk kualitas kehidupan masyarakat. Keputusan ekonomi, distribusi
sumber daya, dan pengaturan aktivitas ekonomi berdampak langsung pada
keadilan, pemerataan, dan kejujuran dalam masyarakat. Dalam beberapa dekade
terakhir, masalah ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakadilan dalam sistem
ekonomi konvensional telah menjadi sorotan utama dalam konteks global. Hal ini
mengundang pertanyaan-pertanyaan penting tentang sejauh mana sistem
ekonomi mampu menciptakan lingkungan yang adil, merata, dan jujur bagi
semua warganya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam
tafsir Al-Hujurat ayat 13?
2. Bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam
tafsir Al-Maidah ayat 8?
3. Bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam
tafsir Asy-Syu’ara’ ayat 183?
4. Bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam
tafsir Az-Zukhruf ayat 32?
5. Bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam
tafsir Al-Isra’ ayat 35?
iv
6. Bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam
tafsir Al-Muthaffifi ayat 1-6?
7. Bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam
tafsir Al-A’raf ayat 85?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian
Islam dalam tafsir Al-Hujurat ayat 13.
2. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian
Islam dalam tafsir Al-Maidah ayat 1.
3. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian
Islam dalam tafsir Asy-Syu’ara’ ayat 183.
4. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian
Islam dalam tafsir Az-Zukhruf ayat 32.
5. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian
Islam dalam tafsir Al-Isra’ ayat 35.
6. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian
Islam dalam tafsir Al-Muthaffifi ayat 1-6.
7. Untuk mengetahui pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian
Islam dalam tafsir Al-A’raf ayat 85.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari ilmu-
Nya.1
Ayat tersebut menggambarkan kesetaraan hak antara pria dan wanita dalam
aspek spiritual dan aktivitas sosial. Ayat tersebut menekankan pentingnya sikap
adil di antara sesama manusia dan menghilangkan pandangan bahwa ada
perbedaan mendasar di antara keduanya. Kesetaraan ini mencakup banyak hal,
termasuk dalam bidang ibadah. Orang yang beribadah dengan tekun akan
mendapatkan pahala lebih, tanpa memandang jenis kelamin. Islam, sebagai
ajaran, dipandang sebagai rahmat bagi semua manusia tanpa memandang jenis
kelamin mereka.2
1
Kemenag RI, “Tafsir Surat Al-Hujurat ayat 13”,
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/49?from=1&to=18, 2023, diakses pada 22
September 2023.
2
Muhammad Subki, dkk "Penafsiran QS. Al-Hujurat[49] Ayat 13 Tentang Kesetaraan Gender Dalam
Al-Qur'an Menurut Quraish Shihab dan Sayyid Quth", Al-Furqan, Vol. 4, No. 1, Juni 2021.
vii
Allah, ketika kalian menjadi saksi maka bersaksilah dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum, yakni kepada orang-orang kafir dan kepada
siapa pun, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil terhadap mereka. Berlaku
adillah kepada siapa pun, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan
larangan-Nya, sungguh, Allah Mahateliti, Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan, baik yang kamu lahirkan maupun yang kamu sembunyikan. 3
َو اَل َتْب َخ ُس وا الَّناَس َاْش َيۤا َء ْمُه َو اَل َتْع َثْو ا ىِف اَاْلْر ِض ُم ْفِس ِد ْيَن
3
QuranHadist, “Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 8”, https://quranhadits.com/quran/5-al-ma-idah/al-
maidah-ayat-8/, 2023, diakses 24 September 2023.
viii
takaran dan timbangan baik di waktu menjual maupun membeli. Mengurangi
atau melebihkan takaran dan timbangan adalah perbuatan yang merugikan orang
lain. Hal itu berarti membuat kerusakan di bumi. Syuaib mengingatkan kaumnya
bahwa harta yang halal lebih baik bagi mereka, karena mereka adalah orang-
orang yang berpenghidupan baik.4
Islam, sebagai agama yang mendasarkan diri pada prinsip-prinsip keadilan
dan menghormati persaudaraan sesama Muslim, berusaha untuk menjalankan
kebenaran dan menghapuskan segala bentuk ketidakbenaran. Dalam konteks
transaksi jual beli, Islam mengatur individu untuk bertindak dengan adil dengan
mengikuti standar takaran dan timbangan yang tepat. Dengan menggunakan
timbangan yang sesuai, keadilan akan terjamin. Wahbah Azzuhaili
menginterpretasikan ayat ini sebagai larangan untuk melakukan penipuan dengan
cara mengurangi takaran, serta menginstruksikan pentingnya mempraktikkan
keadilan dan menghormati hak-hak satu sama lain dengan cara menghormati
martabat dan menghargai orang lain.5
4
Kemenag RI, “Tafsir Surat Asy-Syu’ara Ayat 183”,
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/26?from=1&to=227, 2023, diakses pada 22
September 2023.
5
Mohammad Nasikhan, "Alat Ukur Timbangan dalam Hukum Islam", Jurnal ALSYIRKAH, Vol. 1,
No. 2, Oktober 2020.
ix
Tafsir Kemenag RI
Atas sikap pengingkaran mereka terhadap Al-Qur’an dan kerasulan Nabi
Muhammad itu, Allah lalu bertanya kepada Nabi Muhammad, “Apakah mereka,
yang ingkar, durhaka, dan menyekutukan Tuhan itu, yang membagi-bagi rahmat
Tuhan, Pencipta, Pemelihara, dan Pelimpah rahmat kepada-mu, wahai Nabi
Muhammad? Sama sekali tidak. Mereka tidak dapat melakukan itu. Kamilah
yang membagikan rahmat di antara mereka dan Kami pula-lah yang menentukan
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia sesuai dengan ketentuan dan
hukum-hukum yang telah Kami tetapkan. Dan Kami telah meninggikan sebagian
mereka dalam kedudukan, harta, ilmu, dan jabatan mereka atas sebagian yang
lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang
lain sehingga mereka dapat saling membantu dan menolong dalam pemenuhan
kebutuhan hidup. Dan rahmat Tuhan yang dilimpahkan kepada-mu berupa
kenabian dan kerasulan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan, baik berupa
kekayaan yang melimpah dan kekuasaan yang sangat tinggi.6
Salah satu bentuk kerja sama manusia dalam usaha yang melibatkan dua
orang atau lebih adalah memberikan kompensasi berupa gaji atau upah kepada
karyawan atau buruh yang bekerja. Tindakan ini dimaksudkan untuk
menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan, di mana satu pihak
memberikan bantuan kepada yang lain, dan pihak lainnya menerima upah
sebagai imbalan atas pekerjaan yang mereka lakukan.7
E. Pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam tafsir
Al-Isra’ ayat 35.
َو َاْو ُفوا اْلَكْيَل ِاَذ ا ْلِكْمُت َو ِز ُنْو ا اِب ْلِقْس َط اِس اْلُمْس َتِقِۗمْي ٰذ َكِل َخٌرْي َّو َاْح َس ُن َتْأِو ْيًل
6
Kemenag RI, “Tafsir Surat Az-Zukhruf Ayat 32”,
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/43?from=1&to=89, 2023, diakses pada 23
September 2023.
7
Rendi Karno, A. Khumaeidi Ja'far, "Analisis Hukum Islam Terhadap Pembayaran Upah Berdasarkan
Omset Penjualan", Jurnal NERACA PERADABAN, Vol. 2, No. 1, Januari 2022.
x
Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”
Dalam tafsir Kementerian Agama mengenai ayat ini dijelaskan bahwasanya
Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar menyempurnakan takaran
bila menakar barang dagangan. Maksudnya ialah pada waktu menakar barang
hendaknya dilakukan dengan setepat-tepatnya dan secermat-cermatnya. Oleh
karena itu, seseorang yang menakar barang dagangan yang akan diserahkan
kepada orang lain sesudah dijual tidak boleh dikurangi takarannya karena
merugikan orang lain. Demikian pula kalau seseorang menakar barang dagangan
orang lain yang akan ia terima sesudah dibeli, tidak boleh dilebihkan, karena juga
merugikan orang lain. Allah swt juga memerintahkan kepada mereka agar
menimbang barang dengan neraca (timbangan) yang benar dan sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Neraca yang benar ialah neraca yang dibuat seteliti
mungkin, sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada orang yang
melakukan jual beli, dan tidak memungkinkan terjadinya penambahan dan
pengurangan secara curang.8
Quraish shihab menjelaskan pada akhir ayat ini dinyatakan bahwa penyempurnaan
takaran dan timbangan oleh ayat diatas dinyatakan baik (khair) dan lebih bagus
akibatnya. Karena penyempurnaan takaran/timbangan melahirkan rasa aman,
ketenteraman, dan kesejahteraan hidup masyarakat, yang antara lain bila masing-masing
memberikan apa yang berlebihan dari kebutuhannya dan menerima yang seimbang
dengan haknya. Ini tentu saja memerlukan rasa aman menyangkut alat ukur, baik takaran
maupun timbangan. Hal Ini menunjukkan bahwa sikap jujur dalam memenuhi takaran
dan timbangan memiliki manfaat secara meluas. Bukan saja menyangkut urusan seorang
hamba (pedagang) dengan Allah swt atau mengenai pertanggungjawaban diakhirat
kelak, tetapi jika dianalisis lebih lanjut bahwa memberikan hak orang lain dengan
semestinya, dalam hal ini memenuhi takaran akan mendatangkan efek positif dalam
kehidupan masyarakat secara umum dan pedagang itu sendiri. Tidak akan ada
8
QuranHadits, “Al-Qur’an Surat Al-Isra’ Ayat 35”, https://quranhadits.com/quran/17-al-isra/al-isra-
ayat-35, 2023, diakses pada 21 September 2023.
xi
kecurigaan seorang pembeli kepada pedagang yang dikenal jujur dalam menakar suatu
barang, sehingga menyebabkan pedagang tersebut mendapat kepercayaan dari para
pembeli.9
xii
mengurangi timbangannya ketika sedang melunasi mereka” Agar kecurangan
dapat dihindari maka secara individual seseorang harus memiliki pengetahuan
dan mengamalkan kejujuran. Dengan kata lain menjadi pelaku atau pelaksana
yang bertakwa, berbuat baik dan jujur. Negara ataupun pemerintah juga harus
membuat system pengawasan yang kuat dan evaluasi agar dapat mengidentifikasi
secara dini kecurangan dan dapat meminimalisir dampaknya11.
G. Pandangan Al-Qur’an mengenai sistem perekonomian Islam dalam tafsir
Al-A’raf ayat 85.
َو ِا ىٰل َم ْد َيَن َاَخ اْمُه ُش َع ْيًبۗا َقاَل ٰيَقْو ِم اْع ُبُد وا اَهّٰلل َم ا َلْمُك ِّم ْن ِاٍهٰل َغُرْي ۗٗه َقْد َج ۤا َء ْتْمُك َبِّيَنٌة ِّم ْن َّر ِّبْمُك َفَاْو ُفوا اْلَكْيَل
َو اْلِم َزْي اَن َو اَل َتْب َخ ُس وا الَّناَس َاْش َيۤا َء ْمُه َو اَل ُتْفِس ُد ْو ا ىِف اَاْلْر ِض َبْع َد ِاْص اَل َهِح ۗا ٰذِلْمُك َخٌرْي َّلْمُك ِا ْن ُكْنْمُت ُّمْؤ ِم ِنَۚنْي
11
Renny Mayasari, Shopiana, dan Toni Julham, “Manajamen Keuangan dan Pembiayaan”,
Sabilarraspad, Vol. III, No. 02, 2018.
xiii
menunjukkan kepada mereka jalan yang benar dan meninggalkan kecurangan
dalam takaran dan timbangan.12
BAB III
PENUTUP
12
Quranweb, “Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 85”, 2023, diakses pada 24
September 2023.
xiv
A. Kesimpulan
Sistem perekonomian Islam didasarkan pada prinsip-prinsip yang mengejar
keadilan, pemerataan, dan kejujuran dalam semua aspek kehidupan ekonomi.
Prinsip-prinsip ini terwujud dalam ajaran Al-Quran dan Hadis serta menjadi
landasan utama bagi sistem ekonomi Islam. Dalam sistem ini:
1. Keadilan: Sistem ekonomi Islam menekankan pentingnya keadilan dalam
distribusi sumber daya dan kekayaan. Keadilan tersebut terwujud melalui
konsep zakat, yang mendorong distribusi kekayaan dari yang lebih mampu
kepada yang membutuhkan. Sistem ini juga melarang riba dan praktik-
praktik yang merugikan dalam transaksi ekonomi.
2. Pemerataan: Konsep pemerataan juga menjadi fokus utama. Allah
menegaskan dalam Al-Quran bahwa Dia meninggikan sebagian manusia di
atas sebagian yang lain, bukan untuk menciptakan ketidaksetaraan yang
merugikan, tetapi sebagai ujian. Pemerataan ekonomi dicapai melalui zakat,
sedekah, dan kebijakan yang mendorong distribusi kekayaan yang lebih
merata.
3. Kejujuran: Prinsip kejujuran adalah pijakan utama dalam sistem ekonomi
Islam. Allah memerintahkan umat-Nya untuk berbicara benar dan jujur
dalam urusan ekonomi dan transaksi. Larangan terhadap praktik-praktik
curang dan penipuan adalah bagian integral dari sistem ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
xv
Karno Rendi. A. Khumaeidi Ja'far. "Analisis Hukum Islam Terhadap Pembayaran
Upah Berdasarkan Omset Penjualan". Jurnal NERACA PERADABAN. Vol. 2.
No. 1. Januari 2022.
Kemenag RI. “Tafsir Surat Al-Hujurat ayat 13”.
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/49?from=1&to=18. 2023.
Kemenag RI. “Tafsir Surat Asy-Syu’ara Ayat 183”.
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/26?from=1&to=227. 2023.
Kemenag RI. “Tafsir Surat Az-Zukhruf Ayat 32”.
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/43?from=1&to=89. 2023.
Mayasari Renny. Shopiana, dan Toni Julham. “Manajamen Keuangan dan
Pembiayaan”. Sabilarraspad. Vol. III. No. 02. 2018.
Mohammad Nasikhan. "Alat Ukur Timbangan dalam Hukum Islam". Jurnal
ALSYIRKAH. Vol. 1. No. 2. Oktober 2020.
Subki Muhammad, dkk. "Penafsiran QS. Al-Hujurat[49] Ayat 13 Tentang Kesetaraan
Gender Dalam Al-Qur'an Menurut Quraish Shihab dan Sayyid Quth". Al-
Furqan. Vol. 4. No. 1. Juni 2021.
QuranHadits. “Al-Qur’an Surat Al-Isra’ Ayat 35”. https://quranhadits.com/quran/17-
al-isra/al-isra-ayat-35. 2023.
QuranHadist. “Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 8”. https://quranhadits.com/quran/5-
al-ma-idah/al-maidah-ayat-8/. 2023.
QuranHadist Terjemahan Perkata. “Al-Qur’an Surat Al- Mutaffifin (Orang-Orang
yang curang”. https://quranhadits.com/quran/83-al-tatfif/al-mutaffifin-ayat-6/.
2023.
Quranweb. “Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 85”. 2023.
xvi