Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kel.

3 ESY A/2

TAFSIR AYAT TENTANG PERMASALAHAN DALAM


EKONOMI ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah: Tafsir Ayat Ekonomi
Dosen Pengampu: Drs. Rofi’i, M.Ag

Oleh:
Ahmad Fikrian
NIM: 2314120030
Fahrudin
NIM: 2314120112
Naufal Maulana
NIM:21314120009

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 1445H/2024M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh, tiada kalimat yang pantas penulis


ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul “Tafsir Ayat Tentang Permasalahan Dalam Ekonomi Islam”
tidak lupa pula dukungan yang di berikan kepda penulis baik secara material
maupun nonmaterial yang diberikan penulis dalam menyusun makalah ini. Oleh
karena itu penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Rofi’i, M.ag selaku
dosen mata kuliah “Tafsir Ayat Ekonomi”.

Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Rumusan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Ekonomi Islam ........................................................................ 3
B. Redaksi dan Terjemah Ayat-Ayat Tentang Permasalahan Ekonomi
Islam ................................................................................................................... 3
C. Pengelolaan Harta Menurut Qs. Al-Kahfi: 46 ........................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
A. KESIMPULAN........................................................................................... 9
B. SARAN ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan masalah
ekonomi dalam Islam merupakan hal yang sangat penting dalam memahami
prinsip-prinsip ekonomi Islam secara menyeluruh. Al-Qur'an sebagai
sumber utama ajaran Islam memberikan pedoman-pedoman yang
mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi.

Dalam konteks ekonomi, terdapat banyak ayat Al-Qur'an yang memberikan


petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia berperilaku dalam hal
keuangan, distribusi kekayaan, transaksi, zakat, dan aspek-aspek ekonomi
lainnya. Namun, pemahaman terhadap ayat-ayat ini sering kali memerlukan
konteks, tafsir, dan pemahaman yang mendalam.

Dalam makalah ini, akan dianalisis beberapa ayat Al-Qur'an yang berkaitan
langsung dengan permasalahan dalam ekonomi Islam, seperti riba, zakat,
keadilan dalam distribusi kekayaan, perdagangan, dan aspek-aspek lainnya
yang relevan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam. Pemahaman yang
mendalam terhadap ayat-ayat ini diharapkan dapat memberikan panduan
yang jelas bagi umat Islam dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka
sesuai dengan ajaran agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menggali relevansi ayat-ayat tersebut dengan konteks ekonomi modern,
mencoba merumuskan bagaimana prinsip-prinsip ekonomi Islam dapat
diaplikasikan dalam dunia ekonomi kontemporer.

Melalui pemahaman yang mendalam terhadap tafsir ayat-ayat ekonomi


dalam Al-Qur'an, diharapkan kita dapat memperoleh wawasan yang lebih
baik tentang bagaimana Islam memandang dan mengatur masalah-masalah
ekonomi, serta bagaimana prinsip-prinsip tersebut dapat diimplementasikan
dalam masyarakat dan sistem ekonomi saat ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ekonomi Islam
2. Redaksi, Terjemah, Serta kata kunci dari Ayat-Ayat Tentang
permasalahan Dalam Ekonomi Islam
3. Pengelolaan Harta Menurut Qs. Al-Kahfi: 46

C. Tujuan Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Ekonomi Islam?
2. Untuk Mengetahui Apa Redaksi, Terjemah Serta kata kunci dari Ayat-
Ayat Tentang Permasalahan Dalam Ekonomi Islam?
3. Bagaiman Pengelolaan Harta Menurut Qs. Al-Kahfi: 46?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Islam


Islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang berbeda dari
sistemsistem lainnya. Hal ini karena ekonomi Islam memiliki akar dari
syariah yang menjadi sumber dan panduan bagi setiap muslim dalam
melaksanakan aktivitasnya. Islam mempunyai tujuan-tujuan syariah
(Maqosid Asy-Syari’ah) serta petunjuk operasional (strategi) untuk
mencapai tujuan tersebut. Tujuantujuan itu sendiri selain mengacu pada
kepentingan manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kehidupan
yang lebih baik, juga memiliki nilai yang sangat penting bagi
persaudaraan dan keadilan sosial ekonomi, serta menuntut tingkat
kepuasan yang seimbang antara kepuasan materi dan ruhani.
Ekonomi Islam adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan yang
menyoroti masalah perekonomian. Sama seperti konsep ekonomi
konvensional lainnya. Hanya dalam sistem ekonomi ini, nilai-nilai Islam
menjadi landasan dan dasar dalam setiap aktifitasnya.1

B. Redaksi dan Terjemah Ayat-Ayat Tentang Permasalahan


Ekonomi Islam
1. QS. Ali ‘Imran: 14

َ َ ْ َ ُْ ْ َ َْ َ َْ َْ َ َّ ُّ ُ
َ ‫الش َه ٰوت م َن‬ َّ َ ُ
‫اطي ِّر المقنطر ِّة‬
ِّ ‫النسا ِّۤء والب ِّنين والقن‬
ِّ ِّ ِّ ‫اس حب‬
ِّ ‫ز ِّين ِّللن‬

ُ َ َ َ ٰ ْ َْ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ َ ُ ْ ْ َ ْ َ َّ ْ َ َ َّ َ
‫ام والحر ِّثۗ ذ ِّلك متاع‬
ِّ ‫ِّمن الذه ِّب وال ِّفض ِّة والخي ِّل المسوم ِّة والانع‬

ٰ َ ْ ُ ْ ُ ٗ َ ْ ُ ‫ُّ ْ َ َ ه‬ ٰ َْ
١٤ ‫وة الدنياۗواّٰلل ِّعنده حسن الما ِّب‬
ِّ ‫الحي‬

1
Kurniasih Setyagustina, S. E.; AK, M. S. A. Pengertian Ekonomi Islam. PASAR MODAL
SYARIAH, 2023, hlm:1

3
Artinya: Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka
kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang
bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang
ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di
sisi Allahlah tempat kembali yang baik.

Kata Kunci:
• Hubbusy-syahawati : Kecintaan
• An-nisa : Wanita
• Banina : Anak-anak
• Qanathiril-muqantharati : Harta yang banyak jenisnya
• Dzahabi : Emas
• Fidhdhati : Perak
• Khaylil-musawwamati : Kuda pilihan
• Al-‘an’ami : Hewan ternak
• Hartsi : Sawah ladang

Sabab Al-Nuzul Dan Munasabah

Ayat ini tidak ada sabab nuzulnya, maka dapat ditelusuri


pemahaman maknanya dari korelasinya dengan ayat sebelum dan
sesudahnya; misalnya cinta dunia adalah merupakan salah satu
karakter orang-orang yang mengingkari anugerah Tuhan. Sehingga
mampu melupakan hubungan seseorang dengan Tuhannya. Dan
harta merupakan bagian dari hiasan dunia tersebut.2

Penjelasan:
Keindahan terhadap ciptaan Allah di dunia menjadikan
manusia mencintai berbagai hal yang semakin dinginkan, "zuyyina
linnasi hub-busy-syahawati" Kata syahawat menjadi penguat dari

2
Suqiyah Musafa’ah, Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya, hlm: 67

4
hubuh yang berarti kecintaan yang mendorong untuk memiliki dan
lebih memanfaatkan Hingga akhirnya kata syaha lebih identik
dengan hasrat sehingga sering terjebak dalam sikap berlebih-
lebihan.
Lalu disebutkan satu persatu harta apa saja yang sering
menjadi perhiasan dunia yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang
ternak dan sawah ladang "minan-nisa'i wal banina wal-qanathiril-
mu-qantharati minadz-dzahabi wal-fidhdhati wal khaylil-
musawwamati wal-an'ami wal-hartsi" Adanya kata nisai
menunjukkan adanya ketertarikan kepada lawan jenis. Kata bani-na
menunjukkan hasrat untuk menguta makan keberlanjutan garis
keturunan. Untuk qanathiril-muqantharati merupakan kebutuhan
harian sekaligus kebanggaan untuk memperlancar hidup. Di
antaranya dza-habi wal-fidhdhati sebagai mata uang dan harta yang
nilainya dapat diandalkan untuk tabungan atau investasi dalam
jangka panjang. Harta yang identik dengan khaylil-mu-smwwamati
adalah kendaraan yang dapat membawa manusia untuk berpindah
tempat dan mengangkut barang. Sedangkan an'ami dan hartsi
menjadi simbol harta yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Karena berbagai fungsi harta itulah yang menjadikan manusia begitu
menyukainya.
Ditegaskan bahwa semua yang telah disebutkan tersebut
merupakan harta di dunia yang membuat hati manusia senang untuk
memilikinya, "dzalika mata'ul-hayatid-dunya." Sebagaimana juga
telah diterangkan tentang keindahan/jamálun dari binatang ternak
saat binatang ternak tersebut mema suki kandangnya, "wa-lakum
fiha jamálun hayna turihuna wa hina tasrahûna." (QS. an Nahl: 6).
Begitu banyak keistimewaan harta yang diberikan Allah
kepada manusia di dunia tetap menjadi perhiasan dan fasilitas hidup.

5
Selebihnya, Allah menerangkan bahwa ada tempat kembali yang
lebih baik yakni surga, "wa- allahu 'indahu husnul-ma'abi."3

2. QS. Al-Kahfi: 46
َ ْ ٌْ َ ُ ٰ ‫ه‬ ُ ٰ ٰ ْ َ َ ْ ُّ ٰ َْ ُ َ ْ َ ْ َُ ْ َ ُ َ َْ
‫وة الدنياۚوالب ِّقيت الص ِّلحت خير ِّعند‬
ِّ ‫المال والبنون ِّزينة الحي‬

ً َ َ َ َ
٤٦ ‫َر ِّبك ث َو ًابا َّوخ ْي ٌر ا َملا‬

Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia,


sedangkan amal kebajikan yang abadi adalah lebih baik balasannya
di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Sabab Al-Nuzul Dan Munasabah

Ayat ini tidak ada riwayat sabab nuzulnya, tetapi dari sisi
munasabah atau korelasinya dengan ayat sebelumnya antara lain:
ayat 45 menyebut tentang perumpaan kehidupan dunia yang fana,
yang akan tiada arti dan lenyap, demikian juga harta kekayaan dan
harta benda yang dibanggakan di dunia.4

Kata kunci:
• Almalu : Harta
• Banuna : Anak-anak
• Zinatu : Perhiasan

Penjelasan:
Kedudukan harta begitu jelas diterangkan dalam ayat ini. Harta
benda dan anak-anak sering kali menjadi pujaan hati manusia seperti

3
Dwi Suwoknyo, Kompulasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010,
hlm: 165
4
Suqiyah Musafa’ah, Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya, hlm: 67

6
perhiasan. Sebagaimana fungsi perhiasan yang selalu mempercantik
dan menumbuhkan percaya diri para pemiliknya, begitu juga dengan
harta dan anak-anak yang menjadi kebanggaan seseorang dihadapan
orang lain, "al-malu wal-banúna zinatul” Diterangkan lebih lanjut
bahwa secara fisik, harta dan anak-anak merupakan perhiasan yang
terbatas untuk kehidupan dunia. "zinatul-hayatid-dunya."
Untuk mempertegas bahwa harta hanya sebagai perhiasan
dunia, lalu dibandingkan langsung dengan amal saleh yang lebih
kekal yang tidak hanya dibatasi ruang di dunia, "wal-baqiyatush-
shalihatu khayrun 'inda rab bika tsawaban wa khayrun amala" Di
sisi Allah, amal yang saleh lebih dapat diharapkan bagi manusia.
Sebagaimana pada ayat sebelumnya yakni QS. al-Kahfi: 45, Allah
telah memberikan perumpamaan bahwa air hujan dapat
menyuburkan tanaman di bumi. Namun, ketika tanaman itu kering
akan dengan mudah diterbangkan oleh angin. Oleh ka rena itu,
seharusnya keberadaan harta yang terbatas di dunia dapat digunakan
dengan optimal sebagai fasilitas untuk memperlancar amalan-
amalan saleh.5

C. Pengelolaan Harta Menurut Qs. Al-Kahfi: 46


Ada lima tahapan pengelolaan harta secara Islami, yaitu:
1. Penciptaan harta, atau cara seorang muslim mendapatkan harta .
hartanya halal dengan mendapatkannya dengan cara yang halal.
Menurut agama islam harta yang halal harus di dapatkan dari cara
yang halal atau sumber yang halal.untuk mendapatkan uang seorang
harus bekerja (maliyah) atau usaha (amal) yang halal sesuai dengan
hukum Allah SWT.
2. Konsumsi harta, adalah bagaimana seorang muslim menhabiskan
Sebagian dari harta kekayaan mereka. Konsumsi harta dalam islam

5
Dwi Suwoknyo, Kompulasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010,
hlm: 162

7
harus di lakukan secara moderat, yaitu tidak terlalu hemat dan tidak
terlalu boros, harta harus dibelanjakan untuk hal-hal yang
bermanfaat dan hal-hal yang halal, serta di salurkan kepada sesame
yang membutuhkan melalui zakat atau sedekah. Hal ini di lakukan
agar harta menjadi amal shaleh dan pahala untuk di jedikan bekal di
dunia dan di akhirat kelak.
3. Penyucian harta, penyucian harta menurut umat islam yaitu setiap
harta yang dimiliki oleh mereke, sebenarnya hak hak yang di miliki
oleh setiap orang tetap ada pada dalam harta yang dimiliki setiap
orang.
4. Distribusi harta, yaitu cara seorang mjslim untuk membagi harta
mereka. Seorang muslim harus mendistribusikan hartanya untuk
kepentingan orang lain dan dirinya sendiri, menurut islam,tujuannya
adalah untuk memberikan kesejahteraan dan keadilan kepada semua
orang.
5. Perlindungan, amal shaleh merujuk pada melindungi dan menjaga
harta kekeyaan seseorang, yang mencakup penggunaan asuransi dan
Tabungan untuk keperluan dimasa depan. Tujuan utamanya adalah
mencapai kemandirian finansial.6

6
Pipi arviana, Harta Dan Pengelolaan Dalam Al-Qur’an: Tinjauan Surah Al-Kahfi: 46, vol 5 no
3, 2024, Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar, hlm:

8
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
harta dan anak-anak sering kali menjadi pujaan hati manusia seperti
perhiasan. Perhiasan mempercantik dan menumbuhkan percaya diri para
pemiliknya. Harta dan anak-anak merupakan perhiasan terbatas untuk
kehidupan dunia. Allah telah memberikan perumpamaan bahwa air hujan
dapat menyuburkan tanaman di bumi, dan keberadaan harta terbatas di
dunia dapat digunakan optimal sebagai fasilitas untuk memperlancar
amalan-amalan saleh.
Halal harta harus di dapatkan dari cara halal atau sumber yang halal
untuk mendapatkan uang seorang harus bekerja (maliyah) atau usaha (amal)
yang halal sesuai dengan hukum Allah SWT. Konsumsi harta adalah
bagaimana seorang muslim menhabiskan sebagian dari harta kekayaan
mereka, yang harus dilakukan secara moderat, yang bermanfaat dan halal,
dan di salurkan kepada sesame yang membutuhkan melalui zakat atau
sedekah. Penyucian harta adalah setiap harta yang dimiliki oleh, dan
distribusi harta untuk membagi harta mereka.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini yang kami buat, semoga apa yang kami muat dan
kami cantumkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta
wawasan para pembaca. Kami mohon maaf sebesar besarnya jika ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas atau
masih belum bisa di pahami. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami
semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya."

9
DAFTAR PUSTAKA

Setyagustina Kurniasih, S. E.; AK, M. S. A. Pengertian Ekonomi Islam. PASAR MODAL


SYARIAH, 2023

Musafa’ah, Suqiyah. Tafsir Ayat Hukum Ekonomi Islam, UIN Sunan Ampel
Surabaya

Suwoknyo Dwi, Kompulasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka


Belajar, 2010

10

Anda mungkin juga menyukai