Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI ISLAM

LANDASAN AQIDAH, MORAL DAN


YURIRDIS DALAM PENGEMBANGAN
EKONOMI ISLAM

DOSEN PEMBIMBING:
HASRIADI, SS, M. M

DISUSUN OLEH
NURWANI

FIRA YUNIAR

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kepada ALLAH SWT, karena atas segala kehendak-NYA makalah
ini dapat tersusun sebagai tugas mata kuliah PENGANTAR EKONOMI ISLAM.

Manusia selalu memilih rasa ingin tau terhadap sesuatu, begitu terhadap islam
sebagai gagasan universal ini. Dalam makalah ini kami coba menjelaskan tentang
LANDASAN AQIDAH, MORAL DAN YURIRDIS DALAM PENGEMBANGAN
EKONOMI ISLAM, yg di dalamnya juga membahas tentang susunan dan bagian-
bagiannya,

Semoga makalah ini mampu menambahkan pengetahuan, khususnya bagi kamis


sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca. Kami juga mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca itupun demi kesempurnaan dan kemajuan makalah kami.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sengkang, 5 maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................1
BAB 11..............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Islam Agama yang Sempurna....................................................................................2
B. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam..................................................................................3
C. Pengertian Tauhid......................................................................................................4
D. Adl............................................................................................................................4
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................6
A. KESIMPULAN.........................................................................................................6
B. SARAN.....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan dari sebuah sistem ekonomi pada prinsipnya di tentukan oleh pandangan
masyarakat pendukungnya tentang dunia, jika manusia berpandangan bahwa alam
semesta ini terjadi dengan sendirinya makamereka tidak akan bertanggung jawab
atasnya kepada siapapun, dan merekaakan bebas hidup sesukanya. Tujuan hidup
mereka hanya untuk mencapaikepuasan maksimum, dengan mengabaikan hal itu di
peroleh dan bagaimanahal itu berpengaruh pada orang lain atau alam sekitarEkonomi
merupakan bagian dari kehidupan dan tidak bisa dipisahkandari kehidupan.

Tetapi ekonomi bukanlah fondasi bangunannya dan bukantujuan risalah Islam.


Fondasi (asas) dalam Islam, sebagaimana telahdisebutkan adalah akidah. Akidah ini
merupakan dasar keseluruhan tatanankehidupan dalam Islam, termasuk tatanan
ekonomi. Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berlandaskan akidah Ketuhanan Yang
Maha Esa (tauhid)

Akidah yang diturunkan Allah Swt dengan sengaja kepada Rasul-Nya untukumat
Islam.Tujuan ekonomi, membantu manusia untuk menyembah Tuhannyayang telah
memberi rizki, dan untuk menyelamatkan manusia dari kemiskinanyang bisa
mengkafirkan dan kelaparan yang bisa mendatangkan dosa. Olehkarena itu, rumusan
sistem Islam berbeda sama sekali dari sistem-sistem yang lain nya. Sebagai sistem
ekonomi, ia memiliki akar dalam syari’ah yang menjadi sumber pandangan dunia,
sekaligus tujuan dan strateginya.

Oleh karena itu, semua aktifitas ekonomi, seperti produksi, distribusi, konsumsi,
perdagangan, tidak lepas dari titik tolak ketuhanan dan bertujuan akhir kepadaTuhan.
Kalau seorang muslim bekerja di bidang produksi, maka pekerjaan itudilakukan tidak
lain karena ingin memenuhi perintah Allah. Ketika menanam,membajak, atau
melakukan pekerjaan lain nya, seorang muslim merasa bahwaia bekerja dalam rangka
beribadah kepada Allah. Makin tekun ia bekerja,makin takwa ia kepada Allah.
Bertambah rapi pekerjaannya, bertambah dekatkepada Allah, tertanam dalam hatinya
bahwa semua itu adalah rizki dariAllah, maka patutlah bersyukur.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah islam adalah agama yg sempurna?
2. Bagaimana prinsip berekonomi dalam islam?
3. Apakah itu Tauhid dalam islam ?

C. TUJUAN
1. Memahami islam yg sempurna
2. Mengetahui apa tujuan islam dalam ekonomi
3. Mengetahui bagaimana Tauhid dalam islam

1
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Islam Agama yang Sempurna

Islam adalah satu-satunya agama yang mempunyai berbagai dimensi yang dapat
menjawab berbagai persoalan asasi ummat manusi sepanjang masa, termasuk masa
kini dan masa yang akan datang. Maka dari itu Islam adalah agama yang paling benar
dan di ridhoi Allah seperti pada firmanya dalam QS. al-Imran/3:19:

َ َ‫وا ۡٱل ِك ٰت‬


ِ َ‫ر بَِا ٰي‬Jۡ Jُ‫ ا بَ ۡينَهُمۡۗ َو َمن يَ ۡكف‬Jَ‫ٓا َءهُ ُم ۡٱل ِع ۡل ُم بَ ۡغ ۢي‬JJ‫ب ِإاَّل ِم ۢن بَ ۡع ِد َما َج‬
‫ت‬ ۡ ‫ِإ َّن ٱل ِّدينَ ِعن َد ٱهَّلل ِ ٱِإۡل ۡس ٰلَ ۗ ُم َو َما‬
ْ ُ‫ٱختَلَفَ ٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
١٩‫ٱهَّلل ِ فَِإ َّن ٱهَّلل َ َس ِري ُع ۡٱل ِح َسا‬

Terjemahnya:

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa
yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.

Islam membawa ajaran dasar tauhid, akhlak, dan ajaran yang berhubungan
dengan aspek jiwa, akal, materi dan sosial. Islam agama yang sesuai dengan kefitrahan
manusia. Fitrah manusia itu ialah sejauh apa pun ia berjalan menyelisihi fitrah
kemanusianya, ia akan berusaha mencari jalan kembali.

Fitrah manusia adalah pada al-Khair (jalan kebaikan), dimana al-Khair itu adalah
al-Islam. Islam memberikan pada manusia aturan-aturan hukum yang luhur dan teguh
serta moralitas yang berdasar pada pengetahuan yang luar tentang alam insani. Islam
memberikan sumber ketentraman jiwa bagi manusia di dunia dalam perjuangan hidup.

Syari'at Islam adalah syari'at yang lengkap karena mengatur seluruh urusan
manusia seperti ibadah, ekonomi, sosial, politik, pemerintahan, pendidikan dan yang
lainnya. Agama Islam menghormati akal manusia meletakkan akal pada tempat yang
terhormat, menyuruh manusia mempergunakan akal manusia untuk memerika dan
memikirkan keadaan alam. Secara umum sistem Islam mengatur setidaknya tiga hal,
yaitu:

1. Hukum-hukum yang berkenaan dengan individu dan al Khaliq, yakni Allah


(hablum minallah) seperti ibadah yang meliputi shalat, puasa, zakat, haji dan jihad.

2. Mengatur hubungan individu dengan individu yang lainnya dalam masyarakat


(hablum minanasi) seperti urusan muamalah/niaga, pendidikan, sosial, politik, dan
hukum lainnya

3. Mengatur berpakain, makan, minum, dan termasuk di antaranya akhlak.

2
B. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Islam sebagai agama Allah, mengatur kehidupan manusia baik kehidupan di


dunia maupun akhirat. Perekonomian adalah bagian dari kehidupan manusia, maka
tentulah hal ini ada dalam sumber yang mutlak yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah, yang
menjadi panduan dalam menjalani kehidupan.

Ada tiga asas filsafat ekonomi Islam, yaitu:

1) Semua yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah SWT, manusia hanyalah
kholifah yang memegang amanah dari Allah untuk menggunakan milik-Nya. Sehingga
segala sesuatunya harus tunduk pada Allah sang pencipta dan pemilik,

2) untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah, manusia wajib tolong-
menolong dan saling membantu dalam melaksanakan kegiatan ekonomi yang
bertujuan untuk beribadah kepada Allah,

3) beriman kepada hari kiamat, yang merupakan asas penting dalam suatu sistem
ekonomi Islam karena dengan keyakinan ini tingkah laku ekonomi manusia akan
dapat terkendali sebab ia sadar bahwa semua perbuatannya akan dimintai
pertanggungjawaban kelak oleh Allah SWT.

Terdapat beberapa prinsif yang harus dipegang teguh dalam menjalankan


ekonomi Islam. Prinsip-prinsip ekonomi Islam membangun keseluruhan kerangka
yang jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan sebagaimana divisualisasikan oleh
Adiwarman sebagai berikut:

Bangunan ekonomi Islam di bangun dasar lima nilai universal, yakni: tauhid
(keimanan), adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad
(hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi
Islam.

Namun, teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan
menjadikan ekonomi Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak
pada kehidupan ekonomi. Karena itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut,
dibangunlah tiga prinsip derifatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem
ekonomi Islami. Ketiga prinsip derivatif itu adalah multitype owership, freedom to act,
dan social justice.

Di atas semua nilai dan prinșip yang telah di uraikan di atas, dibangunlah konsep
yang memayungi kesemuanya yakni konsep akhlak. Akhlak menepati posisi puncak,
karena inilah yang menjadi tujuan Islam dan dakwah para Nabi, yakni untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak inilah yang menjadi panduan para pelaku
ekonomi dan bisnis dalam melakukan aktivitasnya.

Nilai-nilai tauhid (keesaan Tuhan), adl (keadilan), nubuwwah (kenabian),


khilafah (pemerintah), dan ma'ad (hasil) menjadi inspirasi untuk membangun teori-
teori ekonomi Islami.

3
C. Pengertian Tauhid

Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan


bahwa “Tiada sesuatu pun yang layak disembah selain Allah”, dan “tidak ada pemilik
langit, bumi dan isinya, selain dari pada Allah”[9] karena Allah adalah pencipta alam
semesta dan isinya[10] dan sekaligus pemiliknya, termasuk pemilik manusia dan
seluruh sumber daya yang ada. Karena Itu, Allah adalah pemilik hakiki. Mausia hanya
diberi amanah untuk “memiliki” untuk sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka.

Prinsip tauhid mengandung dua pengertian, yakni tauhid uluhiyyah dan tauhid
rububiyyah.

a. Tauhid uluhiyyah adalah keyakinan akan keesaan Allah dan kesadaran bahwa
seluruh yang ada di alam ini adalah milik-Nya. Prinsip ini menegaskan bahwa Allah
adalah Tuhan pencipta, pengatur, dan pemilik jagat raya dengan segala yang ada di
dalam-Nya.

b. Tauhid rububiyyah adalah suatu keyakinan bahwa Allah saja yang menentukan
rizki untuk segenap makhluk-Nya, dan hanya Dialah yang membimbing setiap
manusia yang percaya pada-Nya, kepada keberhasilan.

D. Adl

Prinsip keadilan mencakup seluruh aspek kehidupan, sebagaimana Allah


memerintahkan berbuat adil di antara sesama manusia dalam banyak ayat, antara lain
dalam QS. An-Nahl (16): 90:
ۤ ۤ ‫هّٰللا‬
۞ َ‫َر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬ ِ ‫اِ َّن َ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َس‬
ِ ‫ان َواِ ْيتَاِئ ِذى ْالقُرْ ٰبى َويَ ْن ٰهى ع َِن ْالفَحْ شَا ِء َو ْال ُم ْنك‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan.Dia memberi pengajaran kepadamu agar dapat mengambil pelajaran.”
Perintah serupajuga terdapat dalam Al-Qur'an QS. al-Hasyr (59): 7 dan QS. al-Maidah
(5).

Asas ini berkaitan dengan asas kesamaan, meskipun keduanya tidak sama dan
merupakan lawan dari kezaliman. Salah satu bentuk kezaliman adalah mencabut hak-
hak kemerdekaan orang lain dan/atau tidak memenuhi kewajiban terhadap akad yang
dibuat. Sebagaimana QS. al-A'raf (7): 29:

َ‫صينَ لَهُ ٱل ِّدينَ ۚ َك َما بَ َدَأ ُك ْم تَعُو ُدون‬ ۟ ‫قُلْ َأم َر َربِّى ب ْٱلقِ ْس ِط ۖ َوَأقِي ُم‬
ِ ِ‫وا ُوجُوهَ ُك ْم ِعن َد ُكلِّ َمس ِْج ٍد َوٱ ْدعُوهُ ُم ْخل‬ ِ َ

“Katakanlah: Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan. Dan (katakanlah):


luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kami
pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya).

4
Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk
mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.

5
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa ekonomiIslam sangat


memperhatikan keadilan demi tercapainya keharmonisan antaramanusia dengan
manusia, dan demi meningkatkan rasa keimanan danketakwaan manusia kepada
Allah. Manusia dalam menjalani kegiatanekonomi memperhatikan prinsip dan
landasan ekonomi islam yang telahditentukan oleh al-Qur'an, sunnah Rasul, dan
ijtihad sehingga dalam mendapatnikmat umat muslim tidak melupakan kodratnya
sebagai hamba Allah yangsenantiasa selalu bersyukur, rizki yang telah diperolehnya
dan senantiasa menjauhkan diri dari praktek riba.

B. SARAN

Dari hasil pembahasan makalah yang telah dibuat penulis, penulis menyarankan
hendaknya berhati hati dalam mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari
hari,mengingat kebutuhan manusia semakin kompleks. Umat muslim tetaplah
memegang teguh al-Qur ’an dan sunnah rasul sebagai pedoman hidup dalam
melakukan segala aktivitas, sehingga akidah tetap kokoh walaupun gelombang godaan
terus menerka.

Keyakinan rizki yang diberikan Allah harus tetap tertanam didalam setiap jiwa
individu orang orang muslim agar terhindar dari praktek riba yang dapat
menghancurkan sendi sendi keadilan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, QS. Ali-Imran/3: 19.

Muhammad Nizar, “Landasan Aqidah, Moral, dan Yuridis dalam Pengembangan


Ekonomi Islam”, Makalah Seminar, (Ekonomi Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas
Yudharta Pasuruan, 2012), h.3-4.

Muhammad Nizar, “Landasan Aqidah, Moral, dan Yuridis dalam Pengembangan


Ekonomi Islam”, h.4.

Hernik Khoirun Nisak, “Hubungan Ekonomi Islam dengan Aqidah Islam”, Jurnal
Paradigma Vol. 2 No 1 (November 2015), h.8.

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h.52.

Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, h.17.

Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar,
(Cet. Ke-3; Jakarta: Pt. RajaGrapindo Persada, 2014), h. 25.

Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar,
h.25.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, QS Al-Baqarah: 107.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, QS Al-An'am: 2.

Muhammad Nizar, “Landasan Aqidah, Moral, dan Yuridis dalam Pengembangan


Ekonomi Islam”, h.4.

Abdul Shomad, Hukum Ekonomi, Penormaan Prinsif Syariat dalam Hukum Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2010), h.76-77 dalam Amran Suadi, Penyelesaian Sengketa Ekonomi
Syariah (Penemuan dan Kaidan Hukum), (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h.5.

Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga


Keuangan Syariat, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h.20.

Anda mungkin juga menyukai